Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARSELA: Perjodohan si Syar'i dan Ketua Geng Motor
MENU
About Us  

      Uap yang mengepul dari secangkir cokelat panas terhirup oleh indera penciuman Eira. Aroma manis yang menguar membuat gadis itu meneguk air liurnya. Jika saja ia tidak sedang dalam situasi ini, gadis itu mungkin akan langsung menyeruput minuman kesukaannya detik ini juga. Terlebih, cuaca dingin dengan bau petrichor sehabis hujan, itu adalah waktu yang tepat untuk merasakan nikmatnya secangkir cokelat panas.

      Namun bagaimana lagi, Eira harus menahan keinginannya. Kepalanya saja masih tetap menunduk sambil menatap minuman menggiurkan itu sejak lima belas menit lalu. Gadis itu sedang bergeming, menunggu laki-laki di depannya membuka suara.

      "Ra, lo tuh ... argh!"

      Pundak gadis itu berjengkit kecil mendengar nada kesal dari orang di hadapannya. Mulut Eira juga meringis kecil dalam wajah yang ia sembunyikan. Sepertinya telinga Eira juga harus waspada. Sebenarnya sejak tadi, ia sudah dapat menebak bahwa laki-laki di depannya meminta bertemu agar dapat memarahi Eira.

      "A-Aku bisa kok minta Papa kamu buat batalin pernikahan kita," cicit Eira dengan mulut kecilnya.

      Gadis dengan jilbab hijau sage itu mengangkat wajahnya ragu. Dengan hati-hati, ia menatap laki-laki di depannya.

      Tidak mendapat respon positif dengan usulannya, laki-laki bernama Arsel itu malah menatap balik Eira sembari menghela napas panjang. Raut wajah laki-laki itu terlihat kesal.

      Eira mengatupkan bibirnya kembali. Gadis itu juga memejamkan mata dengan erat. Dalam hati, ia merutuki dirinya sendiri karena telah mengucapkan sesuatu yang membuat Arsel semakin geram.

      "Kalo lo serius sama omongan lo, buktiin, Ra! Lo tau gue udah punya Sherena."

      Arsel menatap Eira dengan benang kerumitan di kepalanya. Di mata Arsel, gadis itu bahkan terlihat tidak peduli dengan apa yang dirasakan olehnya. Padahal jika pernikahan keduanya terjadi, itu akan menjadi hal yang banyak merugikan Arsel.

      Ditatap sedemikian rupa, Eira malah semakin bergeming. Hal itu membuat Arsel menyugar rambutnya kasar.

      "Sel, a-aku–"

      Ucapan ragu dan nada terbata yang keluar dari mulut Eira membuat Arsel mengangkat salah satu sudut bibirnya. Laki-laki itu menyeringai tajam dan menatap remeh Eira.

      "See? Lo gabisa 'kan?"

      Eira yang melihat Arsel demikian, meneguk ludahnya takut. Wajah Arsel yang ditunjukkan kali ini benar-benar membuat bulu kuduk Eira merinding. Mungkin pilihan yang tepat jika Arsel dinobatkan menjadi ketua geng motor, raut geramnya saja sudah membuat Eira tak berkutik.

      Pikiran laki-laki itu begitu runyam. Semua hal tentang pernikahan dadakannya dengan Eira direncanakan tanpa Arsel oleh Papanya. Laki-laki itu baru tahu setelah undangan pernikahannya dibagikan ke seluruh sanak saudara. Yang lebih menjengkelkan, adalah fakta bahwa Eira terkesan setuju-setuju saja dengan rencana konyol Papanya.

      "Percuma lo nolak sekarang, Ra. Undangan udah kesebar," ucap Arsel dengan nada lemah.

      Arsel menegak habis kopi hitam di cangkirnya. Dari gerak-geriknya dapat dilihat bahwa ia begitu frustasi dengan keadaan yang ia alami. Terlihat Arsel menghela napas panjang. Laki-laki itu kemudian menyandarkan tubuh atletis-nya ke sandaran kursi.

      Melihat kepala Arsel yang menengadah ke langit-langit ruangan dengan tatapan kosong, Eira menjadi merasa bersalah pada laki-laki itu. Gadis itu yakin jika situasi ini terasa berat bagi Arsel. Pun hati Eira juga sedih melihat laki-laki di depannya tampak putus asa.

      Padahal Eira rasa, jika mereka menikah, ia akan berusaha menerima Arsel apa adanya. Tentu saja karena gadis itu juga merasa berhutang budi pada Papa Arsel sehingga ia dapat menyetujui pernikahan ini. Namun tidak ia sangka jika Arsel begitu sulit menerima perjodohan orangtuanya.

      "Harusnya kalo Papa gue mau bantuin lo. Bisa 'kan Ra, dengan bayarin uang kuliah lo, sewain lo kost, atau bahkan beliin rumah buat lo."

      Mendengar penuturan lemah Arsel, Eira menundukkan wajahnya. Pupilnya bergetar mendengar ucapan yang meluncur dari mulut Arsel. Gadis itu semakin merasa bahwa ia hanyalah sebuah beban bagi keluarga Arsel.

      "Atau harusnya ... lo ga pernah dateng ke keluarga gue, Ra."

      Deg!

