Read More >>"> Dandelion (13. Misinterpreted!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Suhu tubuhnya belum juga turun, ini semakin membuat pemuda berhidung mancung sangat khawatir. Malam itu dengan terpaksa Taehyung menginap di kamar Haewon, Taehyung khawatir jika terjadi apa-apa dengan gadis itu.

Di hari berikutnya Taehyung segera membawa Go Haewon ke Dokter. Wajah pucat Haewon menjadikan Taehyung makin khawatir.

"Kenapa kau membawaku ke Dokter? Aku tidak perlu dibawa ke Dokter, aku cuma lelah dan hanya butuh isirahat saja," kata Haewon lemah.

"Sudahlah, jangan cerewet! Kau ini sakit, kenapa masih bisa cerewet seperti itu!" gerutuk Taehyung.

Sekitar menunggu lima menit, seorang perawat memanggil namanya.

"Nona Go Haewon!" panggil perawat itu.

Taehyung segera berdiri membantu Haewon dan memapahnya untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Taehyung mendudukan Haewon di kursi, lalu Taehyung sendiri duduk di kursi sampingnya. Sang dokter yang memperhatikan dari tadi hanya tersenyum.

"Apa keluhannya?" tanya sang Dokter.

"Pusing-pusing, mual-mual, dan kepala berat, Dok!" jawab Haewon.

"Kapan terakhir datang bulan?" tanya sang Dokter pada Haewon. "Dan apakah dia mengidam hal yang aneh-aneh?" tanya Dokter pada Taehyung.

"Kenapa tanya soal haid, Dok?" Heawon balik bertanya pada sang Dokter.

"Dan kenapa Anda bertanya pada Saya soal ngidam?" tanya Taehyung pada Dokter.

Sang Dokter berhenti menulis dan meletakkan bolpoin. Menatap Taehyung kemudian menatap Haewon. Menghela napasnya dan mulai berbicara.

"Bukannya kalian kemari untuk memeriksa keadaannya?" tanya dokter Oh menunjuk Haewon.

"Betul sekali Dok, kita kemari untuk periksa!" sahut Taehyung.

"Kalian pasti pasangan pengantin baru dan ini pasti kehamilan anak pertama kalian, benar kan?" tebak sang Dokter.

Mendengar kata-kata dokter Oh, Taehyung dan Haewon saling pandang.

"Hamil?" ucap Taehyung dan Haewon bersamaan dan saling pandang.

"Kenapa reaksi kalian jadi seperti itu?" dokter Oh bingung menatap keduanya.

"Kita belum menikah, Dok?" kata Taehyung menjelaskan.

"Hah?!!" reaksi dokter Oh sangat kaget. "Bagaimana bisa kalian belum menikah tapi sudah hamil duluan!"

Taehyung menatap Haewon. "Apa kau benar-benar hamil?" tanyanya pada Haewon.

"Sembarangan kau bicara!" Haewon mendelik memukul lengan Taehyung.

"Apa kita salah masuk ruangan?" kata Taehyung menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Kau yang membawaku masuk kemari!" Haewon terlihat kesal. "Jangan membuatku malu, Taehyung-ah!"

Melihat sedikit perdebatan antara Kim Taehyung dan Go Haewon, dokter Oh hanya berdehem. Membuat Taehyung dan Haewon berhenti berdebat.

"Maaf, Dok!" lirih Taehyung.

"Jadi kalian mau bagaimana?" tanya dokter Oh menatap keduanya secara bergantian. "Kalian mau bertemu dengan dokter siapa?"

"Sebenarnya kami ingin menemui dokter Ji," ujar Taehyung.

"Ooh, dokter Ji. Ruangan dokter Ji ada di sebelah." dokter Oh membenarkan kacamatanya.

"Kalau begitu kami minta maaf, Dok. Kami telah salah masuk ruangan dan membuat sedikit kegaduhan," ujar Taehyung berdiri dan membungkuk kemudian membantu Haewon berdiri.

"Tak masalah!" dokter Oh tersenyum ramah. "Semoga hubungan kalian langgeng sampai kalian menikah nanti." dokter Oh melepas kacamatanya lalu meletakkan di nakas dan tersenyum pada Taehyung dan Haewon.

Ucapan dari dokter Oh membuat keduanya menjadi salah tingkah.

"Kami permisi dulu, Dok!"

Setelah keluar dari ruangan dokter Oh, mereka langsung pindah ke ruang sebelah.

Tookk!!!

Tookk!!!

