Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dapit Bacem and the Untold Story of MU
MENU
About Us  

Keesokan sore David dan rekan-rekannya berlatih di lapangan Marunda. Bang Toyib melapor pada Coach Pieters bahwa tim tidak bisa berlatih di lapangan dekat panti werdha, karena lapangan itu mau dipakai oleh warga sekitar buat main bola juga. Coach Pieters minta dijemput, dia ingin mendampingi tim berlatih.

Kali ini Zidan datang buat ikut latihan. To Ming Se masih mangkir. Christiano juga mangkir latihan, ikut papanya main band di sebuah acara hajatan. Bolosnya dua pemain itu, bikin May segera mengontak rekan-rekannya. Lalu datanglah tiga orang lelaki gemulai. May memprovokasi Bang Toyib untuk memecat To Ming Se dan Christiano, lalu mengganti dengan rekannya yang bernama Puspa dan Luna.

“Nama aslinya siapa?” tanya Bang Toyib.

“Sudah lupa tuuuh.” jawab Puspa dan Luna.

Bang Toyib bilang tidak bisa memecat pemain karena harus ada persetujuan dari Coach Pieters. Lalu Bang Toyib pergi menjemput coach, setelah sebelumnya menyuruh pemain latihan sendiri sesuai program tertulis yang sudah disusun oleh Coach Pieters.

Para pemain melakukan pemanasan, sprint, latihan menggiring bola dan akurasi tendangan ke gawang. Sekalian melatih gerak refleks kedua orang kiper. Lalu mereka membentuk dua tim, dan berlatih tanding.

Sementara itu, ketiga teman May berdiri di tepi lapangan, menonton latih tanding itu, sekalian jadi Cheerleader. Setiap kali May berhasil merebut bola, mereka bersorak, berjoget, bergoyang pinggul.

“Gila lo semua!” teriak May sambil cekikikan.

Di babak pertama, David mencetak gol lewat heading, dan segera diserbu rekan satu timnya, dipeluk, ada yang mencium kepalanya, untuk merayakan gol. Menjelang akhir babak pertama, May bikin gol. Dia berteriak girang, lalu berlari ke arah teman-teman satu timnya. Mereka cuma menepuk-nepuk pundaknya.

“Kok lo semua nggak peluk gue, sih?” tanya May, “Barusan waktu Dapit bikin gol, lo semua peluk dia, nyium dia. Kok sama gue kagak?”

“Buat lo mah, no touch, no kiss!” ujar salah seorang pemain.

Saat istirahat, May duduk menjauh dari timnya. Zidan mendekati May, dan bicara.

“Maryadi, kita kagak bermaksud membeda-bedakan ente. Ana yakin ente pemain berbakat, ente striker handal, ente punya lari yang kencang dan akurasi tendangan yang terukur. Tapi … ente suka ganjen sih, jadi kita semua risih.”

“Lo semua kagak adil sama gue!” teriak May.

David berujar, “Maryadi, kita respek kok sama lo, makanya kita kagak menolak lo gabung dalam Marunda United.”

“Kalau gitu, apa sih susahnya kalau sekali-sekali kalian pada meluk gue, kalau gue bikin gol. Jadi gue merasa gol gue itu dihargai sama kalian!"

David menepuk bahu Maryadi. “Gini aja May, kalau lo bikin gol, lo joget aja di tengah lapangan. Yang penting lo bikin gol buat tim! Ingat kata Coach Pieters, sepak bola tanpa gol adalah nonsense, kagak ada sisi menariknya. Karena hanya gol yang bikin perubahan nilai.”

“Okey Pit, lo emang cowok yang paling pengertian …. ” May kembali bersemangat, “Ya udah, kalau entar gue bikin gol, gue bakal goyang manjah.” Lalu May berdiri, dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

“Ayo teruskan main bolanya!” teriak David.

Mereka kembali ke lapangan, melanjutkan latih tanding. Baru berhenti saat Bang Toyib datang, dan meniup peluit untuk mengumpulkan pemain.

Coach Pieters katanya mau ke sini Bang? Mana?”

“Itulah … barusan dia maksa minta dijemput karena pengin melatih kalian. Begitu abang sampai di panti, dia lagi tidur siang. Kagak bisa dibangunin.”

“Ya kagak apa-apa Bang, kita bisa latihan sendiri kok. Coach Pieters juga sudah ngasi program latihan tertulis sama kita.”

Bang Toyib menatap pemain Marunda United, “Kalau kalian dilatih sama Abang, kalian susah untuk disiplin! Hari ini latihan, besok bolos. Tapi kalau ada Coach Pieters, kalian terpaksa disiplin! Kalau kagak nurutin dia, bisa aja dia mundur sebagai pelatih, dan Marunda United bakal kena diskualifikasi. Karena itu, abang bakal usahakan supaya Coach Pieters bisa melatih kalian. Biar kalian terbiasa dengan disiplin ala orang Belanda. Biar tau rasa kalian, gimana beratnya disiplin itu, kalau kalian sudah terlanjur punya kebiasaan santai dan seenaknya!”

“Bang Toyib kayak yang dendam sama kita?” pikir David.

“Ada satu masalah lagi.” sambung Bang Toyib, “Kita tidak punya cukup dana buat ikut turnamen. Padahal kita harus bikin seragam tim, harus ada ongkos transportasi, uang konsumsi. Kita kagak bakalan sanggup kalau semua itu harus dari dana pribadi.”

“Ada sponsor Bang.” David ragu-ragu, “Ada seorang politisi asal Marunda yang mau jadi caleg, dia mau ngasi dana buat kita, asalkan wajahnya, namanya, serta lambang partainya, dipampangin di depan kaos tim Marunda United.”

