Loading...
Logo TinLit
Read Story - Allura dan Dua Mantan
MENU
About Us  

Gila luas banget kamar villa yang disewa Adrish. Dua kali lebih luas dari kamarku. Mana dilengkapi king bed, mini bar, televisi, AC, Netflix, dan kamar mandi dalam yang super mewah. Ada shower dua air. Air panas dan air dingin.

 

Aku live dulu ahh. Aku mengeluarkan ponsel di tas tangan. Lalu membuka Instagram. 

 

"Hay, Gaesss. Aku lagi liburan nih bareng all team A2T Cafebook. Sekarang aku mau review kamar villanya."

 

Aku balik ke kamera belakang. Aku arah kan kamera berbagai sudut kamar. "Luas banget kamar villanya. Dua kali kamar aku malah."

 

Aku berjalan lagi. Lalu membuka jendelanya. "Dari kamar ini kita bisa melihat pemandangan gunung dan alam yang hijau. Hmmm … seger banget."

 

Mendadak aku melihat ada yang komentar.

 

Liana Lee

Itu di villa mana, Mbak? Berasa familier.

 

"Aku juga nggak tau sih nama villanya. Soalnya yang sewa villa ini Pak Adrish. Tapi yang jelas lokasinya deket Merapi Park." Aku menjawab pertanyaan Liana Lee.

 

Bruk!

 

Aku menjatuhkan tubuh ke king bed. "Sumpah gaesss kasurnya empuk banget. Mana gede pula. Puas dan bakal bobok nyenyak aku malam ini."

 

Dasarnya aku pelor -nempel langsung molor- eh aku malah mengantuk. Aku menguap. Buru-buru kututup mulut. "Keknya aku ngantuk deh. Udahan dulu ya livenya. Entar disambung lagi."

 

***

 

"Waw. Siapa yang nyiapin semua makanan ini?" ujarku berdecak kagum melihat menu makanan di depanku. Menu ngeliwet. Ngeliwet adalah salah satu tradisi dari pulau Jawa yaitu makan bersama di atas daun pisang. Menunya biasanya nasi liwet, lauk-pauk, satutan dan lalapan serta sambal.

 

"Ya, Mbak Iralah. Siapa lagi coba yang jago masak," tutur Aruna.

 

Ira menggeleng. "Saya nggak sendirian kok masaknya. Dibantu Mbak Diani, Mbak Aruna juga."

 

Kami pun melahap makanan. Hmmm … nikmat sekali. Mereka juga sambil ketawa-ketawa. Duh, melihat mereka mataku berkaca-kaca. Suasanannya sederhana, tapi berkesan dan membahagiakan.

 

"Loh, kok nangis, Kin?" tanya Adrish yang duduk di seberangku. Pria satu ini dari awal kenal sampai sekarang selalu memberikan kejutan nggak terduga.

 

"Terharu aja. Udah lama banget aku nggak menikmati suasana hangatnya kebersamaan seperti ini," jelasku. Buru-buru aku menyeka air mata biar nggak terlihat cengeng di depan karyawanku sendiri.

 

"Pak Bos emang the best baiknya. Beberapa kali kerja di tempat orang, nggak pernah diajakin piknik dengan kehangatan kayak gini. Ngerasa nggak dibeda-bedain. Ya udah deh, aku nggak jadi resign," sahut Imel.

 

"Aku juga nggak jadi resign deh," timpal Diani nggak kalah.

 

Hatiku makin ambyar. Itu artinya usaha Adrish menyatukan mereka berdua berhasil. 

 

"Eh, kalian dah pada tahu belum doal kasus Eryani? Gila ya bisa-bisanya nipu cewek make gelar berderet." Imel kembali bersuara.

 

"Tau tuh. Emang si cewek nggak ada curiga-curiganya ya? Itu gelar apa aja coba? Panjang bener," celetuk Ira.

 

"Tanya tuh ke Renaldy. Dia pasti tau gelar apa aja yang dipake Eryani. Dia kan dosen."

 

"Uhuk." Renaldy terbatuk. Dengan sigap Taqi menyodorkan minuman ke Renaldy.

 

Renaldy meneguk air yang diberikan Taqi. "Setau saya itu gelar S1 semua."

 

"Wah, Renaldy ternyata dosen toh. Saingan sama Pak Bos dong," timpal Aruna.

 

"Renaldy, udah berapa lama jadi dosen?" tanya Taqi.

 

"Hmmm … anu … baru satu tahunan kok, Pak."

 

"Umur Renaldy berapa sih Pak Bos? Keliatannya masih muda banget." Imel mulai kepo.

