Read More >>"> Mendung (Eccedentesiast) (Kepingan Mimpi) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendung (Eccedentesiast)
MENU
About Us  

"Mama!"

Lagi dan lagi mimpi itu datang ditidur Kinar diiringi dengan air mata yang mengaliri pipinya. Jujur Kinar ingin melupakan semua kejadian pahit di masa lalunya. Tetapi entah mengapa mimpi itu terus saja mengganggunya, mengingatkannya pada sang Ibu yang telah lama meninggalkannya.

Terkadang semesta jahat, sesuatu yang sangat ingin dilupakan malah menjadi momok yang hampir setiap saat menghantui. Lalu hal yang berusaha mati-matian untuk diingat tak sedikit pun yang kembali hadir dalam memori.

Kepala Kinar terasa pusing, kepingan mimpi itu membuat kepala nya berdenyut nyeri. Dadanya bergemuruh seperti ada yang menghantamnya kuat-kuat, keringat dingin meluncur bebas dari dahinya. Perasaan takut, cemas dan gelisah itu muncul lagi. Kinara bangkit meraih beker yang terus berbunyi di atas nakas. Ia memaksakan diri duduk di tepi tempat tidur lalu matanya tak sengaja menatap pigura foto berbingkai putih yang terletak di sebelah jam bekker nya. Foto itu sudah usang, warnanya hampir memudar namun masih terlihat jelas. Sosok itu, wanita yang jejak kenangannya masih tertinggal lekat dalam benak Kinara.

Kinara mengusap air mata yang merembes dengan punggung tangan, entah sejak kapan butiran kristal itu ikut luruh dari pelupuk matanya. Kinar menarik napas dalam lalu mengembuskan nya perlahan, berusaha mengenyahkan kenangan buruk itu sebelum pikirannya melayang lebih jauh lagi. Luka itu telah mengajarkannya banyak hal, tentang menjadi pribadi yang lebih kuat, pribadi yang tidak lagi mementingkan perasaan.

Kinar turun dari tempat tidurnya sembari menguncir rambut panjangnya menjadi satu. Ia berjalan dan mulai membuka sebuah pintu kaca yang ada di kamarnya. Udara pagi menerpa wajah putihnya, menyibakkan sedikit rambutnya ke belakang. Langit yang awalnya gelap telah dihiasi semburat oranye yang indah, kicauan Burung beradu bersama aroma embun.

****

Kinar meringis merasakan kakinya yang kebas. Ia sudah berjalan sejauh mungkin menghindari Auditorium. Hari terakhir PKKMB Mahasiswa baru ditutup dengan kegiatan pemilihan pengisi acara malam Inaugurasi. Dimana kegiatan tersebut diikuti masing masing perwakilan kelompok PKKMB untuk menampilkan bakat mereka dalam konsep seni di depan Jajaran Rektorat, Dekanat, para Dosen, dan ratusan Maba beserta panitia di malam puncak yang sekaligus menutup kegiatan PKKMB. 

"Ki Lo mau kemana? Acaranya udah mau mulai nih," ujar Anna.

"Toilet bentar Na, sepuluh menit lagi gue balik," pamit Kinar.

"Mau gue temenin?"

"Gak usah." Kinar melangkah cuek.

"Lima menit!" Teriak Anna. Kinar menoleh, mengangguk lalu tersenyum.

Diam diam Kinar pergi meninggalkan Auditorium, kemana saja ia harus bersembunyi. Akibat kejadian tiga hari yang lalu Kinar sangat malu menampilkan diri di depan teman seangkatan dan seniornya.

Koridor terlihat sangat sepi, begitu pun dengan lapangan karena semua murid berada di Auditorium.

Gadis itu mengelap peluh yang sedari tadi berjatuhan dari dahinya. Tanpa sengaja matanya tertubruk pada cowok di bawah sana. Cowo yang sedang menggiring bola dengan kakinya.

Kinara tersenyum samar saat mata cokelat itu bertemu tatap dengan irisnya. Hanya tiga detik sebelum cowok itu memutuskan kontak. Tiga detik yang menampilkan tatapan dingin mematikan dari Kakaknya itu.

