Loading...
Logo TinLit
Read Story - Allura dan Dua Mantan
MENU
About Us  

Sebelum ke A2T Cafebook, gue mampir ke UMY -Universitas Muhammadiyah Yogyakarta- terlebih dahulu. Kampus satu ini salah satu kampus inceran gue dulu. Soalnya keunggulannya banyak: program internasional, fasilitas memadai, lokasi strategis, paling utama banyak beasiswa. Sayang, pas mau daftar S2 di UMY nggak ada jurusan Matematika. Jadilah masuk ke UNS.

 

Gue ke kampus ini buat menemui Riant. Mencari tau bobroknya Renaldy. Gue telepon Riant dulu.

 

Tuttttt …

 

"Halo, siapa ya?"

 

"Oi, Bro. Ini gue, Adrish. Gue lagi ada di kampus lu nih. Bisa ketemu nggak? Soalnya ada yang mau gue tanyain, penting!"

 

"Duh, maaf banget. Gue lagi di Bantul nih. Kampung Istri. Mertua sakit soalnya."

 

"Gitu ya, Bro. Oke deh, lain waktu aja kita atur ketemu. GWS buat mertua lu ya."

 

"Makasih pengertiannya."

 

Agak kecewa emang. Namun, salah gue juga ke kampus ini nggak bilang-bilang dulu ke Riant. Daripada nggak ada hasil apa-apa, sekalian aja gue tanya beberapa mahasiswa atau mahasiswi di sini. Siapa tahu ada yang mengenal Renaldy

 

Ketika gue berjalan, gue berpapasan dengan cewek tomboy, memakai kaos, rambut pendek. 

 

"Mbak, tunggu. Saya mau nanya, kenal Ayden Renaldy nggak?"

 

"Ayden Renaldy yang mana ya?"

 

"Yang dosen di sini."

 

"Maaf, nggak kenal."

 

"Makasih, Mbak."

 

Gue berjalan lagi. Beberapa orang gue tanyain, jawabannya sama. Nggak kenal. Tiba-tiba ada pria berkemeja merah maroon dia berhenti di depan gue.

 

"Kamu Adrish Alamar, kan?" 

 

"Iya. Kamu siapa ya?" 

 

"Ini gue, Agus. Dulu kita sering ngeband bareng."

 

Gue menepuk jidat. "Astaga, jadi lu Agus. Hey, apa kabar? Kuliah di sini?"

 

"Iya, gue ambil magister hukum. Kamu ngapain di sini?"

 

Kami dulu waktu SMA dan kuliah sempat punya Band. Nah, dia vokalisnya. Gitu-gitu dia maniak nonton Drama Korea genre kriminal dan hukum. Ini yang membuatnya ingin jadi jaksa atau pengacara.

 

"Tadinya mau ketemu Riant. Masih inget kan?"

 

"Ah, iya. Riant keren banget dia sekarang. Jadi dosen, Bro."

 

"Gue juga dosen."

 

"Serius?" tanyanya nggak percaya.

 

"Emang tampang gue nggak cocok jadi dosen?"

 

"Bukan gitu. Kan kamu dulu paling bandel. Sampai pernah ditahan polisi sehari gara-gara berantem atau apa ya dulu?"

 

Sial, kenapa masih ada yang ingat bobroknya gue zaman dulu? 

 

"Lu kenal Ayden Renaldy nggak? Katanya dia dosen di sini."

 

Gue sengaja belokin pembicaraan. Biar nggak bahas aib gue mulu.

 

Dia garuk-garuk kepala yang entah ubanan atau kutuan. "Wah, aku anak baru sih di sini. Belum pada kenal dosen-dosen di sini. Kenalnya Riant doang."

 

"Oh gitu ya."

 

"Nanti aku tanya ke temenku yang hobi gaul sama dosen di sini deh. Siapa tau kenal sama Ayden Renaldy."

 

"Boleh. Kalau udah dapat infonya, kabari ya. Penting banget soalnya. Eh, nomor WA lu berapa?"

 

"Buat apaan, Bro?"

 

Agus dari dulu emang orangnya kepoan. Bahaya sih dijadikan teman. 


 

"Ada deh. Ntar gue ceritain kalau udah dapat info valid Ayden Renaldy beneran dosen di sini atau nggak?"


 

Kami pun bertukar nomor Whatsapp

 

Gue semakin yakin dia bukan dosen. Namun, cara buktikan ke Allura gimana?

 

***

 

Ketika gue datang ke kafe, si Taqi sudah nangkring di meja kasir. Gue terkejut.

 

"Tumben lu ke sini pagi. Nggak kerja?" tanya gue heran.

 

"Gue capek kerja. Mana nih di rumah sakit tantenya Allura masih aja centil kedip-kedipin mata, sok-sokan bawain makanan, sampai ngajak ke kantin bareng."

 

Tuh, kan kumat. Ditanya apa jawabnya apa. Mengobrol sama Taqi tuh mesti sabar.

 

"Sengaja ambil cuti sih demi gantiin Allura. Daripada Si Tengil yang jaga meja kasir ini. Kowe kok baru datang?" lanjutnya lagi.

 

"Tadi gue ke UMY dulu nyari tau Si Tengil."

 

"Terus dapat informasi apaan di sana?"

 

Renaldy lewat di hadapan kami. Dia terlihat pura-pura sibuk mengelap meja. Padahal gue tahu dia menguping pembicaraan kami. Terlihat jelas, matanya hanya fokus ke kami.

