Read More >>"> Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO) (15. Pembauran Diri) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Siang bolong, rumah kami kedatangan tiga orang bercelana sedengkul yang memamerkan otot dada dan perutnya. Rambut digelung, salah satunya punya kumis yang lebat menutupi bibir. Di belakang mereka, teronggok gerobak besar yang menampakkan isinya berupa bungkusan-bungkusan beras dan berikat-ikat padi. Mereka adalah rāma, pejabat desa yang tengah menarik pajak secara keliling dari rumah ke rumah penduduk. Pajak yang berupa beras maupun padi itu kemudian akan diserahkan oleh para rāma kepada mangilāla drawya haji, petugas pemungut pajak yang kemudian akan sampai pada rakai yang akan meneruskannya pada raja melalui pranata pasowanan agung.

Musim panen sudah berlalu, pajak pun ditarik pada bulan-bulan Phālguna (Februari hingga Maret) dan Caitra (Maret hingga April) dalam setiap tahunnya. Kuamati dari balik pintu sekat ruang tamu dan dapur saat Emak dan para rāma tengah sibuk bercengkerama sebelum mengangkut padi yang disetorkan Emak. Aku kembali ke kamar, tercenung mendapati pengetahuan yang terlintas begitu saja di pikiran. Aku tak pernah mempelajari sejarah, bagaimana bisa aku mengetahui orang yang datang itu adalah rāma serta memahami sistem pajak yang bahkan sama sekali tidak membuatku tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Kurasa, tubuh Viva mulai menyatu dengan jiwaku sehingga apa yang diketahuinya bakal menjadi pengetahuanku juga.

Tak ayal aku terperangah, sampai-sampai dadaku bergemuruh mendebarkan pengetahuan yang merasuk. Mulutku terkunci nan kering hingga rasanya ludahku habis terkuras.

Tubuhku letoi, ambruk dan meringkuk di atas peraduan. Mataku kuyu memandang terik yang menyinari kebun dari jendela yang terbuka.

Aku tidak berniat berbicara maupun bertemu dengan siapa pun. Aku tak enak badan. Jika perkara menyatunya diriku dan Nayaviva tak dapat sepenuhnya jadi alasan, maka masuk anginlah penyebab diriku kuyu. Memang sedari kecil aku selalu masuk angin bila berhadapan langsung dengan udara dingin.  Apalagi setiap hari yang kukenakan hanyalah kemban yang membuat bahuku telanjang sepanjang hari dan malam.

Untunglah Emak cepat tanggap dengan membuat ramuan alami untukku. Sebenarnya bisa saja mengundang tabib. Walaupun bapaku yang merupakan prajurit pangkat tinggi sudah mangkat, keluargaku masih mendapat bantuan uang maupun bahan pangan dari pemerintah. Berhubung dulu Bapa adalah ksatria yang cukup berpengaruh bagi kemajuan Majapahit. Emak tidak bela pati karena beliau masih memikirkan nasibku kala itu.

Aku tertidur hingga matahari mencapai ufuk barat. Suara Emak yang cempreng memenuhi ruang tamu yang kemudian merambat ke kamarku, sedang berbicara dengan seseorang yang familier. Tentu saja Arya, pria yang akhir-akhir ini mengalirkan gelenyar aneh di sekujur tubuhku.

"Viva, bagaimana keadaanmu?" tanyanya setelah duduk di sebelah ranjang yang kutiduri.

"Sudah lebih baik," jawabku sembari tersenyum walau bibirku rasanya perih, efek pecah-pecah dan kering.

"Maaf mengganggu waktu istirahatmu. Semoga cepat sembuh dan aku akan menemanimu," ucapnya.

"Tidak apa, kau pasti ada kegiatan lain yang lebih berguna. Lagi pula, ada emakku di sini yang menjagaku," sahutku. Tentu saja aku menolak. Bukannya bisa istirahat, yang ada jantungku kepayahan maraton kalau Arya di dekatku.

"Aku hanya di sini sampai emakmu kembali dari pasar." Oh, jadi Emak pergi ke pasar tanpa memberitahuku?

Kupandangi kumis tipisnya, membayangkan hal yang bisa saja terjadi selama hanya ada kami berdua di rumah.

"Buang pikiran kotormu jauh-jauh! Aku hanya tidak ingin kau di rumah sendiri dengan keadaan tidak baik. Siapa tahu ada penculik yang membawamu lalu dijadikan budak?" celotehnya, membuatku memalingkan wajah.

"Kau bisa membaca pikiran orang lain."

"Tidak."

Namun aku tidak percaya dan tidak peduli.

Hidungku mengeluarkan ingus ketika bersin, menciprat sampai ke lengan pemuda yang duduk di depanku, membuatku malu setengah mati.

Kami sama-sama membatu untuk beberapa saat, sampai aku mengusap perlahan ingus di lengannya dengan kikuk.

"Maaf," cicitku yang tidak tahu harus mengatakan apa selain itu. Melihat mukanya yang datar, nyaliku semakin menciut.

"Arya ..." rengekku karena ia masih memasang muka datar dan menatapku lurus. "Aku tidak sengaja!"

Aku menunduk menahan malu yang sudah mencapai ubun-ubun. Arya memiringkan kepala melihatku yang sudah berkaca-kaca, kemudian ia terbahak.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Jangan menangis! Nanti Mak Lastri memarahiku," tuturnya.

Aku memukul sekuat tenaga lengannya yang tadi terciprat ingus.

"Ini buatmu," ucapnya lalu mengambil bunga yang telah dironce.

"Terima kasih banyak sudah repot-repot membuatkannya untukku," kataku. "Apa nama bunga ini?"

Arya menjawab dengan malu-malu, "Entut-entutan dan suring."

Jawabannya membuatku tergelak hingga kepalaku berdenyut. Masa namanya mirip dengan kentut? Kalau diingat-ingat, bunga itu mirip dengan bunga ubi di desaku di masa depan.

"Jangan hiraukan soal nama, yang terpenting kan bunganya bagus. Dironce oleh orang bagus pula," ucapnya narsis.

Aku memutar bola mata dan menahan tawa dengan kelakuannya yang terlampau percaya diri itu. "Terima kasih." setidaknya ia telah menghiburku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
3640      1442     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
EPHEMERAL
99      90     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
The Maze Of Madness
3776      1537     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Langit Indah Sore Hari
98      84     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Rembulan
768      428     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Just For You
4120      1620     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Premium
SHADOW
4072      1330     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Nyanyian Burung di Ufuk Senja
2350      908     0     
Romance
Perceraian orangtua Salma membuatnya memiliki kebimbangan dalam menentukan suami masa depannya. Ada tiga pria yang menghiasi kehidupannya. Bram, teman Salma dari semenjak SMA. Dia sudah mengejar-ngejar Salma bahkan sampai menyatakan perasaannya. Namun Salma merasa dirinya dan Bram berada di dunia yang berbeda. Pria kedua adalah Bagas. Salma bertemu Bagas di komunitas Pencinta Literasi di kampu...
Kisah Kemarin
4098      1344     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
A Freedom
102      88     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?