Read More >>"> My Idol Party (Prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Idol Party
MENU
About Us  

Siapa murid yang nggak suka jam kosong? Kalau ditanya padaku, jam kosong adalah oase di gurun pasir, seperti hujan di musim kemarau atau lebih mirip jalanan Jakarta yang tanpa macet di hari Senin. Sebagai penganut jamkos paling elite, sudah masuk kelas tiga SMA begini, jamkos adalah hal yang paling jarang terjadi, kenapa, ya guru-guru sekarang rajin banget masuk kelas, padahal kita juga sebentar lagi lulus, kok!


Lagipula, masa-masa ujian itu masih empat bulan lagi, So, jangan kebanyakan belajar dulu, otak kita itu kalau terlalu banyak diisi nanti bisa seperti gelas yang kepenuhan air, terus kalau sudah penuh, nanti isinya jadi terbuang sia-sia. Sayang banget kalau kita udah repot sok berlagak jadai murid ambisius agar bisa masuk perguruan tinggi negeri, eh ternyata hasilnya kadang suka bercanda saja. 


“Belajarrrrr…terossss,” kataku sambil menyenggol lengan Karis yang bikin buku catatannya dihiasi coretan pulpen yang agak panjang. “Gameeeee…terosssss,” Karis balik menimpali ledekan itu dengan menyentuh kasar berulang kali layar ponselku. 


“Ahhh, Karisss!”


“Ahhh, Kariss,” katanya sambil meniru nada suaraku dengan bibir mirip bebek. 


Ya, dan hai. Namaku Serayu, tim martabak keju garis keras, hobinya menggambar dan menerawang masa depan alias suka berimajinasi yang bukan-bukan —dinikahi Min Yoongi misalnya, tapi perlu digaris bawahi, aku bukan seorang K-popers fanatik yang ada di pikiran kalian itu, aku juga suka baca buku dan hal-hal yang ada di pikiran kalian soal apa saja yang dilakukan oleh anak introvert. 


Sebenarnya nggak introvert juga sih, karena kalo kata almarhum bapak, “jadi manusia itu, harus bisa menyesuiakan diri, kalau kamu ada di kandang ayam, maka jadilah ayam. Dan kalau kamu berada di kandang bebek, ya jadilah bebek. Jangan muluk-muluk harus jadi dinasaorus biar dilihat orang lain, nanti kamu lelah sendiri.”


Karna itu, tumbuhlah Serayu yang bisa riang ditempat ramai, tapi juga bisa sendirian di kamar seharian. Apalagi, itu sangat menguntungkan diriku yang bercita-cita jadi gamers sejak usiaku masih TK. Kenapa? Ya, kenapa enggak? Kan enak kalau bisa main gim dengan banyak jenis, terus bikin konten streaming deh, terus bisa dapet adsense deh, terus bisa punya banyak uang buat pergi ke Korea. 


Kelihatan mudah? Padahal aslinya sama sekali tidak. Kata Ibuk, “Anak perempuan, mau jadi apa kalau cuma bisa main gim? Mau dikasih makan HP nanti anaknya?” Aku ini masih tujuh belas tahun, dan masih belum kepikiran kalau aku mau kasih makan anakku nanti pake lauk apa, please


Ibuk melarangku jadi gamers, di rumah setiap kali aku mengurung diri di kamar buat main gim online, bisa-bisa Ibuk langsung masuk ke kamar tanpa ketuk pintu, terus mencabut kabel komputerku paksa, alhasil sering banget aku AFK¹ pas lagi main gim. Ibuk bahkan pernah mengancam akan menjual komputerku yang satu-satunya itu, hadiah dari Bapak sebelum meninggal. Waktu itu aku sampai menangis seperti orang patah hati dan janji sma Ibuk kalau aku nggak akan main gim lagi. 


Tapi, siapa manusia yang nggak ingkar janji? Karena aku tidak akan melepaskan cita-citaku begitu saja. 
Terkadang, rasa bersalah terhadap Ibuk jadi bikin aku tidak fokus main gim, bayangan Ibuk yang kalau marah mirip nenek lampir itu sebenernya adalah sosok yang paling aku sayang. Jadi single parents kan nggak mudah. Aku tahu, Ibuk hanya mau aku punya tujuan yang lebih menjanjikan, yang lebih terarah, bukan cuma bisa main gim. 


Tapi, zaman Ibuk dan zaman aku sekarang kan berbeda. 
Aku pernah mencoba buat nggak main gim selama dua minggu, tapi rasanya ada yang hilang dari diriku. Kurang nafsu makan, mageran, tidak semangat sekolah, macam orang patah hati gitu. Itu karena aku sudah belajar main gim sejak aku ada di taman kanak-kanak mungin.


Dulu rumah kami bersebelahan dengan adik Ibuk yang namanya Om Daru, dia sering mengajakku maim plays station, dari Down hill sampai Basara Heroes, aku udah pernah main. Hampir tiap sore aku main juga dengan anaknya, si Prabu itu.

 Sekarang Om Daru sudah pindah dari Solo ke Bandung, dan kami juga pindah ke Jakarta karena bapak juga pindah tugas. Alhasil aku nggak ada teman main gim lagi. 


Waktu aku SMP, alih-alih buat main gim, niat bapak sih waktu itu beliin aku komputer buat memudahkan aku mengerjakan tugas sekolah, tapi sampai sekarang komputer itu yang nemenin aku main gim sepeninggalan bapak lima tahun yang lalu. 
Pokoknya, aku harus bisa buktikan ke ibuk, bahwa perempuan selalu bisa jadi apa saja tanpa harus meninggalkan kodratnya. Seperti yang selalu ibuk bilang, kalau perempuan itu adalah peradaban dunia.  

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Ghost Diary
4972      1560     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Selfless Love
4211      1214     2     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
Orange Haze
385      270     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Baniis
630      388     1     
Short Story
Baniis memiliki misi sebelum kepergian nya... salah satunya yaitu menggangu ayah nya yang sudah 8 meninggalkan nya di rumah nenek nya. (Maaf jika ada kesamaan nama atau pun tempat)
A - Z
2676      922     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
From Ace Heart Soul
552      327     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
After School
1920      1031     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Ending
4776      1248     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Dua Warna
477      345     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
NI-NA-NO
1373      628     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?