Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 23: HUJAN BERSAMA NAILA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Tidak terasa bel istirahat kedua berbunyi. Regan belum kembali, membuat Ninda dilanda gelisah yang menjeramah pikirannya. Ajakan Ana dan Evi ia abaikan, begitu juga ajakan Rama dan Gema untuk pergi ke kantin. Ninda lebih memilih menunggu Regan, duduk di pilar dekat dengan front office.

Dan benar saja acara menunggunya tidak sia-sia, pacarnya kembali. Raut wajahnya agak kusut, rambutnya pun sedikit acak-acakan. Ninda segera menghampirinya, dan merapikan rambut pacarnya. Regan tersenyum kepadanya meskipun terlihat maksa.

“Kita ke kantin, yuk?” ajak Regan yang diangguki oleh Ninda.

Mereka berdua ke kantin, bergabung dengan teman-temannya. Rama dan Gema sudah sibuk dengan game online, tapi mulut mereka masih liar meledeknya atas kejadian tadi. Sekalipun Regan tidak peduli. Dia mengangguk, saat Ninda menawarkan jus dan beberapa camilan untuknya.

“Tadi kamu, dihukum buat nganterin cewek mistis itu ya?” tanya Ninda.

Regan hanya mengangguk, ucapan tantenya Naila berhasil menimbulkan rasa lain di hatinya. Malah Regan menjadi penasaran dengan Naila. Jika wanita kasar itu adalah tantenya, lantas orang tuanya kemana?

“Hm, kamu nanti pulangnya naik ojek online aja ya? Soalnya aku harus beresin dulu lorong.” Tiba-tiba Regan teringat sesuatu, hukumannya.

“Aku nungguin kamu aja ya?” pinta Ninda.

“Enggak usah Nin, lebih baik kamu istirahat aja. Nanti malam kita VC, ya?” rayu Regan, membuat pacarnya menganggukkan kepalanya.

Sekarang Ninda sangat kesal dengan Naila, pasalnya gara-gara dia Regan jadi dihukum. Padahal sudah jelas-jelas bahwa Naila-lah yang harusnya dihukum, karena lebih awal melakukan tindakan tidak sopan kepadanya juga Regan. Jika Regan melakukan itu karenanya, sekarang ia akan melakukannya juga.

Suhu di sekitar perlahan berubah kembali, cakrawala yang dulunya membiru bahagia, kini perlahan kembali murung. Pembelajaran di jam terakhir tengah berlangsung, siswa-siswi kelas dua belas IPS 1 mulai tidak fokus. Hasrat dalam tubuhnya terus memaksa untuk pulang, sampai akhirnya bel tanda berakhirnya semua aktivitas di sekolah berbunyi. Membuat pengisi kelas gaduh dan berhamburan keluar.

Ninda berjalan menuju bangku Regan. “Gan, aku nunggu kamu aja ya?” Sekali lagi, Ninda menggoda Regan untuk tetap menunggu dan pulang bersama.

Regan menatap Ninda, lekat. “Enggak usah, ini udah mau hujan. Kalo kamu enggak mau naik ojek online, Rama bisa nganterin kamu pulang.” Rama yang tengah sibuk mengemas buku, seketika mengangkat jempolnya.

“Ya udah, kamu jangan hujanan, aku pulang sama Rama aja, dah, love you.” Ninda berlalu dari hadapan Regan dengan raut wajah kasihan.

“Dah.”

Rama menghampiri Regan sebelum menyusul Ninda yang telah keluar dari ruang kelas. “Lo nggak bakal cemburu, kan?”

“Udah, gih anterin pacar gue. Jangan ngebut, kalo urat malu lo masih pengen nyambung,” ujar Regan membuat Rama memalingkan wajahnya.

Regan membereskan bukunya. Tepat di minggu kemarin, semua tugas Regan yang terlampaui telah beres Rama selesaikan. Seharusnya jika ada setiap tugas, biarlah Rama yang mengerjakan, tapi setelah semakin ke sini, Regan membatalkan tantangan itu. Toh, karena Rama ia menjadi lebih bahagia.

Saat semua murid Ganesha High School pulang, menyisakan petugas kebersihan dan beberapa guru yang menunggu jemputan di front office, Regan mulai melaksanakan hukumannya. Regan memulai dari lorong kelas XII IPA dari enam sampai sepuluh begitu juga kelas IPS dan Bahasa.

Langit yang sedari tadi murung, akhirnya menjatuhkan ribuan rintik air menghempas kegersangan di muka bumi. Regan terus fokus membersihkan lorong-lorong kelas, saat ada petugas kebersihan ia menjelaskan bahwa dirinya sedang dihukum dan meminta beliau agar membersihkan bagian kelas sepuluh dan sebelas.

