Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
MENU
About Us  

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2)

***

"Kenapa lama? Aku udah nunggu dari tadi disini!"

Suara orang itu menghilangkan senyuman diwajah Farah, gadis itu duduk dihadapannya.

"Telat tiga menit doang," kata Farah acuh.

"Tiga menit juga berharga!" Bantah Abhi.

Farah menghela nafas, kali ini ia akan mengalah dengan pria dihadapannya. Takutnya Abhi akan marah dan tidak mau mengajarinya Bahasa Arab nanti.

Abhi mengeluarkan beberapa bukunya, hampir semua bertulisan Arab. Farah hanya memperhatikan gerak-gerik pria itu, sesekali matanya memandang ke langit-langit Masjid dan memperhatikan kemegahan masjid itu.

"Kita mulai dari awal," titah Abhi.

"Iya, Mas." Farah menggigit bibir bawahnya, gadis itu sedang menahan tawa.

Abhi mengangkat kepalanya spontan menatap Farah yang duduk dihadapannya, "Jangan becanda!" ketus Abhi.

Farah melepas tawanya melihat ekspresi wajah Abhi, sementara Abhi hanya bersikap acuh padanya.

"Catat ini dulu," perintah Abhi.

Farah mengangguk. Kali ini ia tidak akan berulah lagi, mengingat Abhi telah mau meluangkan waktunya untuk mengajari Farah, tentu kesibukannya lebih padat dari Farah sendiri.

Mereka hanya memiliki waktu satu jam, setelah itu pembelajaran akan disambung besok. Dihari pertama ini, Abhi meminta Farah untuk menghafal kosakata bahasa Arab sebanyak 100 kosakata, menghafal kosakata itu akan bertambah setiap harinya. Pria itu juga mengajari dasar-dasar Bahasa Arab agar Farah lebih mudah untuk menerapkannya.

Tak terasa satu jam telah berlalu. Waktu singkat itu mereka gunakan seefisien mungkin.

"Gila aja! Aku juga punya hafalan lain, bukan ini aja!" Komentar Farah tak terima dengan mufradat yang harus dihapalnya.

"Aku tau apa yang harus dilakukan, jadi lakukan saja perintahku!" Abhi kini sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam tas tenteng yang dia bawa.

"Terus gimana aku bisa hapal ini dalam semalam? Aku ga bisa," kata Farah sedikit memelas, berharap Abhi akan luluh dengannya.

Abhi menatap Farah datar. "Coba dulu, pasti bisa." Abhi beranjak dari duduknya, mengucapkan salam kemudian berlalu dari hadapan Farah.

Farah menjawab salamnya sedikit disentak. Ia mendengus kesal. Sebenarnya tidak sulit karena Abhi sudah memberikan beberapa lembar kertas bertuliskan 100 kosakata Bahasa Arab diatasnya, Farah tinggal menghafalnya saja setelah itu mengembalikan kertas itu pada Abhi besok.

Pandangan gadis itu kini beralih pada beberapa lembar kertas ditangannya. Kedua matanya memperhatikan tulisan Arab dan artinya dengan tinta pulpen itu.

"Tidak buruk," lirihnya, diikuti dengan seulas senyum diwajahnya.

Farah keluar dari Masjid dengan mushaf Al-Qur'an dan beberapa buku ditangannya. Gadis itu berjalan hendak kembali ke asramanya.

"Farah!" Panggil seseorang dari arah belakang.

Langkah Farah terhenti, ia menoleh kebelakang. Tampak Haura menghampirinya dengan membawa mushaf Al-Qur'an ditangannya. Teman sekamar Farah itu tersenyum sembari langkahnya terus mendekat kearahnya.

"Ngafal bareng, yuk?" 

"Dimana?"

"Masjid."

"Kenapa ga di kamar aja?"

"Ily sama Cut lagi ngafal di kamar, ga mau diganggu katanya. Udah kita di Masjid aja, ayok!" Haura menarik tangan Farah.

Sebenarnya Farah tak berniat ke Masjid karena ia baru dari sana, tapi apa boleh buat saat tangan Haura menarik paksa tangannya. Farah hanya mengikuti langkah Haura, terpaksa.

Sorot mata Farah menatap pria yang dikenalnya, mengingat bukannya Abhi tadi sudah kembali ke asrama? Sekarang dia malah mengajar tilawah di Masjid lagi, padahal jam ekskul telah selesai beberapa menit yang lalu.

