Pagi ini, Sunmi bangun lebih pagi. Setelah mandi dan berpakaian rapi, ia lekas beranjak menuju sebuah minimarket. Ia membeli beberapa roti dan susu untuk sarapan sebelum pergi menuju kafe, tempatnya melamar pekerjaan. Ia tidak hiraukan pandangan orang di sekitarnya. Banyak mata tertuju padanya seraya saling berbisik. Gadis bertubuh langsing itu menghela napasnya berat. Namun, ia mencoba untuk menyemangati diri. Selesai melahap sarapannya, ia segera menuju kafe. Setibanya di kafe, ia bertemu dengan seorang pria yang sedang membuka pintu. Sunmi menyapa pria itu ramah. Rupanya, dialah sang pemiliki kafe. Kafe tersebut baru buka selama satu minggu. Sang pemilik kafe membutuhkan 3 pegawai, tetapi ia baru mendapatkan 1 pegawai. Jika Sunmi diterima bekerja di kafe itu, maka jumlah pegawai bertambah menjadi 2. Selang 20 menit, pemiliki kafe menerima Sunmi sebagai pegawai di sana. Awalnya, muncul keraguan. Sebab, sang pemilik kafe tahu siapa Sunmi. Mantan seorang girlgrup terpopuler.
"Tenang saja, Bos. Semua aman. Aku jamin. Tidak akan ada yang mengenaliku jika tanpa make-up nanti. Akan kuhapus make-up di wajahku. Aku tidak akan berdandan mencolok."
Sang pemilik kafe pun setuju, karena ia pun membutuhkan pegawai. Sunmi tidak mempermasalahkan masalah biaya gaji. Ia hanya membutuhkan uang untuk menyambung hidup. Ia tidak akan hidup dalam kemewahan lagi untuk kali ini. Ia sadar, kehidupannya telah berbeda kini. Tidak ada lagi barang-barang mewah yang akan ia dapatkan dengan mudah. Ia perlu berhemat. Ia tidak ingin menghambur-hamburkan uang hasil jerih payahnya selama ini. Akhirnya, hari itu juga Sunmi mulai bekerja di kafe. Ia bekerja dengan santai tanpa beban. Pekerjaannya kini hanya melayani pelanggan sebagai kasir.
***
"Perkenalkan, saya Park Junsu selaku manajer Girls Power. Saya mewakili pihak KSJ Entertainment, akan angkat bicara tentang isu yang beredar mengenai Han Sunmi." Park Junsu menjauhkan mic-nya sejenak. Ia menghela napas dalam sekejap. Dalam benaknya hadir wajah Han Sunmi yang sedang menangis di dalam mobil kala itu. Park Junsu teringat kembali memorinya tentang Sunmi.
"Saya akan to the point saja. Pertemuan antara Han Sunmi dan Produser Gu Majin memanglah terjadi, tetapi berita simpang siur terkait 'transaksi' yang bermakna ambigu. Itu hanyalah sebuah fitnah keji yang sudah pasti bertujuan untuk menjatuhkan nama baik Sunmi, Girls Power, KSJ Entertainment serta Produser Gu Majin. Seperti apa yang telah Produser Gu lakukan, kami juga melaporkan hal ini kepada yang berwenang. Kami akan mengusut tuntas tentang hal ini," ujar Park Junsu tenang. Ia menghentikan ucapannya kembali. Mulutnya terasa kering. Ia pun meminum segelas air putih yang berada di hadapannya, kemudian kembali melanjutkan ucapannya, "Satu lagi, berita tentang Han Sunmi yang keluar dari KSJ Entertainment kami nyatakan benar adanya. Sekarang Han Sunmi bukan lagi anggota Girls Power. Hanya itu yang dapat kami sampaikan. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua rekan media yang hadir. Kami mohon maaf karena tidak akan menjawab pertanyaan apapun lagi. Kami undur diri dan sekali lagi terima kasih."
Konferensi pers yang dilakukan pihak KSJ Entertainment telah selesai. Park Junsu kerap kali menyesal karena merasa bersalah kepada Sunmi. Ia masih merasa bahwa dirinya adalah penyebab isu ini terjadi dan membuat hidup Sunmi menjadi kacau. Gagal debut menjadi aktris, mendapatkan isu skandal, dan keluar dari KSJ. Bahkan, ia belum sempat meminta maaf atas hal itu kepada Sunmi. Ia masih belum berani berhadapan dengan Sunmi. Kesalahannya begitu besar sebagai manajer yang seharusnya bisa lebih berhati-hati.
***
Di kafe tempat Sunmi bekerja, terdapat sebuah televisi yang sedang menyala. Televisi tersebut terletak di sudut atas bagian dapur kafe. Tayangan yang sedang berlangsung, merupakan klarifikasi tentang dirinya yang diilakukan oleh pihak KSJ Entertainment. Sunmi yang sedang mencuci tangan pun, diam-diam mendengar suara dari televisi. Ia sudah tidak ingin mendengar kata KSJ Entertainment lagi. Seolah telinganya sakit jika mendengarnya. Ia juga tidak ingin rasa stres terus menderanya. Namun, Park Junsulah yang membuatnya bertahan di dapur. Suara pria itu menimbulkan kesedihan kembali. Park Junsu merupakan salah satu orang yang selalu melindunginya. Ia tidak ingin menangis, sehingga memutuskan untuk segera meninggalkan dapur.