Usai sudah Regan membersihkan lantai atas, kini waktunya membersihkan lantai bawah. Namun, Regan dibuat terkejut saat melihat perempuan berpakaian bebas tapi terlihat sopan membersihkan lorong kelas di sana. Regan menghampiri dia, dan menyapanya.

“Hai.” Suara berat milik Regan membuat gadis itu tersentak, rambut yang menutupi wajahnya seketika tersingkap. Sekarang, Regan yang dibuat tersentak olehnya.

“Lo ngapain di sini?” serang Regan saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Naila.

“Tidak sepenuhnya kamu yang salah, kan?” Naila melanjutkan acara menyapunya, membiarkan Regan bergeming.

Regan menghela napas kasar. “Lo balik ke sekolah hanya untuk ini?”

“Iya, lagian tas aku juga tertinggal di kelas. Emang hukuman di GHS harus seperti itu, ya? Meminta maaf kepada orang tuanya langsung?” Naila masih sibuk menyapu koridor kelas IPA.

“Lo cari perhatian? Saat banyak orang lo bisu. Dan sekarang lo bawel banget,” cibir Regan seraya duduk di pilar dekat Naila menyapu.

“Keadaan yang membuatku begini. Aku benci sama mereka yang terus menghinaku, dan menjatuhkanku,” jelas Naila.

“Berarti lo benci sama gue? Lagian lo nyebelin, tampilan lo juga aneh. Jadi jangan salahkan mereka kalo mereka benci sama lo!” tanya Regan santai.

“Setelah mendengar penjelasan kamu kepada Ibu Arini, rasa benci aku berkurang,” jawab Naila.

Regan menaikkan salah satu alisnya, dan mengubah posisi duduknya yang mendadak tidak nyaman. “Emang kenapa dengan penjelasan gue? Ada yang salah?”

Naila menatap Regan tanpa ekspresi. “Aku hanya tersentuh aja.” Naila kembali menyapu koridor kelas IPS yang perlahan mulai memasuki koridor kelas Bahasa.

“Jangan-jangan keluarga lo bernasib sama dengan keluarga gue,” tebak Regan.

Naila menghentikan kegiatan menyapunya. Perlahan Naila menatap Regan, masih dengan tanpa ekspresi. “Tidak. Bahkan keluarga kamu masih bisa dibilang beruntung. Ibuku meninggal gantung diri, dan ayahku meninggal karena kecelakaan saat aku masih dalam kandungan.”

Entah kenapa tiba-tiba saja angin yang menerpa Regan membangkitkan bulu kuduknya. Regan terdiam cukup lama mendengar cerita gadis mistis di hadapannya. “Gantung diri?” Dan entah kenapa juga dirinya menjadi penasaran sama Naila.

“Kata pamanku, beliau depresi. Ya, tidak menerima atas kenyataan yang menimpa ayahku,” terangnya. “Aku masih kecil, ya aku tidak tahu apa-apa. Bahkan mengetahui ayahku meninggal karena kecelakaan sejak umur sepuluh tahun.”

Regan bangkit dan membersihkan koridor lagi, hatinya merasa bersalah karena mengungkit kejadian menyesakkan itu. Hujan semakin besar, angin semakin kencang, membuat cewek itu menyipitkan matanya dan menggosokkan kedua tangan berusaha untuk mendapatkan kehangatan. Setelah itu, Naila kembali menyapu di samping Regan.

Regan masuk ke kelas mengambil tasnya, sementara Naila membeku di tempat menatap kepergian Regan. Detik berikutnya, Naila setengah berlari mengambil tas yang berada di pilar kelas IPA. Selepas itu, Naila membeku dan bingung juga. Di front office, Naila tiada henti mengelus bahunya, di sana ia berharap mobil angkutan yang membawanya pulang melintas saat ini juga. Pasalnya, kepergiannya ke sini tanpa sepengetahuan tantenya. Sudah dapat ditebak keluarga tantenya akan marah, kala ia tiba di rumah.

Di saat Naila meniup berkali-kali tangannya seketika benda berbahan cukup tebal terlempar ke arahnya sampai menutupi kepalanya. Sontak ia menoleh ke samping, saat hawa di sana terasa berbeda.

“Pakai sweter gue. Gue tahu dari tadi lo kedinginan, gue nggak mau jadi pangeran yang siap memberikan cinta kepada lo, hanya untuk mencairkan tubuh lo yang beku.” Regan menatap lurus, mengabaikan keheranan Naila.

“Nanti kalo Ninda marah, gimana?” Naila masih syok dengan tingkah Regan, yang ternyata diam-diam memerhatikannya.