Haura duduk agak dekat dengan kerumunan santri yang sedang tilawah Al-Qur'an bersama Abhi sebagai pemandunya. Farah hanya mengikuti teman sekamarnya itu.

"Mereka lagi tilawah, kita ga bakalan bisa fokus ngafal disini," kata Farah yang sebenarnya merasa tak nyaman, pasalnya yang sedang tilawah itu santri pria semua.

"Gapapa sekalian dengerin orang baca Al-Qur'an dapet pahala," jawab Haura.

Farah berdecak, sebenarnya situasi seperti ini tidak disukai olehnya, bisa-bisanya Haura malah menjerumuskannya dalam keadaan seperti ini. Apa lagi di dalam Masjid hanya ada mereka berdua perempuannya.

"Aku ke asrama aja, deh." Farah hendak bangkit dari sana, namun tangannya segera ditahan oleh Haura.

"Kamu mau ninggalin aku sendiri disini?" 

"Aku ga nyaman kalau kondisinya gini. Aku tau kamu kesini juga mau liat Abhi, iyakan?" Farah mengeluarkan kesimpulan yang dibuat otaknya sejak tadi.

"Kok kamu gitu, sok tau!" 

"Aku bukannya sok tau tap--"

"Lupakan! Aku tau kamu mau caper kan sama Abhi?! Mau terlihat baik dimata Abhi, sok suci kamu tau gak!" Seru Haura yang kemudian lebih dulu beranjak dari sana.

Farah melongo menatap punggung Haura yang mulai menjauh, sekarang ia tau bahwa Haura mudah tersinggung. Sepertinya Farah harus meminta maaf pada Haura nanti.

Berada di situasi seperti itu seketika ada rasa rindu pada teman-temannya di sekolah dulu, terutama pada Tika, satu-satunya teman yang bisa memahami Farah. Farah menghela nafas pelan, matanya terpejam. Sepertinya hati Farah juga tersinggung dengan kata-kata Haura tadi.

"Sudahlah jangan menangis, Haura memang begitu dari dulu."

Suara itu membuat Farah membuka matanya, mengangkat kepalanya melihat siapa orang yang sudah berada dihadapannya sekarang.

"Siapa yang nangis?" tanya Farah saat melihat sosok Abhi yang sudah duduk agak jauh darinya.

Abhi tertawa kecil, "Kamu, itu hapus dulu air matanya."

Dahi Farah mengerut, tangannya segera meraba pipinya yang ternyata sudah basah oleh beberapa tetes air mata. Farah segera mengusapnya, ia benar-benar tidak sadar kalau air matanya jatuh.

"Tadi aku denger perdebatan kamu sama Haura," tutur Abhi.

"Lalu?"

"Jangan terlalu dekat dengan Haura," pinta Abhi.

Farah mengernyit, ia tidak paham kenapa Abhi memintanya untuk tidak terlalu dekat dengan Haura? Bagaimana bisa tidak dekat, toh mereka juga satu kamar.

"Kenapa? Dia kan temenku."

"Aku lebih tau Haura, ikuti saja perkataanku." Abhi menatap Farah lekat.

Farah tersenyum tipis, "Karena Haura mantan pacar kamu, iyakan?"

Abhi membulatkan matanya, pasti dia sedang bertanya darimana anak baru itu bisa tau soal hubungannya dengan Haura. Farah juga tau, tak banyak santri dan ustadz/ustadzah yang tau soal itu.

"Darimana kamu tau?" 

"Aku balik dulu, Assalamu'alaikum." Farah beranjak darisana, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Abhi barusan.

Abhi yang tidak bisa mencegah gadis itu hanya menjawab salamnya lirih, memperhatikan Farah yang sudah keluar dari bangunan Masjid. Dia segera kembali untuk mengajar tilawah sambil menunggu waktu Maghrib tiba.

"Ganteng, baik, pinter, suaranya juga bagus bisa tilawah, walau kadang ngeselin tapi gapapalah kadang dia juga perhatian," lirih Farah sambil melangkah ke asrama.

"Kira-kira kalau Abhi deket sama aku ummi sama abi setuju atau ngga, ya?" sambungnya masih dengan bermonolog.

Senyuman diwajahnya semakin mengembang, menambah kecantikannya. Untung tidak ada yang mendengar ucapan Farah itu. Hanya sesekali beberapa santri menatapnya aneh, semoga mereka tidak mengira Farah gila karena senyum-senyum sendiri.