Kinara mengatur napasnya yang tersengal. Menggelengkan kepalanya pelan, berusaha sekuat tenaga menolak kenyataan bahwa sekali lagi ia telah kehilangan orang yang dia sayangi, Alan.

"Ngapain Lo di sini?"

Jantung Kinara berdebar tak keruan, bagaimana tidak suara yang muncul dari arah belakangnya itu tiba-tiba saja memecah hening yang tercipta.

"Ishh ngagetin aja sih!" Gerutu cewek itu sebal ketika membalikkan badan.

"Gue tanya lo ngapain di sini? Maba harusnya gk di sini." Cerocos Dimas nyaris tanpa titik koma yang membuat adik tingkatnya itu memutar bola matanya malas.

"Auah berisik banget jadi orang! Ngeliat cogan tuh di bawah bejibun!" Tunjukknya pada barisan cowok yang berhamburan di lapangan futsal.

"Lo harusnya di Audit bukannya di sini cewe bandel."

"Umm.. gu.. gue abis nemenin Anna ke toilet. Emang gak boleh?" Sungut gadis itu tak kalah nyaring.

"Terus Anna nya mana?"

Kinara menyembunyikan rasa gugupnya dengan berteriak, tak peduli belasan pasang mata di bawah sana telah menoleh ke arah mereka.

"Astaga bawel banget sih! Dengerin ya Kak Dimas, Lo tu jangan keseringan main sama Kak Vero deh, nularkan cerewetnya. Gue jadi curiga kalian itu gak straight deh, ya kan? Ngaku!" cerocosnya dengan wajah jijik.

Dimas memajukan tangannya menyentil dahi Kinara hingga gadis itu mengaduh sebal. "Ternyata Vero bener, lo ini gak ada takut-takutnya sama senior."

Yee.. setan kali ah perlu ditakutin

"Udah ah capek gue ngeladenin kating senioritas," putus Kinara melangkah pergi.

"Woi mau kemana Lo?!"

"Toilet, nyusulin Anna!" Teriak gadis itu yang sudah menjauh. Daripada dicekoki ribuan pertanyaan, mending dia kabur secepat mungkin.

Kinar sedikit berlari menuju halaman belakang Fisip lalu tersentak ketika tubuhnya ditarik paksa hingga tertubruk dada seseorang.

Dada Kinar bergemuruh hebat, perlahan ia membuka mata untuk melihat wajah orang yang sedang merangkulnya. Tepat di depan wajahnya Kinar mendapati sepasang mata elang Vero yang menatap cemas. Kinar belum sempat mencerna apapun ketika Vero memisahkan diri, lalu memberi jarak pada tubuh mereka.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Vero seraya menyingkirkan helai rambut Kinar yang menutupi sebagian dahinya.

Aliran darah Vero berdesir hebat seperti merasakan dejavu. Dulu dia sering melakukan hal yang sama terhadap Karisha. Melindunginya dan membuatnya selalu merasa aman. Tapi hari ini dengan orang yang berbeda. Kinara, orang baru di kehidupan Vero, lalu mengapa naluri Vero mengatakan bahwa ia harus melakukan hal serupa? Berbeda dengan beberapa hari kemarin, kali ini saat melihat Kinara nyaris terluka Vero merasa sangat khawatir seakan takut akan kehilangan.

"Kinara?"

"Ki!" Kinara tersadar detik itu juga. Kinar menggumam, melepaskan napas perlahan.

"Lo nggak kenapa napa kan?" Ulang Vero.

"Ee Iya."

Pandangan Kinar jatuh pada pot keramik yang hampir menimpa kepalanya kalau saja tidak ada Vero yang melindunginya. Kinar mendengus kenapa hidupnya selalu berhubungan dengan pot bunga.

"Lo itu ceroboh banget sih, gak bisa liat apa gimana? Kalo jalan tuh pake mata Ara."

"Jalan pake kaki Kak," sahut Kinar polos. "Nama gue Kinar! Gak suka dipanggil Ara!" lanjutnya ketus.

"Tanpa mata juga gak bisa jalan Kinara, bisa -bisa Lo jatoh atau ketiban pot bunga kaya barusan."

