Read More >>"> Negeri Tanpa Ayah (Waktu yang Indah Untuk Berdo(s)a) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Negeri Tanpa Ayah
MENU
About Us  

Saat jelang shubuh aku baru tersadar. Kondisi tubuhku terasa begitu remuk. Kepala pun terasa sakit dan berputar-putar. Aku dapat merasakan lembutnya bantal dan hangatnya selimut serta udara yang begitu sejuk di ruangan yang cukup besar. Aku membuka mata perlahan. Aku lihat langit-langit lalu kuarahkan pandanganku ke kiri dan kanan. Aku bingung berada di mana. Kuarahkan pandanganku ke jendela yang tirainya terbuka. Kulihat langit malam bersih tanpa awan bertabur bintang-bintang yang berkilauan.

Tak jauh dari tempatku dapat terlihat dengan jelas seorang lelaki tinggi berperawakan tegap berwajah khas Kota Kembang. Berdiri menghadap kiblat lalu tak berapa lama dia bersujud di atas sajadah marunnya. Khusyuk penuh penghambaan. Kuperhatikan gerak-geriknya dari ujung kaki hingga kepala. Tampak begitu menenangkan. Aku melihat ada kedamaian di sana.

 

Malam adalah waktu paling indah

bagi sebagian orang untuk berdoa.

Malam juga waktu paling indah

bagi sebagian yang lain untuk berbuat dosa.

 

Tak berapa lama, dia menyudahi ibadah malamnya. Dengan wajah sedikit menunduk, lelaki berdada bidang dengan kulit kuning langsat itu menadahkan kedua tangannya. Mulutnya seperti merapal doa. Bergerak pelan tanpa suara. Sementara, aku yang tengah berbaring hanya bisa meringis menahan sakit yang mendera. Kemaksiatan yang baru saja kulakukan membuatku babak belur di hajar masa.

Kulihat sekeliling kamarnya. Aku kaget saat melihat sebuah buku diary di atas meja. Sepertinya tak asing dan aku berusaha mencoba mengingatnya. Kulihat ke arah lelaki itu dan kuperhatikan lagi wajahnya. Tak berapa lama, dia menyudahi zikirnya. Aku berusaha bangun. Lalu, dia berjalan mendekat saat melihatku meringis kesakitan. Aku yakin dia adalah orang yang sama yang tadi telah menolongku saat pingsan di teras Masjid Salman.

“Sudah bangun, Kang?” tanyanya.

Aku hanya bisa mengerang kesakitan.

“Pelan-pelan, Kang,” ucapnya lembut sambil membantuku duduk dan bersandar.

Aku memegangi kepalaku yang terasa sangat sakit. Sementara, dia mengambil segelas air putih di atas meja belajar lalu memberikannya padaku. Aku meminumnya hingga tak tersisa. Lalu, dia menaruh kembali gelas itu ke tempat semula.

“O iya, saya Raya. Sekarang Akang ada di rumah saya.”

Aku hanya terdiam sambil mengerang menahan rasa sakit.

“Akang dikeroyok? Sampai babak belur begini?” tanya Raya dengan raut wajah penuh belas kasihan.

Lagi-lagi aku tak menjawab pertanyaannya.

“Sebentar lagi azan shubuh, saya ke masjid sebentar. Akang salat shubuh?”

Untuk pertanyaan kali ini pun aku tak menjawabnya.

“Ya sudah, saya tinggal ke masjid sebentar. Akang istirahat saja di sini. Kalau mau salat, pakai kain sarung saya yang di sana,” ucapnya sambil menujuk arah kain sarung yang terlipat rapi di atas lemari kecil.

Raya melihatku dengan penuh iba. Kualihkan lagi pandanganku ke arah diary di atas meja dan akhirnya aku mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu di kampus. Ternyata, lelaki yang tepat di hadapanku ini adalah orang yang sama yang sering ku-bully saat melintas di hadapanku. Entah mengapa awalnya aku kurang begitu senang dengannya. Aku selalu berburuk hati saat melihatnya. Entah pikiran itu datang dari mana, di mataku dia seperti sosok yang sok paling pintar dan paling suci. Padahal tak pernah sekalipun dia berbuat jahat padaku.

Beberapa kali aku menghina dan mengejeknya, tapi dia malah membalasku dengan yang sebaliknya. Raya membalas setiap perlakuan tidak menyenangkan dariku dengan senyuman. Bahkan, saat aku mengejeknya dengan sebutan banci karena dia selalu membawa diary kemana-mana. Bukan karena gayanya yang gemulai. Bahkan lelaki berwajah manis dengan tinggi badan tak jauh berbeda dariku sekitar 170 cm itu terlihat sangat gagah. Hanya saja aku tak suka karena lelaki jurusan Tenik Sipil itu selalu membawa diary dalam dekapannya laksana membawa kitab suci paling sempurna.

