Read More >>"> Bus dan Bekal (Kita Akan Cari Pelakunya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bus dan Bekal
MENU
About Us  

Semua yang ada di sana menatap punggung Aldi yang kian menjauh. Mereka tak tahu emosi apa saja yang kini dirasakan oleh cowok itu. Apakah marah saja? Apakah marah dan khawatir? Apakah ada perasaan lainnya? Lalu jika memang Satria benar bersalah, apakah mereka tetap akan menjadi teman?       

Mentari menghela napas pelan. Ia menoleh pada Angel. Cewek itu mengangkat bahunya. Ia seakan bisa tahu apa lagi yang sekarang harus dikatakan Mentari.

"Kalo ... misalnya Satria beneran salah, kalian mau maafin dia, nggak?" tanya Mentari pada Rio dan Iqbal.

"Pasti gue maafin," jawab Rio. Mentari lega sekali mendengarnya. "Gue juga nggak mau kalo dia keluar dari Quwela." Rio menoleh pada Iqbal yang sedari tadi diam membisu. Ia bertanya bagaimana pendapat temannya itu.

"Sama," jawab Iqbal.

"Syukurlah kalo gitu." Mentari menanggapi dengan senang. Ia diam sebentar, lalu kembali bertanya. "Terus, menurut kalian Satria beneran salah, nggak?"

Rio mengeluarkan napas panjang yang dapat didengar oleh semua orang yang ada di sana. Mereka yang ada di sana memusatkan perhatiannya pada cowok itu. Menunggunya mengatakan sesuatu.

"Satria itu ... anak yang nggak macem-macem setahu gue. Nggak suka berantem, humoris, ya males kalo disuruh kalo belajar. Kalian juga tau kalo dia sering bolos kelas  dan dia cinta mati sama drum-nya. Kadang gue nggak suka kalo dia keseringan main drum daripada belajar. Tapi gue juga tau mau dibilangin kayak apa juga dia bebal. Jangankan gue, sahabatnya sendiri aja nggak bisa nyegah kalo keinginan dia itu emang bolos kelas." Rio melirik Mentari sebentar, lalu melanjutkan, "dia banyak yang suka, dan yang nggak suka juga selalu ada. Setahu gue, dia temenannya sama anak-anak baik, sih. Maksudnya, bukan anak-anak yang ... berandal."

Yang lain diam mendengarkan. Rio berhenti berbicara selama beberapa menit, mengambil jeda panjang sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Jadi ... gue sedikit nggak percaya kalo Satria punya barang kayak gitu. Gue juga setuju sama lo, Ri, kalo Satria dijebak. Kayaknya itu perbuatan orang yang nggak suka sama dia." Rio menatap Mentari yang menganggukkan kepala padanya.

"Syukurlah kalo lo mikir kayak gitu," ujar Mentari, kemudian cewek itu menoleh pada Iqbal. "Kalo, lo, Bal?"

"Kurang lebih sama kayak Rio. Tapi kalo misalnya Satria beneran kasus, gue pengennya dia masih jadi member Quwela. Ya, setelah apa yang harus dia lakuin itu selesai. Gue yakin kalo kemungkinan buruknya, dia pernah make, nanti dia pasti berhenti." Iqbal berujar dengan tenang.

"Tapi, Guys. Kalian ngelupain sesuatu yang penting banget, dan itu ada sama Satria sendiri," kata Angel.

Ketiga orang yang ada di sana langsung menatap cewek tersebut dengan kedua alis bertaut. Lewat tatapannya mereka mempertanyakan apa maksud perkataan Angel itu.

 

"Kenapa, Ngel?" tanya Mentari.

