Read More >>"> Rewrite (Pilihan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rewrite
MENU
About Us  

Sebuah Ayla putih memasuki pintu gerbang perumahan elit, Royal Mansion kawasan Surabaya Barat. Setelah melaju lurus dan belok kanan dua kali, mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah besar ber-cat coklat nuansa vintage. Pagar rumah itu masih tertutup. Pak Mulya, selaku satpam rumah, sedikit mendongakkan kepala keluar jendela pos. Mengamati mobil siapa yang berhenti.

“Hm... Jadi ini rumah pak guru?” Azkadina bergumam.

“Bukan. Ini rumah orang tuaku.” Shafwan menunduk lalu memandang sekilas gadis di sampingnya.

“Jadi, pak guru anak sultan nih ceritanya…” Senyum tengil Azkadina mulai menyeruak.

Shafwan tersenyum lalu berkata,”whatever.”

“Tidak ada yang tahu rumah pak guru di sini?” Alis mata Azkadina mulai bertautan.

Shafwan mengangguk.

“Boleh tahu kenapa?”

“Ya gak ada apa-apa. Mengalir saja.” Jawab Shafwan ringan.

“Jadi, aku saja yang tahu? Ustazah Humaira juga tidak tahu?” Mata Azkadina mulai membulat melirik Shafwan. Dalam hati, ia berharap jawaban Shafwan tak membuatnya patah hati. 

Shafwan terkekeh. “Kenapa harus Ustazah Humaira?”

“Ya kan dia cantik, saliha, pintar. Perfecto deh!”

“Oh berarti, yang di sebelahku ini gak cantik, gak pintar, gak saliha?”

Azkadina cemberut. Ia mengambil botol air minum dan menenggaknya sampai habis.

“Aku boleh masuk?”

“Janjinya kan mengantar sampai depan saja ya..”

“Jahat banget!” Azkadina nyengir. Hidung mancungnya tampak lebih membulat.

Shafwan lagi-lagi terkekeh melihat ekspresi Azkadina.

“Kenapa gak boleh?”

“Belum saatnya.”

“Belum saatnya atau belum siap?”

Shafwan terdiam. Pertanyaan Azkadina membuat hatinya bimbang. Benarkah ia belum siap mengenalkan Azkadina? Atau belum bisa melupakan Aida? Ia menunduk. Suasana menjadi hening.

“Hello Mister Pak Guru sultan… jadi ngelamun. Iya gak pa-pa kalau gak boleh masuk. Next time aja.” Azkadina memecah kebekuan.

Shafwan tersenyum seraya berkata, “Maaf.”

Ndang masuk sana, atau kubawa lagi ke rumah belajar ceria lho!”

“Terima kasih kausnya. Ini kaus kedua yang Azkadina berikan.”

Azkadina tertawa, menertawakan kecerobohannya yang kesekian kali. Lagi-lagi Shafwan memakai kaus distro bertema sarangheyo itu.

“Biar kucuci baju pak guru. Letakkan saja di sini.”

“Tidak perlu.”

“Sudahlah. Aku mau bertanggung jawab, gak boleh?”

“Aku bisa mencuci sendiri.”

“Jangan membuatku manja. Biar aku saja yang mencuci. Fix. Gak boleh menolak!” pungkas Azkadina.

“Gadis aneh. Terserah deh,”timpal Shafwan,“Aku masuk ke dalam ya.”

“Iya pak guru sultan…”

“Sekarang?” goda Shafwan melirik Azkadina.

“Tahun depan!” Suara Azkadina naik setengah oktaf. Matanya melotot ke arah Shafwan.

Shafwan tertawa dan membuka pintu. Ia meninggalkan baju batik seragam yang terkena susu soda itu di kursi mobil.

See you tomorrow, Azkadina Jasmine Irawan,” ucap Shafwan sambil membalikkan badan dan berlalu dari mobil Azkadina. 

Belum sempat menyampaikan balasannya, Azkadina sudah terdiam. Speechless.

