Read More >>"> Dandelion (20. New Feel) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Tinggal di desa membuat Haewon harus berusaha menyesuaikan diri. Tinggal di desa memang berbeda dengan tinggal di kota. Tinggal di pedesaan mungkin terbilang sangat sepi, jauh dari kata keramaian. Tapi itu tak menjadi masalah bagi Haewon yang memang sudah memantapkan hatinya untuk tinggal bersama sang Ayah, agar gadis itu bisa merawat dan menjaga sang Ayah.

Hari ke empat Haewon tinggal di desa, dia nampak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Bagi seorang Haewon yang mudah bergaul tentu saja dia tak merasa kesulitan. Hanya tinggal berdua dengan sang Ayah membuatnya bisa merawat dan mengurus Ayahnya setelah dia menitipkan sang Ayah di rumah bibinya selama hampir tujuh bulan.

 

Malam itu bulan bersinar temaram. Bintang-bintang kelap-kelip berserakan seperti ditaburkan dari langit oleh Sang Pencipta Alam semesta yang menjadikan siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat.

 

Malam menjadi sangat terlihat mempesona saat bintang dan bulan saling bersandingan menghiasi langit malam itu. Keindahan malam yang sangat indah dirasakan oleh Haewon. Dia nampak sangat menikmati indahnya malam itu dengan memposisikan dirinya duduk di rerumputan depan rumah.

 

Dia terduduk sambil sesekali memegang dadanya. Dia merasakan ada sesuatu yang kurang, sesuatu yang entah tak bisa dia prekdisikan.

 

Sepertinya aku meninggalkan sesuatu, sesuatu yang membuatku tak tenang! 'batinnya, namun dia sama sekali tak tahu apa itu.

 

Berbeda dengan pagi ataupun siang hari, setiap malam Haewon dibuat terlena dengan kelap-kelip di hamparan tanah yang hijau. Pemandangan yang jarang dia temui ketika dia tinggal di Seoul ataupun Daegu. Mungkin di Seoul, dia lebih sering melihat hamparan gedung yang menjulang tinggi. Sedangkan di Daegu, dia dibuat takjub dengan hamparan padang ilalang. Kali ini, di Gyeongsangnam-do, Haewon dibuat terkesima dengan kelap-kelip cahaya kunang-kunang yang bertaburan di hamparan tanah yang menghijau.

 

Di desa ini, Haewon memulai kehidupan barunya dengan suasana yang baru juga. Go Haewon yang memang mempunyai uang tabungan yang tak sedikit pun mulai merenovasi rumah yang di tempati bersama Sang Ayah, Go Hwijae. Bersama dengan Ayahnya, sedikit demi sedikit membuat perubahan pada warna cat rumahnya agar mereka tambah betah. Rumah yang lama tak di huni ini, warna catnya memudar.

 

Pagi itu tampak cuaca sangat cerah, secerah hati Haewon kala itu. Wajahnya nampak berseri-seri, seulas senyum selalu terlukisd diwajahnya. Dia terlihat tak nampak mempunyai beban pikiran sama sekali. Haewon yang kala itu baru pulang dari pasar dengan membawa beberapa kaleng cat untuk mewarnai dinding rumahnya.

 

"Haewon-ah, jangan terlalu boros dengan uang tabunganmu. Ayah juga masih punya sedikit uang tabungan," kata Ayahnya.

 

"Ini yang terakhir Ayah," sahut Haewon.

 

"Untuk selanjutnya bisa memakai uang Ayah, ya. Uangmu simpanlah untuk masa depanmu!" pinta Go Hwijae.

 

"Baiklah, Ayah. Ayah tak perlu khawatir. Aku bisa bekerja lagi nanti!" cicitnya.

 

"Kapan kau akan kembali ke Daegu?" tanya Sang Ayah yang memang belum tahu keadaan yang sebenarnya. "Kau tak perlu mengkhawatirkan Ayah, jika kau ingin kembali ke Daegu, kembalilah. Karna jarak Gyeongsang ke Daegu tidak begitu jauh." lanjut pria itu.

 

"Hmm ... nanti saja kita bicarakan itu, Ayah. Sekarang lebih baik kita menyelesaikan pekerjaan mengecat rumah kita dulu." jawab Haewon sambil menyapukan kuas ke dinding-dinding rumahnya.

