Read More >>"> Dapit Bacem and the Untold Story of MU (chapter 25. Hanya Sekali Kita Muda) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dapit Bacem and the Untold Story of MU
MENU 0
About Us  

David resah, menatap rekan-rekannya. Adakah di antara mereka yang seperti dirinya, hanya berharap uang? Pasti ada, dan dia bisa mengira-ngira, siapa saja di antara rekan-rekannya yang memburu uang hadiah. Mereka itu mungkin mau berkompromi dengan uang, untuk mengalah pada lawan. Namun lidahnya terasa berat untuk membicarakan tawaran dari Bang Jayus.

Haji Kodier datang ke hadapan mereka. Dia bilang bahwa Bang Toyib akan menjemput Coach Pieters, dan nanti langsung ke lapangan ABC.

“Jadi kalian berangkat ke lapangan pertandingan, sama babe, dan juga Bang Jaelani.”

“Naik truk, Be?”

“Kagak. Babe sudah sediakan angkot.”

“Wah, makasih Be.”

“Begini anak-anak, babe cuma mau ngasih nasehat sedikit saja. Kalian ini hanya sekali mengalami masa muda. Mungkin hanya sekali ini saja, kalian bertanding sepak bola sampai grand final. Jadi, gunakan kesempatan yang sekali ini, untuk berjuang meraih kemenangan. Kebanggaan sebagai pemenang yang bakal kalian raih nanti, mungkin akan membekas di seluruh sisa hidup kalian. Kemenangan itu mungkin bisa memberi dorongan semangat, jika suatu saat nanti kalian merasa diri kalian tak berarti. Setidaknya, sekali dalam hidup, kalian pernah merasa bangga, dan membanggakan orang tua, juga warga Marunda. Selamat berjuang anak-anakku!”

“Terima kasih Be.”

Mereka masih menunggu dua orang rekan yang belum datang, Christiano dan Zidan yang masih dalam perjalanan menuju Marunda. Waktu masih banyak. Mobil yang bakal mengantar juga sedang dipanaskan mesinnya. Kali ini banyak warga Marunda yang ingin turut serta ke lokasi pertandingan, mereka mau naik mobil pribadi dan motor. Katanya pengin jadi suporter. Anak-anak tim Marunda United masih duduk-duduk di tepi lapangan, mengobrol, tertawa-tawa.

David resah sendiri, celingukan ke arah jalan. Kemudian datanglah motor yang dikendarai oleh Bang Jayus. Motor itu diparkir di depan warung. Pengendaranya melambai pada David. Segera David menghampiri Bang Jayus.

“Gimana David? Sudah dibicarakan dengan teman-teman kamu?”

“Belum Bang.”

“Gimana sih? Kamu mau duit nggak?”

“Ya mau Bang … tapi bukan dari uang sogok. Maaf ya Bang. Permisi.”

David berlari meninggalkan Bang Jayus, kembali pada rekan-rekannya. Ditolehnya pria itu. Bang Jayus belum beranjak, masih mengamati anak-anak Marunda.

David melihat Christiano dan Zidan datang dengan berboncengan motor. Christiano turun di tepi lapangan, sedangkan Zidan terus ke rumah Haji Kodier, mau menitipkan motornya.

May menghampiri Christiano. “Hey, anak Kampung Tugu, kemarin sore kelar latihan, lo ngelabrak teman-teman gue yang di salon, ya?! Mereka ngomong sama gue, kalau lo mendatangi mereka, bareng sama si Arab itu! Mereka tersinggung sama sikap lo yang nggak punya toleransi banget!”

“Bukan ngelabrak.” bantah Christiano, “Gue sama Zidan cuma minta mereka itu kagak jadi cheerleader lagi buat Marunda. Teman-teman lo yang jadi cheerleader itu sama sekali kagak menambah semangat bertanding, malah bikin kita-kita jadi malu sama tim lain!”

“Kita?” To Ming Se menoleh ke arah Christiano, “Lo aja yang malu, gue sih kagak! Jangan bawa-bawa nama tim kita ini, kalau urusan lo itu melarang orang buat nonton pertandingan sepak bola! Gue berprinsip, bahwa sepak bola itu buat semua golongan, semua ras, semua etnis, dan semua jenis. Jadi gue mah kagak masalah siapapun yang datang ke stadion untuk jadi supporter Marunda United. Gue menghargai sekecil apapun dukungan buat Marunda United. Ngerti nggak lo?!”

Merada dibela sama si Ase, May kembali memberondong Christiano dengan omongannya yang sengak.

“Lagian, teman-teman gue itu jadi cheerleader buat gue, bukan ngasih support sama lo!”

