Read More >>"> KataKu Dalam Hati Season 1 (Bab II - PENGHAPUS DAN HUJAN) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Keesokan harinya aku pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, aku pun sarapan dan aku segera berangkat setelah semua kegiatan pagi ku selesai. Dalam perjalanan matahari sudah bersinar dengan teriknya hingga aku khawatir jika akan terlambat ke sekolah. Setelah beberapa menit berlalu aku pun sampai dan memarkirkan motor ku setelah itu aku segera menuju ke kelas yang dimana sudah ada Tya, Yuna dan Mila di kelas.

“Hai Hann, gimana gambaran lo udah jadi?” kata Tya.

“Wah belum nih, sepertinya harus melihat daun terong nya lagi deh,” jawab ku.

“Ohh oke deh, nanti kita kesana lagi,” kata Tya yang di ikuti anggukan Mila dan Yuna.

 Pelajaran pertama dan kedua pun di mulai kelas pun menjadi hening dan semakin hening ketika salah satu dari siswa di tunjuk untuk mengerjakan soal di depan. Namun kembali bergemuruh ketika di beri tugas dan mendekati jam istirahat. Aku pun segera menyiapkan untuk pelajaran selanjutnya yaitu Seni Budaya, namun sebelum itu kami istirahat dan pergi ke koperasi.

Tidak lama setelah kembali dari Koperasi kelas di mulai kembali dan seperti biasanya Pak Toni menyuruh kami untuk segera bergegas menuju ke objek tumbuhan yang sedang di gambar. Aku, Yuna, Tya dan Mila pun segera menuju ke Bak penampungan air di belakang sekolah dekat kamar mandi, karena objek tumbuhan yang di gambar berada di situ. Kami pun segera duduk dan seperti biasa Hugo dan Alex pun ikut menggambar yang akhirnya kami saling meminjam kan penghapus.

“Sini Go pinjam bentar,” kata Alex merajuk.

 “Ini Lex pakai punya gue saja,” kata ku.

“Ohh, oke Han,” jawab Alex dengan senyuman.

Aku pun memutuskan untuk berhenti sejenak dan melamun, aku melihat goresan itu, melengkung, tipis dan sesekali di hapus bahkan serasa bermakna. Aku mengarahkan ke hal yang lain wajah yang bergitu fokus, mata yang begitu indah dengan bulu mata yang tidak begitu panjang, sesekali mata itu tertutup namun terbuka lagi dan tiba-tiba menatapku membuat ku terpaku dan tak berkedip.

“Kenapa Han?” kata Alex pelan dengan mengangkat wajahnya dan menatap ku.

“Ohh, enggak apa-apa,” jawab ku malu.

Aku pun segera kembali ke buku gambar dan melanjutkan menggambar apa yang sudah ku mulai dan aku melihat Alex tersenyum. Tidak lama aku merasa seperti ada yang mengawasi ku dan ternyata Alex yang sedang menatapku dan akupun melihatnya, Alex pun tersenyum yang membuat ku tersipu.

Mata pelajaran ini benar-benar membahayakan aku tidak bisa mengontrol perasaan bahkan gerak tubuh yang seakan mengiyakan segalanya. Pelajaran pun berakhir dengan timing yang sama seperti minggu lalu dimana aku kembali berjalan bersebelahan dengan Alex yang membuat semua anak kelas lain mengamati dengan penuh perhatian bahkan ada yang meledek kami, Hemm . . .  kok rasanya senang ya, kata ku dalam hati. Wahh, gila kau Hann sadar-sadar, Kata ku dalam hati menyangkal apa yang sudah ku katakan tadi.

Sesampainya di kelas Mila meminta kami (Hugo, Alex dan aku) untuk berkumpul sebentar membahas kain dan sketch serta benang yang akan di gunakan untuk pelajaran Prakarya besok. kamipun duduk di bagian belakang dan berdiskusi, beberapa masukan dari Hugo dan Mila begitu masuk akal yang pada akhirnya aku dan Alex yang akan membuat sketch itu pada kain besok. Setelah itu kami mendiskusikan benang yang akan di pakai dan baru beberapa benang di setujui dan akan di beli oleh Hugo.

Tidak lama pelajaran selanjutnya di mulai kami pun segera mengakhirinya kembali ke meja masing-masing. Kelas begitu hening diiringi gerimis karena hari mendung yang begitu meresahkan. Hujan juga membuat suara Guru yang sedang mengajar tidak kedengaran. Setelah mendapatkan penjelasan yang samar-samar kamipun di berikan tugas dan harus di kumpulkan hari ini. Aku, Mila, Yuna dan Tya pun berbagi tugas dengan mengerjakan 5 soal dari 1-5 dan mereka mengerjakan 5 soal juga dari 6-10. Setelah selesai kami mengumpulkannya pada Hugo selaku ketua kelas.

“Ohh ya, Han lo udah baikan lagi kan sama Kak Jerry?” kata Mila pelan sembari menyiapkan pelajaran berikutnya.

“Emm udah sih Mil, ya lo tahu kan gue gimana, gue iyain aja biar cepat selesai dan baikan,” kata ku.

“Hemm, seharusnya enggak gitu sih Han menurut gue, lo juga harus bisa ungkapin semua perasaan lo ya demi kebaikan aja sih,” jawab Mila.

“Iya sih Mil, lo benar. Tapi kadang gue malas ngejelasin apa yang gue rasain aja. Gue udah begitu lelah sama orang yang udah enggak bisa ngertiin gue, tinggal menunggu waktu aja,” kata ku singkat.