Angel membasahi bibirnya dulu sebelum menjawab. "Kalo Satria beneran punya barang itu, iya, dia bakal diurus dan kemungkinan nggak dikeluarin dari sekolah. Tapi gimana coba perasaan dia? Dia pasti ngerasa bersalah banget. Sekolah dia kena berita yang nggak mengenakkan ini, band dia juga, orang tua, dan kita-kita ini, temen mereka. Walaupun kita mungkin nggak menyalahkan dia, tapi dia pasti merasa bersalah banget. Dia pasti malu, dan nggak menutup kemungkinan kalo masalah dia selesai dan dia udah balik sekolah lagi, orang-orang bakal mandang dia beda. Apalagi yang nggak suka sama dia. Takutnya ... dia nggak mau sekolah di sini lagi. Terus, takutnya dia mutusin keluar dari Quwela karena ngerasa nggak pantes lagi."

Benar. Mentari melupakan hal tersebut. Bagaimana perasaan Satria? Kalau betulan cowok itu bersalah, kemungkinan besar kepercayaan diri cowok itu bertemu dan berada di sekolah ini berkurang. Mentari tahu kalau Satria adalah seseorang yang cukup percaya diri jika berhadapan dengan banyak orang. Namun, pasti berbeda kalau masalahnya seperti ini. Kira-kira apa balasan Satria jika ada yang menyinggung tentang masalahnya?

"Iya, bener. Gue ngelupain perasaan Satria itu sendiri. Padahal sebenernya itu yang paling penting," ujar Rio.

"Tapi ada kita, kan," balas Iqbal. "Kita bakal ada untuk dia."

Secara bersamaan, mereka semua menganggukkan kepala. Mereka akan ada untuk Satria. Apa pun kebenaran yang terungkap nanti.

 

 

***

 

Tujuh hari berlalu, belum ada kabar dari Satria. Teman-temannya, termasuk Mentari belum ada yang bertemu cowok itu. Pesan yang mereka kirimkan pada Satria pun belum dibalas.

Mentari sering mengecek akun sosial media Satria, dan akun cowok itu belum aktif lagi sejak hari di mana Satria dibawa oleh polisi. Selama Mentari melihat ke rumah cowok itu, ia tidak pernah melihat Satria. Entah, tetapi sepertinya cowok tersebut berusaha untuk tidak terlihat. Atau memang waktunya saja. Setiap kali Mentari melihat ke rumah Satria, saat itulah orang yang dicarinya tersebut berada di dalam rumah atau sedang pergi ke luar entah ke mana.

Mentari lupa kapan terakhir kali ia tidak melihat Satria berhari-hari. Baru tujuh hari, tetapi ia merasa tidak melihatnya lama sekali.

Lalu untuk kedua orang tua Satria dan kakaknya, sekilas beberapa kali ia pernah melihatnya saat di rumah. Namun, hanya sekilas lalu saja. Orang tua Mentari tidak bertanya-tanya tentang Satria dan dirinya juga tidak membahas hal itu lagi sejak hari kabar tentang Satria muncul.

 

Namun, kemudian, ada sesuatu yang membuat Mentari bertanya-tanya. Ia tidak tahu pasti sebenernya apakah hal tersebut berhubungan dengan Satria. Namun, ia menduga hal tersebut ada kaitannya dengan kasus tetangganya tersebut.

Pak Irham sudah tiga hari tidak ke sekolah. Alasan wali kelasnya tersebut tidak ke sekolah tidak bisa ia tanyakan pada siapa pun. Mentari menduga Pak Irham tidak ke sekolah karena membantu mengurus kasus Satria.

"Masuk akal sih kalo bapak itu ngurusin itu, karena kan dia wali kelasnya," komentar Angel saat Mentari mengungkapkan dugaannya tersebut.

Pada hari ke sepuluh, Pak Irham masuk ke kelasnya untuk mengajar mata pelajaran yang diampunnya seperti biasa. Mentari dan Angel berencana akan meminta waktu untuk bertanya tentang masalah Satria setelah kelas berakhir. Mereka senang sekali saat Pak Irham mau berhenti saat mereka memanggilnya dan mengiyakan saat keduanya bertanya apakah beliau mengetahui tentang kabar Satria saat ini.

