Setelah perkumpulan acara majlis selesai kini keduanya pulang bersama dengan berjalan kaki. “bagaimana sudah lebih baik?”ucap gadis tersebut yang kini bertanya tanpa melihat ke arah sang lelaki. Tak ada jawaban hingga kini sang lelaki menghentikan langkahnya. “gulya”ucap lelaki tersebut pada gadis yang kini memandangnya heran karena berhenti saat berjalan. Keduanya saling berhadapan. “terimakasih untuk hari ini”ucap nya menatap sang gadis “hari ini aku merasa kalut, namun setelah berbincang dengan ali hyung-nim aku merasa kekalutan ku hilang. Dan juga terimakasih telah menghapus rasa gundahku”ucap lelaki tersebut.
“minjae-shi”ucap gulya, yang membuat minjae melihat kea rah gulya
“aku tidak ingin bilang semua baik-baik saja. tapi aku hanya menyakini kau dapat melalui setiap masalah dengan baik. “ucap gulya membuat minjae tersenyum “ini percakapan kita yang ketiga kali bukan?”ucap minjae “ aku senang, entah mengapa aku senang bercakap-cakap denganmu.terimakasih”ucap minjae membuat gulya tersenyum dan mengangguk.
Malam itu, angin berhembus melambaikan pakaian gulya dan helaian rambut minjae. Keduanya masih melakukan kontak mata dengan senyuman yang terpatri dari keduanya.
Minjae pov
Kini aku membuka pintru drom “darimana saja?”suara sambutan dari hyungmin hyung membuatku melihat kearahnya “aku menenangkan diri”ucapku duduk di kursi makan menghadap hyungmin hyung. “di perjalanan aku melihat beritanya makin panas”lanjutku, semua seperti semakin tak terkendali, bahkan ungkapan ungkapan yang tak pernah ku katakana semua tertera di tulisan. Aku merasakan usapan dari punggunggku “semua akan baik- baik saja. kita bisa lalui semuanya “ucap hyungmin hyung.
Aku hanya terdiam, entah apa yang akan terjadi nanti. Seharusnya aku tau jika dari awal aku tidak perlu berurusan dengan gadis itu, beberapa senior sudah memberitahuku, namun bukannya aku mengabaikan namun aku di ajarkan bersikap sopan santun apalagi pada seorang perempuan.
“ini semua bukan salahmu, aku dengar dari manager hyung-nim perusahaan sudah mengeluarkan pernyataan jika pihak perusahaan menyangkal jika kalian memiliki hubungan. Serta sudah menghubungi pihak agensi herin untuk meminta melakukan pernyataan yang sebenarnya jika tidak pihak agensi akan menuntun agensi herin”ucap hyungmin hyung
“hyung maafkan aku membuatmu menanggung masalah ku” “ini bukan masalah mu, ini masalah yang di buat perempuan itu untuk kita. Kau sudah bersikap professional, kaupun tak pernah melakukan chatting dengannya. Semua mereka rekayasa”ucap hyung min hyung menenangkan ku.
“hyung, aku mencintai seseorang.”ucapku jujur pada sang leader. Hyungmin hyung tersenyum “sudah ku duga” pernyataan hyungmin hyung membuatku melihat ke arahnya “pasti gadis pesawat itukan?”lanjutnya yang membuatku mengangguk.
“hyung sadar ketika kamu terus pergi ke café dimana gadis itu selalu membeli minuman disana”
“tapi hyung, sepertinya aku sangat jahat.pada malam itu Saat aku sedang berbicara dengannya aku melihat seperti ada seseorang yang memotret kami. ” ucapku,
Flash back
Aku melihatnya yang berjalan di depanku, aku berhenti berjalan karena merasa ada yang sedang melihat ke arahku, dari sudut mataku aku melihat kea rah cahaya dimana seseorang sedang bersembunyi di balik pohon ‘paparazi’ batinku. Aku melihat ke arah gulya sekali lagi .
“gulya” ucapku memanggilnya, aku melihatnya membalikan badan dan menatapku dengan tatapan bertanya .
“terimakasih untuk hari ini”ucapku, tanpa fikir panjang aku berjalan sampai di hadapannya. Tidak terlalu dekat ataupun terlalu jauh . aku memandang nya dengan sedikit kalut, tanganku terkepal
“hari ini aku merasa kalut, namun setelah berbincang dengan ali hyung-nim aku merasa kekalutan ku hilang. Dan juga terimakasih telah menghapus rasa gundahku”lanjutku, aku melihat kearahnya yang tersenyum. Netra mata yang tersinari lampu serta angin yang membuat bajunya sedikit tersapu.
