Read More >>"> Dandelion (4. Grassland) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU 0
About Us  

Angin pagi berdesir pelan, menerbangkan helai demi helai dedaunan kering yang tanggal dari dahannya, jatuh menumpuk di tanah. Embun-embun mungil tersembul dengan kilau segar menyejukkan mata yang memandang. Jalanan dan aspal tampak lembab dengan titik-titik abstrak akibat hujan semalam. Angin tenang itu perlahan sirna oleh teriakan liar dari seekor burung raksasa yang baru saja terbang menembus angkasa, membawa ratusan orang dengan jutaan tujuan.

Kim Taehyung tidak pernah tahu kalau ada sebuah padang ilalang di dekat Goshiwon tempat dia tinggal. Dia pun tahu informasi tersebut dari Kyujung, teman satu kerjaan dengan dia. Kyujung mengatakan kalau padang ilalang itu adalah jalan pintas yang akan membawanya sampai di Goshiwon dengan cepat. Kim Taehyung yang baru pertama kali melewati padang ilalang tersebut sangat takjub, dia tidak menyangka pada ilalang itu sangat indah, berwarna keemasan dan sejuk.

"Waahh ... this so beautiful place! I don't know there was a beautiful place here!" guman Taehyung terkesima melihat hamparan padang ilalang tersebut. Matanya tak berkedip sama sekali melihat hamparan keemasan di depannya itu.

Kim Taehyung melangkahkan kakinya, dia sangat menikmati pesona padang ilalang tersebut.

"Aku rasa tempat ini sangat cocok untuk menenangkan pikiran," ucapnya pelan.

Sebuah tanah lapang yang berada tidak jauh dari Goshiwon. Tanah lapang yang tidak terurus dan ditumbuhi oleh tanaman ilalang liar dan di selingi bunga Dandelion berwarna putih.

"Waaah ...." begitu takjub dan terpesonanya seorang Kim Taehyung.

Tanah lapang yang cukup luas di tumbuhi oleh ilalang-ilalang dan rerumputan setinggi setengah meter. Sebuah jalan beraspal membentang yang langsung mengarah ke pemukiman penduduk dan bangunan tinggi, Goshiwon. Di antara ilalang yang berwarna keemasan, Taehyung terduduk memandang jauh kesana. Angin bertiup agak kencang seperti orkestra yang mengiringi sebuah konser. Sayup -sayup suara burung-burung yang berkicauan dan berterbangan kesana kemari di atas langit sana menambah kesejukan di hati, di tambah lagi dengan hembusan angin yang membelai lembut.

Kim Taehyung, seorang pemuda yang mempunyai tinggi badan 179 cm, berkulit putih, berhidung mancung dan mempunyai senyuman khas yang manis. Sorot matanya menatap nan jauh disana, dia pun hanya bisa tersenyum malu-malu di sela siluet ilalang dan bunga dandelion yang menari-nari liar bersama desahan angin.

Padang ilalang itu kini menjadi tempat favorit seorang Kim Taehyung untuk menenangkan diri dan menghibur dirinya sendiri di kala dia merasa gundah gulana.

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 


Hari itu Haewon kesiangan, alhasil dia pun terburu-buru. Entah apa yang merasukinya sehingga dia bisa bangun kesiangan. Karna terburu-buru, dia pun tidak fokus dengan apa yang dia kenakan. Dia berlari menyusuri koridor Goshiwon dan menuruni anak tangga, sesekali dia melirik jam tangannya.

 

Sesampai di garasi Goshiwon, dia melihat seorang pemuda yang tengah menyetandar dan menyalakan mesin skutter-maticnya. Gadis itu langsung menghampiri pemuda itu.

 

"Aku nebeng sampai di Cafe paling ujung sana ya!" Haewon yang sudah standby naik di atas skutter-matic itu.

 

"Eh ... apa-apaan ini, kenapa seenak jidatmu langsung naik di atas skutterku!" si empunya skutter langsung menoleh ke arah Haewon, begitu pun sebaliknya Haewon langsung menatap pemuda itu.

