Loading...
Logo TinLit
Read Story - IW-baee
MENU
About Us  

Sepuluh bulan atau lebih atau kurang. Entahlah aku tak ingin mengingat kejadian itu lagi. beberapa bulan yang lalu aku menemui Airin dan kedua orangtuanya di Bandara. Sambil dirangkul ayahnya, dia menangis tertunduk di depanku.

“Maaf Indra, maaf, maaf, maaf Indra, maaaaff” kata Airin yang paling kuhapal

Tentu saja aku memafkannya, jika tidak kenapa aku repot-repot ke Bandara.

Aku bisa merasakan penyesalan mendalam dari matanya yang basah dan wajah tak enak hatinya Om Darma. Tapi sudah, aku tak menyimpan dendam sedikitpun. Kadang orang-orang baik seperti mereka ada fase khilaf juga, jadi ya sudah, tidak papa.

Kata-kata yang terakhir dari Airin sebelum benar-benar pergi adalah “Sampaikan permintaan maafku ke Dea ya?”

Dan aku belum menyampaikannya juga.

Tentu karena setelah Bunga keluar dari RS, dia langsung pulang. Dan aku tidak tahu lagi bagaimana keadaannya saat ini.

Malam ini, aku baru habis jalan-jalan di trotoar depan rumah. Sudah beberapa bulan begini, terutama ketika aku kepikiran Bunga.

Membahas Bunga, tiba-tiba aku terpikir dengan kata-katanya dulu ketika kuceraikan ‘aku tidak merasa baik-baik saja meski ada kau disini, kurasa kau bukan jodohku’. Bagaimana jika aku memang bukan jodohnya Bunga? Karena seingatku aku hanya menemui dia atau tanpa sengaja bisa bertemu dengannya setiap dia terlibat dalam pertengkaran. Tak pernah dalam keadaan dia baik-baik saja!

Aku jadi merasa kesal jika memang begitu.

“HEYY...”

Aku melirik sekelilingku yang sepi, tak ada siapa-siapa.

“Ay.. sialan, apa aku begitu hitam sampai kau tidak menemukanku?”

Ini Bunga, pasti, dimana dia? oh di seberang rumahku di trotoar.

Kami bersebrangan. 

“Lusi sudah ngasih undangan wisudanya ke Paman dan Bibi, undangan wisudaku kosong, mau nggak?”

“Enggakk” tungkasku berjalan menjauh

“Eh, kok? Aku traktir makanlah..” Bunga berjalan mendekat

“Enggakk”

“Aku bayarinlah ongkosnya”

“Enggakk”

“Ka-kau, perasaanmu sudah berubah ya?” kata Bunga yang sudah berdiri di depanku

Aku diam

“MAU KAU APASIHH!” teriak Bunga Dan bergegas ingin pergi ketika aku masih diam

“Menikah denganku” suaraku sangat pelan tapi mampu membuat Bunga bungkam dan berbalik

“Kumohon, menikahlah denganku lagi Bunga” aku berlutut dan menunduk pasrah “Aku akan cerita denganmu semua hal yang kutahu, aku tidak akan senang disentuh wanita lain selain kamu, aku...”

“Aku kan sudah janji hanya akan menyukaimu selamanya”  kata Bunga pelan ikut berlutut “Jadi kau tak perlu memohon meminta diriku karena hatiku selalu hanya bersamamu”

Aku menangis dan terduduk, malu, gembira juga haru.

“Izin dulu ke Paman sebagai waliku” kata Bunga ikut terduduk

“Iya” kataku menyeka air di sudut mataku

“Jangan nangis nanti orang kira aku ngapa-ngapai kau lagi, hahaha” colek Bunga

“Mau dong di apa-apain” kataku garing dengan suara masih sesenggukan

“Hahaha... kalo mau nangis, nangis aja dulu deh, jangan ngomong, geli...”

“Bunga, Airin bilang minta maaf”

“ Eh tapi aku udah enggak gadis lagi. aku janda gimana nih?” aku tahu Bunga mencoba mengalihkan pembicaraan tapi tetap saja merasa tergelitik

“Hahaha..”

“Kau bilang dulu, sukanya sama gadis tapi malah mau nikahin janda”

“Hahaha”

Besok harinya, sebelum pergi ke salah satu kota di Sumatera. Aku mengajak Bunga ke penjara, untuk mengenalkannya dengan Om Rian, satu-satunya keluargaku.

Bunga tampak antusias dan gugup, dia juga jadi menggedor-gedor rumah Bobby alias Ce’tia pagi-pagi sekali untuk didandani.

Dengan gaun berwarna lavender selutut dengan renda putih di masing-masing ujung bahu sampai pinggang dan rambut tergerai tanpa perhiasan serta make up ringan di wajahnya. Bunga tidak cantik sama sekali, terutama karena saat ini dia sedang ingin terlihat cantik untuk Om Rian bukannya untukku.

Sampai di kantor polisi, semua laki-laki di sana terperangah melihat Bunga. Aku jadi harus merangkul Bunga berjaga-jaga. Dulu Bunga bilang ingin menikah dengan polisi, aku tidak ingin Bunga punya kesempatan untuk memikirkan keinginannya dulu itu karena dia akan menikahnya denganku, seorang pujangga.

Ketika Om Rian melihat Bunga, raut wajahnya tercenung. Hampir tidak bergerak sampai polisi jaga menyenggolnya dan membuat dia kembali berjalan mendekat.

“Om, ini, Bunga Dea” kataku

Bunga langsung mencium tangan Om Rian dan tersenyum.