"Lo tau kan apa akibatnya kalo kepala lo ini ketiban keramik?" Nada Vero meningkat, tangannya mengetuk-ngetuk kepala Kinar membuat gadis itu sontak melotot.

"Kok lo jadi marahin Gue? Gue itu korban disini, yang salah itu pot nya kenapa pake acara jatoh segala." Kinar mendengus kesal.

"Siapa suruh lo jalan gak liat-liat?!"

"Siapa suruh pot nya tiba-tiba jatoh?!"

"Ckck! Vero berdecak. Lagian Lo mau kemana? Bolos?"

"Siapa suruh jadwalnya kesiangan, gue capek nunggu lama."

Beradu argumen dengan gadis ini sepertinya akan menghabiskan waktu seharian.

"Terserah, nih minum." Vero menyodorkan air mineral.

"Gak ada yang berasa?"

"Ckck! emang Lo gak tau berterima kasih ya." Kinar meraih botol tersebut, menenggaknya sampai habis. Kinar meletakkan botol minuman di kursi panjang sebelahnya, membuat Vero menyeringai.

"Lo tau kan in bukan tempat sampah?"

"Siapa juga yang bilang tempat sampah?" Ketus Kinar.

"Terus kenapa sampahnya Lo buang di situ?"

"Siapa juga yang buang, Gue naro aja."

"Buang gak?!"

Mereka saling melempar tatapan tajam seolah sedang berhadapan dengan serang musuh.

"Iya singa galak." Kinar mengentakkan kaki menuju kotak sampah.

"Membuang sampah sembarangan itu bisa ngerusak lingkungan. Kalo lo lakuin hal gituan artinya lo mau dapet hukuman lagi, inget itu!"

'Siapa juga yang buang sampah sembarangan, dibilang cuma naro doang. Dasar dedemit.' Batin Kinar, mengerucutkan bibirnya kesal.

Usai membuang sampah, cewek itu menghempaskan tubuhnya di bangku panjang, menatap lurus ke pohon trembesi yang menjadi hukuman pertamanya di sekolah ini.

"Udah mendingan? Balik sana ke Auditorium!"

"Belom! Gue masih syok." Kinara memegangi dadanya. "Kepala gue pusing, kayanya jantung gue bermasalah."

Vero menghela napas, mengedikkan bahu malas.

"Terserah, gue duluan. Gak balik sepuluh menit siap terima hukuman!"

'Bodo!' batin Kinar.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pria Malam
788      512     0     
Mystery
Semenjak aku memiliki sebuah café. Ada seorang Pria yang menarik perhatianku. Ia selalu pergi pada pukul 07.50 malam. Tepat sepuluh menit sebelum café tutup. Ia menghabiskan kopinya dalam tiga kali tegak. Melemparkan pertanyaan ringan padaku lalu pergi menghilang ditelan malam. Tapi sehari, dua hari, oh tidak nyaris seminggi pria yang selalu datang itu tidak terlihat. Tiba-tiba ia muncul dan be...
Le Papillon
2060      915     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Premium
MARIA
5712      1955     1     
Inspirational
Maria Oktaviana, seorang fangirl akut di dunia per K-Popan. Dia adalah tipe orang yang tidak suka terlalu banyak bicara, jadi dia hanya menghabiskan waktunya sebagian besar di kamar untuk menonton para idolanya. Karena termotivasi dia ingin bercita-cita menjadi seorang idola di Korea Selatan. Hingga suatu ketika, dia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Lee Seo Jun atau bisa dipanggil Jun...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
963      666     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
4106      1547     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
Bittersweet My Betty La Fea
2958      1058     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
108      91     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Tulus Paling Serius
1745      741     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Daybreak
2931      1465     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
PATANGGA
609      432     1     
Fantasy
Suatu malam ada kejadian aneh yang menimpa Yumi. Sebuah sapu terbang yang tiba-tiba masuk ke kamarnya melalui jendela. Muncul pula Eiden, lelaki tampan dengan jubah hitam panjang, pemilik sapu terbang itu. Patangga, nama sapu terbang milik Eiden. Satu fakta mengejutkan, Patangga akan hidup bersama orang yang didatanginya sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Sihir di dunia Eiden. Yumi ingin...