Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
MENU
About Us  

“Ada apa, Ka!” sapa Albi sambil ketawa ngikik setelah suara gedubrak ramai menghantam balkon teras kamarnya. “Ada kabar IGD apa, sampai lewat seluncuran lagi?”

“Heran, dari dulu kenapa aku nggak pernah mendarat dengan sukses.” kata Meka tidak menjawab pertanyaan Albi. “Abangmu sepertinya sengaja kasih kutukan pada seluncuran ini, sebuah kutukan agar saat aku meluncur mendarat dengan posisi nggak mengenakan seperti tadi.” Meka memegangi lututnya yang terasa pegal.

Sudah kurang lebih lima tahun seluncuran tali yang menghubungkan balkon samping rumah Albi dan Meka terpasang. Kakak Albi yang seorang pecinta alam merancang seluncuran itu. Masing-masing balkon terdapat tali statik yang harus dilempar ke ujung balkon lain. Kalau mau meluncur kedua belah pihak harus ada, buat pasang tali itu ke angkor yang dihubungkan dengan carabiner. Lumayan rumit, masih harus pasang alat luncurnya pula.

“Suudzon tuh!” tanggap Albi.

“Buktinya, pernah lihat aku mendarat tanpa memar?”

Albi menggeleng menahan senyum geli. Albi masih senyum-senyum memperhatikan Meka yang langsung duduk di kursi yang ada di balkon.

“Senyum-senyum lagi, senang lihat teman menderita?” hardik Meka masih mengelus lututnya.

“Ada apaan sih, kok marah-marahnya ke aku?” protes Albi.

“Oh ya, sampai lupa. Tahu nggak Bi, di rumahku lagi ada mahluk planet lain tuh.”

“Hah, mahluk planet lain? Dari planet mana? Mars, Yupiter, Saturnus? Asyik dong, bentuknya seperti apa? Hmm…” Albi mulai membayangkan. ‘’Warnanya ijo, matanya besar….”

“SELVI.” kata Meka dengan penekanan yang menunjukkan rasa muak.

“Selvi?” ulang Albi sambil mengingat-ingat nama itu. “Selvi, sepupu kamu itu? Selvi yang manis?”

“Selvi yang manis? Enek tau!” cetus Meka lalu mengambil tempat duduk pada kursi mangkuk yang empuk.

“Memang dia manis.” Albi teringat pada Selvi yang dulu dikuncir dua merengek minta diajak main Meka sama Albi. Tapi mana mungkin. Permainan Meka-Albi terlalu macho buat Selvi yang cewek abis. “Terakhir kalau nggak salah dia datang pas kelas satu SMP? Sekarang tambah manis nggak ya?”

“Ya ampun Bi, kamu nggak sehati banget sih sama aku. Bisa-bisanya coba, kamu suka sama cewek yang centil dan sok imut itu.”

“Ah, kamu itu yang nggak ngerti aku. Bukannya aku pernah bilang kalau aku suka sama cewek yang feminin.”

“Iya, tapi nggak dengan Selvi?” Mulut Meka tambah manyun.

“Memang aku bilang apa kalau suka sama dia?”

“Dari nada bicara dan senyummu kelihatan.” Meka memicingkan mata. Sementara kedua tangannya bersedekap.

“Masa sih?” Albi tersipu-sipu.

“Pokoknya nggak boleh dengan musuhku itu.” tandas Meka mengangkat dagunya.

“Yeaah, lagian belum tentu sodaramu itu mau sama aku.”

“Baguslah.”

“Lalu?”

“Kok lalu?”

“Apa masalahnya?”

“Haa… masih nggak ngerti?”

“Iya Selvi datang lalu kenapa? Toh dia cuma sebentar kan, besok paling udah balik ke Jakarta. Gitu aja diheboh-hebohin.”

“Nah, itu dia Bi, masalahnya dia tuh akan ada di rumahku untuk batas waktu yang tidak ditentukan.”

“Maksudmu menetap di rumahmu?” Albi memastikan. ”Serius?”

“Arrrgh… dunia rasanya mau kiamat.” pekik Meka sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, sekalian menggaruk bagian yang gatal.

“Wah, pasti menyenangkan.” gumam Albi.

“Apa, Bi?”

“Nggak,”

“Kamu kok kelihatan bahagia banget bukannya ikut susah memikirkan nasib sobatmu ini.”

Albi langsung mengubah mimiknya mengempiskan senyum yang semula mengembang. “Oke, aku turut berduka, Ka.”

“Parahnya Bi, besok dia mau sekolah di sekolah kita.”

“Oh ya,” Albi yang tadinya hendak berbunga jadi mengurungkan niatnya. “Gawat juga.” tanggapnya sambil memegang bibir bagian bawah. Lebih tepatnya menahan agar senyumnya tidak merekah.

“Huh, nyebelin banget sih!” keluh Meka. “Nggak nyangka bakal ada mahluk centil yang bersarang di rumahku.”

“Udah takdirmu kali, Ka.” celoteh Albi sekenanya. “Ambil aja hikmahnya. Dengan adanya Selvi bukannya kamu jadi punya teman di rumah, terus siapa tahu kamu bisa ketularan feminin.”

“Apa? Nggak akan. Bukan Meka banget gitu loh. Be your self!” Meka nunjuk-nunjuk Albi. “Yang namanya Meka ya seperti ini. Nggak ada Meka lain.”

“Terserahlah! Pasti ada masa capeknya. Suatu saat kalian pasti bisa akur. Punya musuh serumah gak ada asyiknya, Bro! Believe it!”

“Hhh…” Meka menghembuskan napas sambil bersandar di kursi dengan kepala terkulai.

