Loading...
Logo TinLit
Read Story - Palette
MENU
About Us  

Dara merasa, bertanya langsung pada Naga saat ini tidak akan ada gunanya. Pemuda itu pasti menolak memberi Dara jawaban, apa pun pertanyaan yang akan disampaikannya nanti. Apalagi jika pertanyaan itu menyangkut Palette. Siapa memangnya yang mau menanggapi jika ada orang yang ingin mengorek-ngorek luka lamanya? Karena itu, Dara memilih menemui Choky diam-diam.

Berbekal kesabaran, Dara menunggu Naga dan Choky berpisah. Sesuai kebiasaan mereka, setelah nongkrong sebentar di teras minimarket, Naga dan Choky akan pulang ke rumah masing-masing. Jika Dara beruntung, dia tidak perlu bertemu dengan Ayu. Sepanjang pengamatannya, gadis yang selalu berada di antara Naga dan Choky itu akan selalu memaksa mengantar Naga pulang. Meski Naga sudah menolak, Ayu selalu berhasil membuat kedua pemuda itu menuruti keinginannya.

Hari ini hanya ada Naga dan Choky yang terlihat membicarakan sesuatu dengan serius. Tidak ada rokok di antara mereka, hanya satu cup kopi instan yang diseduh di dalam minimarket. Dara ingin sekali mengetahui pembicaraan keduanya, tetapi dia tidak mungkin sengaja menguping. Dara hanya harus bersabar di belakang mesin kasir hingga akhirnya dia melihat Naga beranjak dari duduknya.

Melihat Naga berjalan menjauh dari minimarket, Dara segera meminta salah satu rekan untuk menggantikan tugasnya. Sementara itu, dia lekas keluar tepat di saat Choky berdiri dan akan pergi.

“Choky!”

Pemuda itu menatap Dara heran, telunjuknya mengarah hingga menyentuh hidung. “Lo manggil gue, Mbak?”

“Emang ada siapa lagi selain lo di situ?” Dara meminta Choky untuk kembali duduk, sementara dia juga duduk di kursi tepat berhadapan dengan Choky. “Gue cuma mau nanya beberapa hal.”

“Woah, tentang Naga?” tebak Choky. “Tuh bocah pasti seneng kalau tahu Mbak Dara nanya-nanya tentang dia.”

Dara mengabaikan kalimat terakhir Choky dan memilih untuk mengeluarkan sebuah pas foto dari sakunya. “Kenal sama cewek ini nggak?”

Choky mengambil foto yang diletakkan Dara di tengah meja tersebut, kemudian mengamati sejenak. “Dari mana lo kenal sama dia?”

“Pertanyaan gue bukan buat dibalas sama pertanyaan lain. Jawab aja dulu, kalian kenal nggak sama dia?”

“Gue sih enggak terlalu kenal, tapi Naga kenal baik sama dia.” Choky meletakkan kembali foto itu di meja, kemudian mendesah. “Tolong jangan kasih lihat foto cewek ini ke Naga.”

“Kenapa emangnya?” Dara mengernyit. Ada hubungan apa memangnya Bintang dengan Naga? “Dia mantannya Naga?” tebak gadis itu.

Pemuda di hadapannya menggeleng. “Boro-boro pacaran, zaman kuliah, yang Naga kenal tuh cuma belajar dan belajar. Makanya dia bisa lulus cepet dengan nilai bagus. Tadinya dia pikir nilai itu bisa bikin dia dapat pekerjaan bagus. Nyatanya sampai hari ini, nilai itu cuma jadi angka nggak berguna buat Naga.”

“Kalau emang mereka nggak ada hubungan, kenapa Naga nggak boleh lihat foto ini?” Nada bicara Dara terdengar begitu mendesak. Saat melihat kerutan di dahi Choky, Dara buru-buru meralat kalimatnya. “Maksud gue, semua hal pasti ada alasannya, kan?”

“Gue akan jawab pertanyaan lo, tapi abis itu lo juga harus kasih tahu gue dari mana lo kenal sama cewek ini.”

