***
Manusia harus mengalami banyak hal agar dapat melihat apa yang layak dipertahankan dan apa yang tidak, agar tahu apa yang kurang dari dirinya dan apa-apa yang harus dibenahi.
Begitu pula dengan Tania. Gadis itu harus melalui beberapa fase kesulitan hingga pada akhirnya ia menemukan ketulusan itu ada pada siapa.
Sejak remaja, tepatnya setelah Arsya menyatakan perasaannya, saat itulah Tania membenci pria itu. Pria yang selalu membersamainya sewaktu kecil bahkan hingga ia dewasa.
Inginnya Tania, pria yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri itu, tetap menjadi saudaranya. Tania menginginkan itu sebab ia tidak ingin kehilangan seorang kakak yang sejak kecil selalu ia dapatkan dari sosok Arsya.
Lalu setelah Arsya mengungkapkan perasaannya, Tania justru tidak bisa mengontrol perasaan bencinya yang membabi buta. Ia membenci Arsya dalam waktu sehari dan tidak memikirkan segala keindahan yang telah mereka lewati bersama, sewaktu kecil.
Rasa bencinya tumbuh semakin besar dikala Arsya sering menampakkan kekekhawatirannya, hingga ia beranggapan bahwa Arsya adalah orang yang toxic, dan posesif.