Minjae pov
Kami kini berada di bandara untuk pergi ke korea setelah konser kami selesai. Kami langsung berangkat menuju korea saat malam hari,agar saat pagi kami sudah sampai di korea untuk langsung pergi ke gedung dimana acara penghargaan akan diumumkan. Ya grup kami memenangkan salah satu penghargaan terbaik tahun ini. ternyata Kerja keras kami selam ini tidak sia-sia .
Di pesawat kami terduduk berpisah, manajer bilang aku duduk dengan penumpang lain karena semua memberpun sudah mendapatkan bangku bersama member atau staff. Aku hanya mengangguk dan berharap yang duduk di sampingku bukan sasaeng atau fans fanatik. Aku sedang lelah untuk meladeni keinginan dan obsesif mereka.
Aku berjalan menuju kursiku yang ternyata sudah ada seorang gadis di kursi dekat jendela sedang menutup matanya . Aku mengabaikannya dan bersyukur orangnya sedang menutup mata. Ku duduk secara perlahan agar tidak mengganggu. Tak lama pengumuman pesawat akan lepas landas di umumkan. Aku melihat ke arah samping dimana gadis itu sedang memasang sabuknya namun masih belum terpasang. Aku melihat tangannya yang bergetar.
“can i help you?”tanyaku menggunakan bahasa inggris,dia memandangku dan menatapku ragu, dan mengangguk dengan patah-patah. Aku tersenyum “you look shaking. that's why you can't wear this belt”ucapku menjelaskan, setelah memasang dengan baik aku menatapnya sebagai tanda aku sudah selesai “thanks you” ucapnya membuatku mengangguk “this is your first time?" tanyaku setelah melihatnya duduk dengan nyaman dan aman.
“yes” jawabnya singkat, aku menatapnya yang kini aku melihatnya memejamkan mata dan memegang kedua tangannya. Terlihat dari dirinya yang tegang. Aku mengulurkan tanganku “need a handle?”tanyaku, gadis itu membuka matanya dan menatap tanganku lalu menggeleng.
“no.thanks you”ucapnya, lalu berdiam sejenak hingga lanjutan kalimatnya membuatku tertegun “I’m sorry” aku menggeleng menandakan aku mengerti dan tidak apa-apa. Aku tidak tersinggung sungguh pada dasarnya aku mengerti mengapa gadis ini menolak tanganku.
Pesawat sudah lepas landas dan kini sudah terbang seperti biasa, penerbangan akan berjalan kurang lebih 7 jam. Jika kami pergi jam 12 maka kurang lebih jam 6 -7 sudah sampai di bandara. Aku menatap ke kursi jegyo, kebetulan jegyo menatapku
‘ada masalah?’tanyanya dengan gerakan bibir, aku menggeleng
‘sasaeng?’tanya jegyo sambil menunjuk bangku sebelahku, aku menggeleng
‘oke’ucapnya dengan tanda tangan
‘manager hyung- nim khawatir’lanjutnya, aku memberikan gesture baik-baik saja.
Setelah percakapan tanpa suara dengan jegyo aku melirik ke arah samping dimana kini aku melihatnya tertidur. aku menutup sekat diantara kursi kami supaya tidak mengganggunya ketika aku sedang menonton. Aku tidak bisa tidur dikarenakan sudah istirahat beberapa saat sebelum pemberangkatan.
Saat aku sedang mengganti tontonanku, terasa guncangan cukup keras di pesawat membuatku sedikit kaget, namun aku mengerti ini biasa terjadi ketika penerbangan dilakukan. aku menutup sekat dan melihat ke arah gadis yang kini sudah membuka matanya jika di gambarakan apa yang ku lihat. kini gadis itu, di tangan kirinya sedang memegang seperti kalung mutiara namun ada lambang sebagai bandul dan di tangan kanannya sambil memeluk buku. Aku melihatnya sedang mengucapkan beberapa kalimat. Suasana cukup heboh karena guncanggan ini cukup kuat.akupun sama khawatirnya dengan yang lain, tapi,,entah kenapa melihat gadis itu melakukan sesuatu yang sepertinya sedang berdo'a membuatku sedikit nyaman dan tak perlu khawatir.
Guncangan tadi berakhir setelah kurang lebih 15 menit, suara pilot meminta maaf dan pramugari yang mulai menenangkan para penumpang, aku kembali melihat kembali ke arah gadis itu dan kini ia menatap ke arahku “are you okey?”tanyanya, aku mengangguk dan tersenyum. aku fikir dia yang kenapa-napa karena ini adalah penerbangan pertamanya.aku terkekeh dalam hati
'unik'
“excuse, are you all right?”suara sang pramugari membuat atensiku teralihkan, aku mengangguk dan mengatakan kami baik-baik saja.namun beberapa saat aku fikir kami membutuhkan air. aku meminta pada pramugari tersebut 2 air untukku dan gadis di sampingku.“may we have 2 glasses of mineral water please”ucapku meminta air yang di angguki oleh pramugari dan langsung memberikan apa yang ku minta. Aku mengulurkan satu pada gadis tersebut yang di terima “thanks you” ucapnya dan langsung meminum air tersebut. beberapa saat Penerbangan berlanjut dengan baik sampai tiba saatnya kami akan akan mendarat. Pengumuman terdengar dan aku melihat kea rah gadis tersebut yang kini sudah mulai siap, tidak seperti saat lepas landas dimana gadis tersebut sedikit kesusahan saat memakai sabuk pengaman. Aku hanya tersenyum.
“YA! Kenapa kau senyam senyum begitu?”ucap chanhyuck membuatku menatapnya dengan kesal “kenapa kau menggangguku?”ucapku
“sedari tadi, tidak setelah turun dari pesawat kau hanya senyum-senyum saja” cerewet chanhyuck
“oh, ya yang di sampingmu tadi siapa?”kini junlin menatapku, aku menggeleng “aku tidak tau namanya”
“apakah sasaeng hyung?”kini suara leechen, aku menggeleng “aku yang pertama mengajaknya berbicara”ucapku
“lalu bagaimana responnya?”
“singkat”
“syukurlah bukan sasaeng, aku kira gadis itu memang tidak tertarik pada idol, seharusnya ada berita tentang keramahanmu dalam kurun waktu kurang dari 24 jam”ucap manajer hyung-nim.
“betul, biasanya jika mereka fans, atau bahkan menyukai kpop mereka akan menceritakan moment manis di pesawat. ini tidak ada satupun berita kecuali orang yang melihatmu berbuat baik padanya dengan memberikan air”ucap manajer hyung-nim sambil membuka tabletnya.
Aku mengangguk “mungkin itu malu untuknya di ungkapkan ke public”ucap jegyo membuatku melihat ke arahnya.
“dia tidak bisa memasang sabuk saat akan lepas landas,dan minjae membantunya. Mungkin dia malu karena itu.”ucap jegyo
Aku menggeleng dan bangkit dari duduk “aku ke toilet dulu”ucapku langsung keluar dari ruang latihan. Setelah mendarat dari pesawat aku langsung menghadiri acara penghargaan dan juga ke lokasi syuting. Saat malam langsung berlatih menuju gedung. Jika harus mengeluh aku merasa lelah, tapi ini tanggung jawab yang harus ku penuhi. Aku membasuh wajahku, menatap pantulan wajahku dari kaca.
“sepertinya aku mulai merasa pusing”ucapku sambil memegang pelipisku,
”huft”.