Loading...
Logo TinLit
Read Story - Girl Power
MENU
About Us  

"Apa-apaan ini? Berita macam apa lagi ini? Kim Mingyu ini, benar-benar tidak sadar pada situasi. Sunmi lagi, Sunmi lagi. Dasar gadis pembawa malapetaka! Dia sudah kutendang dari KSJ pun malah menyeret anakku yang lain ke dalam berita sialan ini." Kim Seokjin merasa naik pitam akibat berita yang tersebar pagi ini. Ia merasa gemas dengan berita yang beredar luas mengenai Kim Mingyu. Di dalam foto sebuah artikel, tampak seseorang yang menyerupai Mingyu bersama seorang wanita. Sang Direktur tahu dengan jelas bahwa sosok itu memang benar adalah Kim Mingyu dan gadis yang sedang bersamanya ialah Han Sunmi.

Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu terdengar kala Kim Seokjin sedang meracau. "Masuk!" perintahnya kepada seseorang di luar pintu. Tampak wajah Jeon Jeongkook muncul dari balik pintu. Ia pun berkata, "Kim Mingyu ingin bertemu Anda, Pak."

"Suruh dia masuk, aku ingin mendengar penjelasannya secara langsung. Berita ini tidak bisa dibiarkan begitu saja!"

"Baik."

***

"Kim Mingyu, ada apa ini? Mengapa kau diberitakan berkencan?"

Mingyu menyunggingkan senyuman di wajahnya, "Berikan aku kesempatan untuk melakukan klarifikasi. Berita itu sangat tidak kredibel. Bahkan, wartawan itu hanya mampu menduga-duga, bukan? Dia tidak tahu dengan pasti kalau wanita itu adalah Sunmi. Sebenarnya gadis itu adalah temanku, aku tidak bisa menjelaskan yang mana karena masalah privasi. Dia bukan artis dan pastinya akan merasa terganggu akan hal ini. Pastinya, bukan Sunmi. Sama sekali bukan Sunmi. Aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi semenjak kau mengeluarkannya dari KSJ."

Kim Seokjin terdiam. Ia mendengarkan penjelasan Mingyu dengan cermat. Ia sangat mempercayai ucapan Mingyu. Sebab, Mingyu tidak pernah mengecewakannya sekalipun. Sehingga ia tidak pernah meragukan ucapan yang keluar dari mulutnya meskipun Mingyu tengah berdusta.

Dalam hati, Mingyu ingin tertawa terbahak-bahak saat memandangi wajah sang Direktur. Ekspresinya begitu serius.

"Bagus kalau begitu. Aku akan menyiapkan tempat untukmu melakukan klarifikasi. Memang sepatutnya kau melakukan hal itu untuk meluruskannya. Berani-beraninya wartawan itu ingin mencoreng namamu dengan berita konyol ini. Tapi, ingat Kim Mingyu! Tidak ada kencan selama menjalani kontrak dengan KSJ. Camkan itu!"

"Aku tahu dengan sangat jelas. Aku juga belum tertarik untuk berkomitmen dengan seseorang. Kau bisa percaya padaku, Direktur Kim."

"Baiklah, kalau begitu pembicaraan kita tentang berita kali ini selesai dan kau boleh keluar."

"Terima kasih, Direktur Kim telah percaya padaku."

Ketika Mingyu sedang melangkah menuju pintu. Kim Seokjin berkata, "Tidak ada waktu untuk bersenang-senang dengan wanita. Ketika kamu mulai jatuh cinta, ketika itu pula karirmu terganggu. Contohnya saja hari ini. Bahkan, gadis yang bukan kekasihmu diberitakan bahwa dia merupakan kekasihmu. Bagaimana jika gadis itu sungguh-sungguh kekasihmu? Pasti para wartawan akan memburunya habis-habisan. Namamu sedang melambung kini. Jadi, jangan bersikap sembarangan atau terlihat berduaan dengan seorang wanita. Berhati-hatilah di luar sana. Banyak mata yang diam-diam ingin menerkammu, Mingyu! Ada saatnya nanti kau bisa bersenang-senang. Bersabarlah!"

Kim Mingyu yang telah berdiri di depan pintu sembari memegang knop pintu menghentikan langkahnya untuk mendengar ucapan Kim Seokjin.

"Kata-katamu akan selalu kuingat, Direktur Kim. Kau tenang saja. Aku adalah seorang penyabar." Mingyu pun keluar dari ruangan.