“Tergantung jawaban lo.” Choky kembali mengernyit sebelum Dara melanjutkan, “kalau lo bisa kasih gue jawaban jelas dan sesuai sama ekspektasi, gue bakal kasih tahu di mana gue kenal dia.”

Choky tampak berpikir. Cukup lama hingga membuat Dara kembali membuka suara.

“Jawaban lo menentukan masa depan Naga.”

“Apa cewek ini bikin ulah lagi?”

“Bikin ulah lagi?” ulang Dara. Gadis itu tahu Choky tidak sengaja mengatakannya, entah terpancing atau keceplosan. “Emang dulu dia bikin ulah apa?”

**

Dara masih tidak bisa memercayai cerita yang didengarnya dari Choky siang tadi. Bagaimana mungkin anak semanis Bintang bisa dengan sengaja memanfaatkan kakak tingkat demi kepentingan pribadinya? Dara juga tidak ingin membayangkan bagaimana hancurnya Naga ketika tahu idenya dicuri seperti itu. Sungguh. Naga yang tengil di mata Dara, tidak akan cocok dengan ekspresi terluka dalam bayangan gadis itu.

“Naga tuh casing-nya doang yang tengil, Mbak.” Dara masih mengingat tiap kata yang diucapkan Choky tadi. “Aslinya dia cowok paling lembut yang pernah gue kenal. Kadang, gue sampe merinding lihat kebaikan dia tuh.”

Menurut Choky, Naga tidak pernah bisa berkata ‘tidak’ pada orang yang meminta bantuan padany, termasuk pada Bintang. Choky sendiri bahkan tidak menyangka Bintang bisa melakukan itu pada Naga.

“Mereka dekat karena pernah satu project bareng, project buat kampus gitu, deh. Naga sama Bintang dikirim buat pameran seni rupa mewakili fakultas kami. Tapi pas gue tanya, Naga ngakunya nggak punya perasaan lebih sama si Bintang. Ya murni kayak kakak tingkat ke adik tingkatnya aja. Cuman nih, di mata gue yang orang luar, perlakuan Naga tuh berpotensi bikin Bintang salah paham.”

“Salah paham gimana?”

“Ya lo bayangin aja, kira-kira cewek bakalan baper nggak kalau ada cowok yang selalu bilang ‘iya’ dan nurutin permintaan cewek itu?”

“Kalau gue ceweknya sih ya nggak bakal baper, ilfil yang ada.” Kalau dipikir-pikir, selama ini, itulah yang selalu dilakukan Naga padanya. Bedanya, pada Dara, Naga selalu terang-terangan mengatakan perasaan sukanya.

Jawaban Dara tadi sukses membuat Choky tertegun beberapa saat. Pemuda itu seakan mendapat pencerahan. “Kalau gitu, bisa jadi si Bintang juga aslinya ilfil sama perlakuan Naga, terus manfaatin Naga kayak gitu.”

“Gini ya, Chok. Cewek tuh, kalau suka ya suka, kalau enggak ya enggak. Mau cowoknya model kayak apa kalau suka ya suka aja. Menurut gue, antara Naga sama Bintang tuh mungkin aja punya perasaan, tapi mereka nggak nyadar. Nah, kalau soal manfaatin, menurut gue sih bukan karena ilfil, ya. Let me judge her, Bintangnya aja yang nggak tahu diri, kayaknya.”

“Kok kayaknya, dari cara lo ngomong, lo kesel banget sama si Bintang? Cemburu lo, Mbak?” Dara kesal sekali mendengar tawa penuh ejekan dari Choky tadi.

“Mata lo, cemburu.” Dengan kesal Dara menendang kaki meja bulat di depannya. “Gue sama sekali nggak punya perasaan suka sama Naga, ya. Gue cuma kasihan.”

“Wah, parah lo, Mbak. Kalau Naga tahu dia dikasihani sama lo, bisa ngamuk tuh anak.” Choky tidak berhenti ketawa, meski Dara sudah menatapnya dengan sinis. “Btw, Mbak, sekarang gantian lo yang harus jawab pertanyaan gue tadi.”

“Pertanyaan yang mana?”

