Read More >>"> Dandelion (25. Kim vs Park) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU 0
About Us  

Mimik muka Kyujung mendadak berubah ketika membaca sebuah nama yang tertera di layar ponselnya.

 

"Kyujung-ah, apa kau juga terlibat atas kejadian kemarin!!?"

 

Mendadak Kyujung mematung dan diam. Dia bingung mau menjawab apa.

 

"Yaak ... Kim Kyujung, kenapa kau diam?!" teriaknya dengan nada suara meninggi.

 

"Yaak, kenapa kau jadi menyalahkanku!" balas Kyujung.

 

Adu mulut lewat telpon pun terjadi, memang bukan hal asing lagi percekcokan antara Taehyung dan Kyujung terjadi. Ini sering terjadi di minimarket ketika mereka ada sedikit selisih paham, tapi setelah itu juga mereka akan baikan kembali. Seperti itulah persahabatan mereka berdua.

 

"Urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu segera!"

 

Taehyung langsung menutup sambungan telponnya. Kyujung langsung memandangi layar ponselnya.

 

"Apaan ini? Dia baru saja memutuskan sambungan telpon ini?!" ucap Kyujung. "Yaak, aku belum selesai bicara!" umpatnya pada benda pipih yang sedang dia pegang.

 

"Apa kau sedang bicara dengan benda pipih itu, Kyujung-ah? Kau masih waras, kan?" tanya Hyunjeo.

 

"Tentu saja aku masih waras!" jawab Kyujung memasukkan benda pipih itu ke saku celananya.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Seorang wanita berdiri didepan sebuah jendela besar, lalu dia berjalan menuju balkon. Berdiri lama di sana memandang keadaan pagi itu. Nampak seorang pria keluar dari kamar mandi memakai handuk kimono. Setelah itu dia meraih setelan kerja yang sudah siap di atas ranjang.

 

Pria tersebut segera memakai jas yang sudah disiapkannya. Sesekali dia menatap wanita yang tengah berdiri di balkon kamarnya.

 

"Pokoknya aku tidak setuju putraku menikah dengan gadis itu! Aku tak akan pernah merestuinya. Ingat itu baik-baik!" ancam pria tersebut.

 

Wanita itu hanya menoleh dan menatap punggung pria yang seketika hilang di telan pintu. Kembali dia menatap jauh kesana, menatap hamparan awan yang berjalan, menikmati udara dipagi itu. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan.

 

Dia pun kembali masuk ke dalam dan menutup pintu kaca balkon. Di letakkan gelas yang dia pegang di atas nakas, setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi.

 

Park Hwanrim menenteng tas kantornya menuruni anak tangga. Dia melangkah menuju ruang makan dan menaruh tasnya di kursi kayu. Pria itu segera membenahkan kancing-kancing jasnya.

 

Park Junghyun yang sudah siap sedari tadi di meja makan, menghabiskan sisa potongan roti sarapan paginya. Dia pun langsung berdiri ketika melihat sang Ayah datang.

 

"Kali ini Ayah memintamu untuk tidak membuat malu nama keluarga Park!" hardik Park Hwanrim pada anak semata wayangnya Park Junghyun.

 

"Kapan aku pernah melakukan itu?" sahutnya. "Memangnya aku pernah membuat malu Ayah?" imbuh Park Junghyun.

 

"JANGAN MEMBANTAH!!!" bentak Park Hwanrim.

 

"Ba-baik Ayah!" jawab Park Junghyun.

 

Suara bentakan Park Hwanrim membuat seisi rumah terdiam termasuk Park Hayoung yang posisinya baru akan menuruni anak tangga. Wanita itu hanya menatap pria yang di nikahinya setelah dia meninggalkan Go Hwijae begitu saja.

 

Park Hwanrim menarik kursi ke belakang dan mendudukinya, lalu tangannya meraih selembar roti tawar, mengolesinya dengan selai, dan langsung memakannya. Setelah itu diraihnya segelas air putih dan meminumnya.