Setelah keluar dari dapur, ia melanjutkan pekerjaannya. Melayani pelanggan yang akan memesan makanan ataupun minuman. Seorang pelanggan menatapnya diam-diam. Mengamati wajah Sunmi lama, kemudian berbisik, "Wajahmu cantik, seperti Han Sunmi Girls Power."
Sunmi hanya membalasnya dengan ucapan terima kasih, tanpa menatap kembali sang pelanggan. Ia tidak ingin ada satu pun orang yang menyadari bahwa dirinya adalah Han Sunmi mantan anggota Girls Power.
***
Tok! Tok! Tok! Kim Mingyu mengetuk pintu dengan kencang. Ia sedang berada di sebuah gedung berlantai empat yang berada di pinggiran Kota Seoul. Pada lantai satu gedung tersebut merupakan sebuah restoran kecil. Lantai kedua merupakan tempat tinggal pemilik restoran. Kini, Mingyu berada di lantai tiga. Ia kembali mengetuk pintu karena tidak ada yang membukakan. Ketukan ketiga pun kian kencang. Pintu pun terbuka. Seorang pria yang berwajah kusut dan berpakaian lusuh muncul dari balik pintu. Mingyu menunjukan sebuah kartu nama. Sebuah nama terpajang dalam kartu. Jeon Jeongkook.
"Dapat dari mana kartu namaku?"
"Tidak penting."
Jeon Jeongkook adalah seorang detektif swasta. Jeongkook pun membuka pintu dengan lebar, lantas membiarkan Mingyu masuk ke tempat tinggalnya yang tampak berantakan. Kaos, celana, sisa makanan, semua berserakan dalam satu ruangan.
"Maaf, tempat tinggalku berantakan. Aku belum sempat membersihkannya. Jadi, harap maklum. Ada apa datang kemari?" ujar Jeongkook penasaran. Ia tahu, pria yang mendatangi tempat tinggalnya sudah dipastikan memiliki keperluan penting.
"Aku, Kim Mingyu. Pernah melihatku?" tanya Mingyu santai.
"Pernah," jawab Jeongkook singkat.
"Jadi, kau tahu siapa aku?" tanya Mingyu, lagi.
"Tentu saja, tidak!" jawab Jeongkook seraya menyeringai.
"Kau bilang pernah melihatku."
"Aku pernah melihatmu, saat ini aku sedang melihatmu."
Mingyu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu mengoceh geram, "Maksudku sebelumnya. Huh! Itu namanya kau belum pernah melihatku."
"Maaf, kalau begitu," kata Jeongkook seraya terkekeh.
"Baiklah. Begini, aku membutuhkanmu untuk menyelidiki kasus Han Sunmi Girls Power."
"Han Sunmi? Bukankah dia sudah keluar dari Girls Power?"
"Ya, itu dia masalahnya. Aku ingin tahu, mengapa Direktur Utama kami, Kim Seokjin mendepak Sunmi? Kejadian itu sangat tidak masuk akal menurutku. Ada yang janggal."
Jeongkook tersenyum medengar ucapan Mingyu. Ia pun menanyakan tentang upahnya dalam bekerja.
"Begini, agar lebih mudah dalam mencari informasi, aku ingin kau bekerja di perusahaan kami. Direktur kami, Kim Seokjin sedang membutuhkan staf keamanan, maksudku pengawal pribadi. Kau bisa menjadi seorang pengawal pribadi?"
"Pengawal pribadi? Itu hal mudah bagiku. Menyamar adalah salah satu kehlianku."
"Wah, itu bagus! Jadi, kau bisa memiliki upah double dalam satu kali bekerja. Sambil menyelam minum air. Aku akan merekomendasikanmu kepadanya. Ia sangat percaya padaku. Jadi, kau harus bersiap-siap mulai hari ini."
Mingyu memaparkan penjelasan yang lebih detail kepada Jeongkook tentang tugasnya sebagai detektif dan pengawal pribadi Kim Seokjin. Usai menjelaskan, Jeongkook mulai paham. Ia menyetujui pekerjaan yang Mingyu tawarkan.
"Kalau begitu, besok pukul 7.30 pagi, kau harus sudah tiba di perusahaan kami, KSJ Entertainment. Jika tidak, semua kesepakatan ini batal dan aku akan mencari detektif lain."
"Tenang saja, aku selalu tepat waktu. Kau tidak akan menyesal telah datang kemari dan menawarkan pekerjaan ini padaku. Kau datang pada orang yang tepat." Jeongkook membanggakan dirinya. Mingyu pun berpamitan pulang. Ia menaruh banyak harapan pada Jeongkook. Ia bersungguh-sungguh ingin menguak alasan mengapa Han Sunmi ditendang oleh Kim Seokjin? Tanda tanya besar masih bertandang dalam pikirannya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Sebuah nama muncul pada layar. Paman Taehyung.