Read More >>"> Claudia (20. Rindu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Claudia
MENU
About Us  

  "Woi... Yang kuat dong jangan pingsan mulu'," omel Ino yang duduk di tepi ranjang. Claudia hanya diam sembari menatap Ino. "Mau makan nggak?" Gadis berhidung mancung itu mengangguk. "Duduk.. duduk!" Claudia menyandarkan tubuh di tembok. Ino memberi sebungkus nasi goreng untuknya. Claudia pun segera melahap hingga habis. 

  Tak berselang lama, Claudia membersihkan diri. Ia berjalan ke cermin di kamar guna merapikan penampilan. Ditatapnya pantulan cermin yang menampakkan ia berpakaian dress yang dibawa dari rumah dengan rambut lurus tergerai. Cantik, itulah Claudia. Gadis itu tersenyum singkat mendapati penampilannya tersebut. 

  Disisi lain, hati gadis itu terasa sakit dan berat untuk tetap di sana. Ia ingin pulang secepatnya, namun tak tahu caranya. Hidup dengan orang asing tidaklah mudah. Apalagi jika penculik seperti Ino dan asistennya itu. Sungguh, menakutkan. Claudia merasakannya. Dia sangat takut. Terlebih pikiran-pikiran negatif yang selalu ada di benaknya membuat ia ingin kabur. Namun, tak bisa. Sebab belakang rumah itu adalah hutan belantara dengan berbagai binatang buas dan di depan rumah terjaga ketat oleh Firan dan Arman. Itulah yang menyulitkan Claudia untuk pergi dari rumah itu.                            

     ******

    Pagi hari tiba, SMP 05 Ganaspati kembali di penuhi para siswa/siswi. Namun, tidak dengan Claudia yang kini sendiri di kamar rumah minimalis. 

                                  _o0o_  

     "Dren, kamu tau alasan Claudia nggak masuk sekolah?" tanya Kelly mengunyah bakso di kantin. 

    "Enggak. Keterangan dia A, sebab tidak ada surat izin!" jawab Drena. 

    "Ke mana dia? Tidak semestinya dia begini!" pikir Kelly. 

    "Coba tanya Falko!" saran Drena seraya memasukkan mie ke mulut. 

    "Iihh.. Gengsi!" jawab Kelly menyendok kuah bakso. Dua insan itu merasa kekurangan hari ini. Sebab teman dekatnya tak masuk sekolah. 

    "Habis ini kamu sendiri gapapa kan?" tanya Drena mengunyah makanannya. 

    "Mau ke mana lo?" tanya Kelly menaikkan nada suara. 

    "Biasa, nyenengin ayank!" jawab Drena. 

    "Iya deh si paling punya ayank!" sindir Kelly. Mereka menghabiskan makanan dan segera membayarnya sebelum pergi.

    Drena berjalan ke taman sekolah. Ia duduk di bangku tengah sembari menunggu sang kekasih. Pandangannya beredar ke pepohonan dan banyak tanaman yang mengelilingi taman itu. Tenang dan nyaman itulah yang dirasakan Drena di sana. Banyak oksigen dan angin segar yang memasuki tubuhnya. Namun, tanpa diduga, pandangan Drena yang sedari tadi cerah, kini berubah gelap. Sangat gelap bak tertutup sesuatu. Drena merasa ada tangan yang menempel di matanya. "Aaaaaa tolong, ini gelap," teriak Drena. Tidak ada jawaban dari siapapun. "Kamu siapa sih? Pakai nutup-nutupin mataku segala. Mau apa sih?" Drena mengeluarkan banyak pertanyaan. Perlahan namun pasti, tangan itu menjauh dari mata Drena. Gadis itu membuka mata. 

    "Bwaaaaaa!" Kio mengejutkan Drena dengan menampakkan diri di hadapannya tiba-tiba. 

    Drena menarik tangan Kio. "Aaaa.... Sayaaang. Ngagetin aja!" ucap Drena. Sang pemuda pun duduk dengannya. 

    "Udah nunggu lama ya?" tanya Kio menatap sang kekasih. 

    "Lumayan sih," jawab Drena.  Mereka tak lepas dari adegan saling pandang. 

    "Maaf ya sayang, aku tadi masih ada urusan sama Falko!" 

    "Urusan apa, Say?" Drena bertanya penasaran. 

    "Cuma cerita-cerita aja!"

    "Cerita apa?"

    "Tentang Claudia pergi dari rumah semalam!" jawab Kio membelalakkan mata Drena. 

    "Apa Say? Kamu jangan bohong ya!" sentak Drena tak percaya. 

    "Aku nggak bohong, Sayang!" jawab Kio lembut. 

    "Bagaimana bisa itu terjadi?" tanya Drena. Kio menceritakan kembali cerita Falko. Drena menundukkan pandangan sembari menepuk jidat. "Aih.. Ada-ada saja!"

    "Hem... Iya kan. Kasihan Falko katanya kesepian tanpa Claudia!"

    "Em.. Terus, dia kabur ke mana?" tanya Drena. 

    "Tidak ada yang tahu!" jawab Kio. 

