Read More >>"> I love you & I lost you (Bagian 3 | Le fleurist) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I love you & I lost you
MENU
About Us  

Arkan mengerjapkan matanya saat sinar matahari yang perlahan masuk lewat jendela kamar, dengan sedikit mengucek kedua mata dan berusaha menyesuaikan pandangannya dengan segera. Tidurnya semalem tidak nyenyak karena memang kejadin kemarin masih saja mengganggu pikirannya hingga kini. Arkan mengacak-ngacak rambutnya sampai berantakan namun entah kenapa pesona itu malah semakin menjadi. Bangun tidur dengan suara serak dan rambut yang terkesan acak-acakan malah membuat pria ini tidak menghilangkan ketampanannya sedikitpun.

Mata coklat dengan alis tebal dan bibir merah dengan belahan dagu yang cukup terlihat membuat Arkan semakin manis ditambah wajahnya yang blesteran Indo-Perancis membuat dirinya tampan. Iya, Ayah Arkan adalah keturunan orang Perancis tepatnya Kakek Arkan orang asli keturuan Benua biru. Arkan Damitri Dewangga anak pertama dari keluarga Damitri Kelahiran Jakarta, 27 Maret 2000 berzodiak aries.

Arkan langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama orang tuanya, Allan Damitri dan Sonya Damitri. Sarapan pagi ini terlihat seperti sarapan biasanya dengan banyak pertanyan-pertanya klise yang di lontarkan orang tuanya setiap hari dan setiap hari pula jawaban Arkan tetap sama.

"Ar, anaknya pak Chandra cantik loh, dia masih kuliah bisnis di salah satu universitas terbaik di Inggris dan bentar lagi dia lulus."

Ucapan dari mamanya itu membuat Arkan tersedak, moodnya berubah menjadi jelek saat ibunya menceritakan Chelsea anak Pak Chandra teman baik ibunya yang mana Chelsea adalah mantan pacarnya sejak kelas 1 SMA dan hubungan itu juga backstreet sampai keluarga mereka dan sahabat Arkan tidak ada yang tahu, termasuk Arina. Kalau orang tuanya sampai tahu mungkin setiap hari Arkan akan diminta untuk balikan dengannya.

Arkan langsung pergi dari meja makan, orang tuanya sudah paham kalau Arkan tidak nyaman dengan ucapan mamanya. Arkan kembali dari kamarnya dengan pakaian seperti biasa kaos polos dengan jaket dan celana jeans dan tidak ketinggalan sepatu favoritnya, entah berapa banyak koleksi sepatu convers miliknya itu. Dengan menenteng tas kecil di punggungnya. Saat akan melangkah keluar ibunya menghentikan langkah Arkan.

"Ar, hari ini kamu ke toko bunga ya. Aslinya ini hari pertama Mama kesana untuk perkenalan dengan pekerja-pekerja kita, tapi mama sama papa ada keperluan mendadak. Nanti kamu yang mewakili ya,"

Ucapan mamanya itu membuatnya sedikit senang namun juga bingung, pasalnya dia akan bertemu dengan Arina, toko bunga tempat Arina bekerja yang ternyata adalah toko bunga milik keluarga Arkan.

Arkan hanya mengangguk kemudian menuju ke bagasi, awalnya Arkan ingin mengendarai motor kesayangannya itu dia urungkan, agar di toko bunga Arina tidak mencurigai motor miliknya itu. Arkan mengendarai mobil mercedes-benz W126 1990 warna hitam.

Dengan kecepatan sedang Arkan menikmati perjalanan ini, perjalanan waktu pagi yang masih bisa dirasakan udara segar Jakarta tanpa dominan polusi. Kurang dari setengah jam Arkan sudah sampai di toko bunga miliknya, saat memasuki toko ini kesannya seperti kita berada di Perancis dengan semua arsitekstur dan elemen pelengkap toko ini yang bernuansa Perancis. Pantas saja konsep toko ini mirip sekali dengan konsep kamar Arkan.

Arkan sudah berada di dalam toko untung saja dia datang lebih awal dari pekerja disini tujuannya agar Arina tidak melihatnya dulu walaupun Arkan mengerti kalau Arina akan segera mengetahui bahwa tempat dia bekerja adalah milik Arkan. Arkan sedang bersiap-siap entah kenapa jantungnya berdetak tidak seperti biasanya dengan ritme yang lebih cepat membuatnya gugup.

Dari balik jendela ruangan pemilik di toko bunga, Arkan melihat bahwa Arina baru saja datang memakai kemeja putih lalu di lengkapi rajut berwarna hijau mint dengan celana cargo warna hitam dan tidak lupa rambut yang kali ini dia kuncir. Dibalik jendela itu sepasang mata Arkan tidak lepas dari pandangan Arina, ritme jantungnya yang tadi cepat kini bergerak lebih cepat lagi. Entah kenapa hari ini Arina terlihat lebih cantik.

"Cantik."

Pujian lirih yang diucapkan Arkan secara spontan dan beberapa detik kemudian Arkan tersadar saat salah satu pekerja memanggilnya untuk menemui pekerja lain sembari memberi sambutan seperti yang telah mamanya perintahkan.
Para pekerja di toko bunga "Le fleurist" telah berjajar rapih dengan sedikit merapihkan rambut Arkan dengan tangan kemudian dia membuka pintu dan langsung terlihat para pekerja dan ada satu orang yang terkejut melihatnya kini, Arkan ternyata adalah pemilik toko bunga ini.

