Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 13: KELUARGA NINDA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Ninda turun dari motor besarnya Regan. Seperti hari biasa Regan mengecup punggung tangan Ninda sebagai salam perpisahan. Begitu kentara ekspresi kasihan dari wajah Ninda saat matanya kembali menatap noda jus di seragam Regan.

“Dah.” Baru saja ia hendak menarik gas, Ninda menyeru namanya, membuat laki-laki itu kembali menoleh.

“Biar aku aja yang nyuci baju kamu.” Sontak Regan menaikkan kedua alis matanya, bingung. Setelah mematikan motornya, Regan turun dan menghadap ke pacarnya itu.

“Serius?” tanya Regan.

“Aish, kamu pikir aku ini pemalas? Udah sini,” balas Ninda agak kesal sembari memalingkan tubuhnya dengan menyimpan kedua tangan di dadanya.

“Terus, nanti aku pulang pake baju apa?” Regan menahan senyum, melihat wajah Ninda yang mungkin sangat kesal dengannya.

Ninda memutar kembali tubuhnya menghadap pacarnya itu. “Kamu, kan, bawa sweter.”

“Bukain dong,” celetuk Regan membuat Ninda terbelalak, dan berhasil membuatnya salah tingkah.

“Kenapa? Ini tubuh yang selalu kamu abaikan waktu itu, yang selalu kamu banding-bandingkan waktu itu, untuk membalasnya kamu harus buka baju ini,” ujar Regan seraya memainkan kedua alisnya.

Ninda memalingkan wajahnya dari Regan. Apa yang diucapkannya baru saja adalah benar, meskipun pada dasarnya ia juga sangat menggilai tubuh berisi Regan. Ayolah, Ninda hanya gengsi waktu itu. Takut disebut cewek murahan, yang hanya di kasih fisik langsung tertarik.

“Buka aja sendiri,” ujar Ninda dengan memalingkan wajahnya.

Regan malah berjalan ke arahnya dan menatapnya dengan sorot mata yang indah. Namun, Ninda berusaha tidak acuh dengan memalingkan kembali wajahnya. Lagi-lagi Regan berjalan dan berhenti di depannya, dan sepertinya akan seperti itu sampai Ninda mengiyakan perintahnya.

“Plis, kamu bukan anak kecil lagi, Gan. Nanti kalo ada orang yang lihat aku bukain baju kamu, gimana? Nanti dituduh yang enggak-enggak.” Akhirnya Ninda menatap Regan yang masih mengukir senyum di bibirnya.

Regan terkekeh. Akhirnya ia membuka kancing pertama seragam sekolahnya. “Ya, udah.”

“Yaelah, Gan. Plis, buka bajunya jangan di sini, tuh di balik tiang, kalo gini ya nanti tetangga lihat dan nuduh yang aneh-aneh gimana?” Ninda kembali berceloteh dan menarik Regan ke balik semak-semak halaman rumahnya.

“Di sini?” Saat Ninda menganggukkan kepalanya, cekatan Regan membuka satu persatu kancing bajunya.

Ninda membeku saat melihat tubuh berisi Regan dengan jarak yang lumayan dekat ini, parfum yang membombardir tubuhnya perlahan menyeruak membuat Ninda tersenyum yang perlahan ia samarkan. Melihat hal itu, Regan terkekeh pelan dan menyodorkan seragamnya ke arah Ninda. Tanpa Regan sadari, akibat ulahnya itu Ninda sedikit tersentak.

“Kalian?!”

Sontak Ninda dan Regan terbelalak saat ibunya Ninda tiba-tiba muncul dari balik gerbang rumah. Keduanya menjadi salah tingkah, dan Regan cepat-cepat meraih tasnya dan segera membalut tubuhnya dengan sweter. Ibunya Ninda menatap geram, dan memberikan isyarat untuk masuk ke dalam rumah.