Aku heran mengapa dia mau menolongku? Apa dia tak mengenali wajahku karena dalam kondisi babak belur? Mengapa dia membiarkanku sendirian di dalam kamarnya? Bagaimana jika ternyata aku ini orang jahat dan akan mengambil barang-barang berharga miliknya? Entahlah, apa yang ada dipikirannya. Zaman sekarang orang baik sepertinya sudah hampir punah. Kalaupun ada, jumlahnya sangat langka. Mungkin hanya ada satu di antara sejuta. Sepertinya Raya adalah satu di antaranya.

Raya bangkit dari duduknya. Kulihat ia tersenyum sebagai tanda pamit.

“Wellang,” ucapku dengan suara parau.

Raya tersenyum lalu mendekatkan wajahnya padaku.

“Wellang, anak Manajemen kan? Kita sudah sering bertemu.”

Aku kaget ternyata dia mengenaliku. Herannya mengapa dia masih mau menolongku. Padahal aku ingat beberapa hari sebelumnya aku telah memperlakukannya dengan kasar. Aku merampas diary yang dipegangnya. Tak hanya sampai di situ, aku pun menginjaknya sambil berlalu. Kuumpat dia dengan sebutan “banci” sambil tertawa sinis. Dia hanya terdiam lalu mengambil diary itu. Kulihat, dia membersihkan bekas tapak sepatuku yang mengotori sampul depannya.

“Jangan heran kalau aku bisa tahu siapa namamu,” ucapnya lembut sambil tersenyum ke arahku, “siapa yang nggak kenal selebgram dengan follower jutaan sepertimu.”

Aku makin tak enak hati saat ia memperlakukanku begitu baik. Padahal di saat itu bisa saja ia membalaskan dendamnya padaku. Namun, nyatanya dia tak memilih melakukan itu, malah ia memperlakukanku dengan sebaliknya.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Are We Friends?
3028      929     0     
Inspirational
Dinda hidup dengan tenang tanpa gangguan. Dia berjalan mengikuti ke mana pun arus menyeretnya. Tidak! Lebih tepatnya, dia mengikuti ke mana pun Ryo, sahabat karibnya, membawanya. Namun, ketenangan itu terusik ketika Levi, seseorang yang tidak dia kenal sama sekali hadir dan berkata akan membuat Dinda mengingat Levi sampai ke titik paling kecil. Bukan hanya Levi membuat Dinda bingung, cowok it...
Metamorf
102      82     0     
Romance
Menjadi anak tunggal dari seorang chef terkenal, tidak lantas membuat Indra hidup bahagia. Hal tersebut justru membuat orang-orang membandingkan kemampuannya dengan sang ayah. Apalagi dengan adanya seorang sepupu yang kemampuan memasaknya di atas Indra, pemuda berusia 18 tahun itu dituntut harus sempurna. Pada kesempatan terakhir sebelum lulus sekolah, Indra dan kelompoknya mengikuti lomba mas...
Cinta untuk Yasmine
1781      807     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
Mr.Cool I Love You
94      81     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
Lily
1253      587     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Different World
647      342     0     
Fantasy
Melody, seorang gadis biasa yang terdampar di dunia yang tak dikenalnya. Berkutat dengan segala peraturan baru yang mengikat membuat kesehariannya penuh dengan tanda tanya. Hal yang paling diinginkannya setelah terdampar adalah kembali ke dunianya. Namun, ditengah usaha untuk kembali ia menguak rahasia antar dunia.
Dunia Alen
3615      1199     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
The Last tears
617      359     0     
Romance
Berita kematian Rama di group whatsap alumni SMP 3 membuka semua masa lalu dari Tania. Laki- laki yang pernah di cintainya, namun laki- laki yang juga membawa derai air mata di sepanjang hidupnya.. Tania dan Rama adalah sepasang kekasih yang tidak pernah terpisahkan sejak mereka di bangku SMP. Namun kehidupan mengubahkan mereka, ketika Tania di nyatakan hamil dan Rama pindah sekolah bahkan...
Photobox
4656      1241     3     
Romance
"Bulan sama Langit itu emang bersama, tapi inget masih ada bintang yang selalu ada." Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu. Jaket itu milik Bul...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
5491      2132     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...