 

"Ada informasi penting banget loh. Masa yang katanya dosen, pas gue tanya mahasiswa atau mahasiswi di sana nggak ada yang kenal?" Sengaja gue kerasin. Pengen liat respons dia.

 

"Jangan-jangan dosen gadungan lagi."

 

Mantap benar julidan Taqi. Kena mental tuh orang.

 

Allahu Akbar (2x)

 

Kafe ini memang dekat sama masjid. Jadi setiap azan kedengaran banget.

 

"Pakdos, kita enaknya salat di masjid atau musala sini aja biar jamaah sama karyawan?"

 

"Kalau mereka mau jamaah bareng, ya kita di sini aja. Biar gue imamin. Kalau lagi pada dapet, kita ke masjid aja."

 

"Oke tak tanya karyawan dulu."

 

Taqi berjalan ke belakang. Menanyakan karyawan yang mau salat jamaah atau nggak.

 

"Renaldy, tutup kafe ya. Kita salat dulu."

 

"Baik, Pak Bos."

 

Taqi kembali. "Pak Dos, anak-anak siap salat jamaah."

 

"Okelah."

 

Kami pun siap-siap ambil air wudhu dulu. Berhubung kerannya terbatas, jadilah gue sama Taqi belakangan aja. Mengalah sama karyawan cewek.

 

"Sebenarnya tadi gue bohong. Aslinya gue nggak ketemu temen gue itu. Tapi gue ketemu temen dan nanyain soal Renaldy. Mereka nggak ada yang kenal Si Tengil. Jadi kita susah nih nunjukin bukti ke Allura."

 

"Terus kita mesti gimana dong?"

 

"Kita terus sindir aja biar Si Tengil. Biar dia kena mental jadinya ngaku dan resign dengan sendirinya."

 

"Ide bagus."

 

Mendadak Taqi menepuk jidat. "Astagfirullah, sempet-sempetnya kita gibahin orang pas mau wudhu."

 

Gue pun baru menyadari hal itu. Kami pun bergegas ambil wudhu.

 

***

 

Seusai salat, masih ada waktu 30 menit buat karyawan makan siang. Mereka makan siang di dapur. Ketika gue dan Taqi ke dapur, kebetulan ada Renaldy.

 

"Kami boleh makan siang dan sambil ngobrol sama kalian nggak?" tanya gue.

 

"Boleh banget Pak Bos. Apalagi sambil gibahin orang," timpal Imel semangat. Dia kembali menyuap bihun di kotak makannya.

 

"Kalian ya kadang-kadang suka nganu. Giliran gibah aja semangat," sahut Taqi.

 

"Menurut kalian nih ya kalau ada orang yang melamar kerja, tapi CV.nya halu belum terwujud, apalagi ngaku-ngaku jadi dosen gimana?"

 

"Wah, setau saya itu masuk pemalsuan dokumen. Kena pasal kayaknya. Coba nanti saya tanya temen yang lulusan hukum," tutur Diani.

 

"Kok tiba-tiba bahas CV halu? Emang di sini ada yang ngelamar kerja makai CV halu?" tanya Ira polos.

 

"Uhuk." Renaldy tersedak. 

 

Gue senyum-senyum sendiri. Berarti sudah kena mental.

 

Aruna yang dulu sempat masuk jurusan keperawatan, langsung sigap menepuk punggung Renaldy. "Makanya Mas Renaldy, kalau makan tuh pelan-pelan. Nih, minum dulu." Dia menyodor air ke Renaldy 

 

"Dikangenin Ayangnya kali," seru Diani.

 

"Kalau ada yang modusin cewek demi keuntungan biar dijadiin atm hidup, itu sebutannya apa ya? Enaknya diapain?" tanya Taqi.

 

Taqi makin menyulut kompor. Suka deh. 

 

"Wah, itu namanya Dakjal. Cewek cair duit capek-capek, si cowok seenaknya melorotin dengan gaya bikin nyaman. Layak disunat tiga kali sih," jawab Imel berapi-api yang bikin makin meleduk.

 

Orang yang disindir dari tadi diam doang. Jadi penasaran gimana perasaannya ya?

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • suciasdhan

    Sukses, Mbak Arini

    Comment on chapter Chapter 1 (Kinari Allura)
Similar Tags
Lazy Boy
7304      1731     0     
Romance
Kinan merutuki nasibnya akibat dieliminasi oleh sekolah dari perwakilan olimpiade sains. Ini semua akibat kesalahan yang dilakukannya di tahun lalu. Ah, Kinan jadi gagal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri! Padahal kalau dia berhasil membawa pulang medali emas, dia bisa meraih impiannya kuliah gratis di luar negeri melalui program Russelia GTC (Goes to Campus). Namun di saat keputusasaa...
SILENT
5597      1678     3     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
Kani's World
1887      821     0     
Inspirational
Perjalanan cinta dan impian seorang perempuan dari desa yang bernama Kani. Seperti halnya kebanyakan orang alami, jatuh bangun dihadapinya. Saat kisah asmaranya harus teredam, Kani dituntut melanjutkan mimpi yang sempat diabaikannya. Akankah takdir baik menghampirinya? Entah cita-cita atau cinta.
Potongan kertas
948      491     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Rekal Rara
13357      3814     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. ▪▪▪ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7408      1669     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Denganmu Berbeda
11442      2894     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
After Feeling
6033      1940     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
Story of April
2610      926     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Unexpected You
512      362     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...