“Kalian habis ngapain di balik sana? Pakai acara buka baju segala lagi, ngapain? Jangan buat ibumu malu, Nin. Dan kamu, udah janji sama ibu akan jagain Ninda, faktanya kamu malah mengajak ke arah yang salah. Apa yang kalian lakukan tadi?” celoteh ibunya panjang lebar, berhasil membuat sejoli itu terbelalak di tengah celoteh ibunya Ninda.

Regan berdeham beberapa kali. “Enggak Bu, aku hanya ganti seragam aja, kata Ninda dia mau cuci seragamku yang kena tumpahan jus.” Jawab Regan jujur.

Ibunya Ninda menghela napas lega, sembari menyandarkan tubuhnya ke sofa. “Kamu sok-sokan mau nyuci, tiap hari yang nyuci bi Ika juga.”

Sontak Ninda terbelalak, tidak percaya apa yang diucapkan oleh ibunya baru saja. Sementara itu, dalam tunduknya Regan menahan tawa. Melihat hal itu, Ninda segera menyangkal ucapan ibunya, meskipun pada kenyataan emang begitu.

“Ibu! Ish!”

Dasar orang tua! Gerutunya. Ia sangat malu dengan ucapan ibunya, pasalnya ketika di luar tadi, Ninda mengecap dirinya bukan seorang pemalas. Akan tetapi, ibunya malah membongkarnya.

O0O

Beberapa menit setelah Regan pamit pulang, Prasetya pulang dari kantornya, tepatnya ketika Ninda tengah berlalu menuju ruangan sebelah yang dikhususkan untuk dapur dan WC. Prasetya melempar tubuhnya ke atas sofa. Tubuhnya sangat lelah, apalagi akhir-akhir ini dirinya selalu dihantui oleh masa lalu yang terus menuntut dirinya untuk melangkah mencari jawaban akan berkas-berkas pemberian dokter delapan belas tahun lalu, yang dulu dia anggap sampah setelah menikah dengan Tira—ibunya Ninda.

Namun, kenapa baru sekarang menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah. Tira pun sudah menyilakan dirinya untuk mencari jawaban atas masa lalunya yang singkat. Tira sudah siap kalau masa lalu Prasetya akan memberikan kenyataan luar biasa untuknya. Karena, Tira juga perlu tahu siapa Prasetya sebenarnya.

Masa lalu Prasetya memang singkat untuk saat ini, apa yang diingatnya hanya kejadian di mana dirinya keluar dari rumah sakit tanpa identitas yang jelas. Hanya name tag yang terpapar di baju lusuhnya, bertuliskan “PRASETYA”. Hanya itu. Dan berkas dari dokter adalah penguat apa yang terjadi kepadanya. Dia hilang ingatan.

“Sekarang sudah saatnya Ninda mengetahui yang sebenarnya, bahwa anak kandung kita hanya Bagas.” Prasetya melirik istrinya yang menyandarkan tubuhnya ke bahu.

Pertemuannya bersama Tira adalah anugerah baginya. Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, Prasetya menjadi penerus dari perusahaan ayahnya Tira. Maka dari itu, ia selalu menganggap sampah berkas itu.

“Meskipun begitu, aku sudah menganggap bahwa Ninda itu adalah anakku. Aku menyayanginya, aku mencintainya. Aku takut, bagaimana kalau masa laluku bisa menyakitinya,” ujar Prasetya.

“Semuanya akan baik-baik saja, Yah. Ayah, enggak perlu takut. Jika kalian telah menanam rasa kasih sayang untukku, kini sudah saatnya kasih sayang yang kalian tanam tumbuh dan berbunga dihidupku.” Keduanya terlonjak kaget, tiba-tiba saja Ninda hadir di antara mereka. Dengan mata yang berkaca-kaca Ninda memeluk kedua orang tuanya. “Aku sayang kalian.”

“Terima kasih, sayang.” Prasetya mencium dahi Ninda dengan penuh kasih sayang.

“Yah, apa pun yang terjadi nanti, aku siap menghadapinya.”

“Ayah janji, setelah ayah mendapatkan jawaban akan masa lalu ayah. Ayah akan selalu ada buat kamu.” Lagi-lagi Prasetya mencium dahi Ninda, “kalau begitu, ayah ke kamar dulu,” pungkas Prasetya.

