"Maaf, anda mencari siapa?" tanyanya. "Atau anda sedang mencari tempat tinggal?" imbuh Taehyung mencoba memancing.
Seorang laki-laki yang selalu terlihat seperti memantau kamar kost Haewon, itu membuat Taehyung penasaran dengan laki-laki tersebut.
_________
Warna merah mentari pagi menyapa menyeruak ke penjuru kota Daegu. Bekas guyuran hujan semalam masih meninggalkan jejaknya, menyisakan aroma khas. Merasakan aroma segar dan wangi setelah hujan turun mengenai tanah.
Aroma itu disebut petrichor. Petrichor berasal dari Yunani, petros yang artinya batu dan ichor dengan arti cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa.
Seperti biasa, Taehyung sudah terbiasa bangun pagi dan menyempatkan untuk berolahraga. Pagi itu, Taehyung jogging keliling komplek Goshiwon.
Lagi dan lagi, dia memergoki laki-laki itu. Kali ini Taehyung lebih hati-hati lagi, agar tidak gagal dan bisa menangkap laki-laki tersebut.
Pasti dia adalah laki-laki misterius yang akhir-akhir ini sering memantau kamar kost Haewon. Siapa sih sebenarnya dia?! Kalau memang dia ada perlu sama Haewon kan bisa bertemu secara baik-baik, bukan seperti ini. Sangat mencurigakan. Kali ini aku harus bisa menangkapnya! 'batinnya.
Taehyung mencoba membuntuti laki-laki tersebut dari belakang dan ternyata benar, dia berjalan mengarah ke Goshiwon. Taehyung semakin berhati-hati. Tiba-tiba laki-laki itu menghentikan langkahnya. Taehyung pun segera berakting dengan pura-pura senam meregangkan otot-otot tangan ketika laki-laki tersebut menoleh kebelakang.
Dia kembali berjalan mengikutinya. Laki-laki tersebut sepertinya sadar kalau dirinya sedang diikuti oleh Taehyung. Langkah kakinya semakin cepat dan dia tiba-tiba berlari mengambil arah berlawan dengan arah Goshiwon. Pada akhirnya Taehyung kehilangan jejak lagi untuk kesekian kalinya.
SIAL!!! Taehyung mengumpat dalam hati dan mengepalnya tangannya.
Kenapa aku jadi penasaran dengan dia? Atau lebih baik aku tanyakan langsung pada Haewon! batinnya bergejolak karna rasa penasarannya pada pria misterius itu.
Aah, tidak! Nanti aku di kira ikut campur urusan pribadi Haewon. Tapi kalau kubiarkan saja, akan berbahaya untuk Haewon kalau memang dia adalah orang jahat. Tapi jika dia orang baik, kenapa harus bertindak seperti itu?
Akhirnya Taehyung memutuskan pulang ke Goshiwon. Melangkah menaiki anak tangga, menyusuri koridor Goshiwon menuju kamar yang kebetulan bersebelah dengan kamar Haewon, berhenti sejenak di depan pintu kamar Haewon.
"Tumben sepi, apa dia belum bangun?" Taehyung melirik jam tangannya.
Ah, sudahlah. Aku akan bicara dengannya nanti! 'batinnya.
Taehyung langsung melangkah masuk ke kamarnya. Mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral yang baru diambilnya dari dalam kulkas, kemudian menegukkan karna dia merasa sangat haus. Dia pun kemudian merebahkan dirinya di kasur. Pandangannya menatap langit-langit di kamarnya, pikirannya kembali kepada sosok laki-laki misterius itu.
Siapa dia sebenarnya?
Pemuda berhidung mancung itu masih sangat penasaran dengan sosok laki-laki tersebut.
Dia orang baik atau orang jahat? gumannya dalam hati.
"Ah, dari pada aku penasaran. Lebih baik aku tanyakan langsung saja pada orang yang bersangkutan!" Taehyung memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Kebetulan hari ini Taehyung masuk shif siang. Lalu bagaimana dengan Haewon?
Taehyung sudah berdiri di depan pintu kamar Haewon, di ketuknya pintu itu. Tak lama kemudian yang empunya kamar membukakan pintu. Haewon terlihat masih berantakan.
"Kau kenapa? Sakit?" tanya Taehyung mengekor masuk ke kamar Haewon.
"Hari ini aku libur, jadi aku sedang bermalas-malasan. Aku baru bangun!" Haewon terdiam, "aku tidak tahu kenapa hari ini aku begitu sangat malas. Seperti tak ada semangat sama sekali!" lanjutnya.
