Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendung (Eccedentesiast)
MENU
About Us  

Kinara baru akan memejamkan matanya ketika sayup-sayup suara ketukan terdengar.

"Kakak masuk!"

Kinara hendak bangkit dari tempat tidur namun kepalanya terasa berat, membuatnya kembali duduk di tempat tidur.

"Kamu kenapa Kinar?"

"Gak tau Kak kepala Kinar sakit banget rasanya mau pecah," sahut Kinara dengan suara serak.

"Kamu masih bisa bangun kan? Kita ke rumah sakit ya!" seru Qya cemas.

Kinara menggeleng.

"Bi! Bibi!" seru Qya memanggil asisten rumah tangganya. "Tolong ke atas, bantu bawa Kinar ke rumah sakit."

"Kak Qya Kinar gak mau ke rumah sakit, Kakak gak usah cemas bentar lagi juga baikan."

"Gak bisa sayang, Kakak takut kamu kenapa-napa."

"Kak-"

"Kakak takut pada kemungkinan terburuk," ujar Qya menginterupsi penolakan adiknya.

"Ih Kakak gak usah nangis juga kali, Kinar baik-baik aja. Kinar gak suka liat air mata Kakak."

"Kalau kamu gak mau liat kakak sedih, Kamu dengerin kakak ya kita ke rumah sakit sekarang." Kinara menggeleng lemah.

"Kak Please, Kinar cuma flu biasa nggak ada hubungannya sama sakit Kinar."

"Hmm." Azqya mengangguk pasrah, "yaudah, kamu istirahat sekarang ya."

"Oh iya kak, besok Kinar pulangnya mau main dulu, boleh kan?"

"Sama Anna?"

"Kak Vero, boleh ya kak?" Qya tak tahan dengan puppy eyes Kinara.

"Asal pulangnya nggak terlalu sore dan gak boleh pulang malem inget ya!"

"Yea Captain!"

****

Kinara sudah siap berangkat ke kampus nya. Kepala nya masih terasa berat tapi dia memaksakan tetap masuk kuliah, entah kenapa pagi ini gadis itu terlihat lebih bersemangat, apa karena ingin bertemu dengan Vero? Ah apa terlalu tergesa jika ini disebut jatuh cinta?

Kinara meraih tas punggungnya lalu keluar dari kamar menuruni tangga, sampai di ruang makan dia sedikit terkejut. Pasalnya meja makan pagi ini terlihat lebih ramai, Kak Qya dan Bang Alan ikut sarapan di rumah. Lalu mata Kinara menatap tajam ke sosok yang ikut duduk meja makan. Pria paruh baya dengan kemeja coklat madu itu tersenyum ke arahnya.

'Kapan papa pulang?' mata Kinara memanas.

"Kak Qya, Kinar berangkat," sarkas gadis itu setelah mencium punggung tangan kakaknya.

"Lho kamu gak sarapan dulu?"

"Kinar nggak kangen sama Papa?" Kini Reno yang berbicara.

"Apa Papa juga kangen sama anak-anak Papa? Nggak kan?"

"Kinar!" bentak Alan.

"Kenapa Bang? Kinar bener kan Kak Qya? Bukannya Papa lebih sayang sama kerjaannya dibanding anak-anaknya?"

Reno memijit keningnya, "bukan seperti itu Kinar, Papa sibuk di kantor karena perusahaan kita memang lagi banyak kendala belakangan ini."

"Bohong! Apa susahnya pulang sehari untuk ketemu anak Papa yang baru pulang setelah lima tahun? Artinya Papa nggak peduli kan sama Kinar? Atau selama lima tahun Papa memang nggak pernah merindukan Kinar?" lirih Kinara.

"Papa minta maaf, sekarang Kamu duduk lalu sarapan nanti Kamu sakit." Suara Reno melembut.

"Apa peduli Papa? Lebih baik urus saja pekerjaan dan wanita simpanan Papa!"

"Jaga ucapan Kamu Kinara!" Reno menaikkan nada bicaranya. Ucapan Kinar bagaikan godam yang menghantam Reno. Dia tak menyangka putri kecilnya yang lembut dan penuh sopan santun itu telah berubah menjadi bom yang kapan saja siap menghancurkan hatinya.

Reno menyesal tidak pernah menjelaskan siapa wanita yang dilihat putrinya lima tahun silam, tapi dia juga tidak bisa mengatakannya pada Kinar karena itu akan melukai hati putrinya yang rapuh.

