Read More >>"> Dandelion (32. Seoul, Gimhae, or Daegu? (END)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU 0
About Us  

Keesokan harinya Go Hwijae dan Go Haewon ikut kembali ke Seoul bersama dengan Taehyung dan juga Kakek Kim. Nampak Haewon begitu tegar. Sebenci apapun Haewon, namun tetap disisi lain dia masih mencintai Ibunya.

 

Go Hwijae pun berusaha untuk tegar, walaupun Park Hayoung sudah menorehkan luka teramat sakit di hatinya tetap saja Hwijae sudah memaafkannya.

 

Aku sudah merelakanmu. Semoga kau menemukan kebahagiaanmu di atas sana. Kau tak perlu khawatir soal Haewon, dia akan bahagia dan aku akan selalu menjaganya, batin Go Hwijae.

 

Ibu, aku memang sangat membencimu karna kau pernah menelantarkanku beserta Ayah dan Daehyun, tapi aku sudah memaafkanmu. Semoga Ibu bahagia di atas sana, batin Haewon.

 

Setelah sampai Seoul, Hwijae dan Haewon langsung dibawa ke rumah Kakek Kim. Ternyata di rumah Kakek Kim sudah ada kedua orangtua Taehyung dan juga Taejung, kakaknya.

 

Gadis berambut panjang yang bernama Go Haewon langsung dikenalkan pada kedua orangtua Taehyung.

 

"Ah, jadi gadis ini yang membuat Taehyung betah tinggal di Goshiwon?" tanya Sang Ibu tercinta. "Mari ikut Ibu, akan Ibu tunjukan kamar untukmu dan juga Ayahmu." ajak Ibunda Taehyung.

 

"Setelah kalian beristirahat, Taehyung akan mengantar kalian berdua ke makam," ujar Kakek Kim.

 

"Tak perlu sungkan, anggap saja seperti rumah sendiri," imbuh Taejung tersenyum.

 

Hwijae dan Haewon segera mengikuti langkah kaki Ibunda Taehyung. Sebuah kamar untuk Ayah Hwijae dan Haewon, kamar yang sangat mewah dan besar.

 

"Kalian berdua bisa beristirahat dulu," Kim Eunhye mempersilahkan Ayah dan Anak itu untuk beristirahat.

 

Setelah kepergian Kim Eunhye, Haewon merasa dilema. Dia dan Taehyung seperti langit dan bumi. Haewon benar-benar sangat kaget, dia tak mengira kalau Taehyung adalah anak orang kaya. Kesederhanaan Taehyung yang membuat Haewon terkecoh.

 

"Ayah, apa ini benar-benar keputusan yang benar?" tanyanya ragu pada sang Ayah.

 

Go Hwijae duduk disisi ranjang, lalu tangannya memberi kode menepuk-nepuk ranjang kosong disampingnya. Gadis itu melangkah mendekati sang Ayah, lalu duduk disamping Ayahnya.

 

"Ayah tidak pernah memaksamu. Ayah sangat mengenalmu, jika kau sudah bilang YA, kau pasti akan konsisten dengan jawabanmu itu. Bukankah kau sudah menjawabnya semalam?"

 

Haewon mengangguk, namun setengah dari hatinya masih ragu. Apakah keputusannya itu adalah benar.

 

Go Hwijae menatap Haewon, "bukannya kau menyukai pemuda itu?" tanyanya menelitik. Haewon terdiam, dia ingat akan janjinya pada Taehyung. Gadis itu pun mengangguk. "Lalu apa yang membuatmu dilema?" tanya Ayahnya. "Jika kau memang menyukainya, mantapkanlah hatimu."

 

Ayah Hwijae berdiri, dia hendak membersihkan dirinya, "beristirahatlah!"

 

Beberapa jam setelah itu, Taehyung menemani Haewon dan Ayahnya ke pemakaman untuk mengunjungi makam Park Hayoung, Ibu kandung Haewon.

 

Setelah dari pemakaman, Teahyung membawa Haewon dan Ayahnya ke rumah sakit. Dia berniat untuk menjenguk Park Junghyun. Kali ini mereka hanya di perbolehkan melihat Junghyun dari jauh. Dokter khawatir, jika mereka menjenguk Park Junghyun secara dekat, Junghyun akan shock dan melukai orang-orang yang ada disekitarnya. Jadi, Dokter menyarankan Taehyung, Haewon, dan Hwijae untuk melihat keadaan Junghyun dari kejauhan.