“minjae-shi” ucapnya membuatku melihatnya dengan lebih telit, senyumannya dan nada bicara yang menenangkan membuatku semakin mengepalkan tanganku. “aku tidak ingin bilang semua baik-baik saja. tapi aku hanya menyakini kau dapat melalui setiap masalah dengan baik. “ucapnya membuatku tersenyum, ‘maaf,,,terimakasih’batinku’. Aku kini menatap kea rah samping dan tersenyum untuk memastikan aku baik-baik saja “ini percakapan kita yang ketiga kali bukan?” ucapku yang menatap anggukan darinya “aku senang, entah mengapa aku senang bercakap-cakap denganmu. terimakasih” ucapku lagi. Kami menutup percakapan dengan senyuman dan saling memandang.
Flash back finish
“ini sudah dua hari sejak pertemuan kalian, jika memang kamu yakin ada yang memotret kalian maka seharusnya udah ada yang menyebarkan foto kalian bukan?”ucap hyungmin hyung membuatku tersetak. “kau benar hyung, bukankah seharusnya sudah tersebar? “
“kau sudah menceritakan ini dengan manajer hyung nim?”ucap hyungmin hyung yang di balas anggukan olehku “lalu apa yang manajer hyung nim katakan?”
“manajer hyung-nim dan tim pr bilang tidak usah khawatir, karena itu takkan menambah masalah.” ucap ku memberitahu, “ lalu apakah kau masih bisa bertemu dengan gulya?” tanya hyungmin hyung, aku menggeleng “ yangjun bilang gulya memang sering datang namun untuk mengerjakan tugas biasanya akan berada di café setiap jam delapan malam sampai jam dua belas malam. “ "kau tau jadwalnya?”
“eummm,,eoomaku dekat dengannya. Bahkan eooma tahu semua jadwal dan kerjaannya.”
“apa yang jun juga tahu semua tentang_
“tidak hyung, café miliknya adalah tempat dimana gulya suka mengerjakan tugas. Hanya itu”ucapku. Setiap kali membicarakannya kau selalu semangat. “apa yang membuatmu suka padanya?”ucap hyungmin hyung, aku terdiam “banyak, aku sampai tidak bisa mengatakan nya. Itu terasa di sini”ucap ku sambil memegang dadaku “ini,,, ini berdetak dengan cepat”ucapku. Hyungmin hyung tersenyum.
Gulya pov
Aku masih menatap layar laptopku dengan tatapan kosong, malam itu aku mengingatnya dengan jelas. Malam dimana aku harus melakukan hal ekstrem untuk na minjae. “kenapa aku harus melakukannya ?!”ucapku sambil mengusap mataku. Aku melihat ke arah minuman yang ku pesan. Ice Americano yang tidak biasanya ku konsumsi kini aku meminumnya seperti minum obat. Aku bahkan belum sarapan namun aku sudah minum Americano dan jika lambung ku bermasalah aku akan langsung meminum obat mag.
“rutinitasku semakin tidak sehat”ucap ku. Kini aku melihat ke arah luar café, biasanya aku akan ke café jam delapan malam beres kuliah. Tapi karena pagi ini aku libur kuliah dan hanya bekerja saja berakhirlah aku berada di café jam 10 pagi. Aku menutup mataku dan mengingat kembali apa yang terjadi pada malam itu.
Flash back
Malam itu, selesai berbicara datang mobil van berwarna putih dan berhenti di samping aku dan minjae. Aku melihat kea rah samping, seorang pria dewasa membuka kaca mobilnya “minjae, apakah kau itu?”ucap pria tersebut
“manjer hyung-nim”ucapan minjae membuat ku tahu, itu adalah manajer dari grup minjae. Aku menunduk tanda hormat tanpa mengatakan apapun. “maaf bisakah aku membawa minjae?”ucapnya membuatku mengangguk “silahkan”ucapku, minjae menghadap ke arahku “aku akan mengantarkan mu menuju apartemen”ucap minjae, aku tersenyum. “tidak usah”
“manajer-nim bisakah aku mengajaknya dan mengantarnya?”ucap minjae meminta izin pada manajernya.
Aku menggeleng “bisa saja. kami akan mengantarmu”ucap sang manajer, aku menggeleng “aku akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu. Silahkan duluan tidak usah khawatir”ucapku meyakini mereka berdua.
