Loading...
Logo TinLit
Read Story - KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
MENU
About Us  

Dua hari kemudian

"Sayang ...," Ilonna melambaikan tangannya kepada Naresh dengan penuh semangat.

Naresh melangkah tegap ke area rooftop cafe tempat biasa dia berkencan dengan para perempuannya. Kedatangannya sontak membuat semua mata melihat ke arahnya. Ada yang memandang kagum, dan ada yang memandang jijik dan tak segan pula mengomentari sifat Naresh yang sering berganti pasangan.

Tetapi semua komentar itu tak dia anggap. Dia terus berjalan penuh percaya diri ke tempat Ilonna berada.

"Maaf sudah buat kamu menunggu lama. Tadi jalanannya macet," ucap Naresh seraya duduk di sebrang kursi Ilonna.

"Enggak apa-apa sayang aku ngerti kok."

Ilonna membuka menu di hadapannya, lalu menawari Naresh yang barangkali merasa haus. "Oh iya kamu mau pesan minuman apa sayang?"

"Enggak usah, aku enggak akan lama kok."

"Kenapa enggak bisa lama?" tanya Ilonna. Raut wajahnya berubah menjadi sedikit muram.

"Aku harus ke rumah sakit lihat kondisi Elea."

Saat mendengar nama Elea sontak ilonna menutup buku menu dengan cukup keras hingga beberapa mata langsung memandang ke arahnya. Dia juga melipat kedua tangan di depan dada sebagai tanda kemarahannya.

"Belakangan ini kamu sibuk ngurusin Elea. Kamu sama sekali enggak peduli sama pertunangan kita."

"Kamu sebenarnya serius enggak sih sama aku?" tanya Ilonna dengan nada yang tinggi.

Naresh menghela nafas dengan dalam, lalu menatap Ilonna dengan ragu. Mungkin kata-kata gue ini akan menyakitkan bagi Ilonna, tetapi gue enggak bisa terus berbohong lagi. Gue harus mengatakan yang sejujurnya sekarang juga.

"Ilonna maafin aku ...."

"Maaf untuk apa Resh?"

Naresh tak menjawab hingga Ilonna kembali bertanya dengan lebih menggebu. "Kamu sebenarnya mau minta maaf untuk apa Naresh?"

Ilonna terus menatap Naresh. Dia mencari jawaban di wajah Naresh hingga akhirnya dia mengerti dan menggeleng. "Jangan bilang kalau kamu mau udahan sama aku?"

Naresh mengangguk. "Iya Lona, sepertinya hubungan kita cukup sampai di sini. Aku enggak bisa terus berpura-pura menyukai dan mencintai kamu."

"Apa Resh?"

"Maaf Ilonna sebenarnya sampai detik ini aku sama sekali tak merasakan debaran apapun saat ada di dekat kamu ... jadi aku rasa semua cukup sampai di sini."

Tangan Ilonna mulai mengepal, raut wajahnya terlihat begitu menegang. Dia tak terlihat sedih tetapi kini dia terlihat begitu marah terhadap Naresh.

"Kamu keterlaluan Resh! Apa ini semua karena Elea?"

Naresh kembali bungkam, salah satu alasannya memutuskan hubungan ini memang karena Elea yang sudah mengorbankan nyawa dan menyukai dirinya. Namun, alasan lain yang paling kuat karena Shaera yang kembali hadir setelah setahun menghilang.

Naresh tak ingin berlama-lama berada di tempat itu. Dia mengeluarkan sebuah kotak berbentuk persegi berwarna merah dari balik jaket yang dia kenakan. Lalu menyimpan kotak merah itu di hadapan Ilonna.

"Apa ini Resh?" tanya Elea masih dengan amarah yang sama.

"Ini perhiasan yang sudah kubeli untuk pertunangan kita. Aku harap kamu mengerti dan mau menerima perhiasan ini sebagai tanda permintaan maafku."

Ilonna terdiam, dia sebenarnya juga tak menyukai Naresh. Tetapi tetap saja dia tak terima diputuskan oleh Naresh di tempat umum, bahkan Naresh memberinya perhiasan sebagai kompensasi. Menurutnya Naresh begitu memandang rendah dirinya.

Harusnya gue yang buat lo hancur dan malu. Bukan malah lo yang buat gue seperti ini! 

Gue enggak akan biarin semua seperti mau lo Resh! Tekad Ilonna dalam hatinya.