“Dari mana lo kenal Bintang?”

Dara sudah berusaha tenang dan tidak menunjukkan ekspresi terkejutnya. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil yang cukup baik.

“Lo siapa sebenernya? Apa tujuan lo ngedeketin Naga?”

Gadis itu masih gelagapan, sehingga tidak mampu menjawab pertanyaan demi pertanyaan beruntun yang dilontarkan Choky. Hingga sore ini, Dara masih tidak habis pikir dirinya mampu kehilangan kemampuan public speaking-nya begitu saja di depan Choky.

“Jangan-jangan lo ada hubungannya sama Palette?”

Bagaimana mungkin Choky bisa menebak setepat itu?

“Mbak, gue nggak peduli siapa lo sebenernya dan apa niat lo. Tapi, kalau lo sampe bikin temen gue sakit hati, gue pastiin lo nggak bakal bisa deket-deket lagi sama Naga atau pun keluarganya.”

“Gue lakuin semua ini demi kebaikan Naga dan keluarganya.” Dara terkekeh. Dia memang tak harus menjelaskan dirinya sendiri pada orang lain. Choky hanya perlu tahu niatnya. Kalau pemuda itu bisa menebak dengan tepat siapa sebenarnya Dara, tentu saja akan menjadi bonus yang bagus. Hanya saja, bonus itu tidak pernah didapatkan oleh Choky karena Dara memutuskan untuk terus membungkam mulutnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • idhafebriana90

    Nggak ada notifnya

    Comment on chapter TWICE
  • vanilla_hara

    Ini kalau nge-like muncul notif gak, sih? Biar Naga tahu gitu aku datang. 🤣

    Comment on chapter TWICE
Similar Tags
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
784      531     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Sosok Ayah
915      509     3     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
Surat untuk Tahun 2001
5481      2201     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Bee And Friends 2
3130      1062     0     
Fantasy
Kehidupan Bee masih saja seperti sebelumnya dan masih cupu seperti dulu. Melakukan aktivitas sehari-harinya dengan monoton yang membosankan namun hatinya masih dilanda berkabung. Dalam kesehariannya, masalah yang muncul, ketiga teman imajinasinya selalu menemani dan menghiburnya.
Untitled
507      290     0     
Romance
This story has deleted.
Project Pemeran Pembantu
6070      1861     1     
Humor
Project Pemeran Pembantu adalah kumpulan kisah nyata yang menimpa penulis, ntah kenapa ada saja kejadian aneh nan ajaib yang terjadi kepadanya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam kumpulan cerita ini, penulis menyadari sesuatu hal yang hilang di hidupnya, apakah itu?
TO DO LIST CALON MANTU
1572      707     2     
Romance
Hubungan Seno dan Diadjeng hampir diujung tanduk. Ketika Seno mengajak Diadjeng memasuki jenjang yang lebih serius, Ibu Diadjeng berusaha meminta Seno menuruti prasyarat sebagai calon mantunya. Dengan segala usaha yang Seno miliki, ia berusaha menenuhi prasyarat dari Ibu Diadjeng. Kecuali satu prasyarat yang tidak ia penuhi, melepaskan Diadjeng bersama pria lain.
Strange Boyfriend
306      245     0     
Romance
Pertemuanku dengan Yuki selalu jadi pertemuan pertama baginya. Bukan karena ia begitu mencintaiku. Ataupun karena ia punya perasaan yang membara setiap harinya. Tapi karena pacarku itu tidak bisa mengingat wajahku.
Silver Dream
9083      2154     4     
Romance
Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah. Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita? Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis...
Lenna in Chaos
7239      2130     1     
Romance
Papa yang selingkuh dengan anggota dewan, Mama yang depresi dan memilih tinggal di desa terpencil, seorang kakak perempuan yang kabur entah ke mana, serta kekasih yang hilang di Kalimantan. Selepas kerusuhan demonstrasi May Day di depan Gedung Sate, hidup Lenna tidak akan pernah sama lagi. Sewaktu Lenna celaka di kerusuhan itu, tidak sengaja ia ditolong oleh Aslan, wartawan media sebelah yang...