Loading...
Logo TinLit
Read Story - SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
MENU
About Us  

Revita masih sedih! Tak ada kesedihan yang paling menyayat kecuali di tinggalkan oleh orang-orang yang terdekat. Apalagi seorang Papa. Meski dahulu ia sempat konfrontasi dan berontak terhadap segala kemauannya, kini setelah sang Papa tiada, ia merasa semua itu tiada guna. Perjuangan yang ingin ia tunjukkan pada sang Papa seakan musnah. Sia-sia.

Apa artinya semua trophy dan penghargaan jika ia harus kehilangan seorang Papa tersayang. Oh, Revita tak habis mengerti, mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat, justru pada saat ia membutuhkan seorang papa yang bisa diajak bermitra dalam perjuangannya.

Akh, Revita mendesah dalam-dalam.

Dibiarkannya Mitty yang sedari tadi duduk di sisinya tanpa buka suara. Juga anjing pudelnya yang mengendus-endus kakinya, dibiarkannya pula. Tatap mata Mitty sayu. Seperti mata Revita yang juga sendu. Menatap hamparan langit yang dihiasi jelaga warna biru. Biru pucat. Seakan ikut berduka atas musibah yang mereka derita. Musibah yang telah menenggelamkan mereka dalam kedukaan yang teramat dalam. 

“Selamat sore.”

Tiba-tiba seseorang sudah berada di antara mereka. Serentak keduanya menoleh. Tak terkecuali anjing pudelnya Revita. Mereka langsung tersenyum melihat siapa yang datang. Senyum yang dipaksakan dari balik kesedihan. 

“Oh, Om Pur, sore juga,” sahut Mitty lemah.

“Ada apa Om?” tanya Revita lirih pula. 

“Ada sedikit kepentingan dengan kalian.” 

“Tapi kami sedang berduka Om,” ujar Mitty.

“Saya tahu. Saya juga ikut sedih dan turut berduka cita atas musibah ini.” 

“Terima kasih, Om.” Tetap Mitty yang bicara. 

“Tapi kalian jangan terlalu tenggelam dan larut dalam kesedihan. Dalam setiap perjuangan, cobaan dan pengorbanan itu memang selalu ada. Tapi kita jangan sampai jatuh ke dalamnya. Apalagi sampai lupa pada tugas dan kewajiban yang ada. Itu tidak boleh. Yang telah pergi biarlah pergi, kita doakan saja semoga damai di alam sana.” 

“Aminn! Terima kasih,” sahut Mitty tetap lemah. 

“Sedang kita yang ditinggalkan musti tabah dan tawakal. Kita harus ingat bahwa perjuangan belum usai. Masih banyak yang harus kita kerjakan di hari mendatang.” 

“Ya, saya mengerti Om.”  

“Bagus. Dan sekarang ada satu hal yang harus kalian kerjakan.” 

“Apa Om?” Revita dan Mitty bertanya berbarengan. Keduanya saling pandang.

“Kalian akan tetap mempertahankan citra generasi muda, bukan?” 

“Ya.” Mitty mengangguk pelan tapi pasti. Diikuti pula oleh Revita. 

“Sekarang saatnya kalian buktikan.” 

“Maksud Om?” 

“Kalian harus menjadi saksi atas ketiga orang pengedar obat terlarang yang telah tertangkap di sini dan akan disidangkan dalam bulan ini.” 

“Jadi …” 

“Jadi kalian harus datang ke Jakarta. Ini surat panggilannya.”  

“Tapi Om ….” Ragu Mitty berkata sambil menerima surat panggilan yang di sodorkan oleh Om Purwanto, lantas dibacanya. 

“Jangan kuatir, soal biaya kami yang jamin.” 

“Bukan itu Om, masalahnya.” 

“Lalu?” 

“Kami nggak berani datang sendiri.” Baru kali ini Revita bicara.

“Saya akan temani kalian.” 

“Benar?” 

“Ya. Sekarang tinggal keputusan kalian bagaimana?” 

Revita dan Mitty saling pandang. Revita menatap Mitty tajam-tajam. Sorot matanya seakan minta satu jawaban. Tapi Mitty masih bungkam. Baru setelah beberapa saat kemudian Mitty mengangguk pelan. 

“Ya,” desis Mitty lirih sekali. Hampir-hampir tak terdengar. 

“Nah Om sudah dengar sendiri, kami berdua setuju.” 

“Bagus, itu pertanda kalian memang generasi muda yang berjiwa besar. Semangat pengabdian kalian luar biasa. Saya bangga dapat mengenal kalian.” 

“Terima kasih Om. Lalu kapan sidang itu dilaksanakan?” 

“Kalian tenang saja dulu. Nanti kuhubungi lagi.” 

“Ya.” 

“Satu hal lagi. Di Jakarta nanti, sidang ini akan diliput oleh seluruh media di tanah air. Jadi ini kesempatan kalian. Tunjukkan siapa diri kalian yang sebenarnya. Tunjukkan jiwa patriot kalian sebagai generasi muda yang tangguh. Biar seluruh negeri tahu bahwa kaum muda tidaklah sebiru tuduhan seperti yang mereka dengar selama ini. Biar mereka sadar dan mau memberikan wadah tempat bagi kalian untuk mengembangkan potensi yang kalian miliki selama ini.” 