“tapi_”
“minjae, dia ada keperluan. Biarkan dia pergi sendiri oke. Kita ada rapat malami ni”ucap manajernya membuatku mengangguk “pergilah minjae-shi. Kau ada pekerjaan. Aku baik-baik saja”ucapku. Aku melihat minjae yang masih menatapku “baiklah”akhirnya, Aku masih tersenyum.
Kendaraan itu meninggalkan tempat dan kini aku melihat ke arah dimana ada orang yang bersembunyi di balik pohon. Aku bisa melihat seseorang diam-diam memotret kami ‘aku mengerti minjae sedang dalam berita. Aku tak bisa diam saja karena jika ia menyebarkannya maka aku akan terseret dan minjae akan semakin mendapat masalah’ batinku. Dengan sedikit keberanian aku menghampiri dan terlihat seorang perempuan yang kini menatapku seakan penuh pertanyaan dan juga rasa kesal? Aku menghela nafas “ permisi. Kau memotret kami tadi?” ucapku langsung dengan nada yang tidak ramah sama sekali.
“kau siapa?bagaimana bisa berjalan bersama na minjae?”ucapnya membuatku terdiam “sudah dipastikan anda memotret saya ”ucapku tanpa membalas ucapannya “ saya bertanya bagaimana anda bisa bersama na minjae”ucapnya.
“bagaimana jika itu bukan na minjae?”ucapku masih dengan menatapnya dan kamera di tangannya “aku yakin 100% dia adalah na minjae”ucapnya “jadi anda membutuhkan berita baru untuk na minjae?”ucapku, tak ada jawaban “tapi sepertinya anda tidak lupa, memotret sembarangan orang adalah hal yang melanggar hukum. “
“kami bisa men_
“menyamarkan fotok saya?, tidak membantu apapun. Apa menurut anda orang-orang tidak akan mencaritahunya? orang-orang kini sudah sangat pintar bahkan memperjelas foto yang di buramkan. Jika anda menginginkan sebuah berita maka tampilkan berita yang berbeda. Jika anda tidak menghapus fotonya mungkin saya juga bisa menyebarkan siapa yang memotret foto tersebut “
“kau mengancam?”
“tidak. Saya hanya meminta dengan baik hapus foto tersebut. “ucapku. Ohhh aku gemetar, ini di Negara orang namun, bisa-bisanya aku bersikap seperti ini. “baiklah aku akan menghapusnya”ucapnya sambil memegang kamera. “biarkan saya yang menghapusnya. Jika saya yang menghapusnya saya akan memberikan kompensasi atas kerugian berita yang tidak di rilis”ucapku tanpa berffikir panjang dan mengambil keputusan mendadak . Gadis itu terdiam dan menimbang
“kompensasi seperti apa?”
“terserah anda”ucapku, gadis itu memberikan cameranya “ aku tidak tau apa hubunganmu dengan na minjae. Aku mempersilahkan kau menghapusnya karena kau memintanya dengan baik padaku. Aku akan mengambil kompensasi itu suatu hari nanti”ucapnya, aku masih menghapus beberapa foto di dalam kamera, total ada 5 foto dengan posisi yang hampir sama.aku menatapnya “terimakasih. Ini”ucapku mengembalikan kamera tersebut. “ini adalah kartu nama saya, anda bisa menghubungi saya jika akan menagih kompensasi tersebut”ucapku. Perempuan di depanku mengangguk dan menerima kartu namaku. Aku melakukan bow dan pergi dari sana.
Flash back finish
Aku menghel nafas “kompensasi”ucapku, aku masih termerenung hingga aku merasakan seseorang duduk di depanku “ada apa, sepertinya kau sedang setres” suara familiar menyentuh gendang telingaku. Aku mendongkak dan melihat “tasya, susan”ucapku senang “kita tinggalkan selama satu minggu kau seperti orang mati saja”ucap tasya membuatku terseyum. “aku melakukan hal bodoh”ucapku sambil memeluk mereka bersua
“astaga adik kecilku, aku tau kau akan melakukan hal bodoh ketika aku berbulan madu bersama suamiku”ucap tasya “dan aku hanya menghadiri seminar di USA saja. jadi hal ceroboh apa yang kau lakukan?”ucap susan, tanpa terasa aku menangis sambil memeluk mereka
“hei hei jangan menangis. Malu di lihat banyak orang”ucap tasya. Aku mengabaikan ucapan mereka dan terus memeluk keduanya.