Read More >>"> Kisah Kemarin (16. Adit & Batasan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah Kemarin
MENU
About Us  

If you saw me on the train would you look the other way?
Like strangers do.
—AJ Mitchell, Like Strangers Do

• • •

ZOE duduk di lantai sembari menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan, telinganya juga sudah tersumpal headset. Layar ponsel perempuan itu menampilkan lagu Gantari yang sedang terputar dalam aplikasi Spotify. Suara Alfred merupakan mantra mujarab yang selalu Zoe rapalkan ketika ia sedang dalam kondisi terburuk. Bahkan perempuan itu meringis sendiri, kalau saja ada Alfred di sisinya, pasti tidak ada hari buruk di hidup Zoe.

Kalau saja Zoe tidak menunda tugas, mungkin hal buruk ini bisa ia atasi. Ketika mendadak ada pengumuman bahwa deadline tugas seni lukis dimajukan sehari yang artinya masih tersisa kesempatan dua jam lagi, nyaris membuat Zoe terkena serangan jantung. Di sinilah Zoe, di studio seni lukis kampus. Di hadapannya sudah ada kanvas kosong yang disandarkan pada jendela besar ruangan studio seni lukis yang menampilkan pemandangan matahari terbenam di sela-sela ranting pohon.

"Belum pulang?"

Zoe mendongak tatkala tangan hangat itu mengenai telinganya saat sedang menarik headset yang Zoe kenakan. Figur familier itu mengubah posisinya menjadi ikut duduk di samping Zoe. Tanpa permisi Adit memasangkan headset yang ditarik barusan pada telinganya. Mereka mendengarkan lagu bersama.

"Aku masih di sini berarti belum pulang."

Zoe mendengus keras, pertanyaan basa-basi Adit terlalu populer. Lain halnya dengan Adit, mata dengan manik biru itu menyipit, tertawa renyah.

"Selera musikmu memang seperti ini, ya?"

"Kamu tau nggak suara siapa yang sedang kamu dengar?"

"Tidak tahu, memang siapa? Kenapa saya harus tahu?"

"Suara Alfred, pacarku. Keren, ya?"

"Are you seriously?"

Zoe mengangguk mantap. "Iya. Alfred dan band Petrikor."

"Pacarmu terkenal ya di sana? Pasti menyenangkan," ujar Adit sambil menyerongkan tubuh menghadap Zoe.

"Senang tapi sedih juga."

"Karena kalian long distance relationship?"

"Bukan cuma itu, Alfred banyak disukai orang. Kadang aku merasa cemburu, nyebelin pokoknya!"

Adit menyentil pelan dahi Zoe, ada gelak tawa Adit yang menggema seantero studio seni lukis, lelaki itu lantas berkata, "Itu risiko. Nikmati saja hal buruknya, hal baiknya 'kan sudah pernah kamu terima. Salah sendiri meninggalkan pacar yang sempurna di sana."

Kata sempurna terlalu berlebihan, tapi fakta itu juga sulit disangkal. Bahkan seorang Adit yang menurut Zoe dari segi visual lebih baik dari Alfred, bisa-bisanya dengan mudah memuji Alfred yang belum pernah ia temui. Zoe tidak naif, perempuan itu mungkin benar-benar akan menceritakan apa adanya betapa mengagumkannya sosok yang bernama Adit. Lelaki itu harusnya sedang pemotretan atau setidaknya akting di lokasi syuting, tapi karir yang Adit pilih justru membawanya duduk di samping Zoe seperti sekarang.

Zoe melepas headset dari telinga dan Adit melakukan hal yang sama. Zoe memasukkan ponsel dan headset kembali ke saku celana kulot hitam. Perempuan itu sempat menyelipkan anak rambut ke belakang daun telinga sebelum akhirnya berbicara.

"Kamu ngapain ke sini?"

