Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Mimik muka Kyujung mendadak berubah ketika membaca sebuah nama yang tertera di layar ponselnya.

 

"Kyujung-ah, apa kau juga terlibat atas kejadian kemarin!!?"

 

Mendadak Kyujung mematung dan diam. Dia bingung mau menjawab apa.

 

"Yaak ... Kim Kyujung, kenapa kau diam?!" teriaknya dengan nada suara meninggi.

 

"Yaak, kenapa kau jadi menyalahkanku!" balas Kyujung.

 

Adu mulut lewat telpon pun terjadi, memang bukan hal asing lagi percekcokan antara Taehyung dan Kyujung terjadi. Ini sering terjadi di minimarket ketika mereka ada sedikit selisih paham, tapi setelah itu juga mereka akan baikan kembali. Seperti itulah persahabatan mereka berdua.

 

"Urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu segera!"

 

Taehyung langsung menutup sambungan telponnya. Kyujung langsung memandangi layar ponselnya.

 

"Apaan ini? Dia baru saja memutuskan sambungan telpon ini?!" ucap Kyujung. "Yaak, aku belum selesai bicara!" umpatnya pada benda pipih yang sedang dia pegang.

 

"Apa kau sedang bicara dengan benda pipih itu, Kyujung-ah? Kau masih waras, kan?" tanya Hyunjeo.

 

"Tentu saja aku masih waras!" jawab Kyujung memasukkan benda pipih itu ke saku celananya.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Seorang wanita berdiri didepan sebuah jendela besar, lalu dia berjalan menuju balkon. Berdiri lama di sana memandang keadaan pagi itu. Nampak seorang pria keluar dari kamar mandi memakai handuk kimono. Setelah itu dia meraih setelan kerja yang sudah siap di atas ranjang.

 

Pria tersebut segera memakai jas yang sudah disiapkannya. Sesekali dia menatap wanita yang tengah berdiri di balkon kamarnya.

 

"Pokoknya aku tidak setuju putraku menikah dengan gadis itu! Aku tak akan pernah merestuinya. Ingat itu baik-baik!" ancam pria tersebut.

 

Wanita itu hanya menoleh dan menatap punggung pria yang seketika hilang di telan pintu. Kembali dia menatap jauh kesana, menatap hamparan awan yang berjalan, menikmati udara dipagi itu. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan.

 

Dia pun kembali masuk ke dalam dan menutup pintu kaca balkon. Di letakkan gelas yang dia pegang di atas nakas, setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi.

 

Park Hwanrim menenteng tas kantornya menuruni anak tangga. Dia melangkah menuju ruang makan dan menaruh tasnya di kursi kayu. Pria itu segera membenahkan kancing-kancing jasnya.

 

Park Junghyun yang sudah siap sedari tadi di meja makan, menghabiskan sisa potongan roti sarapan paginya. Dia pun langsung berdiri ketika melihat sang Ayah datang.

 

"Kali ini Ayah memintamu untuk tidak membuat malu nama keluarga Park!" hardik Park Hwanrim pada anak semata wayangnya Park Junghyun.

 

"Kapan aku pernah melakukan itu?" sahutnya. "Memangnya aku pernah membuat malu Ayah?" imbuh Park Junghyun.

 

"JANGAN MEMBANTAH!!!" bentak Park Hwanrim.

 

"Ba-baik Ayah!" jawab Park Junghyun.

 

Suara bentakan Park Hwanrim membuat seisi rumah terdiam termasuk Park Hayoung yang posisinya baru akan menuruni anak tangga. Wanita itu hanya menatap pria yang di nikahinya setelah dia meninggalkan Go Hwijae begitu saja.

 

Park Hwanrim menarik kursi ke belakang dan mendudukinya, lalu tangannya meraih selembar roti tawar, mengolesinya dengan selai, dan langsung memakannya. Setelah itu diraihnya segelas air putih dan meminumnya.

 

Hayoung yang baru sampai di ruang makan segera duduk di depan suaminya. Park Hwanrim berdiri dari duduknya dan meraih tasnya.

 

"Junghyun-ah, ayo berangkat!" ajak Hwanrim.

 

Park Junghyun segera berdiri, meraih jasnya dan menunduk pada Hayoung.

 

"Ibu, aku berangkat dulu!"

 

Hayoung tersenyum dan menganggukan kepalanya, lalu dia menatap suaminya dan pria itu hanya melirik ke arah wanita itu.

 

Ayah dan Anak berjalanan beriringan meninggalkan seorang wanita di ruang makan. Hayoung memang menyadari kalau suaminya tersebut pasti sedang marah pada dirinya.

 

"Kau yang menyetir mobilnya!" ucap Hwanrim pada Junghyun.

 

"Ah, baik Ayah!" jawabnya.

 

"Kita langsung menuju ke kantor HS Corp!" ucap pria bernama Park Hwanrim. "Dan ingat pesan Ayahmu ini, jangan sekali-kali membuat kesalahan atau mempermalukan Ayahmu ini!" pesan tuan Park dengan nada meninggi.

 

"Baik Ayah!" jawab Junghyun sembari menyetir mobil keluar dari halaman rumahnya.

 

______

 

Sementara itu, Taehyung yang hari itu disuruh oleh Kakeknya untuk datang ke HS Corp, sedikit terlihat malas-malasan. Entah pada pukul berapa pria tua itu pergi meninggalkan rumah.

 

Taehyung masih duduk santai di sofa, pandangannya menatap langit-langit ruang tengah rumah Kakeknya itu.

 

Seorang wanita tua berjalan mendekati Taehyung dan membelai rambut Taehyung.