Suara-suara berdengung, lebih banyak yang tak setuju. Alasannya karena mereka ingin Marunda United menjadi tim sepak bola yang netral, tidak ditunggangi oleh kepentingan politik apapun.

“Sepak bola kagak boleh campur aduk dengan urusan politik, begitu kata pengurus FIFA.” ujar salah seorang pemain.

Bang Toyib jadi kesal, karena dia merasa sudah banyak berkorban untuk mengurusi Marunda United. “Terus gimana dong? Kalian mau ikut turnamen?”

“Mau Bang!”

“Berarti kalian harus terima sponsor! Hanya ada dua orang yang mau ngasi dana sponsor buat kita, yaitu Bang Jay, dan politikus itu! Kalau kita ambil sponsor dari Bang Jay, berarti di jersey kita kudu disablon gambar serabi oncom. Kalau caleg itu yang jadi sponsor, berarti jersey kita ada gambar muka dia. Silakan lu mau pilih yang mana!”

May bergumam, "Kalau gue mah dua-duanya aja jadi sponsor. Di jersey kita entar ada gambar tuh caleg lagi makan serabi oncom."

Udin menyahut, "Lo aja sendiri yang pake kaos gambar caleg makan serabi."

Bang Toyib bertanya lagi, apa sponsor pilihan anak-anak Marunda.

“Terserah Abang aja ….”

“Kagak bisa terserah gua! Kalau entar gua yang tentuin, terus kalian malah mogok bertanding gara-gara gambar sponsor pada kaos kalian. Nanti abang juga yang malu sama tuh sponsor. Dia sudah kasih duit, tapi Tim Marunda United malah kagak mau bertanding! Jadi harus kalian yang tentukan! Besok harus sudah ada pilihan! Karena kita harus segera pesan bikin kaos tim!”

Lalu latihan sore itu dibubarkan.

***

Malam itu, di rumahnya David berdiskusi dengan Udin, soal sponsor. Tak dinyana, ternyata mamih nguping, lalu keluar kamar untuk turut bicara.

“Kenapa lu kagak mau pake seragam yang ada gambar serabi oncom?”

“Malu Mih ….” jawab David.

“Kalau misalnya mamih punya banyak duit dari hasil jualan gorengan, terus mamih kasih dana buat tim kamu, dengan syarat di kaos tim kamu kudu dipampangin gambar comro. Apa kamu malu? Kamu malu sama gorengan jualan mamih? Kamu malu, karena hidup kamu dibiayain sama hasil dagang gorengan?”

“Kagak malu, Mih …. “ David berpikir, bahwa mungkin dirinya kagak bisa hidup tanpa gorengan.

“Kalau begitu, coba kamu pikirin perasaannya Bang Jaelani yang jualan serabi itu. Pikirin perasaan anak-anaknya. Mamih kira, kagak ada bedanya dengan kamu. Sama-sama jualan makanan yang menurut anak muda jaman sekarang mah, sudah dianggap kampungan, kan?”

“Kagak Mih ….” sahut David.

Mamih Rosyidah masih niat mengomeli anaknya. “Sehari-harinya lu makan nasi karo tempe bacem sama comro, kenapa lu kudu malu sama gambar serabi oncom di kaos tim? Bukannya lu juga sering beli serabi oncom di pasar?!”

“Iya Mih ….”

“Bang Jaelani orang Marunda, dia ngerasa bangga sama tim sepak bola dari Marunda, jadi dia pengin kasih dana. Apa salahnya lu semua bantu Bang Jaelani juga, dengan cara nyetak gambar serabi oncom di kaos kalian? Kalau melalui sepak bola, lantas usaha Bang Jaelani makin maju, itu kan, berarti kalian semua sudah saling bantu.”

“Mamih bener juga, Pit.” bisik Udin setelah mamihnya David masuk kamar lagi. “Kalau Bang Jay ikhlas mau bantuin kita, kenapa juga pake kita tolak? Justru harusnya kita juga bantuin promosi dagang dia. Gue kagak apa-apa kalau pake kaos tim gambar serabi oncom. Itu kan, sarapan gue hampir saban pagi.”

“Sebenarnya gue juga kagak keberatan dengan gambar serabi oncom itu.”

“Terus … tempo hari itu, siapa yang kagak mau?”

David berpikir sejenak, “Banyak sih yang nolak. Tapi mungkin Zidan yang protes paling kencang. Dia kan, tukang protes. Urusan logo tim, dia protes. Urusan pelatih kita yang udah jompo, dia protes. Urusan Israel sama Palestina yang letaknya jauh banget dari Marunda, dia protes juga.”

“Tapi Pit, kalau kita kasih pengertian, mungkin mereka mau juga nerima sponsor dari Bang Jaelani. Biasanya mereka mau dengarin omongan lo.”

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pacarku Arwah Gentayangan
5889      1751     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Lily
1925      874     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Memories About Him
4247      1788     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9523      2111     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Mr.Cool I Love You
135      119     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
I'm not the main character afterall!
1374      711     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5243      1979     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Caraphernelia
1000      526     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7077      1634     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Lullaby Untuk Lisa
5583      1627     0     
Romance
Pepatah mengatakan kalau ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Tetapi, tidak untuk Lisa. Dulu sekali ia mengidolakan ayahnya. Baginya, mimpi ayahnya adalah mimpinya juga. Namun, tiba-tiba saja ayahnya pergi meninggalkan rumah. Sejak saat itu, ia menganggap mimpinya itu hanyalah khayalan di siang bolong. Omong kosong. Baginya, kepergiannya bukan hanya menciptakan luka tapi sekalig...