"Dia sekarang lagi menjalani proses untuk menyelesaikan masalahnya. Diversi namanya. Itu penyelasaian perkara pidana untuk anak-anak. Waktunya sekitar 30 hari, sampe hasil akhirnya didapat. Ya, cukup lama. Mungkin kalian sudah bertanya tentang kabar Satria sama dia, tapi mungkin belum dijawab. Sabar, ya, dia pasti ngasih tau. Tapi ya itu, butuh waktu yang cukup lama. Di samping itu kalian tetep bisa ngirim pesan ke dia sekadar ngasih semangat atau tanya apa pun yang mungkin bisa kalian lakukan."

“Apa Satria bakal dikeluarin dari sekolah, Pak ?’’ tanya Mentari.

‘’Seharusnya nggak, Ri, tapi nggak tau bagaimana kebijakan sekolah kita nanti. Bapak akan berusaha, apa pun hasilnya nanti, Satria bakal tetap jadi murud sekolah ini.’’

Hal itu membuat Mentari juga Angel lega sekaligus khawatir. Mereka berdua mengucapkan terima kasih. Pak Irham berlalu dari sana. Mentari dan Angel kembali ke kelas setelahnya. Kedua cewek itu terdiam lama setelah duduk di kursinya masing-masing, mencerna penjelasan Pak Irham tadi.

“Jadi, Satria nggak akan ke sekolah dulu selama sebulan ini, ya,” gumam Mentari. Matanya menewarang memananda permukaan mejanya.

“Iya,” sahut Angel. “Btw,” Angel menatap Mentari yang masih termenung. “Coba cek HP lo, siapa tau Satria bales chat lo.

"Dia belum bales, nih," papar Mentari setelah melihat ponselnya.

"Sama," sahut Angel. "Apa kita chat lagi, sekarang? Lo aja deh yang nge-chat."

"Nge-chat-nya gimana?" tanya Mentari, merasa bingung mau mengirimkan pesan teks apa.

"Intinya tanya, ada yang bisa kami bantu, nggak?"

"Oh, oke."

 

Mentari Putri Jingga: Satriaaa

Mentari Putri Jingga: Ih, aku lama nggak liat kamu. Ada yang bisa aku bantu? Atau kamu butuh bantuan apa, gitu? Atau ada yang mau kamu ceritain?

 

 

"Kayak gini?" Mentari meminta saran Angel terlebih dahulu sebelum mengirimkannya.

"Boleh," jawab cewek itu sambil mengangguk.

Pesan langsung tersampaikan setelah Mentari memilih tombol kirim. Tiga menit berlalu, akhirnya pesannya dibuka juga oleh Satria. Cewek tersebut berseru senang.

"Dia ngetik!" seru Angel saat terlihat ada keterangan kalau Satria sedang mengetik.

 

 

Satriaaa: Nanti kalo proses ini udah selesai aku telfon kamu, ya, Ri. Maaf udah buat kamu khawatir.

 

 

***

 

Mentari merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tidak melihat Satria di sekolah selama sebulan lebih. Di rumah, sesekali ia pernah melihat Satria sekilas saat cowok itu dan orang tuanya akan berangkat atau pulang dari suatu tempat. Namun, hanya dia yang melihat. Satria yang wajahnya terlihat lelah itu tidak melihatnya.

Desas-desus kasus Satria yang pernah jadi tranding topic di akun lambe turah sekolahnya perlahan sudah tidak dibicarakan lagi. Meski begitu, masih ada satu atau dua orang yang menanyakan kabar Satria lewat Mentari, baik secara langsung atau lewat media sosial.

Mentari jarang sekali melihat Aldi, Iqbal, atau Rio. Ia sering mengecek akun instagram Quwela, dan akun tersebut jarang aktif lagi. Bahkan sejak kasusnya Satria, akun tersebut belum mengunggah cerita instagram lagi. Mentari ingin menanyakan kabar mereka lewat chat, tetapi takut membuat mereka jadi tidak suka. Mungkin dan semoga, mereka hanya sedang istirahat untuk sementara.