"Farah!"

Farah mendongak, menatap Ily yang memanggilnya dari atas tangga tepat saat Farah baru hendak menaikinya. Ily mengisyaratkan pada Farah untuk menunggunya di bawah, Ily menuruni anak tangga perlahan.

"Ada apa?" tanya Farah saat melihat Ily tampak cemas.

Ily segera menarik tangan Farah kebelakang asrama. Farah yang tak berkomentar hanya mengikuti langkah Ily yang berjalan dihadapannya.

"Farah ada masalah apa dengan Haura?" tanya Ily setelah memastikan tidak ada orang disekitar mereka.

"Masalah apa?" Farah balik bertanya.

"Tadi Haura masuk ke kamar, terus dia marah-marah. Katanya kamu caper ke Abhi ngajak-ngajak dia ke Masjid supaya bisa jumpa sama Abhi, betul?"

Farah tercengang mendengar penuturan Ily, ia tidak kepikiran kalau Haura akan mengatakan itu. Padahal seharusnya Farah hendak ke kamar untuk meminta maaf pada Haura.

"Bener Haura bilang, gitu? Kamu ga bohong?" tanya Farah memastikan.

"Betul, lah. Haura cakap macam tu tadi, kalau tak percaya boleh tanya ke Cut."

Farah terdiam, masih tak habis pikir dengan sikap Haura.

"Farah, jawab, lah. Jangan diam saja!" Ily sedikit menggoyangkan lengan Farah.

"Yang Haura cakap tu betul, tak?" tanya Ily lagi.

Farah menggeleng pelan, ia menceritakan yang sebenarnya terjadi pada Ily. Awalnya Ily bingung harus percaya pada siapa, tapi untunglah Abhi lewat dan Farah memanggilnya sebagai saksi sehingga jelas siapa yang berkata jujur disini.

"Ily tak habis pikir dengan Haura tu. Agaknya Farah ni akan jadi musuh dia lah lepas ni," kata Ily.

"Musuh? Aku kesini bukan mau cari masalah apa lagi musuh!" Sanggah Farah tak terima.

"Kan udah aku bilang tadi jangan terlalu dekat sama Haura, jauhi dia. Kamu terlalu sempurna untuk bersaing sama dia, dia iri sama kamu!" Tutur Abhi yang masih berada disana.

"Iri, kenapa?"

Ily menepuk dahinya, "Farah ni macam tak taulah?"

Abhi menggelengkan kepalanya. "Kamu banyak lebihnya daripada Haura, lebih cantik salah satunya." Abhi tersenyum samar.

"Hei, jangan cakap kau suka dengan Farah, ya!" Ily menatap Abhi tajam. Sementara Farah sedang menahan tawanya melihat ekspresi Abhi yang seketika gugup. 

♡♡♡

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Two Good Men
555      389     4     
Romance
What is defined as a good men? Is it their past or present doings? Dean Oliver is a man with clouded past, hoping for a new life ahead. But can he find peace and happiness before his past catches him?
Interaksi
538      370     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
MERAH MUDA
517      375     0     
Short Story
Aku mengenang setiap momen kita. Aku berhenti, aku tahu semuanya telah berakhir.
Anything For You
3356      1353     4     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...
Ineffable class
432      284     12     
Mystery
Seluruh penghuni kelas XII IPS E rata-rata tidak waras. Di mana ketua bucin menjadi wakil ketua dan ketua kelas sendiri adalah musuhnya guru BK. Dari 15 siswa separuhnya kerapkali hilang saat jam pelajaran, 5 lainnya tidur, sisanya pura-pura menyimak guru. 15 kepribadian berbeda yang jarang akur ini, harus bersatu mencari wali kelas dikabarkan menghilang selama seminggu. Gawatnya, tuduhan tidak...
Hug Me Once
8874      2001     7     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman
Coldest Husband
1631      824     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
Antropolovegi
133      118     0     
Romance
"Ada satu hubungan yang lebih indah dari hubungan sepasang Kekasih Kak, Hubungan itu bernama Kerabat. Tapi kak, boleh aku tetap menaruh hati walau tau akhirnya akan sakit hati?" -Dahayu Jagat Raya. __________________________ Sebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang...
Asoy Geboy
6160      1705     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Si Neng: Cahaya Gema
185      159     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...