Matahari mulai memancarkan sinarnya. Dedaunan di pohon bergoyang pelan, menari-nari di atas tanah. Membuat angin yang terasa dingin di kulit Claudia. Ia bersiap berangkat sekolah usai sarapan. Bersama Falko, Claudia memasuki mobil putih yang akan dikendarai supir pribadinya ke sekolah.
Setiba di sekolah, Falko dan Claudia mengangguk kala bertemu Pak Satpam. Lelaki 15 tahun itu mengantar sang adik ke aula untuk mengikuti MPLS (Masa pengenalan lingkungan sekolah) nanti. "Kakak pergi dulu ya!" pamit Falko diangguki Claudia. Gadis itu duduk di kursi deretan paling depan. Ia tak sendiri melainkan dengan dua gadis lain yang telah duduk sedari tadi.
"Hallo," sapa gadis gemuk dengan pipi chubby, hidung pesek dan berkacamata. Dia sangat imut.
"Hai," balas Claudia.
"Siapa nama kamu?" tanya gadis berhidung mancung yang berkulit sawo matang dan bergingsul.
"Claudia Renase Ardhitalko." Claudia melepas tasnya.
"Salam kenal aku Kelly Sartika Dewi, panggil aku Kelly!" jawab sang pemilik gingsul.
"Kalau aku Drena Salmiati Rosyidah, panggil aku Drena!" imbuh Drena.
"Oke Kelly, Drena!" Claudia tersenyum ke arah mereka.
"Siapa yang mengantarmu ke sini, tadi?" tanya Kelly.
"Kakak aku!"
"Siapa namanya?"
"Falko!"
"Kenapa tanya? Cieeee suka yaaaaaa? Kiw.. Kiww," ledek Drena memainkan jemarinya sembari menatap Kelly.
"Hish.. Apaan sih. Orang cuma nanya!" jawab Kelly memasang wajah malas.
"Emm.. Emmm pasti suka iya?" tanya Drena masih meledek Kelly.
"Hih... Diamlah kau!" Kelly mencubit pipi Drena. Yang dicubit pun sontak menjerit kesakitan.
"Makanya jangan bicara aneh-aneh!" tutur Kelly.
"Dih. Orang cuma bercanda!" Drena menumpu dagu dengan tangannya.
"Sudah.. Sudah, jangan berdebat! Kalaupun kalian ada yang mau sama Kakak aku, dia masih jomblo kok! Hehehehe, " lerai Claudia. Kelly membelalak menatap Claudia.
"Benarkah?" tanya Kelly tak percaya. Claudia mengangguk pasti.
"Ganteng.. Ganteng kok jomblo sih!" cibir Drena.
"Suuuttt.. Diam kau!" pinta Kelly. Drena hanya melirik sinis.
"Kenalin aku sama dia dong!" bisik Kelly pada Claudia.
"Boleh. Ntar istirahat kita temuin dia!" jawab Claudia. Mata Kelly terpejam sembari menurunkan kepalan tangan dan menampakkan aura senangnya.
Thuiling...
Thuiling...
Thuiling..
Saatnya istirahat.
Claudia dan kedua temannya keluar aula menuju kantin. Sesuai dengan rencana awal, Claudia akan mempertemukan Kelly dan sang kakak. Mereka menunggu Falko di kantin.
Tak berselang lama, pemuda tampan itu datang. "Kakak!" panggil Claudia yang duduk bersama kedua temannya. Falko pun berjalan ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Falko berdiri di dekatnya. Dia mendapat tatapan cinta dari Kelly. Kelly menatap penampilan Falko dari atas hingga bawah. Rambut pendek yang menyamping membuat ketampanan pemuda itu tak tanggung-tanggung. Jam tangan yang terpasang di tangan kanannya pun menambah penampilan kerennya. Tubuh yang tinggi dengan kulit putih alami membuat Kelly terpesona.
"Gapapa, cuma mau ngenalin Kakak sama temanku!" jawab Claudia.
"Kelly." Kelly mengulurkan tangan pada Falko sembari tersenyum.
"Falko," jawab Falko menjabat tangan Kelly. Tatapan mereka saling bertemu. Alhasil, mereka saling pandang selama beberapa detik. Kelly tersenyum lebar menampakkan gingsulnya. Hal itu sontak membuat Falko terpesona dan tak ingin lepas pandang darinya.
"Cie.. Cie.. Kiw.. Kiw!" ledek Drena membuyarkan dua insan yang saling bertatapan itu. Kelly melepas tangan dari genggaman Falko. Ia beralih fokus pada Drena lalu menginjak kakinya.
"Awwww!" jerit Drena. Claudia tersenyum menatap mereka.
"Pssstt.. Ganggu aja kamu!" ucap Kelly menatap tajam mata Drena.
