Read More >>"> Allura dan Dua Mantan (Chapter XIII (Adrish Alamar)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Allura dan Dua Mantan
MENU
About Us  

Sebelum ke A2T Cafebook, gue mampir ke UMY -Universitas Muhammadiyah Yogyakarta- terlebih dahulu. Kampus satu ini salah satu kampus inceran gue dulu. Soalnya keunggulannya banyak: program internasional, fasilitas memadai, lokasi strategis, paling utama banyak beasiswa. Sayang, pas mau daftar S2 di UMY nggak ada jurusan Matematika. Jadilah masuk ke UNS.

 

Gue ke kampus ini buat menemui Riant. Mencari tau bobroknya Renaldy. Gue telepon Riant dulu.

 

Tuttttt …

 

"Halo, siapa ya?"

 

"Oi, Bro. Ini gue, Adrish. Gue lagi ada di kampus lu nih. Bisa ketemu nggak? Soalnya ada yang mau gue tanyain, penting!"

 

"Duh, maaf banget. Gue lagi di Bantul nih. Kampung Istri. Mertua sakit soalnya."

 

"Gitu ya, Bro. Oke deh, lain waktu aja kita atur ketemu. GWS buat mertua lu ya."

 

"Makasih pengertiannya."

 

Agak kecewa emang. Namun, salah gue juga ke kampus ini nggak bilang-bilang dulu ke Riant. Daripada nggak ada hasil apa-apa, sekalian aja gue tanya beberapa mahasiswa atau mahasiswi di sini. Siapa tahu ada yang mengenal Renaldy

 

Ketika gue berjalan, gue berpapasan dengan cewek tomboy, memakai kaos, rambut pendek. 

 

"Mbak, tunggu. Saya mau nanya, kenal Ayden Renaldy nggak?"

 

"Ayden Renaldy yang mana ya?"

 

"Yang dosen di sini."

 

"Maaf, nggak kenal."

 

"Makasih, Mbak."

 

Gue berjalan lagi. Beberapa orang gue tanyain, jawabannya sama. Nggak kenal. Tiba-tiba ada pria berkemeja merah maroon dia berhenti di depan gue.

 

"Kamu Adrish Alamar, kan?" 

 

"Iya. Kamu siapa ya?" 

 

"Ini gue, Agus. Dulu kita sering ngeband bareng."

 

Gue menepuk jidat. "Astaga, jadi lu Agus. Hey, apa kabar? Kuliah di sini?"

 

"Iya, gue ambil magister hukum. Kamu ngapain di sini?"

 

Kami dulu waktu SMA dan kuliah sempat punya Band. Nah, dia vokalisnya. Gitu-gitu dia maniak nonton Drama Korea genre kriminal dan hukum. Ini yang membuatnya ingin jadi jaksa atau pengacara.

 

"Tadinya mau ketemu Riant. Masih inget kan?"

 

"Ah, iya. Riant keren banget dia sekarang. Jadi dosen, Bro."

 

"Gue juga dosen."

 

"Serius?" tanyanya nggak percaya.

 

"Emang tampang gue nggak cocok jadi dosen?"

 

"Bukan gitu. Kan kamu dulu paling bandel. Sampai pernah ditahan polisi sehari gara-gara berantem atau apa ya dulu?"

 

Sial, kenapa masih ada yang ingat bobroknya gue zaman dulu? 

 

"Lu kenal Ayden Renaldy nggak? Katanya dia dosen di sini."

 

Gue sengaja belokin pembicaraan. Biar nggak bahas aib gue mulu.

 

Dia garuk-garuk kepala yang entah ubanan atau kutuan. "Wah, aku anak baru sih di sini. Belum pada kenal dosen-dosen di sini. Kenalnya Riant doang."

 

"Oh gitu ya."

 

"Nanti aku tanya ke temenku yang hobi gaul sama dosen di sini deh. Siapa tau kenal sama Ayden Renaldy."

 

"Boleh. Kalau udah dapat infonya, kabari ya. Penting banget soalnya. Eh, nomor WA lu berapa?"

 

"Buat apaan, Bro?"

 

Agus dari dulu emang orangnya kepoan. Bahaya sih dijadikan teman. 


 

"Ada deh. Ntar gue ceritain kalau udah dapat info valid Ayden Renaldy beneran dosen di sini atau nggak?"


 

Kami pun bertukar nomor Whatsapp

 

Gue semakin yakin dia bukan dosen. Namun, cara buktikan ke Allura gimana?

 

***

 

Ketika gue datang ke kafe, si Taqi sudah nangkring di meja kasir. Gue terkejut.

 

"Tumben lu ke sini pagi. Nggak kerja?" tanya gue heran.

 

"Gue capek kerja. Mana nih di rumah sakit tantenya Allura masih aja centil kedip-kedipin mata, sok-sokan bawain makanan, sampai ngajak ke kantin bareng."

 

Tuh, kan kumat. Ditanya apa jawabnya apa. Mengobrol sama Taqi tuh mesti sabar.

 

"Sengaja ambil cuti sih demi gantiin Allura. Daripada Si Tengil yang jaga meja kasir ini. Kowe kok baru datang?" lanjutnya lagi.

 

"Tadi gue ke UMY dulu nyari tau Si Tengil."

 

"Terus dapat informasi apaan di sana?"