“Bacot. Ninda udah pulang, dan anggap saja ini maaf dari gue karena kejadian tadi.” Ingin sekali Regan menarik kata-katanya lagi, tapi kenapa mulutnya mendadak lembek seperti ini.

“Ma-makasih.” Hati Naila menggebu, tapi segera ia stabilkan agar tidak salah tingkah.

“Lo pulang naik angkutan?” tanya Regan tanpa menatapnya.

Ninda memejamkan mata saat kehangatan merambat di tubuhnya, belum lagi aroma parfum khas anak laki-laki mulai mengubrak-abrik penciumannya. Membuat ia tidak sadar kalau Regan bertanya kepadanya.

“Lo denger gak sih?” Regan menatap Naila tajam, membuat cewek itu sedikit tersentak dan langsung menatapnya. “Lo pulang naik angkutan?” ulangnya.

“I-iya.” Kenapa jadi gugup seperti ini. Beberapa menit yang lalu, ia lancar-lancar saja mengobrol dengan Regan. Bahkan cowok tampan itu menuduhnya dengan sebutan cari perhatian.

Setelah mendengar jawaban dari Naila, Regan berlari menembus hujan menuju tempat parkir. Naila diam saja, tatapannya terpaku kepada punggung Regan. Sampai cowok itu melajukan motor dan berhenti di hadapannya.

“Gue anterin lo pulang,” ujar Regan.

“Aku naik angkutan umum aja,” tolak Naila.

“Lo gila ya, ini udah hampir magrib. Angkutan umum gak bakalan ada kalo jam segini, apalagi hujan deras kayak gini. Ayo cepetan!” Regan memaksa Naila untuk pulang bersamanya.

“Kamu nggak pake jas hujan?” tanya Naila.

“Kalo kamu kehujanan, gue juga harus kehujanan,” timpal Regan, membuat Naila melepaskan sweter yang dipakainya.

“Kalo begitu, aku juga enggak mau pakai sweter, kalo kamu enggak juga.”

Regan menautkan salah satu alisnya. “Terserah,” balas Regan.

Regan dan Naila pulang bersama melewati rintik hujan yang semakin deras. Ada rasa tidak tega terhadap gadis yatim piatu ini jika ditinggalkan sendirian, apalagi waktu sudah petang seperti ini. Takut terjadi apa-apa. Tunggu perasaan takut terhadap keadaan gadis mistis? Yang jelas sebatas perasaan tidak tega bukan berarti ada rasa lain yang mampir di hatinya.

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Toko Kelontong di Sudut Desa
4345      1667     3     
Fantasy
Bunda pernah berkata pada anak gadisnya, bahwa cinta terbaik seorang lelaki hanya dimiliki oleh ayah untuk anaknya. Namun, tidak dengan Afuya, yang semenjak usia tujuh tahun hampir lupa kasih sayang ayah itu seperti apa. Benar kata bundanya, tetapi hal itu berlaku bagi ibu dan kakeknya, bukan dirinya dan sang ayah. Kehidupan Afuya sedikit berantakan, saat malaikat tak bersayapnya memutuskan m...
PALETTE
495      262     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Senja di Sela Wisteria
415      258     5     
Short Story
Saya menulis cerita ini untukmu, yang napasnya abadi di semesta fana. Saya menceritakan tentangmu, tentang cinta saya yang abadi yang tak pernah terdengar oleh semesta. Saya menggambarkan cintamu begitu sangat dan hangat, begitu luar biasa dan berbeda, yang tak pernah memberi jeda seperti Tuhan yang membuat hati kita reda. “Tunggu aku sayang, sebentar lagi aku akan bersamamu dalam napas abadi...
Yang Terlupa
420      231     4     
Short Story
Saat terbangun dari lelap, yang aku tahu selanjutnya adalah aku telah mati.
Snow White Reborn
570      320     6     
Short Story
Cover By : Suputri21 *** Konyol tapi nyata. Hanya karena tertimpa sebuah apel, Faylen Fanitama Dirga mengalami amnesia. Anehnya, hanya memori tentang Rafaza Putra Adam—lelaki yang mengaku sebagai tunangannya yang Faylen lupakan. Tak hanya itu, keanehan lainnya juga Faylen alami. Sosok wanita misterius dengan wajah mengerikan selalu menghantuinya terutama ketika dia melihat pantulannya di ce...
Code: Scarlet
22395      4362     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
Dunia Tiga Musim
2909      1171     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
Sampai Kau Jadi Miliku
1149      588     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...
Pisah Temu
916      494     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
What If I Die Tomorrow?
361      224     2     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...