Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teman Berbagi
MENU
About Us  

Hari ini, Indri merasa cukup bernafas lega karena pria yang suka mengganggunya tidak muncul-muncul lagi di hadapannya setelah ia menegaskan sendiri di pagi hari.

Seperti biasa untuk keperluan menu makan sehari-hari sudah habis.

Dibanding pagi hari, Indri lebih suka berbelanja pada malam hari, sehabis isya biasanya. Supermaket langganan Indri bisa dijangkau dalam waktu tiga puluh menit. Indri pum telah bersiap-siap dengan hoodie, sebagai baju kebangsaannya yang sering ia pakai dengan bawahan training atau biasanya celana piyama.

Taxi yang dipesan secara online pun sebentar lagi tiba. Kini Indri sudah berjalan menuju keluar rumahnya, tidak lupa mengunci pintu.

Dikarenakan rumah yang dikontraknya berada di gang sempit maka Indri harus berjalan keluar gang beberapa meter.

Tidak lama setelahnya taxi itu sudah tiba lebih dulu. Setelah memastikan taxi itu pesanannya, Indri segera naik, dan menyebutkan tempat tujuannya.

Tidak perlu lama terjebak di jalanan, karena jalur diambil sopir taxi jarang mengalami macet. Maka tepat tiga puluh menit, tiba di tempat tujuannya. Ia membayar lalu turun dari taxi.

Supermaket yang didatanginya tidak terlalu besar, tapi segala yang diperlukan Indri ada dijual di sini. Tempat pertama kali yang didatangi Indri adalah tempat bahan mentah sayur mayur serta lauk pauk juga beberapa buah pencuci mulut seperti daging-dagingan. Baginya diantara keseluruhan bagian ini yang paling pentingnya, maknya menjadi yang paling utama dituju.

Setelah mengambil daging ayam dalam kemasan sebagai part terkahir di tempat ini, Indri akhirnya beralih. Kali ini ia menuju tempat persabunan. Beberapa barang seperti sabun mandi, sampo, sabun cuci baju, hingga sabun cuci piring, sama sekali tidak boleh terlewatkan, lalu tisu juga tidak pernah dilupakan Indri.

Namun, dari semua itu. Tempat yang akan membuat Indri paling lama berdiri adalah tempat cemilan, alias makanan ringan untuk kunyahannya dikala senggang, atau saat dirinya memang benar-benar ingin mengemil, biasanya saat menonton drama korea atau film horor.

Indri merupakan penyuka snack yang berasal dari makanan umbi-umbian. Dipastikan olahan dari bahan itu akan memenuhi trolinya, biasanya Indri sering kali kalaf jika melihat jejeran snack ini, alhasil diborong semua. Lalu, part selanjutnya minuman, tapi Indri hanya mengambil jenis susu dari beberapa brand, dan coklat. Meski tidak terlalu suka, Indri tetap membelinya untuk menemaninya saat menonton film horor.

Jangan lupakan pembalut. Indri selalu mengingat benda ini, disaat dirinya sudah mendekati meja kasir. Alhasil, ia kembali putar balik mendatangi tempatnya.

Setelah beberapa saat, part terakhir dari kegiatan belanja, yakni pembayaran. Indri membayar dengan kartu debitnya. Seraya menunggu antrian yang tidak begitu ramai, Indri memesan taxi secara online.

Lalu saat dirinya sedang serius memerhatikan handphonenya, tangannya tiba-tiba tersikut. Namun, Indri santai dan tidak ambil peduli, ia kira itu orang yang tidak sengaja.

"Hei! Fokus amat." Lalu suara pria yang amat familiar mengintruksinya.

Indri sedikit kaget dan menatap pria yang tingginya sekitar 185 cm itu dengan melotot. "Kok ada di sini?"

"Ngikutin lo, Ndri," jawabnya, tapi dengan seringai jahil.

Indri pun menatap dengan penuh tanya, tidak begitu puas dengan jawaban Iraz.

"Enggak, bercanda. Gue kesini belanja."

"Oooh, yaudah." Lalu Indri kembali pada mode awal. Pemesanan taxi belum dituntaskannya.