 

Kedua mata itu langsung beradu pandang tanpa berkedip. Taehyung terpesona dengan kecantikkan alami gadis itu. Sedangkan Haewon terkesima dengan ketampanan Taehyung. Sangat lama mata itu saling beradu pandang secara intens.

 

Ternyata ganteng juga pemuda aneh ini, Haewon berucap dalam hati sambil menatap seksama wajah Taehyung.

 

Kalau di pikir-pikir, cantik dan manis juga gadis ini kalau tanpa make-up! Taehyung berguman dalam hati. Ah, kenapa aku jadi ngomong seperti ini sih! Mak lampir kok di bilang cantik! Taehyung mengalihkan atensinya terhadap Haewon.

 

"Kau mau berangkat kerja dengan pakaian dan sepatu seperti itu!?" tanya Taehyung heran memandang Haewon dari ujung rambut sampai ujung kaki, kemudian beralih kembali dari ujung kaki sampai ke atas ujung rambut dan berhenti tepat diwajah Haewon.

 

Haewon pun langsung tersadar melihat dirinya masih memakai baby-doll dengan bawahan memakai celana jeans dan sepatu dengan warna yang berbeda, sepatu sebelah kiri warna biru dan sepatu sebelah kanan warna coklat.

 

Taehyung tertawa dibuatnya, wajah Haewon pun mendadak berubah menjadi merah, semerah tomat. Karna malu, Haewon pun berlari menaiki tangga dan menuju kamarnya.

 

"Doooh!! Hari ini aku kenapa sih?!" lirihnya sembari tangannya memegang kepalanya sendiri. Gadis itu tersentak kaget ketika pintu kamarnya ada yang mengetuk.

 

Tookk!!!

 

Tookk!!!

 

Tookk!!!

 

"Siapa!?" sahutnya.

 

"Apa kau jadi menebeng skutterku sampai perempatan ujung jalan sana atau tidak?" terdengar suara seorang pemuda dari balik pintu. Haewon membukakan pintu dan kepalanya menyembul.

 

"Oh ... iya, aku jadi ikut nebeng sampai depan sana. Tunggu sebentar, ya!" ucapnya kemudian menutup pintunya kembali.

 

Beberapa menit kemudian, Haewon keluar dengan memakai kaos bergambar kucing di padu dengan celana jeans warna biru juga sepatu kets berwarna coklat.

 

"Aku sudah siap!" ujarnya.

 

"Nah ... begitu kan cantik. Pakaian itu sangat cocok denganmu." Kim Taehyung tersenyum manis melihatnya. Haewon pun di buat malu lagi dengan pemuda itu. "Kalau begitu ayo berangkat sekarang, nanti kau telat!" ujar Taehyung.

 

"Huwaaaaa ...!!!" gadis itu berteriak tepat di sebelah Taehyung.

 

Teriakannya Go Haewon membuat Taehyung berjengit kaget.

 

"Apa!! Kenapa??" tanya Taehyung.

 

"Aku telat!! Aku telat!!" Haewon mendadak kalang kabut seperti orang bingung. "Aku sudah telaaaatt!!" teriaknya heboh.

 

Mendengar teriakan Haewon, Taehyung segera menyambar tangan gadis itu dan menariknya untuk berlari. Mereka berdua berlari bersama dan berakhir di garasi tempat skutter maticnya Taehyung terparkir.

 

Taehyung menyalakan skutternya dan langsung tancap gas menuju perempatan di ujung jalan sana.

 

Breeemm ... breeemm ... breeemm ...

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 


Siang itu udara sangat panas, sepanas hati Haewon saat itu. Dimana dia, sang mantan pacar mulai mengganggu dan mengusiknya lagi. Rasa sakit hati itu masih terasa dan menusuk jantungnya, membuat hati Haewon hancur berkeping-keping. Itu sangat menyakitkan. Kenangan dengan dia muncul lagi di pikiran Haewon. Gadis itu menggerutuk sendiri, mengumpat sambil berjalan. Sesekali dia menyepak bebatuan kecil dengan sepatunya. Sampai dia tak sadar, kalau dia berjalan dan memasuki kawasan padang ilalang.

