Loading...
Logo TinLit
Read Story - DELUSION
MENU
About Us  

  Seorang gadis kini sedang berada di kawasan namsan tower berjalan agar sampai menuju menara, tidak seperti biasanya selalu bersama kedua temannya, namun kini hanya sendiri berjalan dengan senyuman terpatri di bibirnya. “udah hampir dua tahun”ucap gadis itu sambil melihat ke arah sekeliling dimana pemandangan indah selalu menjadi ikon kotak besar ini.

Terus memandang sampai sebuah suara membuat gadis tersebut mengalihkan pandangannya.

“bukankah indah?”sang gadis yang terdiam untuk melihat sesosok lelaki berada di sampingnya namun dengan pandangan yang kini mengarah ke arah depan. “ah,,ya”ucap gadis itu terbata, sang lelaki memandang ke ke arah yang sama hingga keduanya saling bertatapan.

 

   “herin-shi bukankah tidak sopan jika kau mengatakan hal seperti itu pada salah satu anggota member ku” ucap seorang lelaki yang kini mengemudi mobil menuju suatu tempat, namun bukan sesuai tujuan sang gadis namun tujuan yang di tuju oleh minjae.

“minjae ini bukan tujuan yang aku_”

“aku akan mengantarmu ke agensimu, jika kau ingin pergi ke suatu tempat pergilah bersama manajer atau asisten mu. Jangan menambah skandal. Kita sedang melakukan proses syuting ini bisa menjadi hal buruk untuk kedepannya. aku tidak ingin ada ganti rugi untuk yang kedua kalinya ”

“bukankah baik, rat_”

“jadi kau menemuiku agar memiliki skandal?dan menaikan rating?”ucapan minjae membuat gadis yang bernama herin terdiam. “herin-shi.  Kita hanya partner kerja.jadi bersikplah professional”ucap minjae, hingga kini kendaraan yang di tumpangi mereka berhenti “maaf aku hanya bisa mengantarmu sampai depan agensi”ucap minjae tanpa memandang herin dan hanya melihat ke rah jalanan “minjae aku_”

“aku harus pergi ke suatu tempat. Maaf”

Herin mentap minjae dengan kesal sekaligus sedih “aku harap kau tidak akan menyesal minjae “ ucapnya tanpa ada jawaban dari minjae. Setelah herin keluar minjae pergi dengan mobilnya menuju agensi untuk mengembalikan pada sang pemilik.

   Di lain tempat kini seorang gadis memakai hijab sedang berjalan-jalan sendiri. Memandang setiap aktivitas dan lingkungan yang tak pernah membuatnya bosan. Di tangannya terdapat kamera untuk memotret atau membuat video dengan senang merekam dengan berbicara untuk menjelaskan setiap keadaan yang di lalui.

Kamera merekam menuju arah tangga dimana menuju tower besar yang di sebut namsan tower. “ayo kita jalan sampai atas semuanya,,,aku akan jalan sambil menghitung tangganya”ucapan sang gadis dengan riang sambil merekam setiap langkah yang di laluinya . Sesampainya gadis tersebut menyudahi video dan menaruh kameranya dengan menggantungnya di leher. 

Gulya  pov

   Kini aku sudah sampai di dekat namsan tower, ada banyak orang. ada yang sedang berpacaran, dengan keluarganya, dengan temannya, atau dengan suaminya. Aku hanya sendiri karena tasya dan suasan sedang kencan, kebetulan kekasihnya datang dan mereka melakukan kencan ganda, pada awalnya aku di ajak mereka berdua namun aku tidak ingin jadi nyamuk diantara kedua pasangan tersebut. daripada mengganggu lebih baik aku pergi ke tempat dimana menjadi kesukaan orang-orang, aku berdiri di samping pagar sambil melihat pemandangan dari atas. Aku menarik nafas menghirup udara sekitar, mulai mempersiapkan kamera dan memotret setiap objek yang menurutku bagus, Aku akan memasukannya pada jurnal miliku setelah mencetaknya.