 

Haewon yang sedang tak mau memikirkan masalah itu memilih untuk tak menjawabnya dan mengalihkan pembicaraannya. Dia memang belum membicarakan apapun dengan sang Ayah, dia berpikir akan mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya dan sepertinya dia juga harus hati-hati berbicara dengan Ayahnya. Haewon memang tahu keadaan keuangan keluarganya seperti apa, bagaimanapun juga dia tetap harus menceri kerja di desa itu. Desa yang memang sudah tak asing buat Haewon, karna sang Ayah memang berasal dari desa itu.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Park Junghyun bersama Ibu tirinya, Park Hayoung diam-diam tanpa sepengetahuan dari Park Hwanrim mencari tahu keberadaan dari Haewon.

 

Pertama tempat yang di kunjungi mereka berdua adalah rumah lama Hayoung yang dulu pernah di tinggali bersama Hwijae, namun setelah sampai disana justru penghuni baru yang ditemui mereka berdua. Hayoung terlihat lebih kaget lagi ketika yang punya rumah tersebut mengatakan bahwa penghuni rumah yang lama telah di usir sebelum di tempati oleh mereka.

 

"Lalu kita akan mencari di mana lagi?" keluh Junghyun.

 

"Ada satu tempat yang perlu kita kunjungi. Lebih baik kita berangkat sekarang." ujar Hayoung.

 

Junghyun menyetir mobil melaju membelah jalanan kota Seoul hingga sampailah di kawasan Songpa-gu. Mobil berhenti di sebuah gang pemukiman, keduanya nampak keluar dari mobil dan menyapu keadaan sekitar.

 

"Ibu yakin ini tempatnya?" tanya Junghyun mengernyit memandang sekitar dan dia terlihat sangat tak nyaman berada di pemukiman itu.

 

Park Hayoung menganggukkan kepala, "semoga saja dia masih tinggal di sana," jawab wanita tersebut. "Sepertinya kita harus berjalan ke rumahnya, karna mobilmu tak bisa memasuki gang ini." lanjutnya.

 

"Apa? Jalan kaki, Bu?! Ibu, aku merasa tak betah di lingkungan ini. Apa kita bisa kembali saja!" rengek Junghyun.

 

"Kau ingin bertemu dengan Haewon atau tidak?" tanyanya pada Junghyun.

 

"I-iya ...." Junghyun tampak mengiyakan dengan nada terpaksa dan tangannya menutup hidungnya.

 

"Jika kau ingin bertemu dengan Haewon, Ibu minta kau jangan banyak protes atau merengek-rengek seperti anak kecil!" hardik Park Hayoung. Junghyun hanya diam tanpa kata.

 

Park Hayoung melangkah menyusuri sebuah gang, di ikuti Park Junghyun di belakangnya, sekitar 25 meter sampailah mereka di sebuah rumah yang tampak sederhana. Rumah yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil ini terlihat sangat sepi. Hayoung memperhatikan sekeliling rumah itu.

 

"Apa Ibu tidak salah alamat? Kenapa sepi sekali seperti tak berpenghuni!"

 

"Ibu sangat yakin kalau Ibu tidak salah alamat. Ibu akan coba mengetuk pintunya," Hayoung melangkah mendekati pintu, lalu dia mengetuknya beberapa kali ketukan. Tak berapa lama kemudian tampak sang empunya rumah membukakan pintu.

 

Go Junghae tampak kaget ketika mengetahui siapa tamu yang berkunjung ke rumahnya. Park Hayoung nampak tersenyum pada mantan adik iparnya itu.

 

"Maaf, jika kedatanganku membuatmu kaget," ucap Hayoung.

 

"Ada perlu apa sampai kau datang ke tempat yang seharusnya tidak perlu kau sambangi?" tanya Junghae.

 

Meskipun sedikit ada rasa tidak suka, namun Junghae berusaha untuk tidak memperlihatkannya.

 

"Apakah aku tidak di persilahkan untuk masuk ke dalam?" sahut Hayoung.

 

Junghae menatap Hayoung, lalu dia beralih menatap ruang tamunya.

 

"Silahkan masuk, jika kau berkenan dengan tempatnya!" balas Junghae. Kemudian Hayoung masuk ke dalam di susul Junghyun yang terlihat agak sedikit risih dengan tempat itu. "Silahkan duduk! Sebentar akan aku buatkan minum."

 

"Tak perlu!" sahut Junghyun buru-buru menjawabnya. "Kita ke sini hanya ingin bertanya apakah Haewon tinggal di sini?"

 

Junghae mengurungkan langkahnya ke dapur setelah mendengarkan kalimat yang di ucapkan Junghyun.