 

Secara keseluruhan, Park Junghyun terlihat baik-baik saja, namun tidak dengan batinnya. Batinnya tertekan dan tergoncang karna kejadian saat itu. Haewon begitu sangat prihatin melihat Junghyun, mungkin itulah jalan takdir dari seorang Park Junghyun.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Pilihan yang sangat sulit kembali Haewon terima. Setelah acara pertunangan berjalan lancar, kini Haewon dihadapkan pada satu pilihan.

 

Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap saat, setiap detik, ada pilihan. Jika tidak maka kita tidak akan menjadi seseorang. Hidup menyajikan banyak pilihan, pilihan yang kita buat akan menentukan masa depan kita.

 

"Seoul, Gimhae, atau Daegu?" tanya Taehyung menatap Haewon. Tatapan Taehyung yang penuh dengan harapan.

 

"Kenapa sih, kau selalu memberiku pilihan yang sulit dan harus memilih salah satu di antara ketiganya?" Haewon bertanya balik pada Taehyung.

 

"Apanya yang sulit? Itu kan mudah, kau tinggal memilih salah satunya!" jawabnya.

 

"Tetap saja itu adalah pilihan yang sulit bagiku!" rajuk Haewon. "Boleh aku meminta waktu?" imbuhnya.

 

Taehyung menepuk keningnya, "jangan bilang kau minta waktu seminggu untuk memikirkannya!"

 

"Maksa sekali!" gerutuk Haewon

 

"Aku tidak memaksa, cuma memintamu memilih salah satu. Sudah itu saja!" bela Taehyung.

 

"Sama saja itu artinya memaksa!" Haewon tak mau kalah.

 

Kembali Taehyung menepuk keningnya. Untuk sesaat Haewon terdiam, dia teringat banyak kenangan manis berada di Daegu. Termasuk tempat favoritnya, yaitu padang ilalang di belakang Goshiwon dan juga perkenalannya dengan Taehyung disana.

 

Di tempat itulah, Taehyung membuat dirinya seperti bunga Dandelion. Bunga yang nampak biasa saja, bunga yang nampak rapuh tapi justru bunga itu begitu kuat. Di tempat itulah, dia juga bisa melepaskan beban pikirannya. Padang ilalang yang penuh dengan kenangan bersama seorang pemuda yang kini pemuda itu berdiri di depannya dan menggenggam tangannya.

 

"Taehyung-ah!" panggil Haewon. "Kalau aku memilih salah satu, bagaimana dengan Ayah?" tanyanya.

 

"Kalau kau mau membahagiakan Ayahmu, kau bisa mengajak Ayahmu untuk tinggal bersama dengan kita," jawabnya.

 

Jawaban Taehyung membuat hati Haewon sangat lega. Dia tak pernah berpikir akan meninggalkan Ayahnya sendirian atau menitipkannya di rumah Bibinya lagi ataupun memasukkanua ke panti jompo. Gadis itu memang bertekad akan merawat Ayahnya.

 

"Apa kau sudah memilih salah satu dari ketiga kota yang aku sebut tadi?" Taehyung menatap Haewon, gadis itu hanya mengedipkan mata berkali-kali. "Aah, aku merasa menjadi orang gila kalau seperti ini!" seperti biasa Taehyung mengacak-acak rambutnya sendiri sampai berantakan.

 

Semoga pilihanku ini mencerminkan harapanku, bukan ketakutanku! gumam Haewon dalam hati.

 

"Taehyung!" panggil Haewon lirih.

 

"Sudahlah, dari pada kau terlihat bimbang seperti itu. Lebih baik kau pikirkan baik-baik!"

 

"Daegu!"

 

Langkah Taehyung terhenti, dia membalikkan badannya dan menatap Haewon.

 

"Daegu! Aku memilih Daegu sebagai tempat tinggalku!" sahutnya. "Jujur, sebenarnya aku ingin tinggal di desa tapi kota Daegu mempunyai kenangan tersendiri buatku. Jadi, aku memutuskan untuk tinggal di Daegu."

