Loading...
Logo TinLit
Read Story - I love you & I lost you
MENU
About Us  

Hari ini Salim berencana untuk mengenalkan Arina dengan ayahnya, Salim sengaja mengenalkan Arina dengan ayahnya dulu, bukan Salim tidak dekat dengan ibu tirinya, hanya saja Salim ingin mengenalkan Arina dengan ibu tirinya nanti setelah ayahnya benar-benar memberikan lampu hijau untuk hubungan mereka, meskipun Salim yakin ayahnya pasti mendukungnya bersama Arina. Salim mengetikkan pesan singkat kepada papanya untuk bisa menemuinya di happiness coffee shop tempat dirinya bersama Arina. Hakim menerima pesan anaknya itu dengan senyuman.

“Anakku sudah dewasa.” ucap papanya,

Di happiness coffee shop, Arina dan Salim sudah sampai lebih dulu, sedari tadi Arina mengomel kepada Salim kenapa secepat dan mendadak mengenalkannya dengan ayah Salim. 

“Salim, aku takut, kenapa harus dadakan. Tahu gitu semalam aku persiapan buat latihan interview.” Ucap Arina yang masih mengomel,

“Kamu tuh lucu, Na. Ini bukan mau wawancara kerja, tapi mau ketemu papa. Udah kamu bersikap biasa aja, papa pasti suka sama kamu. Mana mungkin papa nolak dapat calon menantu yang cantiknya gak wajar gini.”

“Ihhh kamu masih bisa gombal,”

“Gak gombal, Na. Kamu tenang ya,”

Salim memegang erat tangan Arina, menyakinkannya agar tetap tenang. Yang ditunggu pun akhirnya tiba, terlihat sosok pria paruh baya yang memakai setelan jas kantoran, dengan perawakan tinggi serta penampilannya yang terlihat masih gagah untuk seusianya sekarang, wajahnya pun tampak masih segar. 

Hakim duduk di sebelah Salim dan Arina, mereka pun bersalaman, terlihat wajah Arina yang tampak gugup, pertama kalinya dia dikenalkan dengan ayahnya Salim. wajah Salim ternyata mirip sekali dengan ayahnya, bagai pinang dibelah dua namun terdapat dua versi, versi tua dan muda.

“Oh ini yang namanya Arina Naladhipa?”

“Namanya bagus, sama seperti orangnya. Pantas saja anak om jatuh cinta sama kamu.” Ucap Hakim memulai percakapan,

Arina hanya tersenyum malu-malu mendengar pujian dari ayahnya Salim.

“Iya, tepat banget ya, Pa. Papa kasih izin kan kalau Salim mau serius sama Arina?” Ujar Salim langsung pada intinya,

“Salim, Kamu udah dewasa, perihal pasangan itu hak kamu mau pilih siapa saja, Papa disini tugasnya cuman dukung kamu. Papa setuju sama apapun keputusan kamu, papa dukung itu.” Jawab Hakim yang membuat Arina dan Salim tersenyum,

“Makasih ya, Om. Udah mau menerima aku, udah izinin aku buat sama Salim.” 

“Iya, Nak. Makasih juga ya, udah buat anak om ini bahagia,”

“Iya, om. Arina juga bahagia.”

“Pa, Salim mau bilang makasih, selalu dukung apapun keputusan Salim, Salim seneng.”

“Papa juga ikut seneng, Lim. Oh iya, Lim. Kapan-kapan Arina diajak ke rumah buat makan malam, sekalian kamu kenalin sama mama,”

“Iya, Pa. Nanti Salim ajak Arina ke rumah,”

Salim yang sangat senang mendengarnya langsung memeluk erat papanya, tidak peduli orang sekitar melihatnya, yang terpenting saat ini dirinya sangat bahagia. 

“Makasih ya, Pa.”

“Makasih ya, Om Hakim.”

Hakim mengangguk, dirinya juga senang Salim sudah tumbuh menjadi pria yang baik. Arina tersenyum, dia disambut begitu hangat oleh ayah Salim, Arina merasakan sosok ayahnya ada di diri Hakim, Lagi-lagi Arina tidak berhenti bersyukur sama Tuhan sudah dipertemukan dengan orang-orang baik  seperti Salim dan Om Hakim. Dari topik pembicaraan mereka yang serius ini kini mereka memilih untuk memesan beberapa makanan dan minuman terlebih dahulu agar dapat menjadi teman obrolan mereka. 

“Mbak, saya pesan coklat panas satu, trus spagetti carbonara,” Salim mulai membacakan pesanannya,

“Saya red velvet ice satu mba, makanannya steak aja mbak,” giliran Arina,

“Buat ayah pesan jus mangga aja sama nasi goreng mbak.”

Belum sempat ayahnya mengucapkan pesanannya, Salim sudah terlebih dahulu memesannya, karena dia memang tahu menu favorit ayahnya itu. Arina tersenyum melihat kedekatan mereka berdua, Salim memang anak yang baik, dia mengingat hal-hal sederhana yang disukai oleh orang-orang tersayangnya. Tak lama setelah itu, Salim tersenyum melihat interaksi antara Arina dan ayahnya yang sudah mulai akrab. 

“Om, Arina mau tanya,”

“Iya, nak. Tanya aja nanti om pasti jawab.”

“Salim suka banget ya om sama minuman rasa coklat?” 

