Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 32: SURAT MISTERIUS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Regan dan Naila telah memasuki ruangan di mana kursi-kursi berwarna merah telah berderet. Mereka berdua duduk di kursi nomor dua belas dan tiga belas, mereka sudah siap menyaksikan film yang dinanti-nanti oleh penikmat drama komedi. Bahkan Naila sudah siap dengan satu wadah pop corn sekaligus minumannya.

Detik berikutnya, film mulai diputar. Film ini memang menyenangkan, di menit-menit awal film telah menunjukkan sisi komedinya, dan berhasil membuat penonton yang memenuhi ruangan gelap ini tertawa. Sekilas Regan menatap Naila, ia melihat rona bahagia di wajah kekasihnya itu.

Namun, menuju ending film komedi tersebut menunjukkan sisi sedih yang membuat Naila sedikiti berkaca-kaca. Dalam hati Regan menggerutu tidak jelas, toh, dari awal dia telah berjanji tidak akan membuat Naila menangis hanya karena film. Regan menoleh ke arah Naila, dan menatapnya begitu lekat.

“Nai?” Regan memegang tangan Naila. “Maaf, aku kira ini film bakal menyenangkan, eh, ada edisi sedihnya juga.”

“Enggak usah minta maaf, aku milikmu dan kamu milikku. Lagian, ucapanmu tadi itu terlalu posesif.”

Akhirnya film sepanjang satu jam lebih empat puluh menit ini selesai. Regan mengajak Naila untuk makan malam dulu di restoran yang berada di mall ini. Mereka memesan steak, dan minuman bersoda.

“Bagaimana kabar ibumu, Gan?” tanya Naila.

Semenjak kejadian luar biasa itu, Naila tidak pernah ke rumah Regan. Naila menghabiskan waktunya untuk beradaptasi dengan keluarga barunya, dan malam ini rindu mencubit hatinya. Naila ingat sekali saat itu ia bertemu dengan ibu Regan dan menyalaminya. Ia dan Risma becanda sampai ibunya tersenyum begitu juga Bi Surti, Naila tahu kalau ibu Regan hanya perlu dihibur untuk menghilangkan beban pikiran yang membuat kondisinya naik turun, walaupun hanya sejenak.

“Ibu baik-baik saja seperti biasa,” balas Regan.

“Ibu kamu diam di kamar udah berapa lama?” Sebenarnya Naila tidak mengetahui banyak tentang ibunya Regan, mengetahui ibunya memiliki beban pikiran terlihat dari ekspresi matanya yang begitu letih.

Regan terdiam sejenak.

“Eum, aku minta maaf jika ucapanku mengusik kamu.” Naila kembali berucap melihat respons Regan begitu.

“Enggak kok, ibuku di kamar sudah sekitar enam bulanan, dan baru beberapa hari ini kondisi ibu agak membaik. Ia sudah bisa pergi ke kamar mandi sendiri tanpa harus dituntun,” jelas Regan.

“Aku ingin bertemu dengan ibumu,” ucap Naila membuat Regan menghentikan garpu dengan daging menghiasi ambang mulutnya.

“Oke.”

Makanan Regan telah habis, sementara di piring Naila masih ada setengahnya lagi. Diam-diam Regan merekam kegiatan makan Naila. Sesekali matanya terpejam menikmati cita rasa yang terkandung dalam steak tersebut, kadangkala kepalanya bergidik saat meminum minumannya. Alhasil Regan terkekeh, dan membuat Naila membelalak, curiga bahwa Regan sedang merekam kegiatannya.

“Regan! Kamu rekam aku ya?” kata Naila.

“Enggak, siapa yang rekam,” sanggah Regan.

“Jangan bohong, siniin hp-nya aku lihat.” Naila berusaha merebut ponsel Regan, tapi, kekasihnya itu malah menjulurkan lidahnya.

“Emang kenapa sih, kalo di rekam?”

“Tuh, kan, kamu rekam. Hapus! Regan hapus, gak!” Naila sangat geram dengan ulah Regan saat ini.

Regan malah terkekeh, dan menjulurkan lidah ke arahnya. “Enggak! Kecuali kalo kamu mengiyakan publis hubungan kita, sekarang juga!”

Naila kembali tenang di kursinya. Wajahnya berubah masam, kedua tangannya terlipat di badannya. “Ya udah, jangan di hapus.”

“Tapi kebelet publis, jadi mau di hapus atau enggak, aku akan tetap publis foto kita saat malam kemarin,” ujar Regan final.

“Regan! Enggak adil banget!”