Sementara itu Albi sudah mulai menggenjreng gitarnya.

“Dunia belum berakhir…” Sebuah lagu maha jadul dari Shaden meluncur dari mulut Albi.

“Lagu nenek moyang masih dinyanyiin juga,” cibir Meka.

“Hmm, apa ya… oh, sobat maafkan aku mencintainya, aku tak bermaksud…” ganti lagu Padi yang menggema.

“Kamu datang dari abad berapa, Bi? Sebelum abad 20?” Meka merebut gitar dari tangan Albi. “Penampilan gagah gitu, lagunya melo-melo bin jadul.”

“Dua lagu itu yang kuncinya paling kuhapal.” Albi meringis.

Meka mulai memetik gitar, “Dan, pabila esok, datang kembali...”

“Hemm, sama aja!” ejek Albi saat Meka melantunkan lagu SOS.

“Hehe….” seringai Meka.

“Sini, aku kasih lagu yang benar-benar cocok dengan suasana hatimu.” Albi meminta kembali gitarnya.

“Nggak!” tolak Meka.

“Sini, Ka!”

“Pinjem, Bi. Pelit amat.”

Kedua sempat tarik menarik gitar, tapi akhirnya Albi yang mengalah. Dan biasanya memang begitu.

Hari berikutnya di sekolah.

Berita kehadiran Selvi dengan cepat menyebar. Pokoknya hari itu topik hangatnya berkisar tentang Selvi. Apalagi untuk kalangan cowok. Maklumlah, tampang baru lumayan ngecling pula, terus yang bikin banyak cowok jadi senang melototin Selvi, bajunya itu lho. Wuuuh, seksi Bo! Baju atasan ketat, terus roknya mini banget. Membungkuk dikit aja, pakaian dalam Selvi sudah kelihatan. Pokoknya jadi pe-pe! (pusat perhatian).

Bagaimanapun aturan model baju sekolah Meka, kan, roknya panjang semata kaki. Untuk panjang lengan baju sih, bebas. Boleh lengan panjang, boleh lengan pendek.

Seperti Meka yang memilih pakai baju lengan panjang. Meski bukan kemauan dia sendiri. Bunda tahu-tahu menjahitkan seragam sekolah Meka panjang semua. Dengan harapan anak gadisnya itu, nanti mau memakai kerudung. Bunda tidak mau memaksa, beliau ingin putrinya memakai hijab karena kesadaran sendiri, dari hati. Tentu dengan pelan-pelan memberi pengertian.

Meka benar-benar dibuat gondok oleh Selvi. Selain malu, hal yang paling Meka sebelin adalah banyak cowok yang mengorek keterangan tentang Selvi ke dia. Be-te banget, kan?

“Hei kamu, beneran Selvi itu sodaramu?” tanya seorang anak cowok kelas tiga, ketika Meka kebetulan lewat deretan ruang kelas tiga.

“Kenapa?”

“Boleh juga tuh,”

“Apaan?”

“Boleh dong ngedaftar?” sahut yang lain.

Meka mengernyitkan kening, “Daftar apa? Daftar Caleg Pemilu, ke KPU sana!” jawab Meka sambil lalu.

“Daftar jadi cowoknya dong!” Cowok tadi memburu Meka. “Gimana?”

“Kenapa nggak daftar langsung ke orangnya. Aku nggak ada urusan sama dia.”

“Lho?” cowok itu melongo begitu Meka ninggalin dia gitu aja. “Kenapa dia?”

“Bener tuh, mending daftar langsung ke orangnya.” timpal teman-temannya.

“Iya, ya.”

“Mang kamu mau daftar apaan sih, Ga?” tanya temannya yang lain.

“Daftar kerja, Oneng!”

“Daftar kerja kok ama dia, mang dia punya perusahaan. Trus, kamu kerjanya kapan dong, kamu kan masih sekolah. Oh, aku tahu kamu mau kerja part time sepulang sekolah?” kata cowok yang berambut jambul dengan ekspresi senang. Dia pikir, dia sudah cukup cerdas karena bisa menangkap maksud dari temannya itu.

“Dasar Oneng!” Teman-temannya jadi geregetan sendiri dan meninggalkan si jambul yang masih tenggelam dalam kebingungan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Caraphernelia
1130      599     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Katakan saja!!
133      122     0     
Short Story
Gadis yg menyukai seorang lelaki namun tidak berani mengungkapkan perasaan ny karna dia laki-laki yg sangat lah disukai oleh banyak wanita.namun tak disangka laki-laki ini juga menyukai gadis in karna dia sangat lah berbeda dengan gadis yg selama ini di kenal Hari hari mereka jalani dengan canggung. Dan akhirnya laki laki ini mengungkap kan isi hatinya pada gadis ituu. Bagaimana kisah ny ayo ba...
Dear N
16199      1972     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Aku Biru dan Kamu Abu
895      533     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Memories About Him
4592      1950     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
The Skylarked Fate
7994      2475     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Cinta yang Berteduh di Balik Senja
1752      1041     2     
Fantasy
Di balik kabut emas Lembah Fengliu tempat senja selalu datang lebih pelan dari tempat lain dua orang duduk bersisian, seolah dunia lupa bahwa mereka berasal dari dua keluarga yang saling membenci sejak tujuh generasi silam. Aurelia Virelle, putri dari Klan Angin Selatan, dikenal lembut dan berkelas. Kecuali saat dia lapar. Di saat-saat seperti itu, semua aura anggun luntur jadi suara perut ker...
Po(Fyuh)Ler
989      544     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
A.P.I (A Perfect Imaginer)
202      172     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Ludere Pluvia
1366      763     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...