 

Binar mata Taehyung menandakan bahwa pemuda itu sangat senang mendengarkan ucapan gadis itu. Matanya berbinar terang dan wajahya terlihat sangat bahagia. Gadis yang tangannya terus dia genggam itu juga ikut bahagia.

 

Sekarang aku tak tahu, bahwa gadis yang ada di depanku ini memang pantas untuk aku bahagiakan! batin Taehyung lalu memeluk gadis pujaan hatinya.

 

Haewon merenggangkan pelukannya, dia menatap pemuda yang ada di dekatnya itu.

 

"Lalu bagaimana dengan kedaiku di Namhaedo?"

 

"Itu gampang, nanti biar di urus orang-orang Kakek. Tak perlu kau risaukan, kedaimu disana tetap buka dan beroperasi!" hibur Taehyung.

 

"Syukurlah!" Haewon terlihat lega lagi. Kembali drama berpelukan terjadi dan kembali lagi Haewon merenggangkan pelukannya.

 

"Apa lagi?" tanya Taehyung gemas.

 

"Hmm ... tidak ada!"

 

Taehyung menaikkan alisnya, "yakin?" imbuhnya.

 

"Tidak ada!" Haewon menggelengkan kepalanya.

 

Taehyung yang terlihat gemas, langsung mengangkat tangannya mengacak-acak pucuk rambut Haewon dan kedua tangannya mencubit kedua pipi Haewon.

 

Daegu adalah kota kenangan dimana dia mengenal Taehyung. Daegu juga adalah kota yang membuat Haewon menjadi lebih kuat. Gadis yang terlihat rapuh dan lemah, namun dibalik itu semua dia adalah sosok gadis yang kuat. Kini masa depan Haewon ada di kota Daegu. Kota yang penuh kenangan.

 

🌾
 

 

- FIN -

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Sunset is Beautiful Isn't It?
999      606     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. β€”//β€” Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Nyanyian Burung di Ufuk Senja
2859      1084     0     
Romance
Perceraian orangtua Salma membuatnya memiliki kebimbangan dalam menentukan suami masa depannya. Ada tiga pria yang menghiasi kehidupannya. Bram, teman Salma dari semenjak SMA. Dia sudah mengejar-ngejar Salma bahkan sampai menyatakan perasaannya. Namun Salma merasa dirinya dan Bram berada di dunia yang berbeda. Pria kedua adalah Bagas. Salma bertemu Bagas di komunitas Pencinta Literasi di kampu...
The Black Heart
1167      665     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
ASA
3972      1445     0     
Romance
Ketika Rachel membuka mata, betapa terkejutnya ia mendapati kenyataan di hadapannya berubah drastis. Kerinduannya hanya satu, yaitu bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi. Namun, Rachel hanya diberi kesempatan selama 40 hari untuk memilih. Rachel harus bisa memilih antara Cinta atau Kebencian. Ini keputusan sulit yang harus dipilihnya. Mampukah Rachel memilih salah satunya sebelum waktunya ha...
Drifting Away In Simple Conversation
353      243     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Sepasang Dandelion
6397      1261     10     
Romance
Sepasang Dandelion yang sangat rapuh,sangat kuat dan indah. Begitulah aku dan dia. Banyak yang mengatakan aku dan dia memiliki cinta yang sederhana dan kuat tetapi rapuh. Rapuh karena harus merelakan orang yang terkasihi harus pergi. Pergi dibawa oleh angin. Aku takkan pernah membenci angin . Angin yang selalu membuat ku terbang dan harus mengalah akan keegoisannya. Keindahan dandelion tak akan ...
Memoreset (Sudah Terbit)
3456      1336     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Mendung (Eccedentesiast)
6313      1834     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Miracle of Marble Box
2520      1195     2     
Fantasy
Sebuah kotak ajaib yang berkilau ditemukan di antara rerumputan dan semak-semak. Alsa, Indira dan Ovi harus menyelesaikan misi yang muncul dari kotak tersebut jika mereka ingin salah satu temannya kembali. Mereka harus mengalahkan ego masing-masing dan menggunakan keahlian yang dimiliki untuk mencari jawaban dari petunjuk yang diberikan oleh kotak ajaib. Setiap tantangan membawa mereka ke nega...
Adiksi
6351      2110     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...