Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rewrite
MENU
About Us  

Sudah empat hari, Shafwan beristirahat di rumah. Sudah empat hari pula ia hanya bisa makan bubur gandum dan makanan lembut. Shafwan terbaring lemas di ranjangnya. Asam lambungnya bergejolak akibat terlambat makan dan berlebihan makan cabe saat mengurusi kecelakaan Fir empat hari lalu. Lambung Shafwan memang rentan. Salah makan sedikit saja sudah bermasalah.

Pernah suatu ketika, Shafwan terlalu fokus mengerjakan proyek menulis modul tematik sampai ia lupa makan. Besoknya dia harus istirahat karena perutnya perih dan kembung. Pernah juga Shafwan makan rujak cingur dengan lima cabai, besoknya, dia langsung diare.

Perasaannya bergejolak ketika bersama Azkadina. Ada rasa peduli. Ada rasa kagum. Selalu ada pelangi ketika bersama Azkadina. Azkadina, sosok kuat, supel, mandiri, sangat percaya diri, namun juga ceroboh. Pemikiran-pemikiran Azkadina yang seringkali bertolak belakang, membuat Shafwan melihat dunia dari sisi yang lebih luas. Terutama anggapan bahwa sekolah sultan hanya bisa untuk anak-anak sultan. Sampai akhirnya ia trenyuh dengan kelima belas anak jalanan itu dan mau terjun menjadi guru tanpa dibayar sepeserpun.

Kekaguman Shafwan juga bertambah saat mengunjungi distro baju milik Azkadina. Gadis itu memperkerjakan para mantan pecandu narkoba di distro miliknya. Setidaknya 3 perempuan dan 3 laki-laki yang hampir semuanya bertato.  Selama ini, Shafwan bergidik ngeri melihat orang bertato. Ternyata tidak semua orang bertato itu jahat. Bahkan mereka perlu diajak kepada jalan kebaikan yang selama ini jauh dari sentuhan para pendakwah.

Shafwan tak banyak membuka ponselnya. Ia banyak menghabiskan banyak waktunya untuk beristirahat dan bermunajat. Selain perutnya bermasalah, kepalanya juga penuh. Shafwan banyak memikirkan hubungannya dengan gadis bernama Azkadina.

Kenyamanan bersama Azkadina juga membuat Shafwan ber-istighfar sebanyak mungkin. Ia ingin bersama gadis itu. Berlama-lama dengannya. Jiwa lelakinya berkobar jika bersama Azkadina. Bayang-bayang masa lalunya seakan semakin samar ketika bersama Azkadina. Bayangan kelam bersama perempuan yang sudah meninggalkannya lima tahun silam.

Jelas bukan pacaran yang Shafwan inginkan. Namun menikahi Azkadina juga bukan solusi terbaik saat ini. Secara zahir, Azkadina masih jauh dari kriteria istri idealnya. Bahkan ia belum menutup aurat. Memintanya menutup aurat juga bukan tindakan bijak. Gadis seperti Humaira atau Anna mungkin lebih tepat. Tapi gejolak perasaanya tak sebesar bila bersama Azkadina.

Shafwan pening. Ia memanfaatkan waktu istirahat empat harinya dengan merenung dan menenangkan diri. Bahkan ia tak membalas satu pun chat dari Azkadina. Shafwan hanya membalas chat yang berhubungan dengan sekolah. Shafwan hanya meminta petunjuk dan jawaban dari Tuhan.

Sementara itu …

Terik mentari masih menyengat kota Surabaya. Tak terkecuali SD Teladan Mulia yang terletak di salah satu perumahan menengah ke atas di pinggiran kota Surabaya. Riuh rendah suara siswa yang sedang proses kepulangan berpadu dengan hilir mudik para penjemput siswa.

Ruang guru kembali terisi  setelah semua siswa kelas satu dan dua pulang. Ada Humaira, Azhar, Anna, dan Huda. Humaira sedang bercakap dengan Anna, guru pengganti sementara Shafwan di kelas 2C. Mereka sedang membahas kondisi siswa kelas 2C selama Shafwan tidak masuk. Beberapa siswa mulai berulah lagi mencari perhatian. Sebagai guru pengganti, Anna merasa kewalahan.