Tookk!!!

"Masuk!!"

Terdengar suara mempersilahkan masuk dari dalam ruangan. Taehyung memutar knop pintu dan membukanya.

"Maaf, Dok. Kami tadi salah masuk ruangan." paparnya membantu Haewon duduk dan dia langsung duduk di sebelah.

"Tidak apa, baru saja dokter Oh sudah memberitahuku," jelas dokter Ji, "nona Haewon silahkan berbaring di ranjang, saya akan memeriksa anda."

Haewon segera membaringkan dirinya di ranjang, tepatnya berada di belakang dokter Ji. Taehyung yang duduk menunggu sambil menggerak-gerakkan kakinya mulai tak sabar. Lima menit berlalu, dokter Ji membuka kain penutup yang berwarna putih lalu kembali duduk di kursinya.

"Bagaimana, Dok?" tanya Taehyung.

"Dia hanya demam biasa, mungkin karna dari pagi dia tidak makan lalu setelah itu dia kehujanan. Dengan istirahat total selama beberapa hari, dia akan sembuh. Aku akan memberinya obat, dia harus meminumnya secara rutin." dokter Ji tersenyum pada Taehyung.

"Aah ... terimakasih, Dok!" sahut Taehyung.

"Apa kalian sepasang kekasih?" tanya dokter Ji membuat Taehyung kaget.

"Aah ... bukan, Dok! Kami hanya--" Taehyung terlihat bingung.

"Sudahlah, tak perlu dijawab." dokter Ji tersenyum dan memberi Taehyung beberapa obat untuk Haewon.

"Terimakasih, dokter Ji!" ucap Haewon.

"Semoga lekas sembuh!" dokter Ji tersenyum pada Haewon. "Jika belum sembuh, kalian bisa datang lagi kesini."

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Tik ... tok ....

 

Tik ... tok ....

 

Tik ... tok ....

 

Suara dentum jam bergumandang di tengah malam. Mata yang tadinya rapat terpejam, mulai berlahan membuka. Memandang langit-langit ruang kamarnya, menyebarkan pandangannya keseluruh ruangan hingga akhirnya pandangannya berhenti pada sosok seorang pemuda yang tertidur pulas dengan posisi kepalanya berada di atas meja dengan kedua tangannya sebagai bantalan.

 

Haewon terhenyak menatap pemuda yang memiliki hidung mancung dan berwajah maskulin tersebut. Yah, Taehyung masih setia merawat dan menemani Haewon, bahkan dia rela tidur di kamar Haewon.

 

Mendapat dirinya sudah agak baikan, Haewon bangkit dari baringnya walaupun dirasa kepalanya masih agak berat. Sedikit senyum di kulum ketika melihat Taehyung.

 

"Apa dia nyaman tidur dengan posisi seperti itu?" gumamnya menelitik setiap inci wajah Taehyung.

 

Untuk sesaat Haewon terkesima dengan ketampanan wajah Taehyung, tangannya mulai terulur untuk menggapainya. Namun, dia urungkan niatnya karna Taehyung mendadak menggeliat pelan membenarkan posisi kepalanya.

 

Lebih baik aku kembali tidur, jika dia sampai terbangun dan melihatku kan bisa gawat, 'batinnya dalam hati.

 

Haewon meraih selimut dan menyelimuti Taehyung, lalu dia kembali berbaring ke ranjangnya dan meneruskan untuk tidur.

 

Taehyung terbangun karna sebuah getaran yang dia rasakan, nampak ponselnya bergerak perlahan mengikuti irama. Sebuah panggilan masuk. Taehyung meraihnya dan membaca siapa yang pagi-pagi menghubunginya.

 

Kyujung, 'batinnya menyebut nama partner kerjanya.

 

Taehyung menggeser ikon berwarna hijau dan menjawab panggilan dari Kyujung.

 

"Hallo ...." sapanya dengan keadaan masih malas beranjak dari tempatnya.

 

"Hari ini kau mau masuk kerja atau tidak?" tanya Kyujung dari seberang sana.

 

Taehyung menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

 

"Nanti aku kabari. Aku akan memastikan keadaan Haewon, dia bisa kutinggal atau tidak?"

 

"Baiklah, aku tunggu kabarmu!" ujar Kyujung dan mematikan sambungan telponnya.

 

Taehyung menatap layar ponselnya, merasa aneh dengan sahabatnya itu. "Sebenarnya dia kenapa? Tidak bisakah pisah kerja denganku?"

