Loading...
Logo TinLit
Read Story - Our Different Way
MENU
About Us  

Besok adalah harinya, hari di mana Gian akan menampilkan bakatnya dalam kompetisi piano yang dia ikuti.

Sebagai orang yang sama sekali tidak paham mengenai musik, aku tidak bisa membantu banyak. Yang bisa kulakukan adalah berdoa pada Tuhan agar Gian dapat mengikuti kompetisi itu dengan lancar dan mendapat hasil terbaik.

Selain itu, mungkin aku juga bisa membantu Gian dengan memberikan dia sebuah pakaian untuk dipakai saat hari kompetisi, supaya dia tahu bahwa aku mendukungnya dengan sepenuh hati sehingga bisa mengurangi kegugupan yang dia rasakan.

Sebenarnya aku ingin memberikan jas itu secara diam-diam dengan memasukkan ke dalam tasnya saat dia masih tidur pulas setelah bel pulang berbunyi. Tapi dia keburu membuka mata saat tanganku baru saja hendak membuka resleting tas.

Karena sudah terlanjur ketahuan, kuminta saja dia untuk membuka jas itu yang sudah dibungkus dengan rapi. Kedua matanya seketika berbinar cerah begitu mengetahui barang yang kuberikan.

Gian memandang pemberianku dengan tatapan takjub: “Waaah … ini buatku? Kamu ngasih ini ke aku? Serius? Baju sebagus ini? Sejak kapan kamu belinya? Kok nggak bilang-bilang dulu? Wahhh …”

“Kemarin, pas keluar sama Papa, aku nggak sengaja lihat itu,” jawabku. “Kelihatannya bagus kalau kamu pakai. Kebetulan juga lagi ada diskon gede-gedean. Untung stoknya yang seukuran kamu belum kejual habis. Jadi, aku langsung beli dan minta buat bungkusin sekalian, he he he.”

“Jasnya bagus. Makasih. Aku suka. Nanti, kalau sampai rumah, aku bakal coba. Tapi, kalau dilihat-lihat, kayaknya pas, sih,” kata Gian.

“Nanti jangan lupa fotoin, terus kirim ke aku. Aku juga mau lihat,” kataku saat Gian melipat kembali jas itu untuk dia masukkan ke dalam tas.

Setelah itu, kami keluar kelas dan menuju parkiran sekolah. Gian mengambil motor dan minta aku untuk segera naik setelah selesai memakai helm.

Lalu, kataku pada Gian saat kami dalam perjalanan pulang:

“Gian, besok semangat, ya!”

“Iya, makasih.”

“Aku dukung kamu.”

“Iya,” kata Gian. “Besok aku akan berusaha maksimal, doain.”

Kami berpisah saat Gian selesai mengantarku ke rumah. Setelah masuk rumah, segera kulepas seluruh seragamku di dalam kamar mandi lalu mulai mandi guna membersihkan badan yang terasa lengket.

Telepon dari Gian masuk ketika hari sudah malam.

“Selamat malam! Apa benar saya sedang bicara dengan perempuan yang mengisi hatinya Gian?” tanya Gian.

“Ha ha ha, iya, ini aku.”

“Aku udah coba baju yang kamu kasih.”

“Gimana menurutmu? Pas, nggak?”

“Ukuran badannya, sih, pas, tapi …”

“Tapi apa? Kamu nggak suka modelnya?”

“Suka, tapi kayaknya kurang cocok kalau dipake buat kompetisi besok.”

“Yaaaaahhhhh …”

“Iya, lebih cocok dipake buat ngelamar kamu ini.”

“Ih! Gian!”

“Ha ha ha, makasih hadiahnya.”

“Iya, sama-sama.”

“Aku juga harus ngasih kamu sesuatu juga nih kalau kamu begini.”

“Ih, nggak usah!”

“Kenapa nggak mau?”

“Nggak perlu kasih aku hadiah, aku udah punya semuanya, tinggal kamu belajar aja yang rajin biar bisa satu kampus sama aku nanti.”

“Aku sebenernya sama sekali nggak kepikiran buat lanjut kuliah,” katanya. “Tapi, karena kamu yang minta, aku mau. Lagian, aku juga nggak mau jauh dari kamu.”

“Jangan kuliah karena aku. Aku nggak mau bikin kamu terpaksa,” kataku. “Kalau kamu nggak mau, ya udah, nggak apa-apa.”

Sebetulnya aku juga tidak mau jika harus menjalin hubungan jarak jauh dengan Gian setelah lulus SMA nanti.