Melihat situasi yang tidak harmonis di dalam tim, padahal ini pertandingan penentuan, David segera bicara pada rekan-rekannya untuk melupakan dulu perselisihan di antara mereka. Namun May terlanjur sakit hati karena teman-temannya yang di salon itu dilarang mendukung dirinya saat bertanding nanti.

“Kenapa lo ngelarang orang ngedukung tim kita, Chris?” tanya David.

“Gue kagak ngelarang. Terserahlah kalau wadam-wadam itu mau nonton kita bertanding!” Christiano sudah malas untuk terus berdebat dengan May.

“Ya udah. Maryadi, lo bisa calling ke cheerleader itu, bilang kalau mereka boleh nonton kita di lapangan ABC.” ujar David.

“Eh, gue sih kagak ada masalah dengan teman-teman gue yang di salon.” jawab May, “Kudunya juga Christiano yang calling ke mereka, minta maaf.”

“Minta maaf sana, Chris! Lo kan, yang bikin gara-gara?!” Senggol David.

Dengan enggan, Christiano memberikan ponselnya kepada May, minta disambungkan ke nomor teman May. Setelah tersambung, May yang duluan bicara.

“Hey yeti, ada teman gue yang mau ngomong sama lo semua nih!” Lantas May mengembalikan ponsel itu pada Christiano.

“Halo, saya Christiano, yang kemaren sore ke situ. Masih inget? Maapin saya ya, udah bikin ulah di salon kalian. Kemaren itu anggap saja saya lagi mabok duren. He he he. Oh ya, teman saya Zidan juga minta maaf. Kalian lagi ngapain? Sore ini nggak sibuk? Mau jadi cheerleader lagi? Boleh kok. Ya udah, ditungguin di lapangan ABC, ya? Oke, bye.”

“Cie, cie!” May cekikikan.

Christiano yang dongkol, kemudian memilih beranjak menuju warung, katanya mau beli permen. David melihat, Christiano sudah tiba di warung, dan diajak bicara oleh Bang Jayus.

Ya ampun, tukang suap itu, kagak berhasil sama gue, malah mengincar teman gue, pikir David dengan resah. Dilihatnya Christiano melambai padanya. David beranjak dan berlari menuju warung itu.

“Maaf ya Bang, saya kagak mau! Saya kagak bisa.” ucap David begitu tiba di hadapan Bang Jayus.

“Aduuuh nih bocah, masak sih, lo kagak butuh duit?”

David menoleh pada Christiano, “Memangnya lo mau kalau disuap sama mereka, disuruh kalah?”

“Kagak. Gue pengin ikut coaching clinic sama pemain Eropa yang nanti tur ke Jakarta. Gue pengin permainan gue dilihat sama pengurus PSSI atau pelatih dari klub di Liga Indonesia. Kalau entar kita mengalah, kayaknya bakal kentara. Para pemandu bakat bisa melihat kalau pemain itu mengalah. Mereka kagak bakalan berminat sama pemain yang mengalah demi uang.” Christiano menatap David, lalu bicara lirih.

“Lo sering mengeluh, uang SPP telat karena mamih lo belum punya duit. Kadang lo ngeluh kalau mamih lo nggak punya cukup uang buat bayar kontrak rumah. Gue pengin bisa bantuin lo, tapi gue juga kagak punya duit berlebih. Kalau misalnya lo mau terima duit dari abang itu, mungkin duitnya bisa buat bantuin mamih.”

David tercengang. “Lo mau kita mengalah sama lawan?”

“Kalaupun kita bertanding secara jujur, belum tentu kita menang. Kalau kita kagak menang, kita cuma runner up, dapat juga hadiah uang tapi sedikit. Kalau hadiah uang itu dibagi untuk seluruh pemain,  juga buat Coach Pieters dan Bang Toyib, bisa-bisa dapatnya sedikit banget. Ya sudah, kita mengalah saja. Nanti gue kagak bakalan bikin gol. Kalau Maryadi atau Zidan ngoper bola ke gue, nanti gue mau pura-pura salah umpan. Ya begitu saja, Bro. Terserah lo, gue mah pengin bantuin lo.”

David menatap rekannya dengan rasa sedih. “Sudahlah Chris, ayo kita kumpul bareng tim, sebentar lagi berangkat.” David berjalan meninggalkan warung itu.

“David, bagaimana dengan tawaran abang?” tanya Jayus.

David tak menjawab, dia berjalan meninggalkan orang itu.

Jayus masih berusaha membujuk. “Chris, tadi kamu kayaknya mau kan?”

Christiano menepuk bahu David, “Gimana Bro?”

David menoleh pada rekannya, “Chris, hanya sekali kita muda ….”