 Mila pun merangkul ku seolah mengerti apa yang ku rasakan dan mengajak ku membaca materi selanjutnya. Aku juga tidak tahu harus bagaimana bahkan aku tahu semua yang terjadi hanya dari hal sepele saja. Namun semakin lama, semakin aku kehilangan hati untuk Kak Jerry, bahkan untuk dekat secara langsung aku juga tidak bisa, karena dia begitu sibuk dan tidak begitu mementingkan hubungan, bahkan lebih asik dengan teman-temannya dengan lingkungan baru yang ada. Hingga semua itu Seakan membuatnya dia benar-benar sendiri (single) dan hanya status saja yang membuat dia merasa bahwa dia harus menjaga sesuatu, Aahh . . . entah lah aku jalani saja dan biarlah kehendak semesta yang terjadi, kata ku dalam hati.

Hari itu berlalu dengan cepat setelah aku berbincang dengan Mila, semua murid kembali fokus dengan pelajaran yang ada dan pulang seperti biasanya. Akupun segera menuju parkiran dan pulang setelah memastikan yang lain siap untuk mengendarai motor mereka. Dalam perjalanan mendung pun menyambut dan dingin mengiringi angin yang berhembus, burung-burung pun berterbangan seakan mencari tempat berteduh.

Banyak siswa lain yang sudah memakai jas hujan dari arah berlawanan, tidak hanya itu angin sedikit kencang dan banyak siswa dari sekolah lain yang berhamburan keluar dari parkiran sekolah mereka yang mendandakan ingin cepat sampai di rumah. Akupun melaju dengan kecepatan sedang karena sudah merasakan rintik hujan yang akan segera menjadi hujan deras.

 Tidak lama aku sampai dan setelah aku memarkirkan motorku hujan pun turun dengan deras, diikuti dengan beberapa getaran pada hp ku menandakan notifikasi pesan dari Yuna dan Tya yang menanyakan apakah sudah sampai rumah atau belum. Akupun segera membalas dengan kalimat jika aku baru saja sampai sebelum hujan menguyur bumi.

 Tidak lama Mila juga membalas jika dia juga sudah sampai depan rumah dan basah kuyup karena hujan sudah terlanjur tertumpah ke bumi. Mila tetap menenangkan kami dengan emoticon yang dia kirim dengan gambar orang menari senang. Aku pun segera masuk dengan tatapan yang masih mengarah pada hp ku. Aku segera bergegas ke kamar setelah menyapa Mama dan Papa yang sedang menonton Tv dan menyuruhku turun pukul 4 untuk mandi dan membantu Mama masak di dapur. Akupun segera bergegas masuk ke kamar dan memasang alarm agar bagun jam 4 sore, karena aku memutuskan untuk membaringkan diri dan tidur sebentar.

Sore pun tiba, aku segera bangun dan mandi setelah itu aku membantu Mama memasak di dapur yang dimana menu hari ini adalah tumis kangkung, tempe dan tahu goreng. Tidak lupa kerupuk dan sayur bayam, namun Mama juga memutuskan untuk membuat es Buah dan memotong semangka. Menu hari ini benar-benar enak dan bergizi. Kami pun segera makan setelah pukul 6 sore dan mengobrol sebentar entah itu membicarakan hari ini dan kegiatan yang di lakukan di sekolah atau hal lainnya. Malam pun kembali dingin setelah pukul setengah 8 malam karena hujan turun dari sore. Papa segera menyuruh kami untuk naik ke kamar masing-masing untuk mengerjakan tugas. Aku pun segera ke kamar dan meneruskan sketch Prakarya untuk di bawa besok sebagai contoh menggambar di kain.

Tidak lupa aku memberikan pesan di grub jika gambaran sudah selesai setelah ku perbaiki. Setelah itu aku menyiapkan jadwal untuk besok dan berbaring di kasur, tidak lupa aku membalas pesan dari orang-orang yang memberi ku pesan malam itu, termasuk Alex dan Kak Jerry. Setelah lewat jam 10 malam Kak Jerry mengisyaratkan bahwa dia begitu lelah dan tersisa hanya aku dan pesan dari Alex yang menanyakan tentang gambar untuk Prakarya besok. Kamipun mengobrol lewat pesan sampai jam 12 malam, walaupun terkadang balasan Alex begitu singkat namun aku tetap berpikir positif saja, Toh juga Alex tidak hanya berpesan dengan ku, Kata ku dalam hati sembari melihat pesan dari Alex.

 Tidak lama akupun merasa lelah dan memutuskan untuk tidur karena pesan sudah ku balas semua. Terlelap sembari menikmati suara hujan yang begitu menyejukkan lirih, pelan seperti mengetuk pelan langit-langit rumah, bahkan serasa seperti sedang bernyanyi karena bersamaan dengan lembutnya angin, akupun terlelap dengan menghitung detik jarum jam dan tertidur.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aku Biru dan Kamu Abu
572      325     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Aku Benci Hujan
4924      1391     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Aku Istri Rahasia Suamiku
8205      1885     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Let's See!!
1492      727     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Under a Falling Star
707      434     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Love Al Nerd || hiatus
99      76     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
I'm not the main character afterall!
911      467     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Rewrite
6481      2178     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Play Me Your Love Song
3070      1251     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Listen To My HeartBeat
416      254     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...