 

Hayoung yang baru sampai di ruang makan segera duduk di depan suaminya. Park Hwanrim berdiri dari duduknya dan meraih tasnya.

 

"Junghyun-ah, ayo berangkat!" ajak Hwanrim.

 

Park Junghyun segera berdiri, meraih jasnya dan menunduk pada Hayoung.

 

"Ibu, aku berangkat dulu!"

 

Hayoung tersenyum dan menganggukan kepalanya, lalu dia menatap suaminya dan pria itu hanya melirik ke arah wanita itu.

 

Ayah dan Anak berjalanan beriringan meninggalkan seorang wanita di ruang makan. Hayoung memang menyadari kalau suaminya tersebut pasti sedang marah pada dirinya.

 

"Kau yang menyetir mobilnya!" ucap Hwanrim pada Junghyun.

 

"Ah, baik Ayah!" jawabnya.

 

"Kita langsung menuju ke kantor HS Corp!" ucap pria bernama Park Hwanrim. "Dan ingat pesan Ayahmu ini, jangan sekali-kali membuat kesalahan atau mempermalukan Ayahmu ini!" pesan tuan Park dengan nada meninggi.

 

"Baik Ayah!" jawab Junghyun sembari menyetir mobil keluar dari halaman rumahnya.

 

______

 

Sementara itu, Taehyung yang hari itu disuruh oleh Kakeknya untuk datang ke HS Corp, sedikit terlihat malas-malasan. Entah pada pukul berapa pria tua itu pergi meninggalkan rumah.

 

Taehyung masih duduk santai di sofa, pandangannya menatap langit-langit ruang tengah rumah Kakeknya itu.

 

Seorang wanita tua berjalan mendekati Taehyung dan membelai rambut Taehyung.

 

"Kenapa kau belum bersiap-siap?" tanyanya memandang Taehyung yang masih menggunakan hoddie warna cream dan celana jeans biru.

 

"Aku malas, Nek!" sahutnya singkat.

 

"Bukankah kau ingin mencari seseorang di Seoul?" pancing sang Nenek.

 

"Ah, benar!" kata Taehyung langsung bangkit dari rebahannya. Segera dia pamit pada Neneknya untuk segera ke HS Corp. "Aku pergi dulu, Nek!" tambahnya.

 

"Apa kau akan berpakaian seperti itu?" tanya wanita tua itu.

 

Taehyung melihat dirinya sendiri, "ah, biarlah Nek!" Taehyung segera berlari dan menyetop sebuah taksi.

 

"Anak itu ...." sang Nenek hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

Taksi melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan kota Seoul yang ramai. Sesampai di depan HS Corp, Taehyung turun dari taksi. Dia pun mendongak ke atas menatap tingginya gedung tersebut.

 

"Apa benar ini tempatnya? Aku tidak salah alamat, kan?!" beonya pelan.

 

Dia menatap bingung dan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

 

"Kenapa gedungnya berubah?" gumamnya lagi.

 

Taehyung masih berdiri didepan gedung yang menjulang tinggi. Dia bingung antara masuk atau tidak ke dalam gedung tersebut. Dia berdiri sambil memainkan kakinya, menyepak angin di trotoar. Sesekali dia melirik jam tangannya.

 

"Kalau bukan karna Haewon, aku pun tak akan melakukan hal ini! Tapi jika aku mencari sendirian di Seoul, pasti juga tidak akan menemukannya. Seoul begitu sangat luas!" gerutuknya masih menyepak-nyepak angin dengan kaki kanannya.

 

Dari arah berlawanan, sebuah mobil berhenti di depan gedung. Park Hwanrim dan anaknya, Park Junghyun keluar dari mobil. Kedua orang itu melangkah memasuki area gedung, namun mendadak Junghyun menghentikan langkahnya. Tatapannya fokus ke sebuah objek di depannya. Park Junghyun menatap Taehyung yang masih sibuk memainkan kakinya.

