“Hei kau baik-baik saja?”
Tory mendongak dan mendapati seorang cowok memegang tangannya. Tory tidak ingat apa yang terjadi. Ia terpisah dengan Emma dan Theo dan sekarang kepala terasa sangat pusing. Mungkin karena Tory telah minum cukup banyak. Sebenarnya Tory juga sadar kalau ia tidak pernah tahan dengan alkohol. Hanya saja ia butuh sesuatu untuk mengalihkan pikirannya hari ini.
“Kepalaku sedikit pusing,” ucap Tory sambil memegangi kepalanya.
Ia tidak mengenali cowok yang berdiri di hadapannya. Cowok itu memiliki rambut pirang dan mengenakan topi bisbol.
“Kalau begitu aku akan membantumu, tenang saja,” Cowok itu menuntun Tory.
Tory hendak menolak namun tidak punya pilihan selain mengikuti cowok itu yang telah menarik tangannya. Saat ini ia hanya ingin segera bertemu dengan Emma dan Theo lalu meminta mereka untuk mengantarnya pulang.
Pandangan Tory menjadi buram. Tory mulai sedikit khawatir saat menyadari cowok itu membawanya ke sebuah kamar. Namun bagaikan mati rasa Tory tidak bisa menolak apalagi saat cowok itu mendorongnya sampai terjatuh di atas tempat tidur.
Tory berusaha bangkit dan melawan saat cowok itu menahannya di atas tempat tidur. Namun karena mabuk Tory tidak punya tenaga, alkohol benar-benar telah menguasainya. Tory berusaha melepaskan diri namun cowok itu terus menahan kedua tangannya. Aroma alkohol tercium sangat pekat dari cowok itu membuat Tory semakin panik.
Ini jelas tidak baik dan Tory sadar ia dalam bahaya. Kalau ia tidak cepat bertindak semuanya bisa terlambat. Tory terus meminta cowok itu untuk pergi namun ia tidak mendengarkannya. Apa yang akan dilakukan cowok ini?!
Kemudian seseorang menarik cowok itu cukup keras sampai ia terjatuh ke samping tempat tidur. Dengan kepala yang masih sakit Tory berusaha bangkit duduk. Samar-samar ia bisa melihat seseorang yang langsung mengusir cowok itu keluar.
“Juno…,” panggil Tory yang baru sadar kalau suaranya bergetar.
Juno menoleh dan langsung menghampiri Tory. “Hei, dia tidak melakukan apa-apa kan?” tanya Juno langsung dan Tory menggeleng pelan. Entah mengapa ia bersyukur karena Juno datang disaat yang tepat.
Kemudian pandangan Tory menjadi buram kembali. Juno langsung memeluknya erat. Tory memejamkan matanya saat ia bisa mencium aroma khas Juno.
“Aku mau pulang…,” Tory baru sadar kalau air matanya ikut mengalir.
Juno mendekap Tory erat dan langsung mengelus rambut cewek itu. “Tenang saja, kau akan baik-baik saja, aku akan mengantarmu pulang okay?” Juno menghapus air mata Tory dan cewek itu mengangguk pelan.
“Tory?!” Emma dan Theo muncul dan langsung memeriksa keadaan Tory.
“Aku akan mengantar nya pulang sebaiknya kalian juga pulang sekarang,” ucap Juno.
Emma dan Theo hanya saling pandang dan akhirnya mereka mengangguk karena mereka percaya dengan Juno.
Singkat cerita Juno membawa Tory sampai ke mobilnya dibantu oleh Emma dan Theo. Tory benar-benar berada di dalam pengaruh alkohol sampai-sampai ia tidak bisa berjalan sendiri.
“Apa yang terjadi dengannya?” tanya Juno setelah ia menutup pintu mobil.
Sedikit ragu Emma pun menceritakan bagaimana Tory yang terus menyalahkan dirinya karena tidak bisa ikut dalam acara Athena Exhibit dan merasa telah membuang-buang waktu Juno selama ini.
Juno sudah menduga hal itu sehingga ia tidak terlalu terkejut.