Mentari yang sedang duduk menghadap meja belajarnya, menghela napas panjang. Dirinya benar-benar merindukan Satria. Diliriknya ponsel di atas meja yang tidak menampilkan notifikasi grup chat kelas, kelompok belajar, juga dari media sosialnya. Kapan nama Satria terpampang di sana?

Cewek yang memakai piyama warna biru itu baru saja menyandarkan punggungnya di sandara kursi saat ponselnya berdering tanda ada telepon masuk. Nomor yang tidak dikenalnya terpampang di sana. Mentari tidak langsung mengangkatnya karena ia tidak kenal nomor itu. Namun, orang di seberang sana terus menelepon sehingga membuat mentari penasaran. Ia akhirnya mengambil ponselnya, menggulir layarnya ke atas, kemudian menempelkannya di telinga.

"Halo, Mentari," sapa Satria di seberang sana.

Jantung Mentari langsung berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar suara itu. Matanya seketika berkaca-kaca. Bibirnya melengkungkan senyum yang sudah lama tidak tercetak di sana.

“Satria?” tanyanya memastikan.

“Iya, ini Satria, anak yang suka bolos kelas dan males ngerjain PR atau tugas itu. Kok tadi nggak langsung diangkat teleponnya?"

‘’Aku kira bukan kamu! Ini kamu pake nomornya siapa?’’

‘’Ini nomorku. Nomor baru, sengaja aku buat untuk urusan yang penting dan rahasia, pake tanda kutip.”

Mentari tergelak.  

"Apa kabar?" tanya Satria.

"Emm, sehat, tapi cemas dikit," ungkap Mentari.

"Ada yang ganggu kamu, ya."

Mentari tertawa. "Itu pertanyaan apa pernyataan?"

"Dugaan," jawab Satria dilanjutkan tawa renyahnya. "Sebelum aku cerita, kamu cerita dulu geh apa yang terjadi selama sebulan ini."

"Kok gitu? Seharusnya kamu yang cerita dulu!"

"Kamu, dulu."

Mentari menghela napas pelan. Baiklah. Satria mungkin khawatir dan penasaran dengan keadaannya, terkait kasusnya itu.

"Oke. Jadi, tentu aja aku sedih, kaget, nggak percaya, dan bertanya-tanya banget. Papa sama mama bahkan ngelarang aku nemuin kamu dan mikirin kamu. Pak Irham juga. Aku dapet pertanyaan tentang kamu dari banyak orang.  Ada yang tanya lewat medsos, ada juga yang langsung. Temen-temen sekelas kita tentu aja tanya hal itu.

"Aku sempet berdebat sama banyak orang. Aku percaya, kamu nggak mungkin punya barang kayak gitu. Sama mama papa, Aldi, Angel, mereka bilang sedeket-deketnya aku sama kamu, aku kan nggak tahu semua hal tentang kamu. Satria pasti punya rahasia yang nggak dibagiin sama aku.’’

Mentari berhenti sejenak. Menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya perlahan.

"Iya, Ri. Terus, apalagi?" tanya Satria di seberang sana.

"Yah ... aku sadari, kamu pasti punya rahasia yang aku nggak tau. Aku nggak tau semua hal tentang kamu. Terus ... kalo misalkan kamu memang bersalah, aku bakal ada di pihak kamu. Bukan membenarkan perbuatan yang kamu lakuin, tapi nememin dan bantu kamu keluar dari cobaan ini.

"Dan sekarang, aku nunggu kabar dari kamu. Jadi, apa kabar, Sat?"

Satria menghela napas panjang sebelum ia menjawab.