Baru kali ini pak guru memanggil nama lengkapku.

Azkadina mematung. Memandang Shafwan dari kejauhan masuk ke dalam rumahnya. Senyumnya tak henti mengembang. 

***

“Kamu benar-benar yakin mau berhijab?” Sonya menata beberapa piring dan sendok di atas meja makan. Azkadina yang sedang tertunduk mendongakkan kepalanya yang tertunduk.

“Yakin dong. Kan sudah sukses sehari kemarin pakai hijab.”

“Hari ini juga mau pakai?” Sonya melirik saudara kandungnya. Tangannya masih sibuk menata nasi goreng dan lauk telur dadar.

“Iya dong, Mbak. Masa’ mau dilepas?”

“Apa motifmu pakai hijab? Biasanya lho kamu kegerahan kalau pakai hijab beberapa jam.”

“Ya pengen aja jadi baik kayak Mbak Sonya.”

“Gombal! Paling juga karena Ustaz Shafwan.”

Azkadina tersenyum mendengar nama Shafwan disebut. Pipinya bersemu merah.

“Tuh kan merah pipinya, Ma.” Timbrung Zakaria.

“Apaan sih, Mbak dan Mas ini,” protes Azkadina.

“Sudah sejauh apa hubunganmu dengan Ustaz Shafwan?” selidik Sonya.

“Hubungan apa? Kami lho cuma berteman baik.”

“Halah! Gak mungkin. Udah ngaku aja. Kamu suka Ustaz Shafwan kan?” cecar Sonya lagi.

“Kalau iya kenapa?”

Ough! Syukur deh. Akhirnya adikku normal juga.”

“Apaan sih!?”

“Ya kan kamu dulu sempat anti cowok. Bener kan Mas Zaka? Masih ingat gak, dua tahun dulu ada yang pernah bilang, semua cowok itu sama brengseknya.”

Zaka tertawa. Azkadina cemberut.

“Ya sudahlah. Memang jatuh cinta itu fitrah manusia. Pertanyaan berikutnya, mau dibawa kemana hubungan kalian? Mau pacaran berapa tahun?” Kali ini Zaka ikut bertanya.

Azkadina menggeleng.

“Siap menikah?” tanya Sonya.

Azkadina terdiam.

“Ustaz Shafwan apa juga punya perasaan yang sama denganmu?” tanya Zaka.

“Ih, kalian itu kompak banget interogasi aku,” sewot Azkadina. Matanya menyipit tanpa senyum.

“Entahlah, Mbak. Sejauh ini, aku nyaman aja saat sama Ustaz Shafwan. Ya walaupun secara pemikiran kami agak berbeda. Dia yang islamis, aku yang agak-agak liberal. Hahaha…”

“Dasar!” tukas Sonya.

“Terus?” Zaka menghentikan makannya. Kali ini dia serius menyimak cerita adik iparnya itu.

“Ada seseorang di hati Ustaz Shafwan. Kupikir dia adalah Ustazah Humaira. Aku pikir dugaanku salah. Tapi aku juga tidak tahu siapa. Bahkan aku baru saja mengetahui di mana rumahnya. Dia masih penuh misteri.” Gerutu Azkadina. Tatapan matanya memandang ke luar jendela.  

Sonya duduk kembali dan memperhatikan perubahan raut wajah adiknya.

“Ya sudah, Pertegas hubungan kalian. Jangan menggantung. Islam tidak mengenal pacaran. Kalau memang siap menikah, kakak bantu komunikasi ke Ayah.”

“Ayah?”

“Tentu saja. Kalau kamu menikah, yang jadi walinya ya Ayah.”

“Duh! Gak bisa apa, kalau pakai wali hakim saja?”

“Enak aja! Kalau ayah sudah meninggal, baru pakai wali hakim. Itu pun jika Pakde Yoyok meninggal juga.”

 “Aku malas ketemu Ayah.”

“Iya Mbak tahu, kamu gak suka dengan perilaku Ayah. Tapi gimana-gimana, dia ayahmu. Dia yang akan menikahkanmu,” tukas Sonya, meluruskan perilaku adiknya yang salah.