Haewon meletakkan secangkir teh hangat di meja. Taehyung mengekori kemana Heawon melangkah sampai akhirnya dia masuk kamar mandi.
"Kau mau mandi?" tanya Taehyung.
"Tunggu sebentar, ya!" jawabnya.
"Okay!" jawab Taehyung singkat.
Dia menikmati segelas teh hangat sambil menunggu sang empunya kamar selesai mandi. Sambil meminum teh, dia memikirkan dari mana dia harus memulai berbicara pada Haewon tentang laki-laki misterius itu.
"Kau sudah sarapan?" tanya Haewon keluar dari kamar mandi. Gadis itu sudah memakai pakaian santai.
"Ah, aku belum sarapan!" jawabnya menatap Haewon.
"Kau tidak pergi kerja?" tanya Haewon lagi.
"Oh, hari ini aku masuk siang!" jawabnya singkat.
Haewon duduk menyilangkan kaki berhadapan dengan Taehyung. Pemuda berumur 25 tahun itu tidak berkedip sama sekali ketika melihat wajah gadis yang ada di depannya itu. Kecantikan alami yang terpancar dari wajah Haewon membuat Taehyung menelan salivanya berulang kali.
Waahh daebak, begitu cantik sekali dia kalau tidak memakai make-up! Benar-benar alami. Taehyung membatin dalam hati, mulutnya menganga.
Tiba-tiba dia menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri, "mikir apa aku ini, sadar Tae ... sadar!" tangannya menepuk-nepuk pipinya.
"Kau kenapa?" tanya Haewon heran memandang laki-laki di depannya.
Taehyung hanya melongo memandang Haewon, matanya berkedip-kedip dan Haewon pun membalasnya dengan berkedip-kedip juga.
"Apa kau lapar?" tanya Haewon, bangkit dari duduknya dan menuju ke dapur. "Aku hanya punya sereal dan susu saja," ujarnya, "apa kau mau?" tanyanya lagi menawarkan pada Taehyung.
Taehyung masih terbengong, dia masih fokus menatap Haewon.
Iyain ajalah, kan bisa makan berdua lagi dengan dia, 'gumannya dalam hati.
"Yaak, kau mendengarkanku atau tidak!" pekik Haewon, membuyarkan keterbengongan seorang Kim Taehyung.
"Oh ... ah, boleh. Kebetulan aku sedang lapar juga," Taehyung beralasan.
"Okay, akan aku ambilkan mangkuk. Jadi kita bisa sarapan berdua!" ujar Haewon meraih dua buah mangkuk di rak.
Haewon kembali duduk dengan membawa dua buah mangkuk beserta sereal dan susu segar. Gadis itu pun memberikan mangkuk kepada Taehyung.
Dia sibuk menuangkan sereal ke dalam mangkuknya sendiri kemudian dia menuangkan susu segar. Taehyung terus memperhatikan gadis yang ada di depannya itu.
"Ini!!" Haewon menyodorkan serealnya.
Taehyung terhenyak sesaat, dia berpikir Haewon akan menuangkan serealnya ke dalam mangkuknya.
"Kau bisa menuangkannya seberapa banyak yang kau mau," ucap Haewon.
Haewon menikmati sesuap demi sesuap, sedangkan Taehyung masih keasyikan memperhatikan gadis itu. Pemuda itu terus memandangi wajahnya sampai pada bibir tipis berwarna merah itu. Pikirannya sudah travelling kemana-mana, sehingga dia sama sekali belum menuangkan serealnya ke dalam mangkuk.
"Yaak, Taehyung-ah! Kenapa menatapku seperti itu?" suara Haewon membuyarkan pikirannya yang sedang bertravelling kemana-mana.
"Oh ... itu ... anu ... maaf ...!" Taehyung menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Kau ini sedang banyak pikiran atau bagaimana? Apa ada yang ingin kau bicarakan?"
Taehyung kembali berpikir ulang, sangat kebetulan kalau pada akhirnya Haewon-lah yang mengawali pertanyaan itu, jadi Taehyung tidak perlu merasa tidak enak kalau harus bertanya soal laki-laki misterius tersebut. Selesai makan, akhirnya Taehyung membuka pembicaraan.
"Apa boleh aku bertanya?" Taehyung menatap Haewon serius.
Haewon menoleh ke arah Taehyung, "boleh, mau tanya tentang apa?"
"Hmm, beberapa minggu yang lalu ada seorang laki-laki yang berdiri di depan pintu kamarmu." Taehyung berhenti sesaat menatap Haewon.
Gadis itu kemudian menghentikan aktivitasnya dan meletakkan sendoknya, membalas tatapan Taehyung.