Setelah itu Juno langsung masuk ke dalam mobil sedangkan Emma dan Theo juga langsung berjalan pulang. Keadaan pesta memang semakin tidak terkendali. Juno tau kalau pesta Gale akan menjadi semakin ramai di malam hari. Dan pesta itu bukanlah tempat yang tepat untuk para junior.
Juno menoleh sekilas ke arah Tory yang terlihat sudah tertidur lelap. Kepalanya bersandar di kaca mobil. Juno langsung memindahkan kepala Tory ke arah yang berlawanan dengan perlahan. Tidak lucu kalau nanti kepalanya terus terantuk saat Juno menyetir. Tory mulai menggigil kedinginan dan Juno langsung mematikan AC mobil. Apa cewek ini demam? Juno memeriksa kening Tory yang ternyata sangat panas.
“Kenapa kau ke pesta saat sedang sakit seperti ini,” ucap Juno langsung.
Tory membuka matanya dan menggeleng pelan. Kepalanya masih sangat berat. “Aku tidak sakit,” ucap cewek itu dengan suara lirih.
Juno menghela nafas panjang dan mulai menyalakan mesin mobil. Mobil pun melaju cepat.
“Kita akan rumah sakit sekarang-”
“Jangan! Jangan ke rumah sakit!” ucap Tory langsung sedikit mengagetkan Juno.
“Tapi tubuhmu panas sekali-”
“Aku nggak mau ke rumah sakit!” diluar dugaan Tory menjadi histeris.
Juno sedikit panik sampai ia harus menepikan mobil sejenak.
“Aku mau pulang saja, aku nggak mau ke rumah sakit!” teriak Tory lagi. Nafasnya tersengal dan tubuhnya bergetar, seolah-olah ia memang tidak mau ke rumah sakit, lebih tepatnya terlihat takut.
Juno yang masih bingung dengan reaksi Tory hanya mengangguk dan menuruti permintaan cewek itu. “Baiklah, kita tidak akan ke rumah sakit, aku akan mengantarmu pulang,”
Tory hanya mengangguk pelan sambil menyandarkan tubuhnya kembali. Matanya kembali terpejam.
Sejujurnya Juno cukup khawatir namun ia memilih untuk menuruti permintaan Tory dan segera kembali ke apartemen.
Sepanjang perjalanan, pandangan Juno tidak bisa lepas dari Tory. Ia tidak menyangka kalau cewek itu akan sampai seperti ini karena dikeluarkan dari acara Athena Exhibit. Juno tau betul bagaimana Tory hanya ingin memperlihatkan karya yang telah mereka kerjakan selama ini.
Tak lama kemudian mobil sudah terparkir di depan apartemen. Juno berusaha membangunkan Tory, namun cewek itu tidak mau beranjak. Tanpa pikir panjang Juno langsung keluar dari mobil dan membantu Tory keluar. Untung saja Tory sudah mulai sadar walaupun Juno masih perlu menuntun Tory untuk naik ke kamarnya.
Sedikit kesulitan saat menaiki tangga, Juno langsung mengangkat Tory. Cewek itu sama sekali tidak protes. Sepertinya ia masih belum sadar karena masih dalam pengaruh alkohol. Sampai di depan kamar Tory, Juno mengambil kunci kamar yang ada di saku celana Tory dan membukanya.
“Hei kita sudah sampai,” ucap Juno sambil menyalakan lampu. Juno menurunkan Tory dan cewek itu langsung berjalan dan ambruk di atas tempat tidur. Ia terbatuk beberapa kali. Juno membantu Tory naik ke tempat tidur, mengambilkan air setelah itu menyelimutinya.
“Maaf merepotkan mu…,” ucap Tory pelan masih belum sepenuhnya sadar.
“Sudah tau tidak tahan alkohol kenapa kau malah minum banyak sekali?” tegur Juno langsung.
Tory hanya tersenyum kecil dan menarik selimutnya. Ia masih menggigil kedinginan.