Ilonna pun bangkit seraya menggebrak meja lalu mengacungkan telunjuknya ke arah Naresh. Dia sengaja melakukan semua itu agar para pengunjung melihat ke arahnya.

"Lo ini benar-benar laki-laki buaya darat! Jangan pernah lo coba deketin gue lagi."

"Gue benci lo Naresh!" Ilonna bahkan menyiramkan segelas jus jeruk miliknya ke arah Naresh hingga membuat wajah dan baju yang dikenakan Naresh basah dan ternoda.

Ilonna nampak belum puas dengan hanya menyiram Naresh. Perempuan itu juga melempar kotak perhiasan yang  Naresh beli tepat ke pangkuan Naresh.

"Gue juga enggak butuh perhiasan itu! Lo pikir gue cewek apaan! Dasar buaya!"

Setelah puas mengumpat Naresh, Ilonna berlalu meninggalkan tempat itu. Semua mata kini menyorot ke arah Naresh yang masih terduduk di mejanya. Orang-orang begitu terang-terangan merekam dan memotret semua yang terjadi.

Walaupun begitu Naresh tetap duduk di tempatnya dan membiarkan apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya. Laki-laki berjaket hitam itu benar-benar sudah tak peduli jika namanya kembali muncul dalam berita.

Salah satu pengunjung yang berada tak jauh darinya pun mulai berkomentar dan menghina. "Sok ganteng banget dia. Dia pikir keren bisa gonta ganti cewek. Bener sih buah enggak jatuh jauh dari pohonnya. Dulu ibunya juga tukang selingkuh kan, jadi wajar nurun ke anaknya."

Naresh menoleh saat mendengar ibunya disinggung. Amarahnya terpancing dan dia tak bisa diam saja. Bagi Naresh orang-orang boleh menghina dirinya tapi tidak dengan ibu atau keluarganya.

Naresh berdiri dengan tangan yang sudah mengepal. Kepalannya itu akan dia layangkan ke arah Laki-laki berambut plontos yang baru saja menghina ibunya.

Namun, sebuah tangan datang menahan semua itu. "Jangan Resh ... jangan lakukan itu ...."

Naresh menatap sang pemilik tangan yang menahannya. "Shae ...."

Shaera menarik Naresh. "Ayo kita pergi Resh!"

Dia menarik Naresh menjauh dari kerumunan. Shaera  tak peduli dengan sorot kamera ponsel yang juga menyorot ke arahnya. Shaera menuntun, membawa Naresh masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan area tersebut r. Sedari tadi Naresh tak melawan sama sekali saat Shaera tarik. Selama di dalam mobil pun dia hanya terdiam tanpa mengatakan apapun hingga akhirnya Shaera memutuskan menepi di sebuah tempat yang sedikit sepi.

Shaera mengeluarkan sebungkus tisu dari dalam laci dashboardnya, dan menyeka noda orange yang menempel di baju Naresh.

"Kenapa lo jadi kayak begini sih Resh? Apa bagi lo mempermainkan hati perempuan itu menyenangkan?"

Naresh menggenggam tangan Shaera yang tengah bergerak didepannya, lalu dia menatap mata Shaera dengan dalam. "Hentikan Shae ...."

Naresh menghempaskan tangan Shaera hinga perempuan itu terhenyak. Sebenarnya Naresh tak ingin melakukan itu, tapi semua terjadi begitu saja. Tubuh dan hatinya entah kenapa tak sejalan. 

"Kenapa lo nolongin gue? Seharusnya lo biarin gue pukulin orang tadi."

"Sadar Resh! Lo itu publik figure! Lo harus jaga sikap lo atau semua karir yang lo bangun bakal hancur!"

Naresh berteriak. "Cukup Shae gue muak dengan kata-kata itu! Gue juga manusia yang punya emosi Shae. Lagipula asal lo tau gue juga begini gara-gara lo Shae."

Shaera menggeleng, dia terlihat frustasi menghadapi tingkah Naresh yang sekarang. "Jadi lo mutusin Ilonna gara-gara gue?"

"Bukan ... gue mutusin Ilonna bukan karena lo." 

"Lalu karena apa?"

"Elea suka sama gue Shae ... dia bahkan udah berkorban buat melindungi gue."

"Jadi kayaknya gue bakal coba membuka hati gue buat Elea ...."