“Emang kenapa? Lagian kalo enggak di publis juga, udah dapat dipastikan besok semua orang akan tahu kalo kita pacaran.” Regan mengganti data profil Instagram ‘reganinda.ofc’ menjadi ‘reganailove’. Sementara Naila hanya bisa pasrah, melihat apa yang sedang dilakukan oleh pacarnya. Ia harus siap-siap mendengar dan menyaksikan berbagai macam jenis komentar.

Dan benar saja, beberapa detik setelah Regan menyimpan ponselnya, lengkap dengan senyumnya yang lebar. Ponsel Naila mendapatkan serangan bertubi-tubi dari aplikasi Instagram. Entah itu yang mengikuti akunnya, menandainya dalam sebuah komentar, sampai chat pribadi. Pacarnya ini memang sangat berpengaruh bagi pengguna dunia maya, khususnya siswa-siswi GHS.

“Kamu tenang saja, semuanya akan baik-baik saja.”

O0O

Regan dan Naila meninggalkan mall tersebut, selama di perjalanan Naila larut dalam pelukannya. Ia menyadari rasa cintanya kepada Regan semakin mendalam, kisah hari ini sangat manis. Apa yang membuatnya tidak nyaman, tidak muncul lagi. Cinta telah mengusirnya jauh-jauh.

Mereka sampai di depan bangunan bak istana ini. Tanpa ragu, Naila masuk ke rumah itu meninggalkan Regan yang masih sibuk dengan motornya. Seperti tujuan awal, Naila bertamu ke rumah ini untuk menjenguk ibunya Regan. Maka, saat Risma menghampirinya dan mengajaknya untuk menginap Naila tolak dengan lembut.

Ibunya Regan sudah tertidur dengan posisi terduduk bersandar, Naila mengembangkan senyum. Pikirannya seketika menuntunnya untuk berkunjung ke salah satu keping kenang bersama ibunya. Saat itu Naila menyuapi ibunya di kamar, wajahnya begitu kusut menatap kosong. Saat itu pula Naila tidak tahu menahu tentang kondisi ibunya, keluarga Sabil tak menghiraukannya sedikit pun. Sampai ketika dirinya pulang sekolah TK, rumahnya mendadak diselimuti orang-orang. Ibu meninggal, semenjak itu keluarga Sabil berubah menjadi mengerikan.

Regan membenarkan posisi tidur ibunya, tak lupa dia mengecup dahinya sambil menorehkan senyum. Hati Naila menggebu, melihat Regan melakukan hal seperti itu terhadap ibunya. Orang yang dulu membullynya memiliki kasih sayang luar biasa terhadap ibunya, ini adalah kali pertama Naila melihatnya.

Naila mendekati Regan dan Risma yang sedang menatap ibunya, begitu tampak kesedihan di wajah kakak beradik itu. Naila meraih tangan Risma yang ia tumpangkan ke tangan Regan, lalu ia tutup dengan kedua tangannya.

“Kita akan menjaga ibu bersama-sama, membuatnya tersenyum lagi, dan membuatnya bergerak bebas seperti dulu lagi.” Naila menarik napas pendek. “Aku menyayangi kalian,” tutur Naila beriringan dengan helaan napasnya.

O0O

Regan mengantarkan Naila pulang, selain sudah malam pasti keluarganya sudah menunggunya. Naila memakai jaket pemberian Regan sebelum berangkat, karena kelelahan Naila memeluk sekaligus menyandarkan kepalanya ke tubuh Regan. Tanpa sepengetahuan Naila, Regan menoleh ke arahnya lalu tersenyum.

Dengan wajah lelahnya, Naila turun dari motor Regan. Membalas lambaian tangan pacarnya sambil mengembangkan senyum. Saat Naila hendak mengetuk pintu rumah, matanya menangkap sebuket bunga dengan gulungan kertas di dalamnya. Perempuan berjaket putih itu, mengedarkan pandangannya memastikan sesuatu yang mungkin ada hubungannya dengan buket bunga tersebut. Namun hasilnya nihil, tidak ada yang mencurigakan di sekitarnya.

Naila mengambil bunga itu, dan membaca tulisan di dalamnya. “Dear Ninda.” Naila mengerutkan dahinya, lalu tersenyum merekah. Tanpa menunggu lama ia langsung mengetuk pintunya.

“Naila?” sambut Tira dengan raut wajah heran, melihat Naila senyum-senyum menyenangkan.

“Selamat malam Ibu, Ayah, maafin Naila pulangnya agak larut. Naila masuk dulu ke kamar ya, dah!” Naila setengah berlari meninggalkan Tira dan Prasetya yang tengah santai di sofa sambil memasang wajah heran kepadanya.