Pemuda itu terlihat salah tingkah karna Haewon menatapnya tanpa berkedip sedikit pun. Terlihat raut kesal di muka gadis itu.
"Maaf!" cicit Taehyung.
"Tidak apa! Jadi dia sudah menemukanku!" ujar Haewon pelan.
Taehyung kembali menatap gadis itu, "Dia? Memangnya dia siapa?" tanyanya.
Haewon kembali terdiam, diraihnya sendok itu lagi dan dia memulai menyendok serealnya lagi.
"Aku sedang tidak ingin membicarakan masalah itu!" Haewon terlihat sangat serius dengan ucapannya itu.
"Baiklah, maaf jika aku terlalu ikut campur. Tapi aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa pada dirimu!" Taehyung terlihat khawatir.
Suasana menjadi hening, Haewon hanya terdiam menatap sereal di dalam mangkoknya. Sedang Taehyung hanya diam menatap Haewon.
"Aku akan menceritakannya nanti! Makanlah serealmu dulu, setelah itu kau boleh pulang!"
Apakah aku di usir? 'batinnya.
ππππππ
Angin malam terasa dingin, menyibakkan anak rambut gadis yang berusia 24 tahun itu. Haewon berjalan menyusuri trotoar yang hanya di terangi oleh cahaya lampu neon. Pandangannya tampak mengarah ke satu arah. Sepertinya pikirannya entah pergi kemana.
Ah ... kenapa aku jadi tidak konsen hari ini! 'batinnya.
Sepertinya Haewon mulai was-was, karna seharian ini dia tidak fokus bekerja. Selalu saja ada kesalahan yang dia buat, sampai pada akhirnya dia memilih izin pulang lebih awal. Beruntung yang empunya Cafe orangnya baik hati.
"Bagaimana dia bisa sampai di Daegu?" Haewon bersidekap memikirkan hal tersebut. Tiba-tiba Haewon tersentak kaget ketika melihat seseorang yang ada di depannya.
"Sedang apa kau disitu?" tanyanya mengangkat alisnya.
"Sedang menunggumu!" jawabnya singkat. "Kenapa jam segini kau sudah pulang?" tanyanya menatap heran.
Haewon menghela nafas panjang, kemudian menghembuskannya dengan kasar. Ada aura berbeda dalam diri Haewon saat itu. Dia seperti menahan sesuatu.
"Aku tidak fokus kerja hari ini, banyak kesalahan yang aku buat. Akhirnya aku meminta izin untuk pulang lebih awal!" Haewon menjelaskan.
Taehyung mencebik, "kau lapar?" tanyanya.
Haewon memegangi perutnya dan menjawab dengan anggukan kepalanya.
"Baiklah, ikut aku sekarang!" Taehyung menarik tangan Haewon.
"Eh, mau kemana?" tanya Haewon.
"Cari makanlah! Memangnya mau kemana lagi!" Taehyung membawa Haewon masuk ke sebuah kedai, pemuda itu langsung memesan makanan.
"Paman, tolong bawakan dua mangkuk sup rumput laut dengan daging sapi ya!" teriak Taehyung.
Lima menit kemudian, seorang pelayan kedai mengantarkan menu makanan yang dipesan oleh Taehyung.
"Ayo makan dulu, mumpung masih hangat!" ujar Taehyung.
Taehyung langsung menyantap sup rumput lautnya, begitu juga dengan Haewon yang memang sudah menahan rasa lapar dari tadi. Beruntung Taehyung mengajaknya makan saat itu juga, jadi rasa laparnya terbayar sudah dengan menu makanan yang dipesan oleh Taehyung.
"Yakin, kau tadi menungguku?" tanya Haewon di sela-sela makannya.
Taehyung tertawa kecil, "jujur, aku sangat khawatir padamu!"
Kalimat itu sukses membuat Haewon terdiam, mata itu menatap Taehyung dengan intens. Keduanya saling beradu pandang.
"Khawatir?" lirih Haewon.
"Ah, sudahlah. Makan dulu supmu, keburu dingin nanti. Kalau sudah dingin tidak enak di makan!" celetuk Taehyung.
"Aku tahu!" Haewon kembali menyantap sup rumput lautnya.
"Makanlah yang banyak bi--"
Ucapan Taehyung terpotong, karna dengan tiba-tiba Haewon menyela ucapan Taehyung.
"Dia ...." Haewon terdiam sesaat, "dia adalah masa laluku!" suaranya terdengar lirih.
πΎ
Lalu apakah Haewon akan menceritakan tentang masa lalunya pada Taehyung???