Ninda menatap ibunya. Detik berikutnya, beliau memeluknya dengan begitu erat. “Maafkan ibu, Nin. Ibu tidak pernah cerita tentang ini—“

“Enggak apa-apa, aku paham, Bu.” Ninda memajangkan senyumnya, meskipun pada dasarnya si balik kalimat “enggak apa-apa” ada dusta yang menimbulkan sesak di dada.

“Sekarang, kamu tunggu di sini. Ibu ingin menunjukkan sesuatu ke kamu.” Tira berlalu dari hadapan Ninda menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia harus menceritakan semuanya, siapa ayahnya, kemana beliau, dan kenapa di rumah yang begitu besar ini tidak ada foto pria lain selain ayah Prasetya dan Bagas adiknya.

Sambil menunggu ibunya kembali, Ninda memindahkan tayangan televisi ke channel di mana para aktor negeri ginseng tayang. Di tatapnya dengan fokus sambil mengemil snack, sampai ibunya datang dan duduk di sampingnya. Tatapan Ninda beralih terhadap buku album berwarna hitam yang di bawa oleh ibunya.

“Album?” Ninda mengerutkan dahinya, heran.

Tira tersenyum samar, lalu membuka album tersebut. Dua insan berbalut pakaian adat, menyambut dua pasang mata yang menyoroti penuh makna. “Ini ayah kandung kamu, namanya Tomi Irawan. Ayah kamu seorang nahkoda. Saat ibu mengandung kamu dengan usia kandungan lima bulan, kapal yang dinahkodai ayah kamu tenggelam di laut lepas. Ibu sangat stress, tapi setelah satu bulan lebih dari kejadian itu, ibu bertemu Prasetya. Meskipun baru kenal, dan karena kakek kamu juga enggak mau lihat kamu terlahir tanpa seorang ayah, akhirnya kami menikah. Dan kakek mengatasnamakan Prasetya untuk memimpin perusahaannya saat usia kamu satu tahun, tak lama dari itu kakek kamu meninggal.”

Ninda merangkul ibunya yang telah berlinang air mata. “Aku menyayangimu, I love you mom!

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
U&I - Our World
329      222     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
PELANGI SETELAH HUJAN
419      293     2     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
Dearest Friend Nirluka
59      54     0     
Mystery
Kasus bullying di masa lalu yang disembunyikan oleh Akademi menyebabkan seorang siswi bernama Nirluka menghilang dari peradaban, menyeret Manik serta Abigail yang kini harus berhadapan dengan seluruh masa lalu Nirluka. Bersama, mereka harus melewati musim panas yang tak berkesudahan di Akademi dengan mengalahkan seluruh sisa-sisa kehidupan milik Nirluka. Menghadapi untaian tanya yang bahkan ol...
Heya! That Stalker Boy
507      299     2     
Short Story
Levinka Maharani seorang balerina penggemar musik metallica yang juga seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta menghadapi masalah besar saat seorang stalker gila datang dan mengacaukan hidupnya. Apakah Levinka bisa lepas dari jeratan Stalkernya itu? Dan apakah menjadi penguntit adalah cara yang benar untuk mencintai seseorang? Simak kisahnya di Heya! That Stalker Boy
Snow
2449      810     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Pesona Hujan
885      467     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
27th Woman's Syndrome
9661      1807     18     
Romance
Aku sempat ragu untuk menuliskannya, Aku tidak sadar menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu aku orang ke berapa di hidupnya. Aku 27 tahun, tapi aku terjebak dalam jiwaku yang 17 tahun. Aku 27 tahun, dan aku tidak sadar waktuku telah lama berlalu Aku 27 tahun, dan aku single... Single? Aku 27 tahun dan aku baru tahu kalau single itu menakutkan
HEARTBURN
328      235     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Nina and The Rivanos
8466      1903     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
The Ruling Class 1.0%
1161      474     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?