bukankah indah?”suara seorang lelaki mengintropeksi diriku yang sedang melihat kedepan setelah memotret. Aku memandangnya, seorang lelaki menggunakan masker memandang ke arahku, jika ditanya apakah aku mengenalnya. Aku akan jawab tidak, matanya memang terlihat familiar tapi,,,aku fikir jika tidak menanggapi itu takkan sopan “ah,,,ya”ucapku terbata. Aku memutuskan pandangan kami dan melakukan bow ringan lalu pergi dari sana pergi menuju tempat lainnya. bagaimana perasaanmu jika aa seorang lelaki tiba-tiba datang, dan berbicara padamu?itu akan membuat canggung dan tidak nyaman.

Aku terdiam diantara kerumunan dan kembali melihat ke arah belakang untuk memastikan “bukan na minjae kan?”ucapku pelan, aku berbalik dan kembali memandang kebelakang lelaki tadi masih berada di tempat yang sama. namun, entah mengapa air mata turun dari pelupuk mataku. aku mencoba mengangkat tanganku untuk merasakan air mata yang turun dari pelupuk mataku, ahhh tetesan air mata.

“ada apa ini?”ucapku,aku menekan dada ku seperti ada rasa sakit yang tiba-tiba datang. Aku menggeleng dan meninggalkan tempat tersebut dan berjalan menuju ke bawah untuk menyelesaikan perjalanku.

Minjae pov

   Aku memandangnya yang berjalan menjauhiku setelah melakukan bow ringan. aku tersenyum sambil terus melihatnya mejauhiku  tak lama aku melihatnya kembali membalikan badan, seolah menatapku aku masih menatapnya   masih berada di posisi yang sama memandangnya.

Deg,,,

aku melihatnya  ekspresi kebingungan serta rasa sakit yang ditampilkannya membuatku sedikit terusik dengan tatapan yang entah, aku tak bisa menjabarkannya. Tak lama ia berbalik dan menuruni namsan tower. aku ingin mengikutinya, aku ingin mulai melakukan percakapan dengannya, dan aku ingin berada di_

aku terhenti "apa yang terjadi?" ucapku dan melihat kini sudah tidak ada gadis yang sebelumnya akan ku kejar. aku masih diam membeku hingga suara berisik dari sekitar menyadarkanku. jika aku sudah diketahui banyak orang. “kau na minjaekan?”suara yang tak pernah ku kira terdengar hingga setiap atensi yang berada di sekitarku memandangku akibat ucapan gadis tadi dengan nada yang tinggi.

“wahhh ia,,,itu na minjae”

“wah,,, na minjae,,”

Kini banyak orang yang mengerumuniku, aku tersenyum “hallo,,,”

“wah,,, na minjae oppa bolehkah aku meminta tanda tangan?”

“aku juga oppa”

Banyak yang meminta tanda tangan dan juga berfoto.’kecerobohan ku’ucapku membatin.Semakin banyak yang datang aku mulai merasa sesak “ummm bolehka aku pergi, aku harus pergi ke sesuatu tempt penting” izin ku. Setelah mendapat izin aku berlalri menuju suatu tempat dimana orang-orang selalu menenangkan diri. Sungai han, kebetulan kini langit berubah menjadi gelap aku kini berjalan menelusuri tempat yang sedikit sepi untuk menenangkan diri, Akupun belum makan dan merasa lapar. Aku terus berjalan sampai melihat mini market yang terlihat sepi aku berjalan menuju mini market untuk membeli makan.

“untung aku sudah memberitahu eooma, jika aku akan pulang malam”ucapku, kini aku masuk kedalam mini market dan membawa keranjang. Aku mengambil ramyeon, dengan telor. Tak lupa air putih serta belanjaan lainnya untuk stock ku di rumah. Malam ini sepertinya lebih baik unuk makan ramyeon. Saat menuju tempat pembuatan mie, aku melihat gadis yang sedari siang aku cari kini sedang menunggu untuk memasak mie.