 

"Kita tak akan lama di sini. Benar yang dikatakan Junghyun, apa Hwijae dan Haewon tinggal di sini?" tanya Hayoung.

 

"Kalau kalian datang kesini hanya untuk mencari mereka berdua, kalian salah alamat. Mereka tidak tinggal disini!" jawab Junghae menatap Hayoung. "Setelah sekian lama, kenapa baru sekarang kau sibuk mencarinya?!"

 

"Salahkan seorang Ibu merindukan anak-anaknya?" balas Hayoung.

 

"Apa kau lupa, Hayoung-ah? Ah, mungkin kau sudah melupakannya. Aku sarankan lebih baik kau jangan mengganggu kehidupan mereka lagi. Kau pun sekarang sudah mempunyai kehidupan yang baru."

 

"Aku hanya ingin mengetahui kabar kedua anak-anakku!"

 

"Anak-anakmu? Kau bilang anak-anakmu!" Junghae menekan kata-kata itu. "Lupakan saja! Kau ada dimana saat Haewon membutuhkanmu? Dan kau ada dimana saat Daehyun menghembuskan napas terakhirnya?!"

 

"Ja-jadi benar kalau Daehyun meninggal?" sahutnya menitihkan airmata.

 

Junghae menatap sengit pada Hayoung, dia sudah tak ingin menjelaskan apapun pada wanita tersebut.

 

"Aku rasa lebih baik kau cepat pergi dari sini. Tempat kumuh seperti ini tak layak kau sambangi!" ujar Junghae ketus.

 

"Tolong bantulah aku, dimana mereka tinggal dan dimana Daehyun di kuburkan?" ujar Hayoung memelas.

 

"Tak perlu aku jawab karna aku tahu, kau pun pasti sudah mengetahui jawabannya. Jadi aku minta kalian cepat tinggalkan rumahku ini, dan lihatlah anak tirimu, sepertinya dia tidak betah berada di tempat seperti ini!" jelas Go Junghae melirik Junghyun yang nampak gelisah. Pada akhirnya Hayoung pun menyerah dan pergi meninggalkan rumah Junghae.

 

Jika Park Hayoung sudah menyerah, akankan Park Junghyun juga ikut menyerah?

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 


Cahaya bulan yang temaram malam itu kembali di nikmati oleh gadis yang bernama Go Haewon. Tak lepas dari cahaya bulan dan kelap-kelip bintang yang bertebaran di langit, Haewon juga sangat menikmati kelap-kelip yang berterbangan di hamparan hijau di depan sana. Kunang-kunang yang selalu muncul di sekitar hamparan sawah ataupun banyak ditemui di daerah yang bersuhu lembab itu berterbangan kesana-kemari menyalakan cahaya yang berasal dari perut bagian bawah. Cahaya ini dihasilkan oleh photocytes yang mengeluarkan cahaya berwarna kuning kehijauan.

 

"Aku tak pernah menjumpai kalian di kota, kalian benar-benar sangat unik!" ujarnya ketika ada seekor kunang-kunang yang hinggap di sebuah kayu yang berada di dekatnya. Haewon memperhatikan cahaya yang berkedap-kedip pada perut hewan itu dan begitu jelas terlihat di malam hari.

 

Keindahan alam yang di rasakan Haewon menambah suasana baru di hati gadis itu, hingga dia melupakan sesuatu. Sesuatu yang harus dia beri kepastian dan untuk segera dihubungi. Sepertinya dia memang melupakan itu.

 

Berbanding terbalik dengan seseorang yang terlihat mulai sangat kesepian, dia mulai resah gelisah tak menentu, gundah gulana, dan merasa galau yang berlebihan.

 

Kenapa dia sama sekali tak menghubungiku? 'batinnya ketika berdiri di sebuah pintu.

 

Usut punya usut ternyata Haewon sudah mengundurkan diri dari Green Caffe, itu pun tanpa sepengetahuan Kim Taehyung. Bukan masalah hati, Haewon tidak memberitahukan Taehyung sama sekali. Ada alasan tersendiri Haewon mengundurkan diri dari Green Caffe. Akankah Kim Taehyung mencari tahu keberadaan Haewon? Atau akankah Taehyung menyusul Haewon ke Seoul?

 

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Marry
888      427     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Archery Lovers
3450      1712     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Rekal Rara
8487      3161     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. β–ͺβ–ͺβ–ͺ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Seharap
5032      2110     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2393      1045     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
The Alpha
1299      643     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
3715      1348     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
4411      1195     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
830      590     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
4534      1489     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...