Sekali lagi Juno memeriksa kening Tory yang masih sangat panas. “Kau yakin tidak mau ke rumah sakit?”
Tory langsung menggeleng.
“Kalau begitu tunggu sebentar,” Juno bangkit berdiri menuju dapur untuk mengambil air es dan juga handuk kecil. Ia mulai mengompres dahi Tory secara berkala. Cewek itu masih menggigil sambil mengigau.
Juno mulai meragukan dirinya sendiri. Seharusnya ia tidak usah menuruti permintaan Tory dan tetap membawa cewek itu ke rumah sakit. Kemudian pandangan Juno terjatuh pada telapak tangan Tory yang penuh dengan cat. Apa cewek itu sempat pergi ke studio? Apa yang dia lakukan disana? Tanpa pikir panjang Juno langsung membersihkan telapak tangan Tory secara perlahan dengan kain.
“Mama,” Ucap Tory pelan masih dengan mata tertutup. “Maafin Tory ma…, maaf,” Tory mulai terisak dalam tangis membuat Juno menjadi panik dan berusaha menenangkan cewek itu dengan menggenggam tangannya erat. Tory kembali tenang walaupun ia masih sedikit menggigil kedinginan.
Juno tidak tau apa yang terjadi namun ia curiga kalau ada alasan di balik semua ini. Juno melihat sekeliling, masih dengan mengganti kompres Tory beberapa kali. Ini yang pertama kali Juno masuk ke kamar Tory. Ia menemukan sebuah foto keluarga di samping tempat tidur. Juno tersenyum kecil saat menyadari itu adalah foto Tory saat ia kecil bersama dengan orang tuanya. Tory tidak pernah menceritakan tentang orangtuanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?
Tory sudah sedikit tenang dan Juno terus mengganti kompresnya. Entah mengapa ia merasa kalau ia tidak bisa meninggalkan Tory sekarang. Walaupun sebenarnya hari ini Juno cukup lelah dan ingin segera beristirahat. Namun melihat keadaan Tory, cewek ini hanya tinggal sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya kalau bukan Juno yang menolong. Tory masih menggenggam tangan Juno seolah-olah tidak berencana untuk melepaskannya. Juno hanya berharap ia bisa melakukan sesuatu untuk Tory.
***
Juno terbangun saat ponselnya berdering. Ia baru sadar kalau ia tidak sengaja tertidur. Juno masih berada di kamar Tory tepatnya duduk di samping tempat tidur. Demam nya sudah hilang, itu tanda yang bagus. Juno menghela nafas lega.
Sudah berapa lama sejak ia tertidur? Juno meraih ponselnya. Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Ada beberapa panggilan tidak terjawab. Pasti Juno lupa kalau ia mematikan nada dering ponselnya. Atau ia benar-benar lelah sampai-sampai tidak menyadari 2 panggilan dari Gale dan 8 panggilan dari Prim. Kalau Gale mungkin saja ia mencarinya karena menghilang tiba-tiba di pesta. Sedangkan Prim? Juno langsung bangkit berdiri mengambil tas nya untuk segera menghubungi Prim. kalau cewek itu menelepon sebanyak itu pasti ada yang tidak beres.
Juno? Kau ada dimana? Apa kau sudah pulang?
Juno hendak menghubungi Prim namun ia menoleh sekilas ke arah Tory yang masih tertidur lelap di tempat tidur. Cewek itu akan baik-baik saja kan? Lagipula demamnya juga sudah turun. Juno pun segera keluar dari kamar Tory dan langsung menghubungi Prim. tidak ada jawaban. Sekali lagi Juno mencoba namun tidak ada jawaban. Mungkin saja ia sudah tidur. Kemudian panggilan masuk dari Gale, Juno langsung mengangkatnya.
“Gale aku tidak punya waktu untuk-”
Belum selesai Juno berbicara, Gale sudah memotongnya. Juno sedikit terkejut mendengar perkataan Gale, ia langsung cepat-cepat turun dan keluar dari apartemen. Juno masuk ke dalam mobil yang langsung melaju cepat.
***