“gulya “ucapku membuatk gadis itu berbalik,menatapku. Aku menurunkan masker dan aku melihat keterkejutannya “oh,,,”

“hati-hati”ucapku ketika aku melihat gulya yang tergelonjak ke belakang sambil menutup mulutnya .

“na minjae-shi?”ucapnya dengan pelan, lalu melihat ke arah sekitar. Aku terus memperhatikan gerak-geriknya dan terkekeh “ya. Gulya-shi?”ucapku sambil membuat mie milikku. Aku kembali melihatnya yang kini akan mengambil mienya

“awas panas, biar aku yang bawakan. Bisakah gulya-shi bawakan saja makananku yang lainnya” ucapku melihatnya, gulya menatap mienya

“tapi ini panas”

“itulah. Biar aku yang bawa. Gulya-shi bawakan belnjaanku yang lainnya”ucapku sambil tersenyum, “apa tak apa?”tanyanya yang mendapat anggukan dariku. “milikku sudah siap.ayo “ucapku Beruntunglah penjaga mini market ini adalah seorang ajjushi tua. Dan bukan anak muda.

Aku berjalan di depan sambil membawa ramyeonku dan gulya, gadis itu mengikutiku di belakang. Aku berjalan di depan gadis itu untuk mengambil tempat yang sudah di sediakan di samping mini market ini. tidak ada siapapun karena aku yakin daerah sini memang jarang di kunjungi pengunjung karena letak yang terlalu jauh dari sungai han.

Minjae pov finish

   Keduanya kini duduk di sebuah bangku saling berhadapan karena meja yang memang berbentuk persegi empat yang biasa di isi 4 orang dan setiap orang berada di sisi meja. Gulya duduk dan mengeluarkan air minum ,rumput laut., cabe dan juga salad siap saji, tak lupa kimchi,  gulya juga melakukan hal yang sama untuk minjae.mengeluarkan seluruh barang minjae dan menatanya di depan minjae, minjae tersenyum melihat kelakuan gulya dan kini keduanya sudah duduk saling berhadapan.

“terima kasih”ucap gulya menatap minjae, sang pria mengangguk “terimakasih juga telah membukakan minuman milikku”ucapnya sambil menatap botol air putih yang sudah longgar tutupnya.

Keduanya kini focus memakan mie,sang pria yang menatap gadis di depannya makan dengan lahap tersenyum “kau belum makan?”ucap minjae

“sudah, aku hanya sedang ingin makan mie saja”ucap gulya mentap sang pria sebentar "dan beberapa makanan lainnya". Minjae mengangguk "sepertinya kamu sangat lapar, banyak hal di atas meja ini"gurau minjae ,“kita pernah bertemu sebelumnya. Ingat tidak?”ucap minjae melanjutkan ucapannya, gulya terdiam membuat minjae menunggu

“pesawat” ucap gulya yang membuat minjae menganguk dan tersenyum

“aku tidak tahu jika kita akan bertemu lagi bahkan beberapa kali. Apakah kau sadar?”

“minjae seorang idol, pasti akan selalu dimana saja. jadi jika kita pernah bertemu mungkin hanya sebuah kebetulan”ucapan gulya membuat minjae menghentikan acara makannya dan menatap sang gadis dengan sedikit kecewa “menurutmu itu kebetulan?”ucap minjae, gadis yang bernama gulya mentap minjae “eum,,,,terkadang aku juga bertemu dengan beberapa idol lain kadang ada di gangnam bahkan beberapa dari mereka sering tampil di kampus”ucap gulya membuat minjae mengangguk “pernah kebetulan bertemu dan berbicara seperti ini dengan idol?”tanya minjae sekali lagi. Gulya mengangguk, minjae melihatnya dengan kesal