"Aku baik kok, Ri. Makasih banyak ya, dan maaf gara-gara aku kamu jadi kerepotan. Aku jujur Ri waktu bilang aku nggak tau barang itu ada di sana. Aku bilang juga sama mereka. Udah tes urine dan hasilnya negatif. Dan lagi, nggak ada sidik jariku di bungkus barang tersebut. Jadi kesimpulannya, aku dijebak, pelakunya belum tau siapa. Saksi yang ngelaporin ke polisi bilang, kalo ada anak SMA kita yang bawa narkoba, dia ngeliat cowok yang nyamar jadi aku bawa barang mencurigakan waktu di bus. Dan saksi ngeliat sebanyak tiga kali. Terakhir di hari ulang tahun sekolah kita. Yang buat polisi langsung bisa netapin aku jadi tersangkanya adalah karena orang itu bawa buku tulis yang namanya adalah namaku dan kelasnya, dan buku itu ketinggalan di bus. Terus polisi dateng ke kelas, dan tanya salah satu  orang yang ada di sana yang mana kursi dan tasku. Aku dipanggil setelah barangnya ditemuin."

 ‘’Yah … setelahnya jalanin proses yang menurut aku lama banget. Mulai dari penyidikan sampai penetapan. Alhamdulillah aku berhasil buktiin kalo aku nggak bersalah. Oh, iya, aku bilang sama mereka karena pasti pelakunya orang yang aku kenal, aku mau bantu nyari pelakunya. ‘’

‘’Aku juga mau!’’ sahut Mentari cepat.

Terdengar suara Satria terkekeh. ‘’Mau apa ?’’

‘’Ya, nyari pelakunya!’’

‘’Iya, aku juga bilang sama mereka, aku punya detektif yang bakal nemuin dalang dari ini semua.’’

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Siapa tengah malam di sekolah?
563      333     3     
Horror
Malam minggu menjadi agenda wajib rombongan geng Kapur. Mereka biasanya duduk dicafe menyanyikan lagu dan menyeduk segelas kopi. Malam minggu berikutnya mereka mendatangi sekolahnya. Kata orang-orang sekolah itu angker dihuni oleh teman-teman sekolah yang meninggal. Enam pasangan yang seharusnya berpesta di cafe kini bermain dalam gelap dengan riasan yang pucat. Pekikkan suara mereka tak s...
ADITYA DAN RA
15040      2543     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Premium
Secret Love Story (Complete)
11069      1542     2     
Romance
Setiap gadis berharap kisah cinta yang romantis Dimana seorang pangeran tampan datang dalam hidupnya Dan membuatnya jatuh cinta seketika Berharap bahwa dirinya akan menjadi seperti cinderella Yang akan hidup bahagia bersama dengan pangerannya Itu kisah cinta yang terlalu sempurna Pernah aku menginginkannya Namun sesuatu yang seperti itu jauh dari jangkauanku Bukan karena t...
Campus Love Story
4730      1378     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Cinta untuk Yasmine
1459      648     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
Stuck In Memories
12657      2117     16     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.
Novel Andre Jatmiko
7603      1703     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...
CLBK: Cinta Lama Belum Kelar
4218      1058     20     
Romance
Tentang Edrea Lovata, yang masih terjebak cinta untuk Kaviar Putra Liandra, mantan kekasihnya semasa SMA yang masih belum padam. Keduanya dipertemukan kembali sebagai mahasiswa di fakultas yang sama. Satu tahun berlalu dengan begitu berat sejak mereka putus. Tampaknya, Semesta masih enggan untuk berhenti mempermainkan Rea. Kavi memang kembali muncul di hadapannya. Namun, dia tidak sendiri, ada...
Dialog Tanpa Kata
8812      3149     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Who Is My Husband?
12859      2409     6     
Romance
Mempunyai 4 kepribadian berbeda setelah kecelakaan?? Bagaimana jadinya tuh?! Namaku.....aku tidak yakin siapa diriku. Tapi, bisakah kamu menebak siapa suamiku dari ke empat sahabatku??