Naila membuka pintu kamarnya lalu melompat ke kasur Ninda masih dengan ekspresi bahagianya. Ninda yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil melepas earphone menatap heran kepada Naila.

“Kamu kenapa?” tanya Ninda lalu menganggukkan kepalanya. “Cie udah berani mosting hubungannya dengan Regan,” sambung Ninda.

Naila malah kejang-kejang kegirangan sambil memeluk sebuket bunga yang ia temui tadi.

“Kenapa loh? Regan kasih bunga? Romantis banget,” ujar Ninda saat melihat sebuket bunga dipeluknya.

“Enggak. Ini untuk kamu.”

“Untukku? Dari siapa?” tanya Ninda meraih bunga yang disodorkan kepadanya.

Naila mengedikkan bahunya tidak tahu siapa pengirim bunga itu, toh, dia tidak membaca seluruhnya hanya awalannya saja.

Untuk menumpas keheranan dan rasa penasarannya Ninda membuka surat yang tertanggal di bunga itu.

Dear Ninda,

Semoga kamu suka dengan bunga ini, seperti aku menyukaimu.

Ninda dan Naila melongo mendapati surat singkat tanpa nama itu. Mereka saling tatap lengkap dengan kerutan di dahinya. Toh, mereka tidak bisa mengenali pengirim surat. Tulisan yang tersemat di surat itu di ketik lalu di print, bukan tulisan tangan.

“Menurut kamu itu dari siapa?” tanya Naila.

Mungkinkah Gema? Ninda bergumam, lalu menggelengkan kepalanya sebagai respons atas pertanyaan Naila.

Naila beranjak dari kasur Ninda menuju kamar mandi. Tidak peduli siapa pengirimnya, yang penting saudaranya itu sudah ada laki-laki yang mengincar. Saat Ninda merelakan Regan kepadanya, sebenarnya itu luka. Merelakan seseorang yang dicintai bukanlah hal yang mudah dan jarang sekali hal seperti itu terjadi.

Sekembalinya Naila, Ninda masih memikirkan siapa orang misterius yang telah mengirimi bunga. Naila kembali duduk di samping Ninda.

“Nin, aku mau nanya. Kenapa kamu merelakan Regan begitu saja?”

“Hm, karena dia butuh kamu dan kamu juga butuh dia. Dan aku akan terus dihantui rasa bersalah jika aku belum merelakan sesuatu untuk kamu. Kebetulan, kabar dari Risma membantuku untuk menyatukan kalian berdua. Jadi aku minta kamu tenang saja, jangan merasa tidak nyaman atas permintaanku. Dan Tuhan Mahabaik, sekarang Dia mengirimku seseorang yang masih misterius ini.”

Naila tersenyum lega. “Semoga orang ini adalah yang terbaik untukmu, Nin.”

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
U&I - Our World
329      222     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
PELANGI SETELAH HUJAN
419      293     2     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
Dearest Friend Nirluka
59      54     0     
Mystery
Kasus bullying di masa lalu yang disembunyikan oleh Akademi menyebabkan seorang siswi bernama Nirluka menghilang dari peradaban, menyeret Manik serta Abigail yang kini harus berhadapan dengan seluruh masa lalu Nirluka. Bersama, mereka harus melewati musim panas yang tak berkesudahan di Akademi dengan mengalahkan seluruh sisa-sisa kehidupan milik Nirluka. Menghadapi untaian tanya yang bahkan ol...
Heya! That Stalker Boy
507      299     2     
Short Story
Levinka Maharani seorang balerina penggemar musik metallica yang juga seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta menghadapi masalah besar saat seorang stalker gila datang dan mengacaukan hidupnya. Apakah Levinka bisa lepas dari jeratan Stalkernya itu? Dan apakah menjadi penguntit adalah cara yang benar untuk mencintai seseorang? Simak kisahnya di Heya! That Stalker Boy
Snow
2449      810     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Pesona Hujan
885      467     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
27th Woman's Syndrome
9661      1807     18     
Romance
Aku sempat ragu untuk menuliskannya, Aku tidak sadar menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu aku orang ke berapa di hidupnya. Aku 27 tahun, tapi aku terjebak dalam jiwaku yang 17 tahun. Aku 27 tahun, dan aku tidak sadar waktuku telah lama berlalu Aku 27 tahun, dan aku single... Single? Aku 27 tahun dan aku baru tahu kalau single itu menakutkan
HEARTBURN
328      235     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Nina and The Rivanos
8466      1903     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
The Ruling Class 1.0%
1161      474     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?