“Nggak apa-apa, kita harus kuliah satu kampus, biar nanti kamu nggak perlu kangen.”

Setelah mendengar itu, hatiku seketika bersorak gembira.

“Besok, kamu nonton?” tanya Gian.

“Iya, aku pasti nonton kamu.”

“Sama siapa ke sananya?”

“Emmm … nggak tau.”

“Coba ajak Sita.”

“Dia, kan, masih demam dari kemarin,” jawabku.

“Oh, iya,” kata Gian bagai baru ingat sesuatu.

“Nggak apa-apa. Aku bisa ke sana sendiri,” kataku.

“Besok jangan lupa kalau keluar pakai jaket, soalnya dingin, aku belum bisa peluk kamu,” kata Gian.

“Iya, iya, udah kamu latihan lagi sana,” perintahku.

“Kasih semangat dulu, dong!” pinta Gian sebelum aku sempat memutus sambungan telepon kami. “Kirim pap, minimal sepuluh.”

Maksud kata “pap” yang diucapkan Gian bisa diartikan sebagai permintaan untuk mengirim foto kepada lawan bicara dalam percakapan virtual. Maka dari itu, setelah sambungan telepon terputus, segera kubuka aplikasi kamera untuk berfoto selfie. Gian minta sepuluh dan kuturuti permintaannya. Aku memang sebenarnya suka berfoto untuk mengabadikan wajahku sendiri yang menurutku cantik.

Setelah mengirimkan semua fotoku ke Gian, aku keluar kamar karena merasa haus dan ingin ke dapur. Kemudian tidak sengaja kudengar suara seseorang seperti sedang muntah dari dalam kamar mandi.

Tidak berapa lama, Mbak Yanti keluar dalam kamar mandi dengan keadaan lemas dan wajah sedikit pucat. Sepertinya sedang sakit. Dia kemudian menuju kamarnya yang berada di bagian belakang untuk beristirahat setelah mengadu tidak enak badan ke Mama.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Samudra di Antara Kita
33859      5550     136     
Romance
Dayton mengajar di Foothill College, California, karena setelah dipecat dengan tidak hormat dari pekerjaannya, tidak ada lagi perusahaan di Wall Street yang mau menerimanya walaupun ia bergelar S3 bidang ekonomi dari universitas ternama. Anna kuliah di Foothill College karena tentu ia tidak bisa kuliah di universitas yang sama dengan Ivan, kekasihnya yang sudah bukan kekasihnya lagi karena pri...
Singkirkan Peluh Samar
481      350     0     
Short Story
Menceritakan tentang seorang gadis yang dengan tabah dan jiwa bersemangat mencapai apa yang ia harapkan diantara kekurangan dan banyak orang yang tidak mendukung kerja kerasnya. Namun, itu tak bertahan lama, jati diri sang gadis pun akhirnya terungkap.
Danger
333      230     1     
Short Story
Pencuri bank akan mencuri uang dengan berbagai cara. Semua cara yang mereka lakukan, tentunya bertujuan untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang besar dan instan. Tidak hanya itu rencana juga dilakukan yang bertujuan agar aksi mereka tidak di ketahui oleh siapa pun. Banyak pencuri yang berusaha menghilangkan jejaknya atau pun beraksi tanpa jejak. Lalu bagaimana jika seorang pencuri bank ...
The Trinity
358      263     1     
Short Story
Hiding under the US Goverment, lies a group of 3 soldiers, the Trinity was formed because these soldiers are not ordinary soldiers, they have the strength of a thousand man, bravery of a tiger, and as fearless as a lion, the Trinity was a group to stop crime and heavy group criminal, the group consist of Ela, Sledge, and Capitao, the Trinity’s main goal was to stop the criminal group known as t...
Memory box
340      241     1     
Short Story
the story of how a box can bring up some old memories
Batagor (Menu tawa hari ini)
382      245     4     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
Miss Gossip
3785      1600     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...
Demi Keadilan:Azveera's quest
1056      575     5     
Mystery
Kisah Vee dan Rav membawa kita ke dalam dunia yang gelap dan penuh misteri. Di SMA Garuda, mereka berdua menemukan cinta dan kebenaran yang tak terduga. Namun, di balik senyum dan kebahagiaan, bahaya mengintai, dan rahasia-rasasia tersembunyi menanti untuk terungkap. Bersama-sama, mereka harus menghadapi badai yang mengancam dan memasuki labirin yang berbahaya. Akankah Vee menemukan jawaban yang ...
Dikejar Deretan Mantan
527      323     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...