Read More >>"> Dandelion (3. Expectation) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Sebuah usaha tidak akan mengkhianati hasilnya. Kutipan ini mungkin sudah tidak asing lagi. Sebuah harapan pun bisa menjadi kenyataan jika yang Kuasa sudah menghendakinya.

Seminggu sudah Taehyung mencoba hidup mandiri. Namun yang namanya kebiasaan memang sulit untuk diubah dan butuh usaha yang maksimal. Kamar kost Taehyung masih seperti biasa berantakan, baju-baju kotor pun sama sekali belum dicuci. Alhasil dia kehabisan celana dalam dan terpaksanya dia memakai celana dalam yang kemarin.

"Tak apalah .... " ucapnya pelan dan batinnya benar-benar bergejolak. Terdiam sesaat sambil mengendus-endus celana dalam itu. 🀣

"Sebenarnya risih tapi mau bagaimana lagi, aku sudah tak punya stok celana dalam lagi!" gerutuknya.

Untuk beberapa menit, Taehyung terdiam lagi.

Kriik ... Kriik ....

Kriik ... Kriik ....

"Bagaimana kalau nanti anu-ku gatal-gatal? Apa iya aku harus pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian dan celana dalam," Taehyung berpikir lagi menimbang-nimbang.

Aku kan belum menerima upah juga bulan ini, uang di dompet hanya cukup untuk makan sampai aku menerima gajiku nanti, 'batinnya menangis dan bergejolak.

"Aahh ... ottoke???" Taehyung menarik-narik rambutnya sendiri.

Namun pada akhirnya dia pun memakai celana dalam tersebut. Taehyung berjalan sambil memikirkan kata-katanya tadi.

Ahh ... lebih baik aku pulang saja untuk mengambil beberapa pakaian dan celana dalam. Lagi pula jam segini Ayah dan Taejung pasti sudah berangkat kerja. Apa salahnya seorang anak pulang kerumah untuk menemui Ibunya, 'batinnya dalam hati.

Taehyung segera menyambar tas dan helmnya, segeralah dia menuju garasi kost-kostan. Di nyalakan skutter-maticnya dan langsung tancap gas.

Breemm!!! Breemm!!! Breemm!!!

Skutter-matic milik Taehyung dengan lincahnya menerobos ramainya jalanan raya di pagi hari. Di mana ramainya jalanan karna itu karna lalu lalangnya orang-orang yang berangkat kerja. Pemuda berhidung mancung itu sangat antusias karna akan bertemu dengan sang Ibu tercinta, sudah seminggu pemuda itu meninggalkan rumah. Jarak antara Goshiwon dan rumah Taehyung memang lumayan jauh, kurang lebih sekitar 30 menitan.

Sesampai di depan rumah, Taehyung memarkirkan skutternya di dalam halaman rumah. Di langkahkan kakinya menuju teras rumah, setelah itu dia menekan bel rumah.

Tiiing .... Tuiing!!!

Tak berapa lama seorang wanita membukakan pintu dengan masih menggunakan celemek. Wanita itu langsung memeluk erat Taehyung dan menciumi kening dan pipi Taehyung berkali-kali.

"Akhirnya kau pulang juga, Nak!" sambut Ibunya.

"Maaf Bu! Aku hanya mau mengambil beberapa pakaian dan celana dalam saja." Taehyung langsung menuju kamarnya.

Kamar yang masih sama seperti ketika dia meninggalkan rumah. Dia pun meraih koper yang ada di atas lemari dan mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari lalu memasukan ke dalam kopernya.

"Kau yakin akan pergi lagi? Tidakkah kau kangen dengan Ibumu ini?" tatapan seorang Ibu yang sendu.

"Tentu saja aku kangen sama Ibu!"

"Kalau begitu temani Ibu sarapan, ya!" ucap sang Ibu membelai lembut pipi Taehyung. Pria berhidung mancung dengan tinggi badan 179 cm ini tak kuasa menolak ajakan Ibunya.