Adit menyimpan paper bag berwarna biru di ruang kosong di antara keduanya. "Sephia minta dibuatkan lebkuchen, saya coba cari ternyata dia baru memberi kabar kalau sedang pulang dahulu mengambil sesuatu." Adit mengeluarkan setoples penuh roti pipih berbentuk bulat rasa jahe itu. Tangan Adit membuka tutup stoples, mempersilakan Zoe mencicipinya.

"Iya, kuas andalan Sephia ketinggalan, jadi dia pulang dulu sebentar."

Adit mengangguk paham. Lelaki itu semakin mendekatkan stoples dengan isi yang sangat menggiurkan pada Zoe. "Cobain dulu, Zoe."

"Nggak apa-apa? Kan kamu bikin buat Sephia."

"Saya bawa dua stoples."

Akhirnya Zoe menggapai roti pipih itu, memakannya perlahan. Rasanya sangat enak. Bahkan lebih enak dari lebkuchen yang pertama kali Zoe beli di toko roti dekat apartemen.

Adit memiringkan kepala, bertanya hangat, "Enak?"

Zoe mengangguk antusias. Tanpa malu-malu Zoe mencomot santai lebkuchen tanpa perlu Adit menawarkannya lagi. Zoe menatap kanvas kosong dengan ragu, tangan kanan yang masih memegang satu lebkuchen itu bergerak asal ke udara secara perlahan seolah-olah sedang melukis sesuatu di udara. Gerakannya begitu abstrak, pikiran Zoe berkelana mencari ide lukisan seperti apa yang akan tertuang pada kanvas kosong di hadapannya.

Tanpa diduga, Adit menggapai tangan Zoe, menuntun tangan yang sedang memegang lebkuchen itu bergerak sesuai irama tangan Adit. "Kamu tahu, Zoe? Mood merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu karya."

Mulut Zoe terkatup, ia terlalu bingung dengan sikap tiba-tiba Adit. Sampai beberapa detik kemudian masih belum ada respons dari Zoe, akhirnya Adit menghentikan gerakan tangan mereka di udara. Adit menoleh, memperhatikan lamat-lamat wajah Zoe yang sebetulnya sudah dari tadi Zoe mengamati lelaki itu dalam diam.

"Kalau kamu bingung apa yang akan kamu lukis di kanvas kosong itu, kamu hanya perlu mengingat tatapan saya sekarang. Cari apa yang bisa menjelaskan mengapa ada cahaya redup di manik mata biru secerah ini."

Zoe menggeleng. "Dit, jangan begini."

"Begini yang kamu maksud itu bagaimana?" Adit memangkas jarak, wajah lelaki itu semakin dekat.

"Aku takut ... takut nanti ada yang berbeda. Sesuatu yang lebih, yang nggak semestinya," jeda Zoe. Butuh dua detik untuk Zoe melanjutkan, "Aku punya Alfred."

Tangan Adit merenggang, membiarkan tangan Zoe terlepas dari genggamannya. Zoe perlu membuat batasan.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
For One More Day
441      301     0     
Short Story
Tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah, entah pertemuan itu akan menyembuhkan luka, atau malah memperdalam luka yang telah ada.
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
3501      1148     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
The DARK SWEET
398      329     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Premium
RESTART [21+]
5030      2221     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
Cinta (tak) Harus Memiliki
4853      1237     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Rinai dan Sudut Lampu Kota
515      401     0     
Short Story
Teruntuk mereka, kaki-kaki kecil yang berjalan di persimpangan lampu merah, juga petikan gitar usang pencari nafkah. Terimakasih pada kalian yang tidak terlahir manja, pada kalian yang rela tersita masa kecilnya. Pada kalian yang sanggup bertahan hidup meski dilema, apakah hari ini bisa makan? apakah esok bisa makan? Belajar pada mereka, bocah-bocah lampu merah, yang bahkan diuji apapun dan tid...
It Takes Two to Tango
418      305     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
303      208     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
Crashing Dreams
221      188     1     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...
ALTHEA
75      58     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...