"Lepasin dulu, sakit tau!" pinta Drena. Kelly menurutinya.
"Maafkan temanku ya," ucap Kelly menatap Falko.
"Iya, nggak papa!" jawab Falko menyudutkan bibir.
"Kakak gabung sama kita aja di sini!" pinta Claudia.
"Oke!" Falko mengambil kursi di samping Kelly lalu duduk. Hal itu membuat Kelly tak henti tersenyum dan meliriknya.
Mereka segera memesan makanan dan minuman. "Kak. Bayarin pesananku, mau nggak?" tanya Claudia pada Falko.
"Kamu kan punya uang sendiri, Dek!" tolak Falko. Bibir Claudia mengerucut.
"Iya deh, iya!"
"Emm.. Gitu ya rasanya punya Kakak ganteng!" ujar Drena mengalihkan atensi mereka.
"Apaan maksud lo bilang gebetan gue ganteng?" tanya Kelly berbisik. "Jangan bilang dia ganteng kalau lo kagak mau gue habisin! Karena cuma gue yang boleh bilang dia ganteng, oke?"
"Permisi, ini pesanan kalian!" ucap Bu Lika membawa baki berisi 2 porsi mie ayam, seporsi bakso dan nasi goreng lalu memindahkannya ke meja yang ditempati Claudia dkk.
"Terima kasih Bu!"
Claudia mengambil sendok dan garpu untuk mengaduk mie ayam sebelum melahapnya. Mie ayam adalah makanan favoritenya sejak umur 5 tahun.
Seusai istirahat, kelas 7 SMP 05 Ganaspati berlari ke halaman sekolah untuk melaksanakan ice breaking. Mereka mengikuti instruksi anggota OSIS hingga selesai.
"Ice breaking telah selesai. Selanjutnya kalian harus ke perpustakaan untuk mengambil buku pinjaman dari sekolah!" himbau seorang anggota OSIS yang bertubuh sedang.
"Iya Kak!"
Claudia berjalan ke perpustakaan lalu antre menerima buku. Tidak dengan Kelly dan Drena.
"Dooorr!" Kelly dan Drena datang tiba-tiba lalu menepuk bahu Claudia untuk mengejutkannya.
Claudia menengok. "Ngagetin aja kalian!"
"Hem... Aku duluan ye, yang ambil buku!" sela Kelly.
"Enak aja, aku dulu yang antre! Sana belakang!" jawab Claudia melangkah maju.
Tiba saatnya Claudia mengambil buku pinjaman. Tangan kanannya memindahkan buku-buku ke tangan kiri. Setelah lengkap, ia keluar.
Bruuukk..
Buku-buku Claudia berjatuhan sebab ia tertabrak oleh pemuda tak dikenal. Segeralah Ia memungut buku-bukunya lalu berdiri menatapnya tajam. "Maaf."
"Hiisshh.. Kalau jalan hati-hati dong! Punya mata tuh dipakai, main nabrakin orang aja!" emosi Claudia.
"Maaf."
"Maaf.. Maaf, lemah amat jadi lelaki!" cibir Claudia.
"Galak banget jadi cewek!" sindirnya.
"Hisshh.. Siiapa sih lo? Ngeselin banget!" tanya Claudia mengepalkan tangan kanan. Teringin ia meninju wajah orang di hadapannya itu.
"Hem.. Kenalin, gue Ardian Reditama! Panggil gue Ardian!" Ardian mengulurkan tangan. Namun, tak mendapat respon dari Claudia.
"Namanya doang yang keren, akhlaknya tidak!" Claudia meninggalkan Ardian. Ardian menatap punggung Claudia yang semakin menjauh.
"Cantik banget," batin Ardian. Ia berbalik badan seraya pergi.
Di aula, Claudia memasukkan buku-bukunya ke tas. Ia mengenakan tas ranselnya hingga waktu pulang tiba. Gadis cantik itu tak langsung pulang, melainkan menunggu sang Kakak yang masih mengikuti pelajaran. Ditemani kedua temannya, Claudia duduk di bangku pojok halaman sekolah. "Aku udah dijemput.. Bye!" pamit Drena menggerakkan telapak tangan.
"Hem," jawab Kelly.
"Kel."
"Hem?"
"Kamu beneran suka sama Kakak aku?" tanya Claudia.
"Aku ngefans sama Kakak kamu! Ganteng dan cool banget gitu loh!" jawab Kelly tersenyum membayangkan wajah Falko.
"Cool darimana coba?" tanya Claudia.
"Dari penampilannya lah!"
"Biasa aja tuh!"
"Kata siapa biasa aja? Dia itu luar biasa!" puji Kelly.
"Ueeekk!" respon Claudia bak orang mual.