Mata Qya memanas tak percaya adik bungsunya akan berbicara demikian. Qya membekap mulut tak kuasa membendung air mata.

"Maaf Kinar, Papa gak berniat membentak Kamu."

"Papa gak perlu minta maaf dan Kak Qya gak perlu nangis. Kinar nggak suka liat Kakak nangis."

Kinara mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menghujam telapak tangan. Dia benci dengan dirinya sendiri yang telah menyakiti orang yang disayanginya dengan perkataannya yang sangat tidak sopan.

"Maafin Kinar Papa, maafin Kinar Kak Qya."

"Lebih baik Papa gak usah pulang ke rumah, Kinar gak suka."

"Kinar! Tutup mulut Kamu!" Kali ini Alan yang membentak. Sedari tadi dia hanya diam, menahan geram menyaksikan perdebatan keluarganya.

"Abang sama aja kaya Papa! Kinar benci-Awww!" Kinar mengaduh kesakitan ketika Alan mencengkeram pergelangan tangannya.

"Gue gak peduli Lo mau benci sama gue, tapi Lo gak bisa gitu sama Papa. Lo gak tau seberapa keras usaha Papa buat ngebesarin dan nyebiayain kehidupan Lo! Dan sekarang Lo udah kelewatan Kinar!" tajam Alan tak peduli dengan sorot ketakutan Adiknya. Ketimbang Ayahnya Kinar lebih takut jika Alan yang memarahinya.

"Tapi sekarang Papa lebih mentingin wanita lain dibanding keluarganya sendiri!"

"Cukup Kinar, tutup mulut gak tau malu Lo itu!" Kilat Amarah terpancar jelas dari iris mata Alan.

"Kenapa? Abang mau marah silahkan atau Abang mau pukul Kinar? Silahkan!"

"Kinar, Alan cukup!" lirih Qya, di hadapannya Reno hanya bisa mengurut kening.

"GAK USAH NANTANGIN GUE KINAR!"

"ABANG GAK BISA KAN? ABANG TAK-"

PLAK!!!

"ALAN!"

Kinara langsung memegangi pipinya yang terasa panas juga kebas, di telinganya terdengar jelas pekikan Papa dan Kakaknya. Sementara Alan terdiam tak percaya dengan apa yang barusaja dia lakukan, Emosi Alan lenyap seketika menatap sorot Kinar yang sarat akan kekecewaan.

Untuk pertama kalinya Kinar mendapat tamparan dari kakak kandungnya sendiri, tamparan yang tak hanya menimbulkan sakit di pipinya tetapi juga di hatinya.

Air mata Kinara kembali berjatuhan, perlahan dia melangkah mundur tanpa melepaskan pandangan dari Alan, kakak yang dulu amat menyayanginya.

"Hate you!" lirih Kinar dengan nada kecewa. Dengan berlinang air mata dia berbalik meninggalkan ketiga anggota keluarganya.

"Princess Alea.."

"Tuan putri ... Abang bawa boneka buat Kamu."

"Lea kamu nggak apa-apa kan? Abang udah bilang jangan naik sepeda roda dua kalau belum bisa."

"Princess nggak boleh sedih, nanti Abang beliin es krim deh."

Suara-suara itu saling berebut tempat mengisi setiap sudut tempurung kepala Kinara. Kinar terus berjalan ke luar rumahnya yang kini terasa begitu asing.

Kinar benar-benar kacau, berantakan sudah dinding pertahanannya, dia menangis sejadi-jadinya. Pusing kini mendera, rasa sakit itu kembali menyerang. Sebelah tangan Kinara bertopang pada sebuah tembok di luar rumahnya. Pada akhirnya Kinar meluruh ke aspal tak kuasa menahan sakit yang semakin melemahkan.

Gadis itu terduduk lemas, tangannya tak henti memukul dadanya kuat-kuat, seluruh tubuhnya bergetar dan rasanya ia ingin berteriak. Hancur sudah harapannya untuk membuat keluarganya kembali harmonis.

Dan kini rasa sakit itu semakin menggila, mungkin sebentar lagi takdir buruk datang padanya. Cepat atau lambat waktu itu akan tiba, ia akan pergi meninggalkan keluarganya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Soulmate Coco & Koko
6216      1973     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
Si Neng: Cahaya Gema
174      151     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2256      690     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
5363      1516     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
Ketos pilihan
752      524     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
The Flower And The Bees
3722      1592     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...
Asoy Geboy
5847      1621     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
149      109     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...
Romance is the Hook
4680      1544     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Daybreak
4121      1762     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox