Read More >>"> Segitiga Bermuda (11. Mengikis jarak) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Segitiga Bermuda
MENU
About Us  

Lagu boyband exo korea yang berjudul growl berputar keras di ruang ekskul dance. Sekitar dua puluh murid yang yang berada di ruangan tersebut mulai bergoyang mengikuti irama lagu. Termasuk Kinan. Kinan bergerak lincah sesuai gerakan-gerakan dance yang telah dia hafal. Senyum tidak pernah luntur di wajahnya setiap dia melakukan itu. Kinan yakin dia tidak salah telah memilih ekskul ini. Kinan sangat menikmatinya. Dia mencintai semua hal tentang dance.

Lima menit kemudian musik pun berhenti. 

"Good job, guys. Tepuk tangan untuk mengapresiasi kerja keras kalian hari ini" ucap seorang senior ekskul dance di depan ruangan. Kinan dan yang lain pun bertepuk tangan.

"Kinan, gerakan dance kamu lebih menonjol daripada yang lain. Tetap pertahankan yah. Kamu mungkin suatu saat bisa menjadi murid paling terbaik di ekskul ini. Dan mungkin bisa jadi ketua ekskul selanjutnya jika itu tercapai. Yang lain mohon berikan tepuk tangan untuk Kinan. Semoga kalian semua termotivasi juga yah untuk memperbagus dance kalian seperti Kinan tadi."

Kinan tersenyum malu-malu ketika diberi tepuk tangan yang meriah oleh teman-teman ekskulnya. Mereka juga memberi senyum terbaik mereka kepada Kinan.

Jadwal ekskul dance hari ini pun berakhir sore hari. Kinan beranjak meninggalkan ruang ekskul bersama dengan yang lain.

"Kinan, selamat yah atas tadi," ucap tiga orang teman ekskul Kinan secara bersamaan.

"Terima kasih. Dance kalian juga sangat luwes kok tadi," balas Kinan pada tiga gadis seumurannya itu.

"Kapan- kapan lo mau tidak main bersama dengan kami, Ki? Kita bisa latihan bersama. Mengobrol banyak hal tentang dance dan kpop. Atau mungkin hang out bersama ke suatu tempat."

Kinan biasanya sangat menutup diri pada teman-teman sekolahnya. Kinan tidak pernah akrab dengan siswa atau siswi manapun. Hanya sebatas mengenal dan menyapa saja dengan mereka. Kinan terlalu insecure. Dia selalu merasa rendah diri kepada orang-orang. Ditambah Kinan pernah dibuli oleh tiga gadis seumurannya di sekolah ini. Kinan merasa trauma.

Namun sepertinya Kinan tidak boleh terus terlarut dengan rasa traumanya. Dia harus percaya diri dan berani bersosialisasi. Kadang Kinan juga merasa kesepian karena hanya mempunyai Sultan di sekolah ini. Hubungannya dengan Ambar pun terus berjarak dan tidak ada titik terang. Kinan juga butuh teman.

Oleh karena itu, Kinan pun memutuskan untuk mengiyakan ajakan ketiga siswi tadi. Tidak ada salahnya dia mencoba membuka diri.

"Boleh, aku mau kok kapan-kapan kita main dan latihan bersama. Kalian tentukan saja hari dan waktunya. Nanti aku menyesuaikan."

"Bagaimana jika kita membuat group chat berempat saja?"

"Itu ide yang bagus."

"Yasudah, nanti gue membuat grup dan menambahkan lo ke grup yah, Kinan. Kalau begitu kami bertiga pamit pulang. Lo dijemput sopir seperti biasa kan, Ki? Hati-hati di perjalanan yah."

"Terima kasih. Kalian hati-jati juga yah."

Dan berakhirlah Kinan saat ini. Menunggu sopir rumah di sebuah halte sekolah tempat para murid menunggu jemputan. Betapa terkejutnya Kinan menemukan Ambar di sana. Seorang diri, tanpa Sultan yang menjaganya seperti biasa.

"Mbak Ambar, sedang apa di sini?"

Ambar pun juga terkejut ketika bertemu Kinan. Wajahnya begitu pucat dan sedih. Kinan menjadi khawatir. Trauma dengan kejadian di lapangan sekolah dulu.

"Kinan, lo sedang menunggu jemputan juga?"

Kinan mengangguk. "Memangnya Mas Sultan kemana, Mbak. Kok tidak mengantar Mbak Ambar?"

"Sultan sedang ada urusan dengan teman-teman geng motornya, Ki."

"Tumben. Biasanya Mas Sultan cekatan mengantarkan Mbak dahulu kalau ada sebuah urusan."

Wajah Ambar semakin sendu. "Sepertinya Sultan sedang marah pada gue, Ki. Dia mendiami gue sejak tadi pagi."

Marah? Kinan tiba-tiba ingat kejadian kemarin. Momen dimana dia terbakar api cemburu ketika mengetahui Sultan dan Ambar jalan bersama ke timezone yang pernah Kinan dan Sultan kunjungi. Bahkan pacar Kinan itu menjemput Ambar dengan mobil jeep, tidak dengan mogenya seperti biasa.

Bisa dibayangkan semarah dan secemburu apa Kinan kemarin. Membuat Sultan kelimpungan merayu Kinan untuk tidak merajuk lagi padanya.

Sultan juga mengaku jika dia marah terhadap Ambar yang memposting story kebersamaan mereka di timezone tanpa izin terlebih dahulu kepada Sultan. Sepertinya kakak angkat yang telah resmi menjadi pacar Kinan itu hari ini masih marah dan menghindari Ambar.

"Mbak Ambar akan langsung pulang ke rumah?"

"Tidak, Ki. Hari ini ada jadwal check up gue dengan Dokter Kevin."

Kinan mendadak kesal dengan Sultan. Kenapa Sultan harus sekejam itu pada Ambar. Boleh saja jika dia marah, namun kenapa harus sampai lalai akan tanggung jawabnya kepada Ambar. Kinan pun tidak enak hati. Sultan pasti seperti itu karena dirinya. Dia marah karena tidak terima Ambar membuat Kinan menangis kemarin.

"Sopir Mbak Ambar kapan datangnya?"

"Gue tadi sudah meminta Bunda gue untuk mengirim sopir, Ki. Namun pesan gue belum di balas oleh Bunda. Sepertinya dia sibuk."

Sopir yang ditunggu Kinan pun sudah tiba. Kinan pun yang iba dengan Ambar memutuskan untuk mengantar mantan pacar Sultan itu untuk check up.

"Yasudah kalau begitu. Mbak Ambar ikut denganku saja. Aku akan mengantar Mbak Ambar untuk check up. Sopir aku sudah sampai soalnya."

"Memangnya lo tidak keberatan, Ki?" Ambar terlihat terkejut.

"Tidak apa-apa, Mbak. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf aku untuk kejadian di lapangan dulu."

 

Instagram : @sourthensweett atau @andwyansyah

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • anonim2001

    itu tuh sudah jelas bgt sultan kalau kamu cinta kinan.

    Comment on chapter 2. Denial
  • anonim2001

    Ambar ganggu banget

    Comment on chapter 1. Palung mariana
  • anonim2001

    Si ambar pasti pelakornya

    Comment on chapter Awal
Similar Tags
Demi Keadilan:Azveera's quest
695      386     5     
Mystery
Kisah Vee dan Rav membawa kita ke dalam dunia yang gelap dan penuh misteri. Di SMA Garuda, mereka berdua menemukan cinta dan kebenaran yang tak terduga. Namun, di balik senyum dan kebahagiaan, bahaya mengintai, dan rahasia-rasasia tersembunyi menanti untuk terungkap. Bersama-sama, mereka harus menghadapi badai yang mengancam dan memasuki labirin yang berbahaya. Akankah Vee menemukan jawaban yang ...
Kungfu boy
2295      890     2     
Action
Kepalanya sudah pusing penglihatannya sudah kabur, keringat sudah bercampur dengan merahnya darah. Dirinya tetap bertahan, dia harus menyelamatkan Kamalia, seniornya di tempat kungfu sekaligus teman sekelasnya di sekolah. "Lemah !" Musuh sudah mulai menyoraki Lee sembari melipat tangannya di dada dengan sombong. Lee sudah sampai di sini, apabila dirinya tidak bisa bertahan maka, dirinya a...
Gi
848      482     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...
Project Pemeran Pembantu
4000      1331     0     
Humor
Project Pemeran Pembantu adalah kumpulan kisah nyata yang menimpa penulis, ntah kenapa ada saja kejadian aneh nan ajaib yang terjadi kepadanya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam kumpulan cerita ini, penulis menyadari sesuatu hal yang hilang di hidupnya, apakah itu?
Matchmaker's Scenario
793      388     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
Rewrite
6484      2180     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
My Dangerious Darling
2872      1202     2     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
ARMY or ENEMY?
10384      3231     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Palette
3937      1577     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
Zona Elegi
301      196     0     
Inspirational
Tertimpa rumor tak sedap soal pekerjaannya, Hans terpaksa berhenti mengabadikan momen-momen pernikahan dan banting setir jadi fotografer di rumah duka. Hans kemudian berjumpa dengan Ellie, gadis yang menurutnya menyebalkan dan super idealis. Janji pada sang nenek mengantar Ellie menekuni pekerjaan sebagai perias jenazah, profesi yang ditakuti banyak orang. Sama-sama bekerja di rumah duka, Hans...