“Walah! Sudah-sudah! Siapa juga yang mau menikah? Aku juga belum lulus kuliah.” Azkadina menyudahi makan malamnya lalu ngeloyor pergi. Seperti biasa tanpa pamit.

Sonya menggelengkan kepala melihat sikap keras adiknya. 

***

Humaira menutup lembaran Al Quran yang dibacanya. Sudah tiga hari sejak pertemuan perdana taarufnya. Sudah tiga hari pula, Humaira istikharah. Meminta petunjuk atas sebuah keputusan besar yang akan diambilnya. Melanjutkan proses taaruf atau tidak.

Tidak ada mimpi yang Humaira alami, seperti yang di-klaim teman-temannya ketika istikharah. Namun batin Humaira seakan diberi keyakinan dan ketenangan untuk melanjutkan proses. Perasaannya kepada Shafwan juga lambat laun sirna. Tak ada lagi harap-harap cemas apalagi jantung berdegup kencang saat bertemu Shafwan. Selain itu, juga tidak ada rasa cemburu saat melihat Azkadina menjemput Farel di sekolah. Humaira semakin yakin, pilihannya benar.

Ia mengambil ponsel dan menekan nomor ponsel Hilwa, guru mengajinya.

“Mbak, aku insyaAllah melanjutkan proses ini.”

“Alhamdulillah. Barokallah. Hanif juga memutuskan melanjutkan proses.” Suara Hilwa dari kejauhan membuat hati Humaira gerimis.

“Baik dek. Kita bersiap untuk khitbah ya.”

“Bismillahirrohmanirrohim.” Lirih Humaira berucap.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love You, Om Ganteng
15304      3647     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
ETHEREAL
1137      494     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
BOOK OF POEM
1832      562     2     
Romance
Puisi- puisi ini dibuat langsung oleh penulis, ada beragam rasa didalamnya. Semoga apa yang tertuliskan nanti bisa tersampaikan. semoga yang membaca nanti bisa merasakan emosinya, semoga kata- kata yang ada berubah menjadi ilustrasi suara. yang berkenan untuk membantu menjadi voice over / dubber bisa DM on instagram @distorsi.kata dilarang untuk melakukan segala jenis plagiarism.
Memoreset (Segera Terbit)
3094      1198     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
River Flows in You
640      357     6     
Romance
Kean telah kehilangan orang tuanya di usia 10 tahun. Kemudian, keluarga Adrian-lah yang merawatnya dengan sepenuh hati. Hanya saja, kebersamaannya bersama Adrian selama lima belas tahun itu turut menumbuhkan perasaan lain dalam hati. Di satu sisi, dia menginginkan Adrian. Di sisi lain, dia juga tidak ingin menjadi manusia tidak tahu terima kasih atas seluruh kebaikan yang telah diterimanya dar...
Kasih dan Sebilah Pisau
307      194     0     
Short Story
Kisah ini dibuat berdasarkan keprihatinan atas krisisnya kasih dan rapuhnya suatu hubungan. *** Selama nyaris seumur hidupku, aku tidak tahu, apa itu kasih, apa itu cinta, dan bagaimana seharusnya seseorang tersenyum saat sedang jatuh cinta.
If I Called Would You Answer
337      229     1     
Short Story
You called her, but the only thing you heard was ' I'm Busy '
Kenangan Masa Muda
5725      1617     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
Let it go on
1082      763     1     
Short Story
Everything has changed. Relakan saja semuanya~
The Spark Between Us
5455      2325     2     
Romance
Tika terlanjur patah hati untuk kembali merasakan percikan jatuh cinta Tapi ultimatum Ibunda untuk segera menikah membuatnya tidak bisa berlamalama menata hatinya yang sedang patah Akankah Tika kembali merasakan percikan cinta pada lelaki yang disodorkan oleh Sang Ibunda atau pada seorang duda yang sepaket dengan dua boneka orientalnya