Loh, ditanda tanya Kok badannya pipi panas. Lagi sakit ya? Tanya Raya menatap mata PNG. Akhirnya, di Enji takmenunduk lagi. Di Enji berani menatap hari raya walaupun raut wajahnya kini menahan tangis.
Gak kok non. Bibi baik-baik aja. Emang gini kok, suhu tubuhnya panas. Makanya, badan Bibi ikut panas, ujar Bibi tersenyum.
Tidak semudah itu Raya percaya dengan apa yang BB katakan. Di, bibi itu lagi sakit. Gak usah dipaksain, biar sehat atau apalah. Ucap Raya memegang tangan di Enji.
Saya keluar! Bentak Papa menyala Raya.
Iya, sama PNG juga, tegas Raya memegang erat di Enji dan menatap tajam Papanya Itu.
Payah! Seketika bentakan Papa membuat Raya menunduk. Saya menahan tangis dan lari meninggalkan dapur.
Ia berlari naik tangga dan masuk ke kamar miliknya.
Zaki heran melihat adiknya yang pergi begitu saja dari dapur. Padahal, Ia baru saja kembali dari luar sehabis membeli martabak telur kesukaan Raya.
Apa tiba-tiba keluar dari dapur dan langsung mengambil kunci mobil yang berada di atas kursi. Zaki hanya bisa diam ketika Papanya keluar rumah menghiraukan Zaki yang berdiri tepat di belakang pintu.
Tanpa berpikir panjang, Zaki bergegas masuk ke dapur menghampiri PNG yang terduduk bersandar di meja dapur.
Ipi! Teriak Zaki menghampiri PNG Zaki cepat-cepat membantu PNG jalan menuju kamarnya. Bng terlihat sangat pucat dan tak berkata satu kata pun.
Bibi udah makan? Tanya Zaki sambil menidurkan di Enji di kasur. Menggeleng Komar beliau bilang bahwa ia tak kuat memasak karena kakinya lemas dibuat jalan.
Sebagai anak yang baik, Zaki pergi ke dapur untuk memasak sesuatu.-. Awalnya, ia ingin memberikan nasi goreng buatannya tadi. Namun, ia ingat nasi goreng itu sudah habis ia bagikan ke teman-temannya.
Zaki sudah memberikan satu porsi ke bng. Tapi ternyata Dieng memberikannya ke Papa karena beliau tak sanggup memasak.
Akhirnya, Zaki memutuskan membuat mie instan untuk png.
***
3 jam Raya termenung di kasur. Entah apa yang ia pikirkan. Ting tiba-tiba saja ponsel Raya berbunyi dan memunculkan notif dari aplikasi whatsapp.
O Jaja jelek.
Percakapakn panjagng bangett...
Saya menutup ponsel miliknya dan meletakkannya di meja. Ia memeluk guling, menahan rasa Salah Tingkah yang telah lama hilang dari dalam dirinya.
Dulu, setelah Reza meninggalkan raya, raya tidak pernah menyukai, bahkan mencintai seseorang lagi. Walaupun, beribu-ribu lelaki mengejarnya dengan tulus. Ia tak pernah tertarik jika orang itu bukanlah seorang Leonardo Fahreza Arejaksa.
Bagi Raya, jika seseorang bisa mendapatkan hatinya, maka Raya akan selalu berusaha setia dan menjaga hati bagaimanapun caranya. Apalagi, jika orang itu adalah Cinta Pertamanya. D
Dan, ya, Cinta Pertama Raya adalah reza seorang. Seseorang yang dapat membuat Raya luluh, bahagia, dan rumah kedua bagi Raya.
Kini, Reza telah kembali untuk Raya. Walaupun kaya tak ada keinginan untuk berharap lagi ia ingin hubungannya dengan Reza dapat bertahan hingga mereka saling mendapatkan seseorang yang lebih baik.
Tapi di sisi lain, rasa tidak rela melepaskan lagi pun muncul. Cinta Raya kepada Reza semakin hari malah menjadi-jadi. Bahkan sepertinya, bagi Reza yang telah lama hilang kini muncul lagi.
Kini, mereka hanya pasrah dengan takdir. Entah bagaimana nanti akhirnya. Mereka akan bersama atau malah membuat luka bagi Raya.
Kerenn bangeeet. Semangaat!
Comment on chapter Bab 1. Hujan Rintik-Rintik