Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hujan Paling Jujur di Matamu
MENU
About Us  

“Memang indah lagunya. Seindah perasaan cintaku padamu, De.”

Tiba-tiba Bagas bersuara. Dewanti meliriknya.

“Jawabannya nanti, Kak” tukas Dewanti

Bagas tersenyum hambar.

”Iya, De. Kak Bagas akan selalu setia menunggu jawabanmu,” kata Bagas sambil memegang tangan Dewanti yang hendak berdiri. Mereka berjalan keluar. Setelah sebelumnya Dewanti memandang Arya yang juga sedang menatapnya di atas pentas.

Lampu-lampu sepanjang jalan dipandanginya penuh penghayatan. Dewanti tak bersuara. Entah kenapa lagu yang tadi dinyanyikan oleh Arya begitu melekat diingatannya. Seolah lagu itu adalah bagian dari pikirannya. Sementara Bagas hanya tersenyum. Dia menyangka diamnya Dewanti itu karena sedang memikirkan jawaban untuknya. Bagas yakin sekali kalau dia bisa memiliki Dewanti. “Bagaimanapun caranya, aku harus dapat memilikimu walau pun hanya sesaat,” ucap Bagas dalam hati sambil melirik Dewanti dengan sudut mata.

***

Pak Jovan yang ternyata telah kembali dari Singapura sedang duduk bersama Bu Nining di teras rumah. Mereka menunggu Dewanti pulang. Begitu melihat sebuah mobil BMW berhenti di pintu pagar halaman, Pak Jovan sendiri yang membukakannya. Melihat ayahnya, Dewanti sangat senang. Pak Jovan segera membuka pintu untuk Dewanti setelah mobil berhenti di depan teras.

Dewanti pun berusaha keluar sendiri dari dalam mobil. Namun, dengan Sigap Pak Jovan segera membantu putrinya dan membingbingnya menuju teras kemudian mendudukannya pada kursi rotan panjang di samping Bu Nining. Bagas mengikutinya dari belakang.

“Bagaimana makan malamnya?” tanya Bu Nining.

Dewanti menjawabnya dengan senyum sambil meluruskan kaki kanannya yang terasa kebas.

“Maafin Dewanti jika merepotkan ya, Nak Bagas,” ucap Bu Nining.

 Bagas tersenyum. “Ah ibu, Dewanti tidak merepotkan kok. Justru saya sangat senang bisa makan malam dengannya,” Jawab Bagas.

“Terima kasih Nak Bagas!” sahut Pak Jovan.

“Kapan Papa pulang?” tanya Dewanti.

“Lima menit setelah kalian pergi,” Bu Nining yang menjawab.

“O …,” jawab Dewanti sambil menguap.

“Hmm … Dewanti sebaiknya istirahat, jangan lupa minum obatnya,” ucap Bagas penuh perhatian.

“Nggak apa-apa nih ... nggak ditemenin ngobrol?” sahut Dewanti.

“Kan ada Papa,” Pak Jovan menimpal.

“Oke deh. Kalau begitu Dewanti istirahat duluan ya,” ucap Dewanti sambil mencoba berdiri. Bu Nining segera membantu. mengdengnya masuk rumah diiringi tatapan Pak Jovan dan Bagas.

“Hampir lupa. Mau minum apa, Nak Bagas?” tanya Pak Jovan.

“Makasih, Pak. Udah minum tadi sama Dewanti.”

“O iya. Kalau boleh tahu berapa usia Nak Bagas sekarang?”

“28 tahun, Pak.”

“Wow ! 28 tahun sudah menjadi dokter. Luar biasa,” seru Pak Jovan.

“Ah, biasa aja, Pak. Nggak ada yang istimewa dalam hidup saya. Sama seperti kebanyakan orang.” Bagas merendahkan mutu meningkatkan kualitas.

Bu Nining sudah kembali bergabung dengan Pak Jovan dan Bagas. Tak lama Mbok Inah datang sambil membawa secangkir teh hangat.

“Silahkan, Nak Bagas. Maaf nggak bisa menyambut dengan baik,” seru Bu Nining.

“Ah ibu ini. O iya, sebenarnya ada seseuatu yang ingin saya sampaikan kepada ibu dan bapak.”

“Tentang Dewanti kah?” sahut Pak Jovan wajahnya seketika cemas.

“Iya, tapi nggak usah cemas ini bukan soal kondisinya,” jawab Bagas.

“Lantas?”

“Hmmm ... sebelumnya saya mohom maaf jika lancang. Tapi sungguh ini harus saya katakan kepada Ibu dan Bapak.” Bagas menghentikan kata-katanya.