 

"Di CV sih nggak ada nyamtumin tanggal lahir. Dia cuma cantumin lulus SMA tahun 2019. Sedangkan lulus kuliah 2021. Hebat banget kan kuliah dua tahun doang? Saya aja empat tahun lebih. Nyaris dibully mahasiswa abadi." Taqi yang menjawab pertanyaan Imel.

 

"Kalau kayak gitu, saya hitung sih umur Renaldy 22 tahun ya. Lahir 2000? Atau 1999?"

 

"Kamu terlalu cepat menyimpulkan umur saya," kilah Renaldy.

 

"Wah, berarti masih muda banget dong. Seumuran adekku," sahut Diani.

 

"Saya menghitung dari tahun kelulusan Renaldy."

 

"Gimana rasanya jadi dosen? Terlebih masuknya pas pandemi ya. Cerita dong pengalaman ngajar kuliah online."

 

"E … ya gitulah kira-kira. Panjang diceritain." Renaldy terlihat minum lagi. "Maaf saya ke toilet dulu."

 

Aku jadi curiga kenapa Adrish dan Taqi terkesan menginterogasi Renaldy. Apa jangan-jangan mereka menyembunyikan sesuatu? Nanti aku tanya deh. Sekarang fokus makan dulu aja."

 

Ketika usai makan, aku mau bantu beres-beres bersihin. Namun, dicegah anak-anak. "Bu Bos ngapain? Udah, Bu Bos duduk santai di pendopo bareng dua Pak Bos aja sana. Soal beberes biar kami yang ngerjain," ucap Diani.

 

"Bener nih nggak mau dibantuin?"

 

"Iya."

 

Ya udah akhirnya aku melangkah ke pendopo menyusul Taqi dan Adrish. Ini kesempatan aku menanyakan soal Renaldy.

 

"Adem ya suasananya. Kowe bisa ae milih tempat yang bagus." Taqi memandang lurus ke depan mengarah ke pemandangan gunung. Lokasi villa ini dekat dengan Merapi Park.

 

"Iya dong."

 

"Aku mau nanya."

 

"Nanya apa?"

 

"Kalian pas makan tadi kok terkesan menginstrogasi Renaldy ya?"

 

"Ah, masa iya? Bisa aja tuh. Perasaanmu aja tuh," sahut Taqi.

 

"Kalian nggak ada nyembunyiin sesuatu dariku kan?" tanyaku serius. Aku menatap tajam mereka. Mencoba mencari kebenaran dari mata mereka.

 

"Nyembunyiin apa? Nyembunyiin perasaanku ke kamu? Nggak usah disembunyiin, kamu udah tau kalau dari dulu cintaku nggak berubah," tutur Adrish. 

 

Sialnya, mereka menghindari tatapanku. Entah mereka terlalu fokus pemandangan di depan atau memang sedang berbohong.

 

***

 

Waktu terus berlalu. Malam pun tiba. Kami barbequean tradisional alias bakar-bakar sate dan jagung di dekat kolam renang. Lagi-lagi aku nggak boleh bantuin mereka. Katanya bos kudu duduk cantik menunggu makanannya datang aja. Ah, dasar mereka. 

 

Taqi sama Adrish masih di kamar. Katanya mau mau salat, wirid yang panjang, baca Yasin, Al-mulk dulu sampai Isya mumpung malam Jumat. Harus kuakui serta patut kuacungi jempol bahwa agama mereka memang bagus. Makanya aku pernah jatuh cinta dengan mereka berdua. Mungkin ini alasan Allah nggak menjodohkanku dengan salah satu dari mereka. Mereka terlalu masyaallah untuk diriku yang astagfirullah. Buktinya habis salat Magrib aja doa bentar, langsung kabur ke sini menyusul anak-anak. Beberapa dari mereka ada yang lagi halangan.

 

Tiba-tiba Ira menghampiriku dengan membawa sepiring sate.

 

"Bu Bos coba cicipi. Satenya udah pas belum tingkat kematengannya?"

 

Aku cobain satenya. "Hmmm … enak. Pas kok tingkat kematengannya. Empuk."

 

"Oiii … gaes. Tingkat kematengannya udah pas!" teriak Ira biar Imel dan lain-lain stop kipasin satenya biar nggak gosong.

 

Ketika Ira mau kembali ke pembakaran sate. Aku tahan tangannya. "Eh, gaesss gue mau kasih informasi penting ke kalian Jumat nanti Leci bakal mukbang di kafe kita. Terus kita juga adain kelas antologi senandika mentornya Leci. Gue mau kafe kita bukan cuma tempat makan dan minum, tapi juga wadah penulis buat belajar menulis."