“Sabar ya Ustazah Anna. Ustaz Shafwan sedang sakit. Semoga besok bisa masuk. Anak-anak kelas 2C juga sudah merindukan Ustaz Shafwan.” Humaira menguatkan Anna, yang masih dua tahun menjadi guru.

“Iya. Ustaz Shafwan jarang banget ya tidak masuk. Apalagi karena sakit. Tumben ini sampai empat hari,”ujar Anna. Matanya sibuk memeriksa jurnal kelas 2C yang ditulis oleh Shafwan dan Humaira.

“Jelas saja tidak masuk. Ini hukuman Allah buat Ustaz Shafwan!” Tetiba Azhar nimbrung pembicaraan mereka.

“Kok begitu Ustaz?” mata bulat Humaira membulat. Alis matanya terangkat.

“Tentu saja. Empat hari yang lalu, ia pulang malam bersama seorang perempuan. Boncengan.  Berdua.” Azhar menatap lurus Humaira. Suaranya naik 1 oktaf.

“Oh ya? Siapa? Tahu dari mana?” Kali ini Anna ikut bertanya.

“Tahu dari adikku yang kerja di rumah sakit. Ia pulang setelah jaga malam dan melihat Ustaz Shafwan bersama perempuan.”

“Ibunya kali?” tanya Huda ringan. Ia melihat ada gelagat yang kurang baik dari pembicaraan Azhar.

“Ibunya dari Hongkong?! Jelas masih muda dan berambut ikal panjang.” Mata Azhar melotot lalu ia tersenyum.

Azkadina? Benarkah ia?

“Ustaz Shafwan itu pacaran dengan tantenya Farel. Mereka sering bersama. Dan malam itu kepergok boncengan.” Azhar masih saja berbicara. Ia kemudian berdiri dan meletakkan kedua tangan ke pinggang.  

“Gila! Bagaimana mungkin seorang guru sekolah islam punya akhlak buruk seperti itu. Gak bisa dibiarkan itu. Harus ada teguran. Jangan mentang-mentang ia guru berprestasi jadi dimaklumi.” Azhar semakin lantang dengan semburan kata-katanya. Telunjuknya sesekali terangkat.  

“Ustaz Azhar yakin dengan kata-kata Ustaz?” Suara Humaira bergetar menanyakan kevalidan ucapan Azhar.

“Tentu saja. Boleh tanya ke adik saya. Malam itu mereka boncengan naik Megapro-nya Shafwan.”

“Mungkin salah lihat. Yang punya Megapro kan banyak.”

“Heh! Jangan karena ente sahabatnya jadi membela perilaku buruk Shafwan ya. Jelas-jelas ia pacaran. Maksiat!”

“Kalem, Bro! Hati-hati menyimpulkan sesuatu. Nanti jatuhnya fitnah,” ujar Huda.

“Perilaku berboncengan dengan cewek di tengah malam itulah yang menimbulkan fitnah. Tidak pantas. Tercela! Harusnya Shafwan dipecat, tidak hanya ditegur.”

Astaghfirullah. Saya kenal Shafwan dengan baik. Perlu klarifikasi dari Shafwan. Kalau Shafwan salah ya harus diingatkan dan ditegur. Kalaupun benar dia dekat dengan seorang perempuan, ya bagus lah. Suruh saja menikah. Biar fitnahnya tidak melebar kemana-mana” Tutur Huda mendinginkan suasana yang semakin panas. Ia melirik Humaira, wajah gadis itu kusut. Ia tahu, Humaira menyimpan hati untuk sahabatnya, Shafwan. Shafwan saja yang tak peka.

“Ya gak bisa begitu saja. Harus ada teguran dari kepala sekolah lah. Minimal dapat Surat Peringatan maksimal ya dipecat.”

Huda hanya geleng-geleng kepala melihat keras kepala-nya Azhar. Ia sendiri tak dapat jawaban banyak dari Shafwan beberapa hari ini. Sahabatnya itu seakan menjauh dari peradaban. Tapi Huda yakin, Shafwan bukan orang yang gegabah dalam berperilaku.