Arina membelalakkan kedua matanya sedikit menyakinkan bahwa apa yang dihadapannya sekarang bukan Arkan namun seberapa banyak Arina mengucek matanya yang terlihat di depan memang sosok Arkan. Pantas saja Arkan mengetahui tempat Arina bekerja, Arina sempat menyadari kebodohannya tempo lalu waktu Arkan datang ke toko ini namun Arina memberlakukan Arkan sebagai pengunjung yang sedang ingin membeli bunga padahal Arkan adalah pemilik toko ini.

"Selamat Pagi semua, Perkenalkan saya Arkan Dimitri Dewangga, hari ini kebetulan mama dan papa saya tidak bisa kesini karena ada keperluan mendadak. Oleh karena itu beliau menyuruh saya datang kesini. Semoga kita semua dapat bekerja sama dalam membangun toko bunga ini agar semakin berhasil nantinya. Selamat bergabung dan selamat bekerja."

Sambutan Arkan ditutup dengan tepuk tangan para pekerja yang lain, Arina melihat teman-teman disebelahnya memandang Arkan dengan tatapan kagum mungkin selain wajahnya yang tampan namun juga pesona yang menambah siapapun ingin mengagumi Arkan. Semua pekerja langsung kembali ke tempat masing-masing, Arina langsung memakai topi kerjanya itu yang membuat tampilannya semakin mempesona dengan rambut yang dikuncir dan topi warna putih bertuliskan "le fleurist" yang sangat cocok menempel di kepalanya.

Arkan yang memandangnya sedari tadi juga seperti ada lem yang menganjal matanya agar tidak dapat berpindah memandang sekitar seakan sorot matanya dipaksa untuk terus melihat Arina. Namun kegiatan itu langsung berhenti saat tidak sengaja sorot mata Arina menangkap basah Arkan yang sedang memandangnya. Mereka bekerja secara profesional, belum menunjukkan gerak-gerik bahwa mereka sudah saling kenal dari lama. Arkan lalu kembali ke ruangannya namun dengan membiarkan agar jendela ruangannya di biarkan terbuka, jelas tujuannya sudah dapat diketahui untuk menatap Arina seharian di toko ini.

Arina sadar bahwa Arkan sedang memperhatikannya namun dirinya harus tetap bersikap tenang dan fokus saat bekerja. Setelah dirasa kerja hari ini seperti lebih lama dari biasanya akhirnya selesai sudah pekerjaan hari ini. Disaat teman-temannya mengajak Arina keluar untuk mencari makan, namun Arina menolak dan lebih memilih tetap di toko bunga dulu menyelesaikan tugas kuliah yang kurang sedikit.

Arkan yang melihat Arina duduk sendirian langsung menghampiri dan duduk di depannya. Beberapa menit Arkan menunggu Arina menyelesaikan tugasnya dan disaat Arina sudah selesai Arkan memberikan segelas air putih dan beberapa roti dan dengan senang hati diterima. Tiba-tiba satu pertanyaan itu lolos di bibir Arkan,

"Kamu baik-baik saja, Na?"

"Itu adalah pertanyaan paling seru yang pernah kamu tanyakan, Ar. Apakah aku terlihat sedang tidak baik-baik saja sampai kamu bertanya begitu?"

Arkan masih terdiam dengan mata yang tak lepas dari pandangan Arina, gadis di depannya. Arina tersenyum, ya cukup senyuman yang perlu diperlihatkan.

"Kalo kamu tanya sekali lagi, Aku mungkin akan menangis, Ar. Bahkan tangis yang terisak paling sesak." Ucap Arina tersenyum tipis,

Setelah itu keduanya saling diam tak ada lagi percakapan, Arina masih dengan posisi yang sama tanpa menoleh pun ke Arkan, sedang Arkan masih sama dengan pandangan yang tak bisa lepas. Arkan tersentak mendengar kalimat terakhir yang Arina ucapkan bahwa dirinya akan menangis bahkan dengan tangis yang terisak paling sesak. Membuat Arkan semakin yakin kalau memang Arina sedang tidak baik-baik saja dan tanpa aba-aba Arkan berdiri mengambil tempat duduk di samping Arina kemudian langsung memeluk tubuh Arina.

Tanpa sadar sebuah tangisan keluar bersamaan dengan dekapan itu seakan pertahanan Arina untuk menyembunyikan semua peliknya runtuh. Kini dirinya menangis sejadi-jadinya tangis yang memang terisak paling sesak. Arkan juga ikut merasakan kesedihan yang sedang dialami Arina, meski dia belum tahu betul apa yang membuatnya menangis. Seseorang yang dia kenal adalah orang yang kuat dan selalu tersenyum itu kini sedang menangis.
Arina melepaskan pelukan Arkan dan kembali senyum yang dia perlihatkan mesti matanya sedikit sembab.

"Makasih Ar."

Arkan tersenyum kemudian mengelus kepala Arina dengan sangat lembut seolah bahasa tubuhnya menyampaikan untuk Arina agar tetap kuat dan bahasa tubuh yang mengisyaratkan jika Arkan akan selalu ada untuk Arina.
Kemudian Arina pergi, Arkan paham jika Arina memang butuh waktu sendiri untuk menenangkan dirinya yang perlu ketenangan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Violet, Gadis yang Ingin Mati
3297      1283     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
ALTHEA
68      51     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Aku Menunggu Kamu
102      91     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2180      984     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
FIREWORKS
356      250     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
RIUH RENJANA
313      237     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Niscala
289      180     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
Of Girls and Glory
2535      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
The Black Heart
846      445     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Tulus Paling Serius
1503      641     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?