Hakim tertawa kecil mendengar pertanyaan random dari Arina, ekspresi Arina yang sangat serius dengan wajah manisnya itu membuat Salim semakin gemas saja.

“Aku kira kamu mau tanya kapan kita nikahnya, Na.” Salim ikut-ikutan menimbrung obrolan mereka, 

“Ih kamu, orang aku tanyanya sama om Hakim bukan kamu,”

“Udah jangan ribut, yaudah om jawab ya. Salim itu emang suka banget sama minuman yang rasa coklat, pernah dulu waktu SD om belikan rasa lain, dia gamau dan sampai sekarang Salim gak pernah coba rasa lain, katanya kalau udah suka sama satu hal ya udah itu terus. Emang anaknya sesetia itu meskipun sama minuman.”

“Oh gitu ya, Om. Aku kira yang di bilang Salim kemarin itu cuman cerita karangannya aja.”

“Lim, giliran ayah mau tanya.”

“Apa yah?”

“Emang kamu gak bosan?”

“Kalau Salim bosan, Salim tinggal ubah cara menikmatinya yah, tanpa mengubah atau bahkan menggantinya, sama halnya dengan hubungan kan yah, fase bosan itu pasti ada tinggal bagaimana kita mengatasi bosan itu agar tetap kembali menyenangkan.”

Hakim tersenyum mendengar ucapan anaknya itu, dia senang anaknya tumbuh menjadi pria dewasa yang baik.

“Kamu tumbuh jadi pria baik, nak. Ayah bangga. Di surga mama pasti bangga. Melihat putra satu-satunya tumbuh dengan sangat baik.”

“Mama gak nyesel kan yah, punya anak kayak Salim,”

“Mama sama papa bangga nak.”

Entah berapa kali dalam hati Arina mengucapkan bahwa Salim memang benar-benar laki-laki baik, Arina melihat Salim seperti melihat sosok ayahnya dimana kepribadiannya hampir sama. 

Semoga selamanya ya, Tuhan. Arina mengucapkan itu dalam hatinya,

Dia sangat bersyukur Tuhan mengirimkan Salim di hidupnya. Pesanan pun datang, kini mereka bertiga menikmatinya dengan senang, Arina sudah terlihat akrab dengan Hakim pun sebaliknya, mereka sama-sama nyaman dan nyambung. Setelah mereka selesai makan, pak Hakim pamit untuk pergi terlebih dahulu karena harus menyelesaikan pekerjaannya lagi, Salim membukakan pintu mobil untuk Arina, diperjalanan pulang Arina terus menggenggam tangan Salim, Salim yang menyadarinya menjadi sedikit heran sekaligus senang karena ini pertama kalinya Arina menggenggam tangan Salim terlebih dahulu tanpa Salim minta. 

“Pertama kali ini kamu pegang tangan aku dulu, biasanya juga aku yang duluan,” ledek Salim,

“Kenapa? Gak boleh? Yaudah kalo gak boleh.” Arina melepaskan tangannya, lalu sesegera mungkin Salim menarik kembali tangan itu dan dia genggam lagi dengan eratnya.

“Udah gini aja ya, aku senang.”

“Lim, kenapa kamu baik banget si jadi orang.”

“Mau aku jahat?”

“Ya jangan,”

“Kata mama kalau kita baik sama orang nanti Allah kasih orang baik juga buat kita, Na. Dari dulu mama sering bilang gitu. Kamu tahu gak, kalau mama orangnya baik banget dan sabar, mama gak pernah marah waktu dulu aku coret lukisannya, mama malah bilang gini Salim yang hati-hati ya, jangan ceroboh.”

“Harusnya dari dulu ya, Lim. Biar bisa kenal sama mama kamu,"

“Mama juga udah kenal kamu, Na. Kan udah aku kenalin waktu di pemakaman,”

“Aku kadang iri sama kamu, mama aku gak kayak mama kamu yang sayang banget sama kamu bahkan sampai akhir hidupnya, sedangkan mama aku malah ninggalin aku sekeluarga sampai udah punya keluarga baru lagi,”

“Kamu gak mau cari tahu mama kamu sama keluarga barunya, Na?”

“Buat apa, Lim. Aku ikut bahagia kalau mama bahagia meskipun bukan sama aku, Panama dan Ayah.”

Salim ikut merasakan kesedihan Arina tentang mamanya, tangan Salim merangkul pundak Arina lalu membiarkannya bersandar di bahunya, mengelus pelan rambut halus milik wanita yang dicintainya itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Just For You
6419      2070     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Ludere Pluvia
1287      709     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
4155      1665     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
Under The Moonlight
2300      1123     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
5852      1635     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
SEMPENA
4451      1407     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Gunay and His Broken Life
8692      2528     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Aku Menunggu Kamu
173      153     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Unlosing You
484      337     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
Aku baik-baik saja ¿?
3896      1446     2     
Inspirational
Kayla dituntut keadaan untuk menjadi wanita tangguh tanpa harus mengeluh, kisah rumit dimulai sejak ia datang ke pesantren untuk menjadi santri, usianya yang belum genap 17 tahun membuat anak perempuan pertama ini merasa banyak amanah yang dipikul. kabar tentang keluarganya yang mulai berantakan membuat Kayla semakin yakin bahwa dunianya sedang tidak baik-baik saja, ditambah dengan kisah persaha...