 

"HEI ... KAU, PELAYAN MINIMARKET!!!" teriak Junghyun memecahkan keheningan pagi itu. Membuat orang-orang yang ada di sekitar beralih menatap Park Junghyun, termasuk Park Hwanrim yang dibuat kaget dengan teriakan anaknya tersebut.

 

Teriakan Junghyun seketika membuat Taehyung menoleh menatap ke arah Junghyun. Taehyung menyipitkan matanya, fokus menatap Junghyun. Memorinya mendadak berputar mengingat siapa laki-laki tersebut.

 

"Ah, kau tidak mengenalku?!" teriak Junghyun. Pemuda itu segera melangkahkan kakinya dengan cepat mendekat ke arah Taehyung. "Baiklah, aku akan membuatmu mengingat siapa aku!" imbuh Junghyun, lalu melayangkan sebuah pukulan ke arah Taehyung dan membuat pemuda itu jatuh.

 

Taehyung memegangi bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. Taehyung menatap tajam ke arah Junghyun.

 

"Dulu aku pernah bilang padamu bahwa urusan kita belum selesai!" ucapnya tersenyum smirk. "Aku tak perlu bersusah payah mencarimu, ternyata kita bertemu disini. Apa kau sudah bisa mengingatku?! Sekarang kau yang berada di kandangku!" imbuhnya.

 

Taehyung berdiri sambil mengelap sedikit darah yang ada di bibirnya. Dia menatap Junghyun dan tersenyum.

 

"Kenapa kau malah tersenyum? Terlihat sekali senyumanmu seperti mengejek! Apakah aku harus takut padamu? Apa kau datang sendirian?!" tanya Junghyun dengan kepala menoleh kanan-kiri seperti mencari sesuatu.

 

"Aku tak punya urusan denganmu!" sahut Taehyung singkat, dia pun berlalu dari hadapan Junghyun.

 

"Enak sekali kau bicara seperti itu. Semua yang berurusan dengan Haewon itu adalah urusanku juga!" balas Junghyun dengan suara meninggi.

 

Tangannya meraih dan menarik hoddie Taehyung, Junghyun pun siap melayangkan sebuah pukulan pada Taehyung lagi.

 

Taehyung tak sempat menghindar, untuk kedua kalinya Taehyung terjatuh karna pukulan dari Junghyun. Belum sempat melawannya, Junghyun sudah akan melayangkan pukulannya lagi, namun gagal.

 

"PARK JUNGHYUN!!!" teriak seorang pria yang tak lain adalah Park Hwanrim, Ayahnya.

 

Kali ini teriakan Park Hwanrim terdengar lantang dan keras, membuat semua orang diam mematung menyaksikan kejadian tersebut.

 

"Ada keributan apa ini?!" seorang pria tua yang berjalan diiringi beberapa bodyguard.

 

Pria tua tersebut lantas melirik Taehyung yang sedang terduduk di trotoar dan memegang bibirnya yang berdarah lagi.

 

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mendung (Eccedentesiast)
6313      1834     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
5641      1428     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Lebih Dalam
150      130     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
SEMPENA
3256      1117     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Asoy Geboy
4696      1412     1     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Of Girls and Glory
3278      1433     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Cinta dalam Impian
101      80     1     
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
I love you & I lost you
5466      2172     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
4798      1728     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Nyanyian Burung di Ufuk Senja
2859      1084     0     
Romance
Perceraian orangtua Salma membuatnya memiliki kebimbangan dalam menentukan suami masa depannya. Ada tiga pria yang menghiasi kehidupannya. Bram, teman Salma dari semenjak SMA. Dia sudah mengejar-ngejar Salma bahkan sampai menyatakan perasaannya. Namun Salma merasa dirinya dan Bram berada di dunia yang berbeda. Pria kedua adalah Bagas. Salma bertemu Bagas di komunitas Pencinta Literasi di kampu...