Read More >>"> KataKu Dalam Hati Season 1 (Bab II - TIDAK ADA PESAN) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Pagi pun tiba serasa langit sudah berubah menjadi cerah, aku segera mandi dan memakai seragam, tidak lupa berpamitan dengan Mama, lalu bergegas berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan burung-burung sudah berterbangan karena hari cerah setelah hujan tadi malam. Aku berhasil menyembuhkan diri dengan cepat, walau masih terasa enggan untuk bertemu dengan nya, namun aku mengubah pikiran ku untuk melakukan sebisa mungkin dan melupakan apa yang terjadi, agar hari ini menjadi hari yang bahagia. Aku segera melaju dengan cepat dan mengharapkan hari baik untuk hari ini. Setelah aku sampai ternyata Yuna, Mila dan Tya menunggu ku di parkiran.

“Hanna, ke kelas barenga yukkk,” kata Tya dengan senyuman.

“Okeee . . .,” jawab ku penuh dengan semangat seakan melupakan segala yang terjadi kemarin.

Aku pun segera menghampiri mereka dan kami segera berjalan menuju ke kelas. Banyak obrolan pagi itu dan begitu gaduh sampai Yuna dan Tya kejar-kejaran. Akupun sangat bahagia bisa memiliki sahabat yang luar biasa, yang selalu membuat ku tersenyum di setiap tingkah yang mereka lakukan. Kamipun segera sampai di kelas dan anak-anak sudah ramai karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.

 Pelajaran pertama pun segera di mulai, semua kelas hening tanpa suara dan kami semua memperhatikan apa yang di jelaskan Guru di depan. Kami segera mencatat dan mengerjakan tugas, serta memberikan beberapa jawaban ke pada teman lain. Tidak hanya itu kami juga mencari jawaban untuk soal yang sulit. Tidak lama setelah selesai di kerjakan waktu pun habis dan semua tugas di kumpulkan pada Hugo untuk di serahkan ke ruang Guru.

Pelajaran selanjutnya pun di mulai setelah istirahat, semua murid kelas B pun keluar untuk menjemur pasir dan mewarnai pasir. Aku pun mewarnai pasir dengan warna kuning di samping kelas karena ada lorong untuk anak-anak bisa duduk di sana. Tidak lama Kenan pun keluar dengan membawa pasir warna Biru di ikuti Cantika karena mereka sekelompok.

 “Hai, Han,” sapa Cantika.

 “Haii . . .,” kata ku sambil mewarnai pasir.

 “Ohh ya, Kenan gue tinggal lo kamu lanjutin oke?” kata Cantika.

 “Gimana Han? sudah selesai,” kata Kenan.

“Udah sih, gimana perlu bantuan?” kata ku.

“Iya, boleh deh . . .,” kata Kenan tersenyum puas.

Kenan adalah teman SMP ku jadi aku sudah akrab dengan nya, akupun membantu Kenan memberikan warna pada pasir nya dan kami pun saling bergurau dengan mengoleskan cat pada tangan kami.

“Hei, heii Hann,” kata Kenan memperingati ku dengan senyuman.

 “Apa sih, orang enggak sengaja kok,” kata ku sambil mengarahkan pandangan ku pada wajah Kenan.

 “Nih, nihhh apa nih gimana nih biru semua . . .,” kata Kenan dengan ekspresi senang dan sebal.

 “Wahhh . . . maaf lah enggak sengaja,” kata ku sambil tertawa.

Tiba-tiba Alex pun keluar dan melihat tangan kami biru semua, dia tidak mengatakan sesuatu hanya melihat dan langsung bergegas ke dalam dengan ekspresi kaget dan aneh. Akupun segera melanjutkan pekerjaan dan tidak begitu memperdulikan sikap Alex. Setelah selesai aku segera masuk dan melihat Alex menundukkan kepalanya dengan Hugo di sebelahnya. Akupun sedikit merasa bersalah dan puas. Apakah karena aku tadi bergurau dengan Kenan atau apa? kata ku dalam hati.

Aahhh . . . toh juga dia bukan siapa-siapa aku, tambah ku.

Setelah pelajaran selesai dan tidak ada istirahat karena ada pengumuman akan pulang lebih awal jadi kami segera menuju ke pelajaran selanjutnya. Akupun melihat ke sebelah kiri ke arah meja Alex yang dimana dia sedang menatap ke arah meja ku. Kemudian aku kembali melihatnya dan memperhatikannya, ini benar-benar sudah melewati batas ku bahkan aku sudah tidak bisa mengontrol diri ku lagi. Akupun mengiyakan tatapan itu yang berakhir Alex menyerah karena sudah melewati batas nya. Entah apa yang membuat Alex tidak bisa bertahan lebih lama. Apakah tidak pegal jika melihat dengan posisi seperti itu? kata ku dalam hati.

 Namun, ya sudah lah toh dia baik-baik saja, imbuh ku.