 

Taehyung pun beranjak dan menyadarinya ada sebuah selimut yang menyelimuti dirinya.

 

"Siapa yang menyelimutiku?" beonya menatap selimut yang dia pegang kemudian dia menatap Haewon yang masih tertidur.

 

Taehyung melipat rapi selimut tersebut dan melangkah mendekati Haewon. Meletakkan selimut yang sudah dia lipat di samping ranjang dan menempelkan tangannya di kening Haewon.

 

"Sudah tidak panas!" beonya, "mungkin hari ini dia bisa aku tinggal untuk bekerja."

 

Taehyung menatap jamnya lagi, jarum pendek masih berhenti di angka lima.

 

"Masih pagi, mungkin sebaiknya aku membersihkan diri terlebih dahulu dan setelah itu aku akan membuatkannya bubur."

 

Sepuluh menit kemudian setelah Taehyung selesai membersihkan diri, dia kemudian berkutat di dapur. Ya, dapur di kamar Haewon karna Taehyung semalam menginap di kamar Haewon.

 

Tak di pungkiri sejak mengenal Haewon, Taehyung banyak berubah. Dia sedikit demi sedikit bisa memasak.

 

Setelah bubur Jeonbokjuk ala-ala Taehyung matang, dia segera menaruhnya di dalam mangkok. Bubur Jeonbokjuk ala Taehyung dengan kombinasi daging alabone segar membuat Haewon terbangun.

 

Taehyung membawakan bubur yang masih hangat itu pada Haewon.

 

"Makanlah selagi hangat, setelah itu minumlah obatnya. Kau harus benar-benar istirahat total dulu, kau boleh bekerja lagi setelah kau sudah fit. Hari ini aku masuk pagi, di dalam kulkas ada roti rangkap. Kau bisa memakannya untuk makan siang nanti." jelas Taehyung sebelum meninggalkan Haewon sendiri. Taehyung harus memastikan buburnya dimakan dan obatnya diminum.

 

Haewon mengangguk, dia masih terlihat sangat lemah.

 

"Taehyung-ah, terimakasih!" ucapnya memaksa tersenyum kendati masih merasa tak enak badannya.

 

"Aah, terimakasih juga untuk selimutnya!" balas Taehyung sebelum akhirnya dia menghilang di telan pintu. Haewon hanya tertegun mendengarnya.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

"Bagaimana keadaannya?" tanya Kyujung kepo.

 

"Sudah agak baikan!" kata Taehyung sambil merapikan botol-botol di rak.

 

"Lalu apa kalian sudah jadian?" tanya Kyujung lagi serasa memancing sahabatnya ini untuk bercerita.

 

"Belum!" jawabnya singkat.

 

"Yaak! Kau ini!" Kyujung merasa dicueki.

 

"Kan memang aku belum jadian, masa iya aku harus menjawab sudah!"

 

"Iya ... iya, gagal deh mendapat pajak jadian!" ucapnya kesal.

 

Taehyung terkekeh mendengarnya, dia merasa sahabatnya kali ini justru terlihat seperti anak kecil. Sedang dirinya merasa sudah banyak perubahan. Taehyung menatap sesuatu di depan, melihat benda tersebut dia menjadi teringat pada Ibunya. Taehyung merasa rindu pada rumahnya. Rindu pada Ibu, Ayah, dan Taejung, kakaknya. Dia merasa menjadi anak durhaka, karna sudah sekitar setengah tahun lebih dia belum pulang berkunjung dan menengok keluarganya.

 

Ibu, aku sangat merindukanmu ....

 

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
3660      1492     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2179      983     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
3294      1355     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Of Girls and Glory
2533      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
3183      1066     0     
Romance
Diaβ€”pacarkuβ€”memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
KSATRIA DAN PERI BIRU
118      101     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Pria Malam
714      462     0     
Mystery
Semenjak aku memiliki sebuah cafΓ©. Ada seorang Pria yang menarik perhatianku. Ia selalu pergi pada pukul 07.50 malam. Tepat sepuluh menit sebelum cafΓ© tutup. Ia menghabiskan kopinya dalam tiga kali tegak. Melemparkan pertanyaan ringan padaku lalu pergi menghilang ditelan malam. Tapi sehari, dua hari, oh tidak nyaris seminggi pria yang selalu datang itu tidak terlihat. Tiba-tiba ia muncul dan be...
Si Neng: Cahaya Gema
96      86     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
My Soulmate Coco & Koko
3818      1438     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
The Flower And The Bees
2451      1225     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...