Loading...
Logo TinLit
Read Story - 1'
MENU
About Us  

“AAA!” Pengang kupingku mendengar teriakan anggota cewek PMR.

Jalanan yang kami lewati terjal, naik-turun, ditambah licin sehabis hujan. Berpasir dengan campuran tanah merah, bebatuan kerikil, dan sesekali bebatuan besar kami temui. Aku berpegangan erat pada bangku. Melihat wajah pucat teman-teman. Mungkin mukaku sama, tapi masih bisa kukondisikan.

BREMM!

Ban truk terjebak di tanah becek. Lagi, cewek-cewek teriak. Serius, aku juga ikut tegang, takut truknya oleng—ini bukan truk oleng yang viral, ambruk ke samping dan kami terguling. Napasku menderu, menatap semua kawan. Pertama kali perjalanan seseru dan setegang ini.

“WOI, MUNDUR!” seru sopir.

Kami saling tatap. Wah, truk akan mundur? Aku menelan ludah. Beberapa dari kami memerah matanya, menangis, muka pucat pasi, dan fokus berdoa. Aku menoleh ke belakang, kubangan memang cukup dalam dan tanah benar-benar becek. Truk dari belakang belum mengerti konstruksi sopir.

Aku berdiri, berjalan cepat ke belakang truk. “MUNDUR!” teriakku. Anggota cewek menoleh, ingin ikut ke belakang truk, berteriak memberitahu.

Aku mencegah. “Jangan! Nanti beban truk akan bertumpu di sini!”

Mereka terdiam lantas duduk kembali, cemas.

BRUMMM!

Truk memaksakan diri berjalan, eh? Kenapa truk agak miring.

“IBU... AKU TAKUT!” teriak salah satu anggota cewek.

Mereka semua mulai menangis. Keadaan mulai kacau. Secercah harapan, teriakanku berhasil. Truk kedua berhenti, sopir dan anggota cowok turun dari truk, berlarian ke arah kami.

Aku berbalik badan, berseru. “Kalau kalian terus panik tidak bisa berpikir tenang, adanya truk semakin bergoyang. Ayolah, tenang, kita bisa mengatasi bersama-sama!”

Anggota cewek menurut, mengambil napas, mengembuskan kembali. Keadaan lebih tenang.

“Kalian baik-baik saja?” teriak salah satu anggota cowok.

Aku berbalik badan, mengangkat jempol. “Ya!”

Mesin truk mati. Truk agak mundur sebentar, lalu stuck tidak bergerak. Ini perasaanku atau bagaimana? Aku merasakan posisi truk semakin miring.

“Kalian semua turun dulu! Saya buka pintunya,” seru sopir sambil membuka kunci besi panjang bersama sopir truk kedua. Entahlah, truk ketiga tidak tahu keadaaanya. Aku membalikkan badan, menatap satu persatu anggota cewek. Meyakinkan mereka.

Anggota cowok, pembina, dan tiga sopir—ternyata truk ketiga ikut berhenti menunggu di depan pintu truk belakang. Beberapa warga sekitar ikut membantu menahan truk yang terlanjur miring. Aku memegang tangan satu persatu anggota cewek, membantu turun ke bawah. Dari bawah dibantu anggota cowok untuk turun.

Aku terakhir turun, dibantu oleh cowok itu –yang dicie-ciein.

“Kamu gakpapa?” tanyanya.

Aku mengangguk. “Terima kasih,” jawabku singkat. Lagipula, kami juga belum terlalu mengenal.

Dia mengangguk. Aku menyusul ke anggota cewek. Membantu mereka agar lebih tenang. Para warga bergotong royong memiringkan truk kembali ke semula. Asli, setengah ban kanan tenggelam di dalam kubangan lumpur. Aku menghela napas lega.

"Oi, kalian baik-baik saja?" teriak kak Nata mendekat. Dia selaku ketua sangat bertanggung jawab pada anggota kelompok.

"Kak Nata enggak lihat mukaku kaya apa?" jawab salah satu anggota kesal.

"Wajahmu enggak berubah juga kaya Emma Watson. Berubah jadi Capibara juga enggak," jawabnya santai.

"KAK!" teriak anggota yang diledek. Aku menahan tawa.

"Kalau ada masalah kaya gini, enggak usah dibikin tegang. Rileks, santai, kaya di pantai," jawab Kak Nata dengan nyengir ciri khasnya.

"Pantai pasir putih iya asik, ini pantai lumpur lapindo?" jawab anggota yang masih kesal dengan kak Nata.

Beberapa yang mendengar itu tertawa. Kak Nata juga ikut tertawa. "Haduh, wajah sebalnya saja sudah membuat gemas ingin sekali menceburkannya ke dalam lumpur lapindo yang berpindah ini. Lagipula, kamu berlebihan banget, sudah sewajarnya, kan, musim penghujan pasti ada kubangan? Sesuatu hal kalau dilihat berlebihan juga enggak baik. Bagusnya, sekarang kamu minum yang banyak, tenangkan diri, dan berusaha mengendalikan emosi. Ini baru permulaan, loh, buat perlombaan hari ini, astaga...." Kak Nata terdiam, mematung sesaat.