 

"Tempat apa ini?" beonya pelan terlihat bengong menatap hamparan lautan kuning di depan.

 

Haewon menyebarkan pandangannya ke seluruh padang rerumputan itu. Baru pertama kali gadis itu melewati padang ilalang ini. Dia sangat heran kenapa ada tempat seindah ini.

 

"Tempat yang sangat sejuk dan cocok untuk menyendiri." Haewon tersenyum. Untuk sesaat dia melupakan masalah yang baru saja terjadi, masalah tentang mantan pacarnya.

 

Sesaat dia berlari-lari kecil, memutar-mutarkan tubuhnya seolah dia ingin menari di iringi oleh goyangan padang ilalang yang tertiup angin. Haewon membentangkan kedua tangannya, sedikit berlari, bentangan kedua tangannya menggapai rimbunnya padang ilalang. Dia bersenandung riang, menyanyikan sebuah lagu dari Byul yang berjudul I think I love you.

 

Karna keasyikan dengan pemandangan padang ilalang itu, Haewon tak menyadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya di balik rimbunnya padang ilalang.

 

Go Haewon masih menikmati suasana indahnya Grassland itu. Dia sangat terpukau dengan tempat itu.

 

"Aku tidak menyangka ada tempat sebagus ini disini." Go Haewon menghirup napas dalam-dalam. Matanya terpejam merasakan hembusan angin yang berdesir lembut menghanyutkan.

 

"Sepertinya aku betah di sini dan aku akan sering datang kesini," ucapnya senang.

 

Hamparan padang ilalang yang menari-nari seiring dengan tiupan angin yang berdesir menerbangkan rambut panjang Haewon yang berwarna coklat caramel. Desiran angin itu menyentuh lembut kulit mukanya.

 

"Tempat ini sangat indah dan sepertinya akan menjadi tempat favoritku!" Haewon tersenyum sambil duduk di bangku kayu panjang. Bangku itu terlindungi oleh sebuah pohon dan kelihatannya sudah tua, tapi masih kokoh walaupun tampak lumut liar menggerogotinya.

 

Lama sudah Go Haewon terduduk di bangku itu, menghilangkan penat yang ada di tubuhnya. Gadis itu memandang dengan seksama pada sehamparan ilalang kuning keemasan yang tertiup angin. Mata gadis sangat jeli mengamati bunga dandelion putih yang tumbuh di antara rumput ilalang.

 

"Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, dia selalu setia di antara ilalang!" ucapan itu terucap dari bibir Haewon.

 

"Aku harus seperti bunga dandelion itu. Terlihat rapuh namun dia sangat kuat! Yah! Aku harus kuat, aku tidak boleh mengeluh. Hidup adalah pilihan!" Haewon menyemangati dirinya sendiri.


Hidup adalah takdir yang diberikan sang Kuasa pada kita semua sebagai insan yang sudah berikan jalan tersebut. Tetapi, menjalani hidup adalah pilihan. Setiap hari jutaan pilihan dihadapkan pada jalan hidup kita masing-masing. Kita harus memutuskan semua hal, baik hal-hal besar ataupun hal-hal kecil, hal baik ataupun hal buruk sekalipun, dan tentunya itu semua ada resiko yang harus kita tanggung dibagian akhir.

Ternyata hidup itu tidaklah sekedar duduk menikmati angin semilir dan cahaya matahari yang menguatkan ... tetapi terkadang angin pun membawa serpihan-serpihan debu yang kadang terkena mata dan sesekali membuat mata menjadi perih ... Perih hingga mengeluarkan air mata.