Humaira menunduk. Hatinya seakan diremas. Perih.

Benar dugaanku. Ustaz Shafwan suka dengan Azkadina. Ini adalah jawaban dari Allah.

Humaira pasrah dengan semua yang tampak di hadapannya. Ia menarik nafas panjang. Ditahannya sekuat tenaga, air mata yang hampir jatuh. Jawaban yang ia minta dari Allah, sudah terjawab-sesakit apapun itu.  Pertanyaan besar di benaknya, apakah Shafwan jodoh untuknya, terjawab sudah. Allah sudah tampakkan dalam beberapa hari ini.

Humaira mengambil ponsel, dan mengetikkan sebuah nama. Dengan mengucap basmallah, ia mengirim pesan pada nama yang dituju.

[Humaira] Mbak, saya sudah punya jawaban. InsyaAllah, saya akan melanjutkan proses taaruf . Mohon bimbingannya.

****

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Caraphernelia
1027      541     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Contract Lover
12654      2687     56     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
Seiko
626      471     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
6088      1970     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Sang Musisi (2)
403      268     2     
Short Story
Apakah kau mengingat kata-kata terakhir ku pada cerita "Sang Musisi" ? MENYERAH ! Pada akhirnya aku memilihnya sebagai jalan hidupku.
CINTA SI GADIS BUTA
5316      1333     5     
Romance
Kemalangan yang dialami oleh seorang gadis yang bernama Reina. Reina, seorang gadis cantik dan juga baik hati di diagnosa oleh dokter terkena penyakit glaukoma. Dokter memperkirakan kalau dirinya masih dapat melihat dalam waktu 1 tahun. Tetapi, nasib baik tak lagi mau berpihak kepadanya. Kedua matanya buta hanya dalam 4 bulan setelah dia memeriksakannya. Dia hanya bisa pasrah menerimanya. Kehidu...
Hey, I Love You!
1190      512     7     
Romance
Daru kalau ketemu Sunny itu amit-amit. Tapi Sunny kalau ketemu Daru itu senang banget. Sunny menyukai Daru. Sedangkan Daru ogah banget dekat-dekat sama Sunny. Masalahnya Sunny itu cewek yang nggak tahu malu. Hobinya bilang 'I Love You' tanpa tahu tempat. Belum lagi gayanya nyentrik banget dengan aksesoris berwarna kuning. Terus Sunny juga nggak ada kapok-kapoknya dekatin Daru walaupun sudah d...
The Last Blooming Flower
9075      2579     1     
Romance
Di ambang putus asa mencari kakaknya yang 20 tahun hilang, Sora bertemu Darren, seorang doktor psikologi yang memiliki liontin hati milik Ian—kakak Sora yang hilang. Sora pun mulai menerka bahwa Darren ada kunci untuk menemukan Ian. Namun sayangnya Darren memiliki kondisi yang membuatnya tidak bisa merasakan emosi. Sehingga Sora meragukan segala hal tentangnya. Terlebih, lelaki itu seperti beru...
Antic Girl
144      120     1     
Romance
-Semua yang melekat di dirinya, antic- "Sial!" Gadis itu berlalu begitu saja, tanpa peduli dengan pria di hadapannya yang tampak kesal. "Lo lebih milih benda berkarat ini, daripada kencan dengan gue?" tanya pria itu sekali lagi, membuat langkah kaki perempuan dihadapannya terhenti. "Benda antik, bukan benda berkarat. Satu lagi, benda ini jauh lebih bernilai daripada dirimu!" Wa...
Yakini Hatiku
29      23     1     
Romance
Setelah kecelakaan yang menimpa Fathur dan dinyatakan mengidap amnesia pasca trauma, Fathur mulai mencoba untuk mengingat segala hal seperti semula. Dalam proses mengingatnya, Fathur yang kembali mengajar di pesantren Al-Ikhlas... hatinya tertambat oleh rasa kagum terhadap putri dari pemilik pesantren tersebut yang bernama Tsania. Namun, Tsania begitu membenci Fathur karena suatu alasan dan...