      Eira mulai meneteskan air matanya. Kedua tangannya mencengkeram kuat jahitan di samping gamisnya. Entah mengapa, ia jadi merasa bahwa Arsel benar-benar membenci kehadiran Eira.

      Padahal Eira juga tidak ingin demikian. Gadis itu hanya terhimpit keadaan yang mengharuskannya tinggal bersama keluarga Arsel. Jika saja Eira bisa menolak, ia masih ingin hidup di rumah kecilnya dengan sang Ayah. Tapi sayang, takdir yang sudah berjalan itu tidak mampu untuk diulang.

      "Atau ... seandainya Ayah lo ga mati, lo ga bakalan 'kan, masuk ke keluarga gue?" sambung Arsel.

      Eira semakin tidak dapat menahan diri. Ucapan Arsel semakin keterlaluan. Laki-laki itu menyakiti hati Eira dengan mengungkit kematian ayahnya. Apalagi di pendengaran Eira, kata-kata yang dilontarkan Arsel itu sedikit kejam.

      "Kamu jahat, Sel," lirih Eira dengan bibir yang bergetar.

      Arsel kembali menegakkan tubuhnya. Ia menghela napas untuk kesekian kalinya sebelum menatap secangkir cokelat panas milik Eira yang tidak lagi mengepulkan uap. Melihat gadis di depannya menunduk dalam sambil terisak pelan, Arsel mengusap wajahnya kasar.

      Lihat saja, Eira begitu sulit untuk diajak berbicara. Bagi Arsel, gadis itu hanya beban terberat untuknya.

      Selang beberapa detik Eira tidak kunjung membuat gerakan, Arsel menghirup napas dengan berat. Laki-laki itu berdiri dan merogoh sesuatu dari kantong jaket kulitnya.

      Arsel mendekatkan tubuhnya ke meja. Laki-laki itu memajukan wajahnya ke samping telinga Eira.

      "Setelah nikah nanti, gue harap lo bisa ikutin aturan gue, Ra," ucap Arsel singkat sembari menyodorkan dua lembar uang seratus ribu di meja Eira.

      Eira tidak menggubris. Gadis itu bahkan tidak menatap sedikitpun lembaran uang yang disodorkan oleh Arsel di depan wajahnya. Ia bahkan tidak peduli dengan Arsel yang telah menarik kursinya dan bangkit dari sana.

      Baru setelah ia mendengar langkah kaki Arsel yang semakin menjauh, gadis itu berani mendongak dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar.

      Eira menatap cangkir kopi kosong milik Arsel dengan isakan kecil. Mata berairnya menatap kosong ke kursi duduk Arsel dengan wajah pilu. Lontaran kata-kata kasar dari Arsel terus terngiang di kepalanya.

      "Sel, kamu jahat," ulangnya dengan suara yang bergetar.

      Selanjutnya, air mata benar-benar luruh dengan deras dari pelupuk mata Eira. Isakannya semakin keras hingga dapat membuat pengunjung lain mengalihkan atensi ke Eira. Gadis itu kemudian menyilangkan kedua tangannya ke atas meja. Ia menelungkupkan kedua tangannya dan menyembunyikan wajah merahnya disana.

      Sore itu, bahkan ketika cafe mulai ramai dengan pengunjung, hanya suara sesenggukan Eira yang terdengar begitu jelas di meja pojok jendela. Cokelat panas yang semula menggiurkan lidahnya, kini juga tidak dipedulikan oleh gadis itu. Mood-nya sudah dipatahkan oleh penuturan menyakitkan dari Arsel.


catatan kaki:

1. petrichor: bau khas setelah hujan turun.



How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Play Me Your Love Song
4653      1616     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Bumi yang Dihujani Rindu
8019      2413     3     
Romance
Sinopsis . Kiara, gadis bermata biru pemilik darah Rusia Aceh tengah dilanda bahagia. Sofyan, teman sekampusnya di University of Saskatchewan, kini menjawab rasa rindu yang selama ini diimpikannya untuk menjalin sebuah ikatan cinta. Tak ada lagi yang menghalangi keduanya. Om Thimoty, ayah Kiara, yang semula tak bisa menerima kenyataan pahit bahwa putri semata wayangnya menjelma menjadi seorang ...
Jelita's Brownies
4215      1611     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Into The Sky
498      326     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
11233      2850     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Segitiga Bermuda
6647      1822     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
Reminisensi
0      0     0     
Fan Fiction
Tentang berteman dengan rasa kecewa, mengenang kisah-kisah dimasa lampau dan merayakan patah hati bersama. Mereka, dua insan manusia yang dipertemukan semesta, namun bukan untuk bersama melainkan untuk sekedar mengenalkan berbagai rasa dalam hidup.
KEPINGAN KATA
504      322     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Hujan Paling Jujur di Matamu
8779      2009     1     
Romance
Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah. Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis...
TO DO LIST CALON MANTU
1515      688     2     
Romance
Hubungan Seno dan Diadjeng hampir diujung tanduk. Ketika Seno mengajak Diadjeng memasuki jenjang yang lebih serius, Ibu Diadjeng berusaha meminta Seno menuruti prasyarat sebagai calon mantunya. Dengan segala usaha yang Seno miliki, ia berusaha menenuhi prasyarat dari Ibu Diadjeng. Kecuali satu prasyarat yang tidak ia penuhi, melepaskan Diadjeng bersama pria lain.