“denganmu”lanjut gulya membuat minjae yang awalnya merasa mulai tidak lapar dan akan menyudahi makanannya kini tersenyum dan melanjutkan makannya “eumm,, bukankah aku sangat ramah?”ucap minjae menatap gulya. Yang di tatap menatap balik dan tersenyum

“ramah, baik, dan tampan”ucap gulya membuat minjae tersedak,  “ohok,,,,”minjae memukul dadanya, gulya yang melihat memberikan air dan menatap dengan meringis “minjae-shi. Kau baik-baik saja?”ucap gulya menatap minjae yang di angguki dengan anggukan dan meminum air untuk menetralkan rasa panas di tenggorokannya.

“makan permen ini agar terasa nyaman di tenggorokan”ucap gulya menyodorkan permen untuk sakit tenggorokan. Minjae memandang dan mengambilnya “maafkan aku,”ucap minjae,gulya mengangguk

“makanya makan dulu, baru berbicara. Jadi tersedak kan?”ucap gulya yang di balas anggukan oleh minjae. “ini membantu untuk tenggorokan”lanjut gulya sambil menyodorkan permen yang sempat ia bagi dengan minjae. Sang pria hanya melihat

“aku masih punya stok banyak di apartemen milikku”ucap gulya, minjae menerima dan mengucapkan terimakasih.

   

    “kenapa harus mengantarku pulang minjae-shi?”ucap gulya yang kini duduk di dalam taksi “ini hampir jam 10 malam. Tidak pantas perempuan pulang sendiri. Dan juga sebagai ucapan terimakasih”ucap minjae, menatap gulya di sampingnya. Ya,,, mereka berdua menaiki taksi setelah paksaan minjae. “bagaimana jika ada paparazzi?kau tidak takut?”ucap gulya pelan

“eum,,,kenapa harus takut?aku tidak melakukan kejahatan”ucap minjae sambil tersenyum. Sang gadis yang mendapat jawaban hanya menggeleng. Setelahnya tidak ada percakapan berlanjut hingga taksi berhenti di depan apartemen gulya.

“aku akan membayar setengahnya” ucap gulya sambil mengeluarkan beberapa uang yang ada di sakunya, minjae yang melihat menggeleng 

“tidak usah. Sudah masuklah dan beristirahat”ucap minjae “tapi,,,”

“pak jalan. Sampai jumpa gulya-shi”ucap minjae sebelum gulya memberikan uangnya pada sang supir minjae meminta untuk menutup jendela dan segera pergi.

“loh,,,”

gulya merasa heran, namun di akhiri dengan senyuman dan pergi berlalu menuju lantai dimana kamarnya berada.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
MY MERMAN.
618      458     1     
Short Story
Apakah yang akan terjadi jika seorang manusia dan seorang duyung saling jatuh cinta?
Nightmare
448      308     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.
CHANGE
486      347     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
RAIN
684      456     2     
Short Story
Hati memilih caranya sendiri untuk memaknai hujan dan aku memilih untuk mencintai hujan. -Adriana Larasati-
Dream of Being a Villainess
1443      819     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
Story of April
2609      926     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Bukan kepribadian ganda
9654      1873     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Yang Terindah Itu Kamu
12754      3618     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Sepi Tak Ingin Pergi
664      402     3     
Short Story
Dunia hanya satu. Namun, aku hidup di dua dunia. Katanya surga dan neraka ada di alam baka. Namun, aku merasakan keduanya. Orang bilang tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan. Namun, bagiku sakit adalah tentang merelakan.
LOVE IN COMA
571      414     7     
Short Story
Cerita ini mengisahkan cinta yang tumbuh tanpa mengetahui asal usul siapa pasangannya namun dengan kesungguhan didalam hatinya cinta itu tumbuh begitu indah walaupun banyak liku yang datang pada akhirnya mereka akan bersatu kembali walau waktu belum menentukan takdir pertemuan mereka kembali