 

Renaldy lewat di hadapan kami. Dia terlihat pura-pura sibuk mengelap meja. Padahal gue tahu dia menguping pembicaraan kami. Terlihat jelas, matanya hanya fokus ke kami.

 

"Ada informasi penting banget loh. Masa yang katanya dosen, pas gue tanya mahasiswa atau mahasiswi di sana nggak ada yang kenal?" Sengaja gue kerasin. Pengen liat respons dia.

 

"Jangan-jangan dosen gadungan lagi."

 

Mantap benar julidan Taqi. Kena mental tuh orang.

 

Allahu Akbar (2x)

 

Kafe ini memang dekat sama masjid. Jadi setiap azan kedengaran banget.

 

"Pakdos, kita enaknya salat di masjid atau musala sini aja biar jamaah sama karyawan?"

 

"Kalau mereka mau jamaah bareng, ya kita di sini aja. Biar gue imamin. Kalau lagi pada dapet, kita ke masjid aja."

 

"Oke tak tanya karyawan dulu."

 

Taqi berjalan ke belakang. Menanyakan karyawan yang mau salat jamaah atau nggak.

 

"Renaldy, tutup kafe ya. Kita salat dulu."

 

"Baik, Pak Bos."

 

Taqi kembali. "Pak Dos, anak-anak siap salat jamaah."

 

"Okelah."

 

Kami pun siap-siap ambil air wudhu dulu. Berhubung kerannya terbatas, jadilah gue sama Taqi belakangan aja. Mengalah sama karyawan cewek.

 

"Sebenarnya tadi gue bohong. Aslinya gue nggak ketemu temen gue itu. Tapi gue ketemu temen dan nanyain soal Renaldy. Mereka nggak ada yang kenal Si Tengil. Jadi kita susah nih nunjukin bukti ke Allura."

 

"Terus kita mesti gimana dong?"

 

"Kita terus sindir aja biar Si Tengil. Biar dia kena mental jadinya ngaku dan resign dengan sendirinya."

 

"Ide bagus."

 

Mendadak Taqi menepuk jidat. "Astagfirullah, sempet-sempetnya kita gibahin orang pas mau wudhu."

 

Gue pun baru menyadari hal itu. Kami pun bergegas ambil wudhu.

 

***

 

Seusai salat, masih ada waktu 30 menit buat karyawan makan siang. Mereka makan siang di dapur. Ketika gue dan Taqi ke dapur, kebetulan ada Renaldy.

 

"Kami boleh makan siang dan sambil ngobrol sama kalian nggak?" tanya gue.

 

"Boleh banget Pak Bos. Apalagi sambil gibahin orang," timpal Imel semangat. Dia kembali menyuap bihun di kotak makannya.

 

"Kalian ya kadang-kadang suka nganu. Giliran gibah aja semangat," sahut Taqi.

 

"Menurut kalian nih ya kalau ada orang yang melamar kerja, tapi CV.nya halu belum terwujud, apalagi ngaku-ngaku jadi dosen gimana?"

 

"Wah, setau saya itu masuk pemalsuan dokumen. Kena pasal kayaknya. Coba nanti saya tanya temen yang lulusan hukum," tutur Diani.

 

"Kok tiba-tiba bahas CV halu? Emang di sini ada yang ngelamar kerja makai CV halu?" tanya Ira polos.

 

"Uhuk." Renaldy tersedak. 

 

Gue senyum-senyum sendiri. Berarti sudah kena mental.

 

Aruna yang dulu sempat masuk jurusan keperawatan, langsung sigap menepuk punggung Renaldy. "Makanya Mas Renaldy, kalau makan tuh pelan-pelan. Nih, minum dulu." Dia menyodor air ke Renaldy 

 

"Dikangenin Ayangnya kali," seru Diani.

 

"Kalau ada yang modusin cewek demi keuntungan biar dijadiin atm hidup, itu sebutannya apa ya? Enaknya diapain?" tanya Taqi.

 

Taqi makin menyulut kompor. Suka deh. 

 

"Wah, itu namanya Dakjal. Cewek cair duit capek-capek, si cowok seenaknya melorotin dengan gaya bikin nyaman. Layak disunat tiga kali sih," jawab Imel berapi-api yang bikin makin meleduk.

 

Orang yang disindir dari tadi diam doang. Jadi penasaran gimana perasaannya ya?

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • suciasdhan

    Sukses, Mbak Arini

    Comment on chapter Chapter 1 (Kinari Allura)
Similar Tags
Seiko
359      258     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Jelita's Brownies
2915      1259     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
97      70     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
Call Kinna
3897      1564     1     
Romance
Bagi Sakalla Hanggra Tanubradja (Kalla), sahabatnya yang bernama Kinnanthi Anggun Prameswari (Kinna) tidak lebih dari cewek jadi-jadian, si tomboy yang galak nan sangar. Punya badan macem triplek yang nggak ada seksinya sama sekali walau umur sudah 26. Hobi ngiler. Bakat memasak nol besar. Jauh sekali dari kriteria istri idaman. Ibarat langit dan bumi: Kalla si cowok handsome, rich, most wante...
Girl Power
1540      664     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Negeri Tanpa Ayah
8608      1925     0     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Palette
3918      1575     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
RUMIT
4124      1399     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Aku Benci Hujan
4944      1410     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Hujan Paling Jujur di Matamu
5404      1483     1     
Romance
Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah. Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis...