Loading...
Logo TinLit
Read Story - Different World
MENU
About Us  

Seorang gadis terlihat sedang tidur disebuah sofa. Namun, sepertinya kegiatan itu harus terganggu dengan ketukan pintu. Ia pun dengan malas membukanya. Akan tetapi, dalam sekejap matanya berubah menjadi penuh dengan binar dan senyum terpatri indah diwajah itu. Dihadapannya ada dua bocah laki-laki yang berumur lebih muda darinya. Mereka adalah saudara sepupu dari sang gadis.

“Melody ayo main sama kita!” ajak salah seorang diantara mereka. Sedangkan yang satunya hanya memandang gadis bernama Melody dengan binar harapan. Tentu saja Melody dengan senang hati mengiyakan ajakan saudaranya itu.

“Mas beneran mau ngajak Mell naik itu? Mell kan gak bisa naik itu,” bisik yang tadi hanya memandang Melody.

“Justru itu mas ngajak Melody main,” jawab sang kakak sambil tersenyum jahil. Sang adik yang menangkap hal itu, terkikik senang. Sedangkan Melody yang sudah berada di luar rumah menoleh bingung. Ia tidak menemukan 'sesuatu' yang seharusnya di bawa oleh kakak-beradik itu. Melody pun menoleh ke belakang.

“Arsen, Arhen, dimana barang 'itu'?” tanyanya.

“Hari ini kita bermain yang lain,” jawab Arhen, laki-laki yang tadi mengajaknya.

“Kau membawa barang baru?!” pekik Melody kesenangan.

“Iya, kita membawa barang baru khusus untuk Mellnya kita!” sahut Arsen, yang tadi hanya menatapnya.

“Ya udah yuk ikut kita, Mel,” ucap Arhen sambil berjalan ke arah 'sesuatu' yang sudah terparkir cantik. Melody yang tidak merasa curiga dengan kelakuan kakak-beradik itu pun hanya mengikuti seperti anak ayam.

“Ini dia!”seru Arhen sambil merentangkan tanganya memamerkan 'sesuatu' itu.

“Sepeda? Jangan bilang ...,” kata Melody sambil menatap horror barang itu.

“Yap, kau harus belajar naik sepeda,”ucap Arhen senang.

“Ugh, aku gak mau.”

“Akan aku belikan red velvet cake.” Melody yang mendapat penawaran itu langsung menaiki sepeda. Sebelum ia menggayuh sepeda itu, ia berkata, “Belikan yang banyak! Dan ..., umm tolong pegang sepedanya dari belakang, ya?”

Arhen mengangguk cepat dan menyeret Arsen untuk membantunya memegang sepeda agar seimbang. Setelah itu, Melody mulai menggayuh sepedanya.

“Melody, kau tidak boleh menoleh ke belakang dan fokus saja dengan apa yang di depanmu!” teriak Arhen yang sedaritadi berlari mengikuti lajunya sepeda.

"Mas, kita lepas yuk," bisik Arsen yang sudah mulai kelelahan mengikuti laju sepeda.

“Yuk! Kita lepas saat aku bilang 'lepas' ya,” bisik Arhen. Arsen pun mengangguk sebagai tanda paham.

“Satu ..., dua ..., tiga! Lepas!” serunya. Arhen dan Arsen pun kompak melepaskan pegangan mereka.

Melody yang merasa ada yang berbeda pun menolehkan kepalanya. Ia menemukan Arhen dan Arsen yang telah melepaskan pegangannya. Dia yang mudah panik pun membuat sepeda yang dinaikinya oleng. Arhen dan Arsen yang melihat hal itu reflek berlari ke arah Melody. Sedangkan Melody yang baru sadar ada pohon di depannya tidak sempat untuk mengerem sepeda. Dia pun menjerit dan memejamkan matanya. Dan terjadilah hal tidak terduga.

Melody menghilang seakan ditelan oleh pohon itu. Sedangkan Arhen dan Arsen hanya bisa diam membeku.

•••


Perlahan mata Melody terbuka. Masih dengan setengah sadar, ia mengedarkan pandangannya. Ruangan serba putih yang terlihat mewah. Dia tidak tahu bahwa rumahnya punya kamar semewah ini. Sebentar, rumahnya tidak sebesar itu sampai punya kamar semewah ini!

Melody pun langsung menegakkan tubuhnya. Karena perbuatannya itu, pusing menyerangnya. Namun, dengan segara dia mengambil napas perlahan agar segera membaik. Setelah itu, ia mengedarkan pandangannya sekali lagi. Terlintas hal konyol dipikirannya. Selama ini dia suka sekali baca novel isekai. Apa mungkin dia terisekai? Menanggapi hal konyol itu, Melody pun bergerak menuju cermin.

Dia mengamati baik-baik wajahnya. Tidak ada yang berbeda. Dia tetap memiliki mata yang sipit dengan iris coklat gelap, hidung pesek, bibir yang lumayan tebal, kulit putih, dan bentuk wajah yang bulat. Bahkan  rambutnya pun tetap lurus, panjang, dan berwarna hitam. Dia terdiam berpikir apa yang membuatnya bisa berada di kamar yang begitu mewah ini. Tapi, hal itu tak berlangsung lama karena ketukan pintu terdengar disusul dengan suara pintu yang dibuka.

Melody menolehkan kepalanya dan mendapati seorang gadis berpakaian pelayan sedang terdiam menatap dirinya. Kemudian dengan rusuhnya pelayan itu berlari ke luar kamar. Melody dibuat bingung dengan kelakuan gadis pelayan tersebut. Dia pun berjalan ke arah pintu dan mengintip sedikit keadaan di luar. Dan betapa dibuat terkejutnya dia mendapati banyaknya orang disekitar kamar itu.

“My Lady, anda tidak boleh keluar dari kamar! Saya mohon masuk lah kembali,” seru salah satu orang itu. Melody dengan ragu-ragu menurut.

Dia masuk ke dalam kamar dan duduk diranjang. Dengan bosan dia mengayun-ayun kakinya. Tak berapa lama, gadis pelayan tadi kembali dengan tiga orang mengikutinya. Sepasang laki-laki dan satu perempuan dewasa. Salah satu dari laki-laki itu berpakaian seperti penyihir. Dia mendekati Melody dan menundukkan kepalanya. Lalu dia berkata, "My Lady izinkan saya memeriksa anda."

Walau masih kebingungan ia mengangguk memberi izin. Penyihir tersebut pun duduk di pinggir kasur. Dia mulai memeriksa denyut nadi. Kemudian beralih memeriksa pernapasan. Dan berakhir dengan memeriksa anggota tubuh lain memastikan semuanya baik-baik saja. Setelah pemeriksaan selesai, dia beranjak dari duduknya.

"My Lady sudah baik-baik saja. Beliau hanya butuh istirahat yang cukup," ucap laki-laki itu.

Setelah itu, sepasang insan yang sedari tadi hanya diam mulai mendekati Melody dan duduk dipinggir kasur. Yang perempuan mengangkat tangannya dan mengelus lembut puncak kepala Melody. Perempuan ini tampak tak asing dimata Melody. Dengan bentuk wajah yang bulat, mata belo dengan iris coklat gelap, hidung mancung, dan rambut bergelombang berwarna hitam mengingatkannya pada tragedi sepuluh tahun yang lalu. Walau ragu dengan ingatannya sendiri, dia tetap berkata, “Ibu?”

Lalu Melody mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang juga duduk dipinggiran kasur. Laki-laki itu berwajah tirus, mata sipit dengan iris mata berwarna coklat terang, hidung pesek, dan rambut lurus bewarna hitam. Hal yang sama dirasakannya pada lelaki itu. Melody dengan ragu berkata, “Ayah?”

Dengan perlahan kedua orang itu menerbitkan senyum diwajah mereka. Bedanya sang laki-laki hanya tersenyum tipis.

“Selamat datang kembali, Melody,” sahut laki-laki yang dipanggil ayah itu.