    "Aaaaaaaaa... Aku rindu Claudia. Aku pengen ketemu dia.. Huaaaa!" isak Drena mencuri perhatian Kio yang langsung memeluk bahunya. Gadis itu membiarkan air matanya menetes di balik kacamata. 

    "Eh.. Sayang, kamu jangan nangis dong. Hishh!" Pemuda itu mengelus-elus puncak kepala sang kekasih. 

    "Aku pengen ketemu Claudia... Hiks. Aku takut kalau dia kenapa-napa nanti temanku kurang satu... Huaaaa... Claudia aku merindukanmu!" Drena terus terisak. 

    "Ussstt... Ussstt... Ussstt... Ussttt! Sudah, jangan nangis. Do'akan yang terbaik buat dia!" Kio menenangkan Drena. Gadis gemuk itu melepas kacamata guna mengusap sisa air mata. Usai dirasa kering, ia mengenakan kembali. 

    "Aku akan mendo'akannya yang terbaik. Semoga Claudia baik-baik saja dimanapun dia berada, dan semoga tidak ada orang yang menculik Claudia!" 

    "Aamiin." Kio mengucapkan kedua tangan di wajah.

    "Makasih ya sayang. Kamu sudah selalu ada untuk aku. Selalu bikin aku bahagia. Bahkan, kamu rela bekerja hanya demi aku. Aku sangat mencintaimu!" Drena tersenyum sembari memainkan pipi Kio. 

    "Sama-sama sayang!" jawab Kio tersenyum sipit. 

                                   _o0o_

    Pukul 14.40, rumah Ardhitalko terisi oleh Ciandra yang tengah berbaring di sofa keluarga. Sejak ditinggal Claudia, Ia tidak bekerja lantaran kesehatan yang menurun. Tubuhnya sangat lemas dan tidak nafsu makan. Pikirannya terus tertuju pada gadis itu. Ia sangat merindukan Claudia dan ingin kembali bersama. Ciandra telah mengirim banyak pesan untuk sang putri, namun tidak ada respon sekalipun. Wanita itu sangat sedih harus menerima keadaan ini. Keadaan yang memisahkannya dengan Claudia. Teringin ia menangis, meluapkan segala kepedihan yang tersimpan. Namun, ia ingin terlihat kuat menghadapi ujian ini sehingga sering membuatnya menahan air mata dan rasa sesak di dada. 

    "Permisi Bu, ini saya buatkan teh hangat untuk Ibu!" ucap Bi Inah dengan segelas teh hangat yang Ia letakkan di meja. 

    "Terima kasih Bi! Hak...ching
....." jawab Ciandra diikuti bersin. 

    "Uhuk... Uhuk...."

    "Uhuk.. Uhuk... Uhuk.. Uhuk.. Uhuk!" Ciandra batuk tanpa henti. Tangannya meraih cangkir teh hangat yang belum diminum. "Gluk.. Gluk.. Gluk!" Tenggorokannya terasa hangat dan nyaman. Batuknya pun berhenti. 

    "Aku pulang!" ucap Falko seraya masuk rumah. Ia mendapati sang Mama yang terbaring lemas di sofa. "Mama. Mama kenapa?" cemas Falko langsung berlari mendekati Ciandra. 

    "Nggakpapa. Cuma meriang!" jawab Ciandra. 

    "Wajah Mama pucat sekali. Mau ke dokter sekarang Ma? Aku telfon pak supir!" Falko merasa cemas dengan kondisi sang Mama yang tak biasa begini. 

    "Tidak usah Nak. Mama hanya butuh istirahat, nanti juga sembuh," jawab Ciandra lemah dengan mata tertutup. 

    "Ya sudah, Mama tidur aja!" saran Falko. Ciandra hanya diam. Pemuda itu segera berganti pakaian rumah seraya bermain handphone. 

Falko
Claudia
Adikku
Bagaimana kabarmu? 
Apa kamu baik-
baik saja?
Semoga saja iya!
15.00

Falko
Jangan lama-
lama ya, perginya! 
Aku dan Mama sudah
merindukanmu. 
Segera kembali ya, Dek!
15.02

Falko
Aku sayang kamu! 
I love you adikku! 
15.02

    Falko mematikan handphone-nya kembali. "Claudia, kamu ke mana sih? Aku rindu kamu Clau. Aku rindu semua ucapan kamu!"  batin Falko yang kini sendiri di kamar. Kebersamaannya dengan Claudia terputar di benaknya. 

    "Kakak. Terima kasih banyak ya, Kak Falko udah selalu ada di sampingmu, jadi Kakakku, temanku, best you pokoknya segalanya buat aku!"

    "Kakak dari mana aja, jam segini baru pulang?"

    "Ishhh.. Kak Falko ngeselin!"

    "Aku rindu semuanya tentangmu, Claudia!"  batin Falko dengan mata berkaca-kaca. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Gunay and His Broken Life
5395      2009     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
AUNTUMN GARDENIA
113      97     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Edelweiss: The One That Stays
1386      589     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
RIUH RENJANA
338      258     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Kanvas Putih
111      99     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
Memoreset (Segera Terbit)
3226      1246     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Kisah Kemarin
4102      1345     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
The Maze Of Madness
3789      1541     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
One-Week Lover
1222      689     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Kala Badai Menerpa
817      414     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?