***

Siang ini, Mingyu sudah bersiap untuk melakukan klarifikasi tentang berita yang beredar. Ia telah sangat siap untuk menjelaskan. Para wartawan telah duduk berkumpul di tempat masing-masing. Mereka memberi Mingyu tatapan sangar. Mereka seperti bersatu ingin menyerang Mingyu. Namun, Mingyu penuh percaya diri. Wajahnya menunjukan sebuah keberanian. Seperti sedang bersiap melawan musuh di medan perang. Matanya mencari sosok wartawan yang ia curigai semalam. Ia mendapati seorang wartawan pria yang menyerupai dengan sosok pria semalam dikejarnya. Namun, masih belum dipastikan. Apakah benar pria itu yang dikejarnya? Ia ragu karena tidak memiliki cukup bukti.

***

"Selamat siang. Saya, Kim Mingyu, anggota Gold Lion. Pagi ini saya mendapatkan berita kurang menyenangkan dari sebuah situs berita, Dipa News. Berita tersebut bersangkutan dengan saya sendiri. Dalam berita ini, saya dikabarkan sedang bersama seorang wanita dengan inisial HSM," Mingyu pun terkekeh lantas melanjutkan kembali ucapannya, "Berita ini 100% salah besar. Semalam, saya memang bersama seorang wanita. Namun, dia bukanlah HSM mantan anggota GP. Dia adalah teman saya. Saya tidak bisa menunjukan identitasnya, karena dia hanyalah orang biasa yang pasti merasa terganggu jika identitasnya diketahui khalayak umum. Dia bukanlah seorang yang ada di dunia hiburan. Aku tekankan, dia bukan HSM yang kalian duga. Sekali lagi, bukan HSM! Tidak ada kencan dalam hidup saya untuk saat ini. Saya rasa semuanya sudah jelas dan tidak ada lagi berita-berita yang beredar tentang hal ini. Terima kasih."

Setelah selesai melakukan klarifikasi, Mingyu lekas beranjak pergi. Para wartawan pun mengejar Mingyu. Namun, pria betubuh tinggi 186cm itu tidak peduli. Ia segera masuk ke dalam mobil lalu duduk santai sembari memejamkan matanya. Ia menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Di luar, para wartawan masih penasaran. Beberapa wartawan berteriak menyebut nama Mingyu dan bertanya, walaupun Mingyu tidak akan menjawab. Mereka mengerumuni mobil Mingyu. Hari ini Mingyu memiliki jadwal bersama grupnya untuk menghadiri sebuah acara program televisi. Tring! Sebuah pesan masuk. Ia yang memang sedang memegang ponsel pun diam-diam menahan senyuman. Pesan dari Sunmilah yang membuatnya ingin tersenyum.

'Mingyu, terima kasih karena tidak menyebut namaku. Kalau ada waktu luang datang ke kafe. Aku akan mentraktirmu.'

Mingyu pun membalas pesan tersebut. 'Aku akan datang ke sana sore ini. Janji ya! Aku akan memesan banyak makanan di sana. hehe ....'

***

Sesuai dengan perjanjian. Mingyu datang ke kafe pukul 5 sore. Ia mengenakan kaos oblong putih, celana jeans serta topi putih. Tidak lupa masker wajah yang wajib ia gunakan. Ia tidak ingin bergaya terlalu mencolok di depan umum. Setibanya di kafe, Mingyu segera menghampiri meja kasir. Sunmi yang sedang berdiri melayani pelanggan seperti biasa tidak mengenali Mingyu. Senyuman Mingyu tertutup masker. Ia pun membuka sedikit masker wajahnya lantas berbisik, "Sunmi, ini aku, Mingyu."

Sunmi yang mendengar bisikan Mingyu, mengamati wajah pria yang berdiri di hadapannya. Sunmi pun melakukan hal seperti biasa. Bertanya prihal makanan dan minuman apa yang akan dipesan. "Selamat sore, selamat datang di kafe Te Amo. Ingin pesan apa?"

"Chocolatte 1 dan Red Velvet Cheese 1," ujar Mingyu santai.

"Ada lagi?" tanya Sunmi.

"Kau akan mentraktir semua yang kupesan? Yakin?" oceh Mingyu menyindir.

"Tidak. Hanya pesanan pertama yang kutraktir. Pesanan selanjutnya bayar sendiri," balas Sunmi jengkel.

"Katanya semua makananku akan kau traktir."

"Aku tidak pernah berkata begitu."