“Ada apa Nak Bagas? Katakan saja,” sahut Bu Nining.

Bagas terdiam sejenak. “Saya cinta dengan Dewanti, Bu,” kata Bagas pelan, “dan jika Ibu dan Bapak mengizinkan saya ingin bertunangan denganya.”

Pak Jovan dan Bu Nining bertatapan. Dari bibir mereka tersimpul senyum.

“Suatu kehormatan bagi Ibu mendengar niat Nak Bagas. Tapi apa sudah bicara langsung sama Dewanti?” Kata Bu Nining.

“Tadi di kafe saya sudah mengutarakan perasaan saya. Tapi Dewanti belum memberi jawaban.”

“Mungkin dia masih butuh waktu untuk memikirkannya, Nak Bagas. Tapi Bapak yakin, Dewanti akan membuka hatinya untuk Nak Bagas. Bapak akan memberi pengertian kepadanya,” ucap Pak Jovan membuat hati Bagas semakin lega dan yakin kalau dia pasti bisa memiliki gadis bermata coklat itu.

“Iya Nak Bagas tenang saja. Jika Nak Bagas benar-benar menyayangi Dewanti, pasti ibu juga akan memberi pengertiaan padanya,” timpal Bu Nining.

“Terima kasih Bu, Pak. Kalau begitu karena sudah malam. Saya mohon pamit. Besok selepas tugas, saya akan mampir kemari.”

“Benar ya, Nak. Ibu tunggu loh. Semoga aja besok Dewanti sudah bisa memberi jawaban.”

“Semoga saja,” singkat Bagas sambil tersenyum lantas berdiri.

Setelah menyalami Bu Nining dan Pak Jovan, Bagas pun langsung pulang dengan membawa kebahagiaan. Wajah cantik bermata coklat Dewanti bermain-main dalam angannya.

Sementara di kamarnya, Dewanti sebenarnya belum tidur meskipun matanya terpejam. Wajah Yudis kembali mengganggu pikirannya. Bahkan semakin kuat Dewanti mencoba menghapus bayangan wajah Yudis, maka Bayangan itu pun semakin kuat memeluknya. Ia seolah mendengar Yudis sedang memanggil-mangilnya.

“Ah, bahagiakah kau di sana?” tanya Dewanti dalam hati.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Let it go on
1132      806     1     
Short Story
Everything has changed. Relakan saja semuanya~
Gareng si Kucing Jalanan
10392      3387     0     
Fantasy
Bagaimana perasaanmu ketika kalian melihat banyak kucing jalanan yang sedang tertidur sembarangan berharap ketika bangun nanti akan menemukan makanan Kisah perjalanan hidup tentang kucing jalanan yang tidak banyak orang yang mau peduli Itulah yang terjadi pada Gareng seekor kucing loreng yang sejak kecil sudah bernasib menjadi kucing jalanan Perjuangan untuk tetap hidup demi anakanaknya di tengah...
Luka Adia
808      494     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Premium
RARANDREW
18608      3454     50     
Romance
Ayolah Rara ... berjalan kaki tidak akan membunuh dirimu melainkan membunuh kemalasan dan keangkuhanmu di atas mobil. Tapi rupanya suasana berandalan yang membuatku malas seribu alasan dengan canda dan godaannya yang menjengkelkan hati. Satu belokan lagi setelah melewati Stasiun Kereta Api. Diriku memperhatikan orang-orang yang berjalan berdua dengan pasangannya. Sedikit membuatku iri sekali. Me...
Ada Apa Esok Hari
200      155     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Bimasakti dan Antariksa
211      163     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
Bait of love
2244      1072     2     
Romance
Lelaki itu berandalan. Perempuan itu umpan. Kata siapa?. \"Jangan ngacoh Kamu, semabuknya saya kemaren, mana mungkin saya perkosa Kamu.\" \"Ya terserah Bapak! Percaya atau nggak. Saya cuma bilang. Toh Saya sudah tahu sifat asli Bapak. Bos kok nggak ada tanggung jawabnya sama sekali.\"
Di Hari Itu
465      331     0     
Short Story
Mengenang kisah di hari itu.
Used to be Mine
17      5     0     
Romance
Sudah empat tahun Alya meninggalkan Seoul, selama itu pula dia berusaha mengubur kenangan selepas kematian sang ibu. Namun, saat CALYTRIX mengumumkan comeback dan memilih event organizer-nya untuk menggelar fansign, Alya mau tak mau harus menghadapi masa lalunya, Nam Hajoon. Hanya itu pula pilihan terbaiknya untuk mendapatkan penghasilan demi mempertahankan rumah warisan mendiang sang ayah. ...
Monologue
500      332     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...