 

"Wah, gila. Keren banget idenya Bu Bos," celetuk Aruna dengan mata berbinar.

 

Adrish datang langsung nyomot sate yang baru matang. "Banner info kelas antologinya udah siap?"

 

"Belum sih."

 

"Ya udah, minta Renaldy aja yang bikin. Kan di CV dia tertulis keahliannya editing dan mangatur Instagram biar rapi."

 

"Boleh juga sih."

 

Pandangan Allura beralih ke Ira. "Jadi ya Ir, di kafe tolong siapin menu samyang yang super enak ya buat Leci."

 

"Serius Bu Bos?"

 

"Iya. Bisa kan Samyang atau masakan Korea? Si Leci suka makanan yang pedes dan berbau Jejepangan taua Kekoreaan."

 

"Insyallah, bisa. Saya ke sana dulu ya biar cepet kelar nyatenya."

 

Ira kembali ke tempat pembakaran sate dan jagung. Dan seketika aku melihat Renaldy merenung di ayunan. Kuhampiri dia. Beruntung ayunan dua. Jadi aku bisa duduk di sebelahnya.

 

"Renaldy, kok sendirian aja? Nggak mau berbaur sama yang lain?"

 

"Saya kan anak baru, sungkanlah berbaur sama para wanita."

 

"Kalau sungkan berbaur dengan wanita, kan bisa berbaur sama Adrish dan Taqi. Kamu sama Adrish kan sama-sama dosen. Pasti satu frekuensi pembahasan obrolannya."

 

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru digibahi, Adrish sama Taqi muncul di depan pintu. "Oiii … Kinari dan Renaldy ayo makan. Udah mateng tuh sate dan jagungnya."

 

"Maaf, Mbak. Mbak duluan aja ke sananya. Nanti saya nyusul. Saya lupa ternyata belum salat Isya."

 

Dahiku mengernyit. Lupa salat Isya? Isya kan baru sepuluh menit lalu. Makanya Adris dan Taqi keluar kamar. Pasti mereka abis salat Isya. Entah kenapa firasatku mengatakan Renaldy sengaja menghindari kami. Ada apa coba? 

 

"Loh, kok Renaldy malah kabur?"

 

"Katanya mau salat Isya dulu."

 

Adrish dan Taqi saling berpandangan dan melempar kode. Aku semakin heran tingkah mereka. Apa yang mereka sembunyikan dariku?

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • suciasdhan

    Sukses, Mbak Arini

    Comment on chapter Chapter 1 (Kinari Allura)
Similar Tags
Antic Girl
147      122     1     
Romance
-Semua yang melekat di dirinya, antic- "Sial!" Gadis itu berlalu begitu saja, tanpa peduli dengan pria di hadapannya yang tampak kesal. "Lo lebih milih benda berkarat ini, daripada kencan dengan gue?" tanya pria itu sekali lagi, membuat langkah kaki perempuan dihadapannya terhenti. "Benda antik, bukan benda berkarat. Satu lagi, benda ini jauh lebih bernilai daripada dirimu!" Wa...
Gi
1199      696     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...
Aku Biru dan Kamu Abu
834      487     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
LUKA TANPA ASA
9296      2260     11     
Romance
Hana Asuka mengalami kekerasan dan pembulian yang dilakukan oleh ayah serta teman-temannya di sekolah. Memiliki kehidupan baru di Indonesia membuatnya memiliki mimpi yang baru juga disana. Apalagi kini ia memiliki ayah baru dan kakak tiri yang membuatnya semakin bahagia. Namun kehadirannya tidak dianggap oleh Haru Einstein, saudara tirinya. Untuk mewujudkan mimpinya, Hana berusaha beradaptasi di ...
Story of April
2610      926     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Kembali Utuh
816      488     1     
Romance
“Sa, dari dulu sampai sekarang setiap aku sedih, kamu pasti selalu ada buatku dan setiap aku bahagia, aku selalu cari kamu. Begitu juga dengan sebaliknya. Apa kamu mau, jadi temanku untuk melewati suka dan duka selanjutnya?” ..... Irsalina terkejut saat salah satu teman lama yang baru ia temui kembali setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba menyatakan perasaan dan mengajaknya membi...
Manuskrip Tanda Tanya
5759      1734     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
KEPINGAN KATA
536      342     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9953      2248     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Take It Or Leave It
6380      2041     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...