Sang Ibu langsung menyiapkan sarapan untuk Teaehyung. Taehyung pun menurutinya karna memang dia pun belum sarapan. Taehyung duduk di kursi seperti biasanya dia duduk. Sang Ibu menyodorkan sepiring untuk Taehyung dengan isi dua buah pancake saus madu dan segelas susu putih hangat. Taehyung yang kangen masakan Ibunya itu langsung menyantap habis menu sarapan yang ada di atas meja.

"Terimakasih, Bu!" Taehyung sembari meneguk susu hangatnya.

"Kau akan singgah dulu, kan?" tanya sang Ibu.

"Aku mau langsung pamit, Bu. Aku masuk siang hari ini!" Taehyung bersiap-siap dan kembali memakai jaket dan tasnya.

"Taehyung-ah, apa kau masih memegang uang?" tanya Ibunya. "Ambillah ini, untuk peganganmu sampai nanti kau menerima gaji."

"Tidak perlu, Bu. Aku masih ada pegangan uang kok!" Taehyung beralasan menolak uang pemberian Ibunya.

"Ambillah. Anggap saja kau meminjamnya dari Ibu," sang Ibu menggenggamkan uang itu di tangan Taehyung. "Dan bawalah bekal ini!" lanjutnya mengusap pipi anak laki-laki itu.

Taehyung tidak bisa menolak pemberian dari Ibunya. Dia pun pulang ke Ghosiwon membawa bekal dari sang Ibu.

"Aku anggap ini obat kangen dari Ibu! Dan untuk uangnya nanti setelah menerima gaji akan aku kembalikan kepada Ibu. Aku harus mulai belajar mandiri dan berhemat." Taehyung tersenyum manis. Senyuman khas dari seorang Kim Taehyung.

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Teriknya panas matahari hari itu membuat kulit seorang gadis berparas cantik menjadi terlihat berkilauan karna keringat. Gadis bernama Go Haewon itu tengah sibuk berjemur di bawah teriknya matahari.

 

"Tumben sekali jemuranku hari ini sangat banyak," beonya. "Untungnya hari ini adalah jatah liburku, jadi aku bisa bermalas-malasan." Haewon menjemur satu-persatu pakaiannya.

 

"Begini rasanya kalau pakaian kotor numpuk selama seminggu!" keluhnya. Selesai menjemur, dia kembali ke bawah. Haewon berjalan melewati lorong Ghosiwon dengan membawa ember. Ketika dia melewati kamar yang berada tepat di sampingnya, dia berhenti sejenak.

 

"Siapa ya kira-kira yang menghuni kamar ini? Cewek atau Cowok?" pikir Haewon. Karna sejak penghuni itu menempati kamar yang berada persis di samping kamarnya, dia belum pernah sama sekali bertemu dan bertegur sapa dengan penghuni kamar tersebut.

 

Haewon berjalan kembali menuju kamarnya. Karna walaupun dia libur hari itu, kerjaan dia di kamar Goshiwon juga banyak. Setelah ini, dia kembali di sibukkan dengan setrikaannya yang segunung.

 

"Aku kan strong girl!" ucapnya sambil mencepol rambutnya dan menggulung lengan bajunya. "Saatnya kembali bekerja!"

 

Jari jemarinya bergerak melipat baju-baju, setelah sebelumnya sudah di setrika. Satu jam lebih akhirnya dia menyelesaikan pekerjaan menyetrika baju. Kemudian dia menatanya di lemari kayu yang ada di samping ranjang tidurnya. Setelah semua beres, dia menuju dapur untuk memasak.

 

Begitulah kehidupan seorang gadis bernama Go Haewon, apa pun dia lakukan sendiri. Di kota Daegu ini dia memang belum menemukan seorang teman untuk bisa dijadikan tempat bertukar pikiran ataupun curhat.

 

Di saat Haewon disibukkan dengan kerjaannya di kamar kost, pemuda berhidung mancung tengah disibukkan dengan datangnya stok barang-barang yang masuk ke minimarket. Seperti biasa sahabatnya yang bernama Kim Kyujung selalu satu shif bersama dengan Kim Taehyung.

 

Taehyung, Kyujung dan dua pegawai yang lain sibuk memasukkan barang-barang ke gudang. Setiap ada barang datang, sang manager selalu datang dan mengontrol. Mengecek ulang semua barang yang datang.

 

Taehyung mencatat semua barang yang masuk ke dalam gudang dan langsung melaporkan kepada managernya.

 

"Aku melihat sekarang kau sudah tidak pernah telat datang ke minimarket lagi," kata managernya yang meneliti laporan dari Taehyung.

 

"Aah iya, Pak. Saya sekarang tinggal di Goshiwon yang terletak di ujung gang sana," Taehyung menjelaskan.

 

"Oh, bagus kalau begitu! Sebenarnya kalau kau dari pertama on-time terus. Aku bisa mempromosikanmu untuk naik jabatan," tegas sang manager.

 

"Ah, benarkah?" kata Taehyung tidak percaya.

 

"Kau ini sebenarnya teliti hanya saja kau suka ngaret alias telat dan sedikit agak malas-malasan," cibir sang manager. "Cobalah untuk mengubahnya!" sang manager memberikan catatan laporan itu kembali pada Taehyung.

 

"Terimakasih atas nasehatnya, Pak!" ucap Taehyung membungkukan badannya.

 

"Oke, semua sudah beres. Aku akan kembali ke kantor dulu. Di pikir baik-baik, ya!" sang manager menepuk-nepuk bahu Taehyung.

 

Taehyung berusaha mencerna kata-kata managernya tersebut. Dia menyadari bahwa memang dirinya masih suka malas-malasan dan telat.

 

Memang ada benarnya juga kata Pak Choi. Aku memang harus berubah! 'batinnya dalam hati. ( πŸ˜… berubah jadi power rangers ya, Tet! )

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Angin malam berhembus menghempas wajah cantik Go Haewon. Gadis itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket hoddienya, dia tampak berjalan menyusuri trotoar menuju sebuah supermarket.

 

Masuklah dia ke minimarket itu, tangannya meraih troli dan di dorongnya menuju deretan mie ramyeon. Tampaknya dia akan belanja untuk persediaan di kamar kost.

 

Gadis itu mengambil beberapa ramyeon, cemilan dan beberapa minuman kaleng untuk mengisi kulkas mini di kamarnya. Ketika gadis itu sedang asyik memilih barang belanjaannya, nampak sepasang sorot mata elang tengah memperhatikan gadis itu. Mata itu terus memperhatikan Haewon sampai dia selesai berbelanja dan meninggalkan minimarket itu.

 

Haewon berjalan pulang dengan bersenandung ria dan berlari kecil, namun tak berapa lama dia merasakan bulu kudunya berdiri. Haewon pun menghentikan langkahnya dan mencermati keadaan sekitar, kemudian dia menoleh ke belakang.

 

"Tidak ada siapa-siapa!" katanya sambil menaikkan bahunya.

 

Memang malam itu sudah nampak sepi, dia pun kembali berjalan. Namun lagi-lagi dia merasakan ada seseorang yang membuntutinya. Haewon mulai merinding dan sedikit agak takut, kemudian dia kembali berjalan dan mempercepat langkahnya. Sesekali dia menoleh ke belakang karna dia masih merasakan kalau ada seseorang yang membuntutinya. Ketika dia menoleh ke belakang sekali lagi, tampak dia melihat seseorang memakai hoddie warna hitam dan bermasker sedang berjalan mengikutinya. Karna takut, Haewon mempercepat langkahnya lagi namun mendadak sebuah tangan mencengkeram pundaknya. Spontan Haewon langsung berteriak.

 

"Aaaaarrggghhh!!!" teriakannya melengking memecahkan kesunyian malam itu. Barang belanjaan yang di bawah Haewon pun terjatuh karna gadis itu kaget. Secara reflek orang bertudung itu langsung membekap mulut Haewon.

 

"Ssstttt!! Kau ini apa-apaan?! Main teriak malam-malam!" ucap si pemuda itu yang langsung membuka maskernya.

 

"Kau siapa!? Kau mau apa, hah!!!" seru gadis itu.

 

"Yaakk!! Kau kira aku ini apa!! Penjahat!!" gertak pemuda itu.

 

"Kalau kau bukan penjahat, kenapa kau mengikutiku?!" tanyanya sedikit gemetar. Pemuda itu kemudian merogoh sakunya. "Yaakk!! Kau mau mengambil apa!!" Haewon mengepalkan tangannya memasang kuda-kuda. Pemuda itu menatap Haewon tajam.

 

"Nih, dompetmu tadi terjatuh!" pemuda itu mengeluarkan dompet lipat berwarna biru laut. "Lain kali kalau jalan jangan sambil berlari-lari." imbuhnya.

 

"Oh ...." Haewon melemaskan kepalan tangannya dan menurunkan kedua tangannya. Dia pun langsung mengambil dompet itu dari tangan sang pemuda. Lalu dia jongkok mengambil barang belanjaannya.

 

"Terimakasih!" ucapnya lalu bergegas meninggalkan pemuda itu.

 

Dia terus berjalan sampai ujung gang, sesekali dia masih menoleh ke belakang. Pemuda itu masih terus berjalan di belakang Haewon sambil memasukkan tangannya ke saku. Haewon terus berjalan hingga sampai di Goshiwon, pemuda itu pun masih terus mengikutinya hingga akhirnya ....

 

"Yaakk!! Kau ini kenapa masih terus membuntutiku?!" Haewon memberanikan diri bertanya. Namun pemuda itu tidak menjawab, justru semakin berjalan mendekati Haewon.

 

"Kau mau apa?!! Jangan mendekat!" teriak Haewon.

 

Gadis cantik itu mengepalkan kedua tangannya lagi. Namun tidak ada respon dari pemuda itu. "Atau jangan-jangan kau mau menculikku!!" Haewon melangkah mundur.

 

"Siapa juga yang mau nyulik mak lampir macam kau!!" pemuda itu semakin mendekat.

 

"Apa kau bilang! Mak lampir!!" protes Haewon.

 

"Iya, mak lampir. Kenapa?!" tanya pemuda itu.

 

"Enak sekali kau mengataiku mak lampir!" Haewon tak terima perkataan pemuda itu.

 

"Terus??!" sahutnya.

 

"Terus kau mau apa?!" tanyanya. "Ah, jangan-jangan kau penjahat kelamin dengan modus tinggal di kost-kostan ini!" terka Haewon.

 

"Memangnya wajahku yang ganteng ini terlihat seperti penjahat kelamin!!" tanyanya melotot ke arah Haewon lalu melangkahkan kakinya lagi.

 

"Yaakk!! Jika kau melangkah sekali lagi, aku akan teriak!" ancam Haewon.

 

"Silahkan teriak!" tantang pemuda itu semakin melangkah mendekat.

 

"Stooooopp!!!" teriak Haewon. "Sekali maju selangkah lagi, akan aku tonjok mukamu!"

 

"Maaf! Kau menghalangi jalanku!" ujar pemuda itu.

 

"Hah!?" Haewon berusaha mencerna perkataannya.

 

"Minggir, aku mau lewat!" pemuda itu menarik tangan Haewon. "Aku juga tinggal di sini juga. Aku capek dan aku ingin segera tidur! Jadi tolong minggir karna kau menghalangi jalanku!"

 

Haewon menggeser tubuhnya sedikit lalu pemuda itu menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya. Haewon melongo dan terdiam sesaat.

 

"Dia tinggal disini juga," Haewon menggetok kepala sendiri karna parno dengan kejadian tadi. "Tapi ... sepertinya aku merasa pernah bertemu dengan pemuda itu, tapi dimana?" Haewon berpikir sambil berjalan menuju kamarnya. Memang wajah pemuda itu sangat familiar, hanya saja Haewon lupa pernah bertemu di mana.

 

🌾

 

Akankan Go Haewon mengingat siapa pemuda itu??

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Marry
888      427     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Archery Lovers
3450      1712     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Rekal Rara
8487      3161     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. β–ͺβ–ͺβ–ͺ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Seharap
5032      2110     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2393      1045     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
The Alpha
1299      643     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
3715      1348     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
4411      1195     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
830      590     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
4534      1489     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...