“Ya, Om,” sahut Revita,”saya akan perhatikan nasehat Om.” 

“Bagus, itu Om suka mendengarnya.” 

“Terima kasih.” 

“Nah, kaum muda, saya permisi dulu. Sukses selalu buat kalian. Selamat sore.” 

“Sore.” 

Om Purwanto, polisi yang sangat ramah itu sudah berlalu. Dan entah apa yang menyebabkan Revita dan Mitty lantas berpelukan. 

“Revita …” 

“Hmm.” 

“Benar apa kata Om Pur. Kita musti bangkit. Kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Jika kita tidak ingin apa yang kita rintis selama ini berantakan.” 

“Ya, aku tahu itu.” 

“Kita harus buktikan bahwa selaku tonggak bangsa kita belum tenggelam. Masih berdiri kokoh, siap menghadapi segala rintangan dengan semangat Sumpah Pemuda yang masih membara.” 

“Ya.” 

“Biarlah serentetan peristiwa terus bergulir. Kita jadikan sebagai kerikil yang tak kan menyandung jatuhkan langkah kita.” 

“Ya.” 

“Tapi kenapa kau masih berduka begitu?” 

“Aku masih merasa sangat kehilangan Papa.”

“Aku juga merasa kehilangan Vita,  tapi haruskah semua itu membuat kita lupa dan membiarkan cita-cita perjuangan kita terbuang sia-sia?” 

“Tentu tidak Mitty.” 

“Lalu?” 

“Berilah aku waktu.” 

“Sampai kapan?” 

“Setidak-tidaknya sampai sidang itu datang.” 

“Kau yakin siap pada saat itu?” 

“Bukan hanya siap. Tapi aku akan lebih mencurahkan perhatian pada perjuangan kita ini.” 

“Sungguh?” 

“Ya. Agar arwah Papaku dapat tersenyum melihat aku mampu menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi negeri ini.” 

“Itu bagus Vita. Aku yakin arwah Papamu akan senang mendengarnya.” 

“Semoga saja begitu.”   

Sejenak keduanya diam. Masing-masing berpikir tentang nasib generasi muda yang akan datang. Langkah mana yang tepat diambil untuk menyelamatkan nama kaum muda. Agar tak tercemar dengan segala tingkah dan perilaku yang berbau onar. 

“Mitty,” desis Revita kemudian.

“Ya.” 

“Bagaimana kalau kita beritahukan hal ini pada teman-teman?” 

“Maksudmu tentang kesaksian ini?” Mitty balik bertanya. 

“Ya.” 

“Siapa tahu mereka mau memberi dukungan.” 

“Itu pasti Vita.” 

“Dan yang lebih penting, menjaga kesan kekompakan.” 

“Ide yang bagus Vita, aku yakin mereka akan mau ikut meski tidak semuanya. Toh semua ini juga demi generasi muda. Bukan misi pribadi. Seperti kata Om Pur tadi, inilah kesempatan buat kita. Bukankah dengan menjadi saksi berarti kita ikut menegakkan keadilan dan kebenaran. Sekaligus memberantas kejahatan.”  

“Kau benar Mitty, ini memang sesuai dengan misi perjuangan kita.” 

“Kalau begitu jangan buang waktu, ayo kita persiapkan apa-apa yang hendak di jadikan kesaksian. Selagi masih ada waktu.” 

“Ayo!”

Keduanya melangkah bergandengan, meninggalkan semua beban duka dan derita yang ada. Mengubur semua kesedihan. Biar hanya tersimpan dalam hati saja. Langkah-langkah mereka tegap penuh semangat dan rasa bangga. Bukan hanya bangga atas predikat Remaja Teladan yang disandangnya. Tidak pula bangga atas piagam dan penghargaan yang telah diterimanya.

Tapi bangga atas diri mereka yang telah mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan nama generasi muda. Yang nyaris tenggelam oleh banyaknya noktah-noktah biru yang selama ini melilit kaum muda. 

 

                                             

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SEMPENA
4232      1371     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
My Doctor My Soulmate
118      105     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
START
315      213     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ 😂 apalagi 21+😆 semuanya bisa baca kok...🥰 Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
AKSARA
6544      2220     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Konspirasi Asa
2844      987     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
ARMY or ENEMY?
14913      4208     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Gray November
3821      1314     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
12335      1213     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
SOSOK
150      135     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang
Dunia Sasha
6613      2212     1     
Romance
Fase baru kehidupan dimulai ketika Raisa Kamila sepenuhnya lepas dari seragam putih abu-abu di usianya yang ke-17 tahun. Fase baru mempertemukannya pada sosok Aran Dinata, Cinta Pertama yang manis dan Keisha Amanda Westring, gadis hedonisme pengidap gangguan kepribadian antisosial yang kerap kali berniat menghancurkan hidupnya. Takdir tak pernah salah menempatkan pemerannya. Ketiganya memiliki ...