 

"Kenapa kau belum bersiap-siap?" tanyanya memandang Taehyung yang masih menggunakan hoddie warna cream dan celana jeans biru.

 

"Aku malas, Nek!" sahutnya singkat.

 

"Bukankah kau ingin mencari seseorang di Seoul?" pancing sang Nenek.

 

"Ah, benar!" kata Taehyung langsung bangkit dari rebahannya. Segera dia pamit pada Neneknya untuk segera ke HS Corp. "Aku pergi dulu, Nek!" tambahnya.

 

"Apa kau akan berpakaian seperti itu?" tanya wanita tua itu.

 

Taehyung melihat dirinya sendiri, "ah, biarlah Nek!" Taehyung segera berlari dan menyetop sebuah taksi.

 

"Anak itu ...." sang Nenek hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

Taksi melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan kota Seoul yang ramai. Sesampai di depan HS Corp, Taehyung turun dari taksi. Dia pun mendongak ke atas menatap tingginya gedung tersebut.

 

"Apa benar ini tempatnya? Aku tidak salah alamat, kan?!" beonya pelan.

 

Dia menatap bingung dan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

 

"Kenapa gedungnya berubah?" gumamnya lagi.

 

Taehyung masih berdiri didepan gedung yang menjulang tinggi. Dia bingung antara masuk atau tidak ke dalam gedung tersebut. Dia berdiri sambil memainkan kakinya, menyepak angin di trotoar. Sesekali dia melirik jam tangannya.

 

"Kalau bukan karna Haewon, aku pun tak akan melakukan hal ini! Tapi jika aku mencari sendirian di Seoul, pasti juga tidak akan menemukannya. Seoul begitu sangat luas!" gerutuknya masih menyepak-nyepak angin dengan kaki kanannya.

 

Dari arah berlawanan, sebuah mobil berhenti di depan gedung. Park Hwanrim dan anaknya, Park Junghyun keluar dari mobil. Kedua orang itu melangkah memasuki area gedung, namun mendadak Junghyun menghentikan langkahnya. Tatapannya fokus ke sebuah objek di depannya. Park Junghyun menatap Taehyung yang masih sibuk memainkan kakinya.

 

"HEI ... KAU, PELAYAN MINIMARKET!!!" teriak Junghyun memecahkan keheningan pagi itu. Membuat orang-orang yang ada di sekitar beralih menatap Park Junghyun, termasuk Park Hwanrim yang dibuat kaget dengan teriakan anaknya tersebut.

 

Teriakan Junghyun seketika membuat Taehyung menoleh menatap ke arah Junghyun. Taehyung menyipitkan matanya, fokus menatap Junghyun. Memorinya mendadak berputar mengingat siapa laki-laki tersebut.

 

"Ah, kau tidak mengenalku?!" teriak Junghyun. Pemuda itu segera melangkahkan kakinya dengan cepat mendekat ke arah Taehyung. "Baiklah, aku akan membuatmu mengingat siapa aku!" imbuh Junghyun, lalu melayangkan sebuah pukulan ke arah Taehyung dan membuat pemuda itu jatuh.

 

Taehyung memegangi bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. Taehyung menatap tajam ke arah Junghyun.

 

"Dulu aku pernah bilang padamu bahwa urusan kita belum selesai!" ucapnya tersenyum smirk. "Aku tak perlu bersusah payah mencarimu, ternyata kita bertemu disini. Apa kau sudah bisa mengingatku?! Sekarang kau yang berada di kandangku!" imbuhnya.

 

Taehyung berdiri sambil mengelap sedikit darah yang ada di bibirnya. Dia menatap Junghyun dan tersenyum.

 

"Kenapa kau malah tersenyum? Terlihat sekali senyumanmu seperti mengejek! Apakah aku harus takut padamu? Apa kau datang sendirian?!" tanya Junghyun dengan kepala menoleh kanan-kiri seperti mencari sesuatu.

 

"Aku tak punya urusan denganmu!" sahut Taehyung singkat, dia pun berlalu dari hadapan Junghyun.

 

"Enak sekali kau bicara seperti itu. Semua yang berurusan dengan Haewon itu adalah urusanku juga!" balas Junghyun dengan suara meninggi.

 

Tangannya meraih dan menarik hoddie Taehyung, Junghyun pun siap melayangkan sebuah pukulan pada Taehyung lagi.

 

Taehyung tak sempat menghindar, untuk kedua kalinya Taehyung terjatuh karna pukulan dari Junghyun. Belum sempat melawannya, Junghyun sudah akan melayangkan pukulannya lagi, namun gagal.

 

"PARK JUNGHYUN!!!" teriak seorang pria yang tak lain adalah Park Hwanrim, Ayahnya.

 

Kali ini teriakan Park Hwanrim terdengar lantang dan keras, membuat semua orang diam mematung menyaksikan kejadian tersebut.

 

"Ada keributan apa ini?!" seorang pria tua yang berjalan diiringi beberapa bodyguard.

 

Pria tua tersebut lantas melirik Taehyung yang sedang terduduk di trotoar dan memegang bibirnya yang berdarah lagi.

 

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bittersweet My Betty La Fea
4861      1541     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Aku Menunggu Kamu
170      150     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Ketos pilihan
790      545     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Asoy Geboy
6150      1703     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
The Maze Of Madness
5446      1938     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Jelek? Siapa takut!
3635      1534     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...
Tumpuan Tanpa Tepi
11403      3161     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Romance is the Hook
4996      1645     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
6811      1994     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
3420      1722     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...