“Apa ada yang kau inginkan, nak?” tanya perempuan yang dipanggil Ibu dengan lembut.

Seakan mendengar, tubuhnya merespon dengan batuk kecil. Sontak hal tersebut membuat pelayan yang menjaga dari jauh segera bergerak mengambil air untuk nonanya. Melody merespon perlakuan itu dengan kata terima kasih dan dengan segera dia meneguk air yang disodorkan.

“Elyn, ambilkan jeruk dan makanan asin!” perintah sang ayah.

“Baik, My Lord.” Pelayan yang dipanggil Elyn itu segera keluar kamar melaksanakan perintah majikannya.

“Evyana, mari kita keluar. Biarkan Melody istirahat,” ajak sang ayah dengan lembut sambil menarik tangan istrinya. Meski tak rela, Evyana membiarkan dirinya tertarik keluar.

Melody menghela napas setelah semua orang pergi dari kamar. Kepalanya pening memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Yang dia tahu, dia kehilangan orang tuanya saat masih kecil. Lalu tiba-tiba dia bertemu kembali dengan orang tuanya didunia yang – entahlah apa namanya. Saat sedang asik-asiknya melamun, terdengar pintu diketuk. Lalu masuklah Elyn dengan nampan berisi makanan.

"Ini My Lady makanannya. Selamat menikmati. Saya izin keluar," kata Elyn sambil menyerahkan nampan berisi makanan itu. Melody pun menerima itu dan menikmati makanannya dalam diam. Tanpa Melody tahu ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh. Orang itu sudah memperhatikan Melody sejak ia siuman.

"Aku akan menemuimu dalam waktu dekat," gumam orang itu. Kemudian dia pergi dari sana.


How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bus dan Bekal
3113      1440     6     
Romance
Posisi Satria sebagai seorang siswa sudah berkali-kali berada di ambang batas. Cowok itu sudah hampir dikeluarkan beberapa kali karena sering bolos kelas dan lain-lain. Mentari selalu mencegah hal itu terjadi. Berusaha untuk membuat Satria tetap berada di kelas, mendorongnya untuk tetap belajar, dan melakukan hal lain yang sudah sepatutnya seorang siswa lakukan. Namun, Mentari lebih sering ga...
ETHEREAL
1781      791     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Titip Salam
3774      1450     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
Allura dan Dua Mantan
4450      1310     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...
Love Like Lemonade
4406      1504     3     
Romance
Semula Vanta tidak tahu, kalau satu perlawanannya bakal menjadi masalah serius. Siapa sangka, cowok yang ditantangnya─Alvin─ternyata adalah penguasa kampus! Jadilah mereka musuh bebuyutan. Di mana ada Alvin, itulah saat paling buruk untuk Vanta. Neraka bagi cewek itu. Bagaimana tidak? Cowok bernama Alvin Geraldy selalu melakukan segala cara untuk membalas Vanta. Tidak pernah kehabisan akal...
The Last tears
894      510     0     
Romance
Berita kematian Rama di group whatsap alumni SMP 3 membuka semua masa lalu dari Tania. Laki- laki yang pernah di cintainya, namun laki- laki yang juga membawa derai air mata di sepanjang hidupnya.. Tania dan Rama adalah sepasang kekasih yang tidak pernah terpisahkan sejak mereka di bangku SMP. Namun kehidupan mengubahkan mereka, ketika Tania di nyatakan hamil dan Rama pindah sekolah bahkan...
KEPINGAN KATA
495      319     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Girl Power
2345      889     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
KILLOVE
4453      1394     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
The Last Blooming Flower
8808      2509     1     
Romance
Di ambang putus asa mencari kakaknya yang 20 tahun hilang, Sora bertemu Darren, seorang doktor psikologi yang memiliki liontin hati milik Ian—kakak Sora yang hilang. Sora pun mulai menerka bahwa Darren ada kunci untuk menemukan Ian. Namun sayangnya Darren memiliki kondisi yang membuatnya tidak bisa merasakan emosi. Sehingga Sora meragukan segala hal tentangnya. Terlebih, lelaki itu seperti beru...