Wahh sadar Hann, sadar! imbuh ku lagi sambil menepuk pipiku.

Kelas pun berakhir dan semua murid pun keluar kelas dengan sangat senang dan gembira. Mereka semua segera menuju ke tempat parkir untuk segera pulang atau berkumpul dengan teman-teman yang lain di warung kopi dekat sekolah atau berkumpul di sebelah studio band yang biasa mereka kunjungi. Aku, Mila, Yuna dan Tya berkumpul sebentar di parkiran untuk merencanakan hari libur esok dan kami memutuskan untuk ke rumah Tya. Setelah kesepakatan di buat kami segera pulang dan berpisah di persimpangan jalan. Dalam perjalanan siang itu benar-benar panas karena hari ini tidak mendung aku segera bergegas untuk sampai di rumah karena ingin merebahkan diri di kamar.

Sesampainya di rumah aku segera masuk dan melepas sepatu ku, mencuci tangan dan kaki, setelah itu naik menuju ke kamar. Di rumah begitu dingin, aku pun melepaskan seragam dan menggantinya dengan baju santai, setelah itu merebahkan diri ku di tempat tidur ternyaman. Aku sesekali melihat langit-langit kamar dan sesekali melihat ke jendela.

Sepertinya, aku harus membuka jendela agar angin dapat masuk dan lebih membuat ku segar, kata ku.

Aku pun segera beranjak dan membuka jendela dan benar angin bahkan menyapa rambut ku yang terurai tidak hanya itu langit benar-benar terang seakan sedang bahagia hari ini. Setelah membuka jendela aku segera kembali ke posisi yang tadi dan memejamkan mata ku untuk lebih merasakan lembutnya angin yang ku izinkan masuk ke kamar ku.

Hari ini, benar-benar bebas dari segala tugas dan dapat merebahkan diri sampai nanti, kata ku lagi dengan diri ku sendiri.

 Aku pun memutuskan untuk tidur karena lelah dan udara mendukung untuk melakukan itu hari ini.

Sore pun tiba aku bangun pukul 5 sore, menutup jendela dan turun untuk membantu Mama di dapur. Ketika aku sampai di dapur Mama sudah di bantu adik ku, namun Mama menyuruh ku untuk membantu Papa yang menyiram bunga di taman. Akupun segera keluar dan membantu Papa, sore itu begitu cerah bahkan aku bisa melihat senja yang menghiasi langit. Tidak hanya itu burung-burung pun berterbangan dan kupu-kupu hinggap pada bunga yang basah terkena air.

Aku pun begitu bahagia dan senang karena hari ini tidak hujan, aku bisa melihat orang-orang sekitar melakukan aktivitas dan membantu Papa menyiram taman. Tidak hanya itu aku dapat merasakan bila langit juga begitu bahagia karena melihat ku bahagia sekarang. Setelah sore berubah menjadi malam aku segera masuk dan mandi, kemudian makan malam dan menonton tv bersama. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Papa menyuruh kami untuk naik ke kamar.

Dalam perjalanan ke kamar aku mendengar getar hp yang ku letakkan di atas meja dan itu notifikasi grub untuk acara besok di rumah Tya, tidak hanya itu ada pesan juga dari Kak Jerry dan beberapa teman lain. Aku pun segera membalas pesan di grub dengan cepat dan membalas pesan dari Kak Jerry, namun dari banyak nya pesan itu aku tidak menemukan pesan dari Alex.

“Hemm . . . sudah beberapa hari tapi tidak ada pesan darinya,” kata ku sambil membuka jendela karena begitu gerah membalas pesan dari beberapa orang malam itu.

Aku benar-benar tidak tahu apa yang aku lakukan hingga aku mengiyakan perasaan itu muncul, yang aku tahu mungkin tidak akan bisa. Bahkan sudah melihat kejadian yang membuat rasa sakit menjalari seluruh tubuh ku, karena tingkahnya. Aku menatap langit malam itu yang begitu cerah dengan bulan dan beberapa bintang. Aku memang berdiri di tempat yang sama, bahkan di langit yang sama dengannya. namun rasa ini sungguh kacau bahkan bisa-bisa membuat ku gila.

“Menyebalkan!” kata ku dengan diri ku sendiri.

Aku segera menutup jendela dan memutuskan untuk tidur dan memberi pesan ke pada Kak Jerry tidak hanya itu aku juga berharap besok hari yang menyenangkan karena aku bisa berkumpul dengan Mila, Yuna dan Tya. Aku segera tidur dan bermimpi, walau terbayang wajahnya namun itu membuat ku benar-benar sebal dengan diriku sendiri.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AKSARA
3536      1452     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Luka atau bahagia?
2594      843     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Konspirasi Asa
2024      641     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Aku Benci Hujan
4040      1136     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Selepas patah
107      88     0     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4445      1912     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Play Me Your Love Song
2448      1026     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Dunia Alen
2741      969     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Let's See!!
1201      574     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Jelita's Brownies
2385      1037     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...