"Iya, iya. Aku bercanda. Jangan marah begitu!"

"Ini pesananmu, selamat menikmati."

Mingyu mencari tempat duduk di dekat meja kasir. Beruntung, sore ini pelanggan tida sebanyak kali pertama ia kemari. Mingyu tetap mengenakan topinya. Ia hanya melepas maskernya. Untuk memasukan sepotong kue ke mulutnya, tentu saja harus melepas masker. Namun, ia tetap waspada. Ia tidak ingin orang-orang di sekitarnya menyadari keberadaannya.

Keadaan kafe cukup sepi. Hujan turun deras. Sunmi memutuskan untuk menghampiri Mingyu perlahan kemudian bicara dengan suara pelan, "Mingyu, temanku merupakan penggemarmu, katanya boleh tidak, foto bersama denganmu?"

"Di mana temanmu?"

"Ikut aku ke dapur! Mereka menunggu di dapur!"

"Baiklah, ayo."

"Terima kasih."

***

Saat kembali menuju tempat duduknya, Mingyu memicingkan matanya. Ia mendapati Sunmi sedang bersenda gurau dengan seorang karyawan pria. Wajah Mingyu berubah menjadi masam. Ia berdeham sekali. Suara dehamannya cukup keras sehingga cukup untuk membuat Sunmi dan temannya menghentikan percakapan. Mereka pun terdiam dan saling menatap. Sunmi bergegas memberi segelas air putih untuk Mingyu. Ia melihat bahwa minuman Mingyu telah habis. Sebab, tampak dari gelas bening yang tampak kosong.

"Ada apa? Tenggorokanmu gatal?"

Mingyu terperangah mendengar pertanyaan Sunmi. Ia lantas terkekeh geli akibat pertanyaan itu. Ia pun menjawab pertanyaan Sunmi, "Ia tenggorokanku rasanya gatal. Sangat gatal!" Mingyu menekankan kata gatal pada kalimatnya, "Kau tidak bisa menemaniku mengobrol di sini?" Mingyu berbisik, ia tidak ingin teman-teman Sunmi mendengarnya.

"Aku sedang bekerja, aku kemari untuk mengantarkan air putih ini. Aku khawatir terjadi sesuatu pada tenggorokanmu."

"Iya, tenggorokanku sangat-sangat gatal!"

"Cepat minum!" titah Sunmi tegas.

"Iya, ini aku minum. Lihat!" Mingyu pun meminum segelas air putih yang Sunmi berikan padanya.

"Mingyu," sapa seseorang heran, "Kau ada di sini juga?"

"Hyeong?" Mingyu terkejut atas kedatangan Park Junsu. Junsu bergegas menuju meja kasir untuk memesan makanan serta minuman. Mingyu terlihat kikuk dan mulai merasa tidak nyaman. Keberadaannya di kafe Te Amo, diketahui seseorang yang dikenalnya. Ia khawatir bahwa Park Junsu akan bertanya kepada dirinya, tentang dari mana ia mengetahui Sunmi bekerja di kafe tersebut. Ia berharap bahwa Park Junsu tidak menanyakan hal itu.

"Hei, Mingyu! Apa kau tahu kalau Sunmi bekerja di kafe ini?"

'Astaga! Baru saja aku berharap tidak muncul pertanyaan seperti itu.' Mingyu bergumam di dalam hati.

"Aku tidak tahu. Hanya kebetulan saja." Mingyu mencoba berbohong. Mingyu merasa bersalah kepada semua orang. Akhir-akhir ini ia terus melakukan kebohongan. Demi kebaikan, pikirnya.

"Benarkah?" Park Junsu berpura-pura tidak percaya.

"Sungguh, Hyeong."

"Iya, iya. Aku percaya. Percaya bahwa kau sedang berbohong," ujar Park Junsu serius. Wajah Mingyu mulai memerah. Pipinya merona akibat serangan kalimat dari Park Junsu. Pria tampan itu kehilangan kata-katanya. Ia tidak mampu untuk membalas ucapan Park Junsu.

 

 

 

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Equivalent [18+]
4787      1230     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Let's See!!
2280      968     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Play Me Your Love Song
4685      1617     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Gi
1167      678     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...
Hello, Kapten!
1480      739     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Mr.Cool I Love You
135      119     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
I'm not the main character afterall!
1373      711     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Gray November
3764      1298     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
START
313      211     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ 😂 apalagi 21+😆 semuanya bisa baca kok...🥰 Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
Potongan kertas
923      481     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...