Apa?

Seketika Shaera mematung mendengar ucapan Naresh. Dia memalingkan wajahnya dari Naresh. Shaera tak kuat melihat wajah itu. Kini semua yang dia mau terasa semakin jauh dan menyakitkan baginya.

Shaera mencoba tegar dan tak menangis. "Baguslah kalau lo akhirnya sadar sama perasaan Elea."

"Maksud lo? Lo tahu kalau Elea suka sama gue?"

Shaera menoleh ke arah Naresh untuk sesaat, lalu mengangguk. "Gue udah tahu dari dulu Resh."

"Jangan bilang itu alasan lo ninggalin gue. Apa karena Elea lo ninggalin gue?"

Naresh kembali emosional. Dia memegang kedua bahu Shaera, dan memaksa perempuan berambut pirang itu untuk menatapnya. "Jawab gue Shae! Apa Elea yang buat Lo pergi?"

Shaera mendorong Naresh dengan sekuat tenaganya. "Lepas Resh! Elea bukan alasan gue pergi. Gue pergi karena memang udah enggak suka sama lo."

Nafas Naresh terdengar begitu memburu. Dia mengepalkan tangannya lalu tak terduga dia memukul dashboard mobil milik Shaera

"Naresh! Lo apa-apaan sih?"

Naresh menatap Shaera dengan kilatan amarah yang kembali menyala. "Gue benci sama lo Shae. Gue benci banget sama lo!"

Naresh ....

Naresh membuka pintu di sampingnya lalu bergegas keluar. Shaera ingin mengejar Naresh tetapi dia urungkan niat tersebut dan memilih diam di tempatnya seraya melihat Naresh yang berjalan semakin jauh dari pandangannya.

"Percuma gue ngejar dia ... Naresh sedang mencoba mencintai Elea sekarang."

Shaera menyalakan kembali mesin mobilnya. Dengan perasaan yang begitu kacau dan terluka dia pergi menuju ke tempat seseorang yang selalu menguatkan dirinya.

Sesampainya di depan sebuah pintu apartemen. Shaera memasukkan beberapa pin angka hingga pintu terbuka. Shaera masuk ke dalam apartemen itu seperti masuk ke rumahnya sendiri. Dia mempercepat langkahnya menuju ruang tengah saat mendengar bunyi denting piano yang sedang dimainkan.

Benar saja seorang laki-laki berahang tegas, berambut coklat tua sedang asyik duduk memainkan lantunan nada yang indah sembari memejamkan mata.

"Oppa ...," panggil Shaera lirih.

Laki-laki bernama Taehyung itu menghentikan permainannya lalu menoleh ke arah Shaera. Dia gegas menghampiri Shaera yang terlihat begitu kacau. "Shaera, kamu kenapa?"

Shaera menghambur memeluk sosok di hadapannya. Perempuan itu menenggelamkan kepalanya ke dalam dada Taehyung  yang bidang lalu dia menumpahkan semua rasa sakitnya. 

"Hatiku sakit oppa ... sakit sekali berpura-pura tak mencintai Naresh."

Taehyung menghela nafasnya. Dia sudah bosan mendengar Shaera menyebut nama Naresh, dan sebenarnya dia tak suka dengan fakta bahwa sampai detik ini Shaera masih menyukai Naresh.

Haruskah kulenyapkan Naresh dari dunia ini? Aku tak ingin melihat kamu menangis terus menerus Shaera.


 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mendung (Eccedentesiast)
9217      2295     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
GAARA
8813      2634     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Tulus Paling Serius
9971      1113     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Aku Menunggu Kamu
176      156     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
My Soulmate Coco & Koko
6816      2069     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
One-Week Lover
1975      983     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Drifting Away In Simple Conversation
467      318     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Premium
Claudia
7329      1841     1     
Fan Fiction
Ternyata kebahagiaan yang fana itu benar adanya. Sialnya, Claudia benar-benar merasakannya!!! Claudia Renase Arditalko tumbuh di keluarga kaya raya yang amat menyayanginya. Tentu saja, ia sangat bahagia. Kedua orang tua dan kakak lelaki Claudia sangat mengayanginya. Hidup yang nyaris sempurna Claudia nikmati dengan senang hati. Tetapi, takdir Tuhan tak ada yang mampu menerka. Kebahagiaan C...
ALTHEA
115      96     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
1'
4698      1555     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...