"Kenapa?" tanyaku.

"Gara-gara lumpur lapindo ini kita terlupa kalau KITA PASTI TELAT SAMPAI SANA!" Kak Nata langsung berlari menemui pembina.

Aku menepuk dahi. Astaga! Bisa-bisa nilai kami langsung berkurang karena keterlambatan ini?

                                                                                             ***

Selamat!

Kata pertama yang keluar dari mulutku. Tempat lokasi Jumbara dekat di pegunungan Merapi, di sekelilingi pegunungan. Tempatnya dingin, tapi kamu bisa melihat gagahnya Merapi dengan spektakuler. Moncongnya terlihat sempurna. Ulir-ulir ‘badan’ Merapi terlihat. Asap kawah yang mengepul, dan lagi tempatnya sejuk sekali.

Tentu, kami terlambat. Untungnya, pembina tanggap menghubungi panitia dengan alasan truk oleng. Dimaklumi. Kami tiba setengah jam setelah acara pertama berlangsung, upacara pembukaan kami lewati. Tentu, manusia yang paling lega sedunia adalah kak Nata.

Kalau biasanya memakai tenda hijau dan mentok hitam, kali ini memakai tenda berwarna-warni. Sumpah, kalau difoto dari atas, itu melambangkan warna ekskul PMR Wira bak bunga di taman-taman. Kuning, biru, merah, putih, menyatu melingkar memenuhi sudut-sudut lapangan. Ditambah setiap tenda ada pagarnya, pintu seperti gerbang yang dibuat secara kreatif.

Anggota cewek dan cowok terpisah. Anggota cewek berada di utara, anggota cowok di selatan. Barat dan timur ditempati pembina dan para guru. Para anggota dari berbagai daerah sedang asyik menghias tenda, tidak untuk kami.

Kak Nata mengangguk, menatap kami satu persatu. “Yok, bergegas membangun tenda. CAPCUS THE—” serunya.

“WIRA-WIRA SAORIKANDA!” jawab kami semangat. Saorikanda adalah julukan ekskul PMR kami.

Tugas dibagi. Kak Nata dan tiga adik kelas mengurus tas-tas kami. Tiga dari angkatanku—termasuk aku menggelar tenda agar mudah dimasukkan. Tiga kakak senior merangkai besi-besi pendiri tenda—ini paling susah. Kami senang-senang saja melakukannya. Enteng.

“Kasihan banget Damay.” Kak Nata tertawa sambil menenteng tas ke samping. Membuka tas kelompok.

Aku berhenti menjinjing ujung tenda. “Kenapa, Kak?”

“Tidak satu komplek dengan si itutu—” jawab kak Nata nyengir.

Ciee, uhuy, Damay!” Semua anggota cewek ikut menjawab.

“Itutu, tuh, siapa, Kak?” Aku mengangkat alis.

“Semakin pura-pura tidak tahu, semakin keliatan malu tapi mau—”

Eaaak,” sahut anggota cewek. Semua peserta Jumbara mulai tertarik obrolan kami.

Aku menghela napas keras. “Siapa, sih?”

Kak Nata berdiri, meletakkan tas kelompok. Berlutut mengulurkan tangan padaku. “Damay, kamu gakpapa?”

Kak Nata berdiri, merangkulku, tersenyum menggoda. “Mengulurkan tangan sembari meraihmu Damay dan dia hanya meraihmu.”

Anggota cewek tertawa kompak. Sial, aku benar-benar digoda. Kak Nata tertawa di sampingku, aku tersenyum kecut.

“Tapi malang nasib Eno, si cewek tidak pernah peka sampai kapan pun.” Kak Nata menggelengkan kepala. Jangan ditanya penghayatannya, anak teater go nasional dia. Bahkan pernah bertemu Presiden.

Aku menatap datar kak Nata, “Sudah gosipnya? Mending Kakak kembali bekerja deh, kan ketua harus kerja keras.” Aku nyengir. Kena!

Kak Nata tertawa, menepuk bahu. “Semoga berhasil,” ujarnya sambil mengerlingkan mata.

Sungguh, tidak ada hubungan apapun sama cowok itu!

                                                                                               ***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
I love you & I lost you
7216      2572     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
Memoreset (Sudah Terbit)
3970      1480     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Teman Hidup
6984      2512     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Lebih Dalam
190      165     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Romance is the Hook
5143      1695     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
5945      1951     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
KSATRIA DAN PERI BIRU
190      157     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Orange Haze
549      380     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
129      101     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Asoy Geboy
6325      1739     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...