“Ooh.. ini, manis kok, mirip ibunya Indra waktu muda” kata Om Rian membuat Bunga tersipu

Aku langsung membisikkan ke kuping Bunga ‘Hati-hati Om Rian duda lhoo...’

“Om dengar, Ndra, kamu juga duda..”

Kami berbincang tak lama karena terbentur jam besuk. Tapi aku sempat meminta restu dari Om Rian untuk menikahi Bunga. Dari penjara, aku dan Bunga berangkat ke salah satu kota di Sumatera dengan pesawat.

Aku sempat mengirim pesan ke Bobby untuk mencopot kaca pembatas hitam, pemisah kamarku dan Bunga karena aku kan ingin sekamar juga dengan Bunga. Hahaha.. tapi nanti ketika kami sudah jadi suami istri lagi.

Menemui Paman, Bibi juga Lusi. Tentu tidak semudah itu mendapatkan restu mereka lagi, ada banyak nasehat juga wejangan yang sangat kudengarkan dengan fasih. Tapi semua keputusan tetap di tangan Bunga dan dia menerima lamaranku. Tapi ini bukan pernikahan yang terburu-buru. Bisa dibilang kami hanya tunangan dulu.

 Bunga diwisuda sebulan kemudian,

Ketika sedang asik mengambil foto berdua, aku dan mungkin semua orang bisa mendengar ada yang menggunjing Bunga, banyak sekali

“Ihhh... dia mengundang mantan suaminya?”

“Benarkan? Apa dia di pelet?”

“Dia harusnya bersyukurkan? Toh pria itu masih mau dengannya? kudengar dia yatim piatu”

Aku hampir marah dan menghampiri mereka jika saja Bunga tida memegang tanganku dan bilang “Biarin aja, fokus ke aku” katanya

Benar juga kata Bunga, aku seharusnya menjadikan ini moment bahagia baginya, mulai membuat kenangan indah ketika bersama, bukannya masalah.

“Nggak nggakk, aku tahu mereka pasti Cuma setting-an”

Aku dan Bunga hanya saling pandang lalu tertawa. Lalu Bunga izin mendekati beberapa temannya yang mengajak berfoto bersama.

Mungkin kebanyakan semua orang di dunia ini termasuk aku pernah mendengar kisah cinta sejati; Romeo dan juliet, Bonnie dan Clyde, Habibie dan Ainun.

Tapi bukan hanya mendengar, aku sedang merasakannya sekarang. Dan terasa manis sekali.. lalu aku bisa bilang Bunga adalah jodohku di detik ini. Tidak, dia adalah jodohku yang sudah ditetapkan pencipta dari sebelum aku lahir, tapi hanya bisa bertemu di waktu yang tepat yaitu detik ini.

Kemudian aku akan selalu merasa bersyukur melihatnya yang menatapku sambil tersenyum manis dan tak mengerti bagaimana menjelaskannya supaya kalian merasa apa yang kurasa.

Jika ini cerita dongeng, maka ayo kita akhiri dengan kalimat ‘ Indra dan Bunga hidup bahagia selama-lamanya’.

Dan beberapa tahun kedepan, jika kalian melihat anak balita dengan ikatan rambut melebihi anak MOS menggayuh sepeda merah muda dengan singlet dan celana pendek meninggalkan taman bermain yang sudah dipenuhi bocah lelaki yang menangis.

Percayalah itu adalah generasi baru penerus Bunga Dea. Yang berarti juga anakku, menuruni sifat ibunya. Hahahaha...

Aamiin

Seandainya begitu.....

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
TOM AANG
379      276     1     
Romance
Kamu sudah menjadi keluargaku bahkan sebelum kamu dilahirkan, namun apakah kisah ini bisa dibenarkan? Bolehkah aku tetap menjaga hubungan keluarga ini dengan cara yang mungkin mengundang berbagai pertanyaan? Aku tidak mengerti lagi tentang masa lalu dan masa depan. Lalu apa yang harus aku perjuangkan?
AILEEN
6047      1292     4     
Romance
Tentang Fredella Aileen Calya Tentang Yizreel Navvaro Tentang kisah mereka di masa SMA
I Just Wanna to Know
460      334     0     
Short Story
Jam pelajaran tambahan memang menyebalkan. Ini waktunya tidur
SECRET IN SILENCE
6183      1666     3     
Fantasy
"Kakakmu kabur. Adikmu dijual. Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Hidup tenang tanpa drama bersama kakak dan adiknya adalah impian hidup Molly, anak tengah dari tiga bersaudara. Dia tak menyangka saat Agatha, kakaknya, tiba-tiba menghilang dan melepas tanggung jawab hingga adik bungsu mereka, Pandia, menjadi pengantin pengganti dalam sebuah pernikahan yang tak diinginkan. Didasari oleh ra...
When I Found You
3226      1077     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Namamu...
484      334     1     
Short Story
Tanpa sadar perasaan itu muncul. Rasa suka pada sahabatnya berubah lebih dalam menjadi cinta. Tidak mudah mengungkapkan suatu perasaan, tidak cukup hanya dengan tekad dan keberanian. Apakah aku bisa bersabar menunggu waktu yang lama untuk mengutarakannya ?
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Karena Aku Bukan Langit dan Matahari
666      470     1     
Short Story
Aku bukan langit, matahari, dan unsur alam lainnya yang selalu kuat menjalani tugas Tuhan. Tapi aku akan sekuat Ayahku.
Disgusting Creature
425      292     3     
Short Story
Makhluk itu terus menerorku. Aku tidak sanggup lagi, apa yang harus aku lakukan?