"Enggak usah pesen taxi, bareng gue aja. Gue tinggal bayar kok, samaan." Iraz secepat mungkin menutup aplikasi yang dibuka Indri, padahal sedikit lagi Indri akan segera berhasil mengorder taxi. "Lagian kita searah, jangan buang-buang uang, selagi ada yang gratis kenapa nggak," sambung Iraz seraya menggiring tubuh Indri untuk segera maju, beserta trolynya.


Usai mereka saling membayar, Iraz benar-benar effort agar Indri tidak menolak tawarannya kali ini. Karena lagi-lagi gadis itu terlihat kembali membuka aplikasi yang berusaha ditutup Iraz.

"Ngapain lagi sih? Udah, gue bilang bareng gue aja. Ayo, Ndri." Iraz segera menarik Indri dan mengambil alih kantong belanja gadis itu untuk ia bawakan, sekaligus sebagai tawanan agar Indri mau ikut dengannya.

"Bang, ini udah malem, enggak enak," protes Indri, merasa tak cukup tolakkannya hanya dengan tingkah laku.

"Enggak enak apanya sih? Beberapa hari yang lalu lebih larut lagi, gue juga nganterin lo. Lagian bahaya! Tau nggak sih? Cewek naik taxi sendirian malam-malam. Udah, ikut gua aja ayo."

Pria menjulang yang mengenakan hoodie hitam dengan celana selutut itu tetap memaksa, dan Indri berakhir menurut saja.

Usai menyimpan barang belanja di jok belakang, Iraz segera memasuki mobil. Indri melirik sekilas pria yang terlihat lebih berantakan dari biasanya, bahkan jidat yang biasa dipamerkan ditutupi oleh rambut.

"Ini masih gue kok, Ndri, Iraz bukan orang lain, jadi lo enggak perlu curi-curi pandang begitu hanya untuk memastikan. Kalau memang pengin lihat, enggak apa-apa terang-terangan aja, aku tahu kok itu resiko jadi orang ganteng."

Ternyata pria itu sadar, dan beruntungnya Indri telah mengalihkan pandangannya lurus kedepan, dan berpura-pura tidak mendengar ucapan Iraz. Sementara, Iraz tersenyum tipis melihat tingkah Indri yah walaupun tetap seperti biasa. Namun, yang membuat berbeda perasaannya terhadap gadis itu. Kian hari kian tumbuh, semakin besar. Sehingga melihat pria lain berada di dekat Indri, Iraz merasa bimbang takut kehilangan. Tapi ia mencoba meyakinkan diri bahwa Indri tidak mudah ditaklukkan, oleh siapapun. Karena hampir beberapa tahun Iraz selalu menyaksikan itu semua, dan hal itu menjadi kemenangan tersendiri untuknya.

Iraz bukan pengecut yang hanya bisa menyukai dalam diam, tapi ada peristiwa masa lalu yang membuatnya sedikit takut untuk mengungkap perasaan.

Iraz merupakan pria normal yang mendamba kehidupan bahagia seperti yang dimiliki saudara-saudaranya yang sudah menikah, tapi mengapa hal seperti itu menjadi sesuatu yang paling sulit untuk digapai. Dalam kehidupan Iraz, itu adalah pencapaian yang amat sulit dan hampir membuatnya frustasi dan menyerah saja terhadap hubungan percintaan. Namun, hatinya menolak untuk berhenti menyukai seseorang. Lagi-lagi sosok gadis pendiam, dingin juga tanpa ekspresi selalu dapat mencuri hati Iraz. Iraz menyukai Indri pada pandangan pertamanya.

Bersambung ...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
What If I Die Tomorrow?
390      249     2     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...
Today, I Come Back!
3733      1283     3     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2173      889     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
THE DARK EYES
702      391     9     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.
Chloe & Chelsea
7934      1723     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
Ghea
448      288     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Loker Cantik
527      397     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
13546      8891     3     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...
Secuil Senyum Gadis Kampung Belakang
440      333     0     
Short Story
Senyumnya begitu indah dan tak terganti. Begitu indahnya hingga tak bisa hilang dalam memoriku. Sayang aku belum bernai menemuinya dan bertanya siapa namanya.
Danau Toba and My English Man
613      385     0     
Romance
Tentang Nara dan masa lalunya. Tentang Nara dan pria di masa depan.