“Maksud lo?” Christiano tidak paham, karena saat tadi Babe Kodier bicara hal tersebut, dia belum datang ke Marunda.

David bicara, “Gue kagak mau disuap Chris, bukan karena gue kagak butuh duit. Tentu gue butuh banget duit, gue pengin meringankan beban mamih. Gue tahu pasti lo juga kagak mau disuap, lo cuma pengin bantu gue untuk bisa dapat uang. Tapi Chris, kita nggak bisa membunuh harapan teman-teman kita di Tim Marunda United. Harapan untuk bisa main maksimal, sehingga kita semua mendapat perhatian dari para pemandu bakat timnas junior. Itu kan, harapan kalian semua? Kalau sekarang kita mengalah, demi uang … mungkin harapan itu nggak pernah datang lagi dalam hidup kita. Hanya sekali kita muda, mungkin hanya sekali ini kita bisa tunjukkan kemampuan kita sebagai pemain sepak bola.”

Jayus kembali membujuk. “Chris, ayo sini, kamu tadi mau kan?”

Christiano menoleh. “Bang, tim Super Football yang jadi lawan Marunda nanti, pemainnya seumuran dengan saya. Mereka semua pasti pengin menang dengan cara yang fair, sportif dan jujur. Mereka pasti bakal marah, kalau tahu abang ini kasak-kusuk untuk memenangkan mereka dengan cara menyuap kita. Seharusnya, ortu mereka itu percaya sama kemampuan anak-anaknya. Kalau sudah sampai grand final, pastilah mereka itu memang tangguh. Jadi biarkanlah kita bertanding apa adanya. Kalau nanti Marunda kalah, itu bukan karena mengalah. Tapi memang lawan lebih bagus. Begitupun sebaliknya, jika Marunda menang, lawan harus terima.”

David dan Christiano kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Pria yang berniat menyuap itu, akhirnya pergi dari Marunda. Kemudian angkot-angkot yang sudah disewa, datang untuk mengangkut tim Marunda United. Dan berangkatlah mereka semua, dengan diantar oleh para pendukungnya.

 

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Photograph
1346      653     1     
Romance
Ada banyak hal yang bisa terjadi di dunia dan bertemu Gio adalah salah satu hal yang tak pernah kuduga. Gio itu manusia menyenangkan sekaligus mengesalkan, sialnya rasa nyaman membuatku seperti pulang ketika berada di dekatnya. Hanya saja, jika tak ada yang benar-benar abadi, sampai kapan rasa itu akan tetap ada di hati?
Kungfu boy
2644      1025     2     
Action
Kepalanya sudah pusing penglihatannya sudah kabur, keringat sudah bercampur dengan merahnya darah. Dirinya tetap bertahan, dia harus menyelamatkan Kamalia, seniornya di tempat kungfu sekaligus teman sekelasnya di sekolah. "Lemah !" Musuh sudah mulai menyoraki Lee sembari melipat tangannya di dada dengan sombong. Lee sudah sampai di sini, apabila dirinya tidak bisa bertahan maka, dirinya a...
Buku Harian Ayyana
21926      4633     6     
Romance
Di hari pertama masuk sekolah, Ayyana udah di buat kesel sama cowok ketus di angkatannya. Bawaannya, suka pengen murang-maring terus sama cowok itu! Tapi untung aja, kehadiran si kakak ketua OSIS bikin Ayyana betah dan adem tiap kali dibuat kesel. Setelah masa orientasi selesai, kekesalan Ayyana bertambah lagi, saat mengetahui satu rahasia perihal cowok nyebelin itu. Apalagi cowok itu ngintilin...
ARMY or ENEMY?
12342      4015     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
4615      1685     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
Luka atau bahagia?
3831      1203     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Interaksi
406      282     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
Fix You
724      432     2     
Romance
Sejak hari itu, dunia mulai berbalik memunggungi Rena. Kerja kerasnya kandas, kepercayaan dirinya hilang. Yang Rena inginkan hanya menepi dan menjauh, memperbaiki diri jika memang masih bisa ia lakukan. Hingga akhirnya Rena bersua dengan suara itu. Suara asing yang sialnya mampu mengumpulkan keping demi keping harapannya. Namun akankah suara itu benar-benar bisa menyembuhkan Rena? Atau jus...
Bee And Friends 2
2399      910     0     
Fantasy
Kehidupan Bee masih saja seperti sebelumnya dan masih cupu seperti dulu. Melakukan aktivitas sehari-harinya dengan monoton yang membosankan namun hatinya masih dilanda berkabung. Dalam kesehariannya, masalah yang muncul, ketiga teman imajinasinya selalu menemani dan menghiburnya.
Cinta Semi
1904      844     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...