Hidup tidak semulus seperti jalan tol yang bebas hambatan. Hidup itu penuh dengan kerikil-kerikil kecil atau bahkan batu besar yang menghadang. Setiap orang tentu punya masalah hidup masing-masing.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Siang berganti sore, Go Haewon masih betah berada di padang ilalang itu. Selama dia berada di padang ilalang itu, dia tidak sadar kalau ada seseorang yang terus memperhatikannya.

 

Kim Taehyung, pemuda yang sedari tadi duduk di rimbunnya padang ilalang melangkah mendekati Haewon dan menyapa gadis cantik itu.

 

"Hai ...." sapa Taehyung tersenyum dengan senyuman ciri khasnya. Haewon menoleh ke arah suara itu. "Boleh aku duduk di situ?" tunjuk Taehyung ke arah bangku kosong di samping Haewon.

 

"Ka-kau!" Haewon sedikit kaget dan gugup ketika melihat seorang pemuda sudah berdiri di sampingnya. "Se-sedang apa kau di sini?" tanya gadis itu. Taehyung tertawa pelan dan duduk di sebelah Haewon.

 

"Aku?" kata Taehyung menunjuk dirinya sendiri, "tempat ini adalah tempat favoritku dan aku pun sudah sedari tadi memperhatikanmu dari balik rimbunan padang ilalang di sebelau sana," ujarnya mengarahkan tempat di mana tadi dia duduk dan tiduran bahkan memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

 

"Ah ... aku jadi malu!" ujarnya mengingat tadi dia menari-nari sambil bersenandung ria.

 

"Malu kenapa?" Taehyung sedikit tersenyum mengingatnya, saat dia melihat gadis yang ada di sampingnya menari-nari dan bersenandung.

 

"Tidak apa-apa!" jawab Haewon singkat. "Apa kau sering datang kemari?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

 

"Hmm ... jujur, aku pun baru tahu tempat ini," Taehyung memandang lurus ke depan.

 

"Aku juga baru tahu kalau ada tempat seindah ini di sini," Haewon memainkan kakinya, membuat Taehyung mengalihkan pandangannya dan menatap Haewon.

 

"Kau terlihat sangat kesal. Apa kau sedang ada masalah?" tanya Taehyung basa-basi.

 

"Ah ... tidak ada!" elak gadis itu tak ingin membicarakan apapun, sebab hatinya memang sedang tidak mood.

 

"Oiya, siapa namamu? Kita tinggal di Goshiwon yang sama, kan? Dan kamar kita bersebelahan tapi kenapa kita belum saling mengenal?" ucapnya menoleh ke arah Haewon. "Namaku Kim Taehyung!" pemuda itu mengulurkan tangannya ke arah Haewon.

 

"Ah ... namaku Go Haewon. Panggil saja Haewon!" gadis itu membalas uluran tangan Taehyung.

 

"Ayo ikut aku!" ajak Taehyung.

 

"Kemana?" jawabnya.

 

"Pokoknya ikut saja. Nanti kau akan tahu." jelas Taehyung.


Taehyung bangkit dan melangkah, di ikuti oleh Haewon di belakangnya. Gadis itu berjalan mengekori Taehyung, memandang punggung Taehyung. Tiba-tiba Taehyung berhenti dan menoleh ke belakang.

"Kenapa kau berjalan di belakangmu? Aku tidak suka di ikuti seperti itu. Berjalanlah di sampingmu!" ucap Taehyung menarik tangan Haewon untuk berdiri di sampingnya. Gadis itu hanya pasrah dan menurut saat tangannya ditarik oleh Taehyung.

"Eh ...."

"Begini kan lebih nyaman!"

🌾

 

Kemanakah Taehyung akan mengajak Haewon?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tulus Paling Serius
2170      875     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Ketos pilihan
600      402     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Lebih Dalam
150      130     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Acropolis Athens
4471      1833     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
The Maiden from Doomsday
10318      2266     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
Mendung (Eccedentesiast)
6313      1834     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Kala Badai Menerpa
1052      517     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
3164      1395     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
Prakerin
6752      1865     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe β€”kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontokβ€” dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin β€”telat dan bolosβ€” yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
130      111     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.